Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasa Gunadi
"PT Istana Karang Laut (IKL) mendapatkan kontrak untuk menyediakan jasa Operations & Maintenance (O&M) di kilang minyak Oseil , Pulau Seram, selama dua tahun. Ini adalah kontrak O&M pertama bagi IKL. Meskipun pada awalnya kontrak ini didapat secara oportunistik sebagai kelanjutan dari kontrak Engineering, Procurement & Construction (EPC) di kilang minyak yang sama, IKL sebaiknya dapat memanfaatkan momentum ini dengan baik. Disini diperlukan komitrnen yang jelas dari Manajemen IKL untuk menentukan arah selanjutnya dari penyediaan jasa O&M ini. Bagaimana kelanjutan usaha jasa O&M setelah kontrak di kilang minyak Oseil habis, tentunya perlu diantisipasi dengan baik.
Hasil penelitian pada karya akhir ini memperlihatkan bahwa usaha jasa O&M kilang berpotensi memberikan pemasukan yang lebih stabil bagi IKL dibandingkan dengan bisnis jasa konstruksi industri migas yang telah digeluti perusahaan ini selama lebih dari 20 tahun. Meskipun begitu, usaha jasa O&M kilang minyak dihadapkan pada kenyataan sangat lambatnya pertumbuhan jumlah kilang minyak swasta. Kilang minyak tergolong pada sektor hilir industri minyak, bersama-sama dengan distribusi dan pemasaran produk. Sektor lainnya adalah sektor hulu. Yang termasuk pada sektor hulu adalah produksi dan pemrosesan awal minyak mentah yang memisahkan air dan gas dari minyak mentah. Potensi pasar jasa O&M untuk sektor hulu lebih menjanjikan dibanding sektor hilir, mengingat banyaknya cekungan minyak yang belum dieksplorasi dan diproduksi di Indonesia serta banyaknya perusahaan selain Pertamina yang memegang hak konsesi lapangan minyak. Jasa O&M pada sektor hulu ini juga layak untuk dimasuki IKL mengingat kemampuan internal yang telah dimiliki IKL berupa pembuatan alatalat proses produksi minyak dan gas dapat dimanfaatkan.
Sebagai jasa yang berada pada industri yang tergolong mature, peluang meraih keunggulan kompetitif bagi perusahaan penyedia jasa O&M kilang minyak hanyalah pada penyediaan jasa yang berkualitas dengan harga serendah mungkin. Hanya dengan cara ini perusahaan penyedia jasa O&M akan memberikan nilai lebih kepada perusahaan pemilik kilang minyak berupa net final margin yang tinggi. Agar dapat meraih keunggulan kompetitif tersebut, maka IKL sebagai penyedia jasa O&M kilang minyak, harus dapat melaksanakan pengoperasian kilang yang efisien yang selalu mencapai target produksi, melakukan praktek manajemen perawatan yang berkualitas, menjaga inventori suku cadang peralatan kilang pada tingkat yang optimal, serta pengoperasi kilang yang aman dan ramah lingkungan.
Hasil analisis pilihan strategi menunjukkan bahwa strategi yang paling cocok dan paling realistis adalah menjaga kelangsungan penyediaan jasa O&M untuk kilang minyak Oseil untuk masa kontrak paling tidak 10 tahun. Kemudian jika kemampuan keuangan IKL memadai, maka strategi yang berupa penyewaan peralatan berupa separator untuk fasilitas produksi awal migas(sektor hulu) dapat dilakukan dalam waktu yang relatif bersamaan. Jika IKL sudah memantapkan posisinya pada jasa penyewaan perlatan ini, maka langkah selanjutnya adalah memasuki bisnis jasa O&M lengkap (termasuk penyewaan peralatannya) untuk fasilitas produksi awal migas.
Kelangsungan bisnis jasa O&M industri minyak, baik pada sektor hulu maupun hilir, juga sangat ditentukan oleh kondisi nasional dan regional. Kondisi ini dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan permintaan minyak dan BBM, keseimbangan antara demand dan supply yang dipengaruhi kapasitas terpasang kilang yang sudah ada dan yang akan dibangun, kelangsungan sumber minyak mentah, serta perkembangan teknologi yang memw1gkinkan pengurangan ketergantungan industri terhadap BBM. Berdasarkan kenyataan ini maka disusun dua scenario prospek kilang minyak di Indonesia, yaitu: (1) jumlah kilang meningkat lambat (1 kilang tiap 5 tahun) sampai tahun 2030, dan (2) tidak ada pertumbuhan kilang minyak lagi dari tahun 2010. Strategi yang sesuai untuk skenario pertama adalah penyediaan jasa O&M secara penuh yang meliputi solusi proses dan penguasaan teknologi kilang terbaru dengan masa kontrak paling tidak 5 tahun. Kemudian strategi yang sesuai untuk skenario kedua adalah: menjaga kelangsungan penyediaan jasa O&M untuk kilang minyak Oseil untuk masa kontrak paling tidak 10 tahun, jasa penyewaan peralatan berupa separator untuk fasilitas produksi awal migas(sektor hulu), dan bisnis jasa O&M lengkap (termasuk penyewaan peralatannya) untuk fasilitas produksi awal migas.
