Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ichsan Syahputra
"Melalui iklan biasanya wacana sosial beredar di masyarakat. Dalam memperingati hari ibu dan ayah, perusahaan EDEKA mengunggah iklan berbentuk video yang diunggah di Youtube. Akan tetapi, iklan tersebut menuai pro dan kontra karena penggambaran karakter ayah dinilai diskriminatif terkait kesetaraan gender. Hal ini menjadi latar belakang penulisan penelitian ini yang akan mengungkap seperti apa bentuk diskriminatif tersebut. Tujuan penelitian terdahulu untuk menjelaskan dan mengungkap bentuk diskriminatif kesetaraan gender pada kedua iklan Wir sagen Danke. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan kajian pustaka disertai teori oleh Roland Barthes mengenai semiotika. Teori pendukung lainnya yaitu hegemoni maskulinitas dan maskulinitas complicit. Hasil dari penelitian ini adalah kedua iklan bersifat diskriminatif dan melakukan sarkasme terhadap peran ayah di dalam pengasuhan anak. Bahwasanya, melalui kedua iklan ini masyarakat masih menganggap wacana mengurus anak adalah pekerjaan utama dari peran ibu.

It is generally thought how social discourses distributed among individuals and societies, is through advertisement. The company EDEKA uploaded advertisement on Youtube to commemorate both mother's and father`s day. However, this advertisement had brought up some pros and cons along the way, which is seen on the portrayal of the father figure quiet discriminative, looking from the perspective of gender equality. Thus, the aim of this thesis is to determine the forms of discrimination portrayed within the advertisement. This thesis also reffered to previous researches and thesis in order to mapped out the inequalities in the ad Wir sagen Danke. Semiotic theory from Roland barthes will be used to analyse the advertisement  Wir sagen Danke, another supporting theory on hegemonic masculinity and complicit masculinity would be used to support this research. Through observation on both ads  Wir sagen danke, societies in general still believe in the conservative roles of parents, whom the figure believed to be responsible in taking care and nurturing the child, is a female, thus the mother. Whereas the father does not fit the requirement, as loving and caring figure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa Hasnaghina Ulfah
"Konsep biner adalah salah satu konsep yang telah mengakar dalam tatanan sosial masyarakat. Konsep tersebut menjadi salah satu bidang yang diteliti dalam kaitannya dengan keberlangsungan sistem dominasi, hierarki, dan ketimpangan gender sebagai norma. Artikel ini ditulis untuk menguji konsep biner tersebut dalam perspektif melakukan gender dalam film berjudul 303 (2018) karya Hans Weingartner untuk menyelidiki lebih dalam konstruksi heteronormativitas dan hierarki gender pada dua pemeran utama film ini. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan upaya menggali, memahami, dan menjabarkan representasi budaya berkaitan dengan masalah yang disebutkan di atas. Analisis ini menyoroti konstruksi konsep biner dan dikotomi peran pada kedua pemeran utama dalam film yang saling terkait dalam mengkonstruksi heteronormativitas dan hierarki gender satu sama lain. Analisis ini juga menemukan bahwa film ini melihat ketidaksetaraan gender sebagai hasil dari negosiasi dan kesepakatan dalam peranan tersebut.
The gender binary has been entrenched within society for decades. This concept is primarily used to investigate and explain how domination, hierarchy, and gender inequality is sustained in a culture as norms. In this article, I analyse this concept with the doing gender perspective in a movie called 303 (2018) by Hans Weingartner to investigate the construction of heteronormativity and gender hierarchy on the main actors. Using qualitative methods, this article will explore, explain, and describe the cultural representations that related to the problems mentioned above. This analysis sheds light on the construction of the gender binary concept and the dichotomy on the main actors roles are interrelated in creating heteronormativity and their gender hierarchy. Also, the findings illustrate the construction of gender inequality this film has, as a result of negotiations and agreement on these roles."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Fatmawati
"ABSTRACT
This study aims to reveal the gender inequality between male and female in the novel entitled sold. It is the representation of Nepalese culture in social life. The data source is the novel of sold. The data in this study take the form of words, phrases, and sentences found in the sold, which contain ender inequality. Critical discourse analysis proposed by Van Dijk's theory is applied in this study. The results of this study shows that males tend to dominate over females. Male spor tray their irresponsibility to their own family. Moreover, women have limited decision powers. They are burdened by their husbands and they do not have the rights to choose due to cultural or religious factors"
Surakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, 2017
805 HSB 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Galvani
"Kesetaraan gender dapat meningkatkan partisipasi ekonomi perempuan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, terdapat ketimpangan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia, terutama dalam pendapatan. Dengan menggunakan model mikrosimulasi INDOMOD, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran kebijakan fiskal dalam mengurangi ketimpangan pendapatan gender. Data bersumber dari Susenas Maret 2019 dan studi ini fokus pada pajak penghasilan, PKH, BPNT, dan PIP. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kebijakan yang paling tepat adalah melalui PKH dan BPNT. Sedangkan pajak penghasilan untuk tingkat pendapatan atas hampir tidak berpengaruh, dan untuk tingkat pendapatan yang rendah, meskipun dapat mengurangi ketimpangan pendapatan gender, namun meningkatkan ketimpangan pendapatan secara keseluruhan.