Strategi yang paling direkomendasikan untuk IKL adalah strategi yang sesuai dengan scenario kedua. Selain itu IKL juga harus mulai mengantisipasi kemungkinan memasuki bisnis O&M kilang gas dan petrokimia, jika terjadi pertumbuhan kilang gas dan petrokimia swasta diluar kilang Pertamina. Kondisi ini kemungkinan besar akan terjadi mengingat LPG (produk kilang gas) dan Methanol (produk kilang petrokimia) merupakan sumber utama hidrogen yang menjadi bahan bakarfuel-cell."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sa`dan Mubarok
Jakarta : Departemen Ilmu Politik, FISIP UI, 2013
333.79 SAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Joki Eko Juswanto H.
"ABSTRAK
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang transmisi dan distribusi Gas Bumi.
Masalah utama yang dihadapi oleh PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) adalah pemberian subsidi BBM oleh pemerintah yang masih tinggi, sehingga harga jual BBM lebih rendah dari harga jual Gas Alam, dan ini berdampak pada penjualan Gas Alam. Untuk itu PT.PGN (Persero) dalam strategi pemasarannya harus betul-betul memperhatikan STP.
Penelitian ini diawali dengan menganalisis kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT dengan maksud agar diperoleh gambaran yang obyektif tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan serta ancaman dan peluang.
Dari hasil analisis SWOT diperoleh peta posisi bisnis PT Perusahaan Gas Negara (Persero) berada pada kuadran I, yang berarti Perusahaan harus melakukan Strategi Pertumbuhan. Dari hasil analisis juga diperoleh Kompetensi Inti Perusahaan adalah operasi jaringan pipa, pemasaran, dan pelayanan pelanggan. Dengan berbekal kompetensi inti ini diharapkan dapat mendukung strategi Segmentasi, Targeting, Positioning untuk subsitusi BBM."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Activities of spent catalysts were examined in hydrodesulfurization (HDS) of gas oil at 340oC under 50 kg/cm2 H2. Two types of spent commercial catalyst (NiMo/Al2O3 dan CoMo/Al2O3) were used in single and two-stage of reaction configuration to show the inhibition effect of the by-product such as H2S and NH3. Hydrogen renewal between stages was attempted to show additional inhibition effects of the by-products such as H2S and NH3. Spent NiMo/Al2O3 dan CoMo/Al2O3 catalysts showed contrasting activities in HDS. HDS over spent CoMo/Al2O3 was much improved by H2 refreshment.
The effect of two-stage hydrodesulfurization was markedly reduced over the spent NiMo/Al2O3. Spent catalysts apparently lost their activity due to the carbon deposition, which covered the active sites more preferentially."
600 JITE 1:12 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lowe, John S.
St. Paul, Minn: West Publishing, 1995
343.730 772 LOW o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moscow: Peace publisher, 1965
665.73 DEV (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pertamina, 1992
R 622.182 Per
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sommeng, Andy Noorsaman
"Terbatasnya sumber daya minyak bumi dan gas alam dan meningkatnya kebutuhan minyak bumi dan gas alam dalam negeri sebagai bahan bakar dan bahan baku industri serta masih diperlukannya minyak bumi dan gas alam sebagai devisa negaera maka pemanfaatan dan pengelolaan minyak bumi dan gas alam dilaksanakan seefektif dan seefisian mungkin. Untuk mencapai hal tersebut pemodelan industri minyak bumi dan gas alam sangat diperlukan untuk meramalkan perkembangan industri minyak bumi dan gas alam yang pada saat ini menggunakan sistem kontrak bagi hasil (production sharing contracts).

Limited oil and gas resources increased domestic oil and natural gas demand, such as gasoline and industries feedstock commodities and still oil and natural gas function as part of fund resources for national development, so that effeciently and effectively utilization and exacution oil and natural gas are needed. To get this goal, oil and natural gas industries models is very needed to forecast oil and natural gas industries development and to formulate a policy will be used on oil and natural gas industries. The policy that is used today is Production Sharing Contract (SPC)."
Jurnal Teknologi, 1998
JUTE-XII-1-Mar1998-26
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suroso Soeharto
"Kenaikan konsumsi LPG di Indonesia pada lima tahun terakhir sekitar 14% per tahun, dimana pada tahun 1997 konsumsi LPG Indonesia sebesar 700.000 ton. Konsumsi LPG tersebut terkonsentrasi di Pulau Jawa sebesar 85% dari total konsumsi LPG Indonesia. Jika tingkat kenaikan konsumsi LPG konstan sebesar 14% per tahun, diperkirakan setelah tahun 2001 jumlah konsumsi LPG di Indonesia mencapai 1,230 juta ton, dilain pihak produksi LPG dari kilang PERTAMINA tanpa penambahan kilang baru diperkirakan pada tahun 2001 sebesar 1.299 juta ton dan pada tahun 2002 hingga tahun 2010 akan berproduksi tetap sebesar 1,394 juta MT per tahun. Dengan keadaan tersebut produksi LPG dari kilang PERTAMINA tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi LPG domestik. Untuk memenuhi kekurangan LPG tersebut akan dipasok dari sumber lain.
Masalah lain yang dihadapi adalah kecilnya tangki LPG di Pulau Jawa, yang pada saat ini hanya dapat memenuhi kebutuhan selama 14 hari. Situasi diatas sangat berbeda di tahun 2000 keatas dimana tingkat konsumsi LPG domestik sudah sedemikian besar, diperkirakan hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam beberapa hari saja, ini sangat berisiko tinggi terhadap kelancaran pasokan LPG.
Berdasarkan hal tersebut diatas untuk memenuhi kelancaran permintaan LPG di Indonesia tahun 2000-2010 dikaji 4 alternatif, dari ke-4 alternatif tersebut dihitung biaya serta analisa keekonomian masing-masing alternatif. Alternatif yang terbaik adalah pemenuhan kekurangan pasokan LPG domestik adalah membuat terminal LPG Refrigerated/Pressurized di Pulau Jawa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Sondani
"Kita patut bersyukur karena termasuk menjadi bagian dari sebuah Negara yang dilimpahi kekayaan sumber daya alam, termasuk berbagai jenis sumber daya energi seperti minyak dan gas bumi (migas). Peranan migas dalam pembangunan nasional selama ini sungguh tidak diragukan lagi. Bukan saja sebagai sumber energi di dalam negeri, tetapi juga berperan menjadi sumber penerimaan Negara dan devisa, serta bahan Baku industri nasional. Hingga lima tahun terakhir ini subsektor migas menyumbang penerimaan dalam negeri sebesar rata-rata 33,55%. Namun, selama sepuluh tahun terakhir, ekspor minyak mentah Indonesia mengalami penurunan walaupun kecil yaitu rata-rata sebesar 3,8% per tahun. Produksi minyak Indonesia mengalami penurunan jauh di bawah volume yang ditargetkan dalam APBN. Untuk menanggulangi penurunan produksi minyak Indonesia, perlu dilakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi serta mengundang investor untuk menanamkan investasinya di bidang Migas. Agar investor berminat maka perlu diciptakan iklim investasi yang kondusif. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, dimana secara jelas telah diatur dalam pasal 4 bahwa minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam strategis takterbarukan yang terkandung di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai Negara. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, secara resmi kegiatan usaha minyak dan gas bumi tidak lagi berpedoman pada UU No 44 Prp Tahun 1960 tentang pertambangan minyak dan gas bumi dan UU No 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Tambang Minyak dan Gas Bumi Negara. Sesuai dengan amanah Undang-Undang Migas Nomor 22 Tahun 2001 dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002, pengawasan dan pembinaan kontrak kerja sama (KKS) atau kontrak bagi hasil yang sebelumnya dilaksanakan oleh PT Pertamina (Persero) beralih ke BP Migas. Kontrak Kerja Sama (KKS) dalam kegiatan eksplorasi dan produksi yang diperbolehkan tidak hanya sebatas bentuk Kontrak Bagi Hasil atau Production Sharing Contract, tetapi dimungkinkan juga dalam bentuk Kontrak Kerja Sama lain yang Iebih menguntungkan Negara.

We make proper grateful because including becoming the part of a State which exuberant properties of natural resources, including various resource type of energy like gas and oil (Migas). Role of Migas in national development during the time really do not in doubting of again. Not only as source of energy in Country, but also share to become the source of acceptance of State and Foreign exchange. and also industrial raw material [of] National. Till this five the last year of atonal migas subsection of acceptance in energy equal to flattening - flatten 33,55 %. But, during ten the last year, Indonesia crude oil export of degradation although small that is flattening equal to 3,8 % per year. Natural Oil Indonesia production of degradation far below Volume which targeting in APBN. To overcome degradation of Indonesia oil production, need conducting activity of exploration and also invite investor to inculcate the investment of area of migas. So that enthusiastic investor hence needing in creating investment climate which is contusive. Section 33 Invitor - Elementary Invitor 1945, where clearly arranging in section 4 that gas and oil as strategic natural resources isn't it which consist in Indonesia mining right region is properties of National which mastering State. With the of Invitor No 22 Year 2001 concerning Gas and oil, officially oil business activity and gas shall no longer at UU No. 44 Prp Year 1960 concerning mining of gas and oil and of UU No.8 Year 1971 About Company Of Mine Gas and oil Public Ownership. As according to Invitor trust - Invite Migas Number 22 Year 2001 and Regulation of Government of No. 42 Year 2002, observation and Production Sharing Contract (KKS) or previous sharing holder contract in executing by PT. Pertamina ( Persero) change over to BP Migas. Contract Work. Production Sharing Contract in activity of enabled production and explorers do not only limited to form of Production Sharing Contract, but enabled also in the form of other Production Sharing Contract which more beneficial of state."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>