Gender equality can increase women’s economic participation and promote economic growth. However, there is inequality between men and women in Indonesia, especially in income. Using the microsimulation INDOMOD model, this study aims to determine the role of fiscal policy in reducing gender income inequality. The data is sourced from the March 2019 Susenas and this study focus on income tax, PKH, BPNT, and PIP. The estimation results show that the most appropriate policy are through PKH and BPNT. Meanwhile, income taxes for upper income levels have almost no effect, and for lower income levels, although it can reduce gender income inequality, it will increase income inequality.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Amira Sekar Paramesti
"Representasi dan imaji perempuan dalam media hiburan kontemporer, khususnya serial TV sering kali dipengaruhi oleh adanya struktur budaya patriarki yang melekat pada masyarakat dunia. Selain sebagai objek pasif di bawah laki-laki, penggambaran perempuan sebagai korban kekerasan pun sering kali ditayangkan dalam dunia sinema. Serial “Perfume” berbahasa Jerman karya Philipp Kadelbach adalah salah satu yang menampilkan perempuan sebagai korban kekerasan secara eksplisit sekaligus pelakunya. Maka dari itu, citra kekerasan terhadap perempuan yang dipengaruhi adanya male gaze dalam serial ini akan dibahas. Dengan dasar teori representasi oleh Stuart Hall, penelitian ini menjabarkan bagaimana tubuh perempuan dan kekerasan dipertontonkan demi kenikmatan visual. Walaupun secara sekilas tokoh utama perempuan membawa pesan feminis, dominasi male gaze dalam serial TV justru mempromosikan langgengnya struktur patriarki yang mengopresi perempuan. Sadarnya masyarakat akan pengaruh male gaze terhadap representasi perempuan dapat menjadi upaya pemberantasan hierarki dan ketidaksetaraan gender.

Women’s image in the contemporary media, including TV series are often influenced by the patriarchal system that lives in the society. Apart from being depicted as passive (spectacle) to men (spectator), women are often portrayed as victims of violence in the world of cinema. “Perfume”, a german-speaking show directed by Philipp Kadelbach is one of the TV series that portrays women as the perpetrator, as well as the victim of violence explicitly. Accordingly, this study will discuss how violence against women is represented and how the male gaze becomes influential in this show. Based on the representation theory by Stuart Hall, how violence and women's bodies are displayed for the sake of visual pleasure will be discussed. At a glance, it seems like the heroines are bringing feminist values. But it appears that the male gaze in this show is promoting perpetual patriarchal system that puts women under oppression. By recognizing how the male gaze affects representation of women, the society can eventually erase gender hierarchy as well as inequalities.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
Unggah4  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Kuntjara
"Salah satu komponen dari kebijakan 'Pendidikan untuk semua' yang dilontarkan UNESCO adalah kesetaraan gender dalam pendidikan. Dalam kebijakan UNESCO tersebut dinyatakan bahwa menjelang tahun 2015, semua anak khususnya anak perempuan, memiliki akses kependidikan dasar secara cuma-cuma. Pendidikan untuk semua juga mengarah pada penghapusan kesenjangan gender dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan. Beberapa strategi harus diikuti untuk mencapai tujuan tersebut. Isu-isu yang menyentuh perempuan dan kemampuan baca tulis seringkali berhubungan dengan masalah-masalah keadilan, produksi pengetahuan, dan demokrasi. Dalam sebuah masyarakat patriarkal, laki-laki memperoleh kuasa berdasarkan kelahiran dan keistimewaan (privelege) karena dominasi atas pihak subordinat termasuk perempuan. Cara perempuan memperoleh dan memproduksipengetahuan kerap kali berbeda dengan laki-laki. Perempuan sering melihat pengetahuanmereka sebagai afektif bukan kognitif, dan sebagai perasaan bukan pikiran. Alasan pemikiran moral perempuan seringkali melibatkan pertimbangan pengalaman pribadi, kepedulian dan keterhubungan, tawar menawar atas nilai-nilai yang bersifat absolut, tanggung jawab atashak dan pikiran yang didasarkan atas konteks dan narasi, dibanding dengan pemikirankognitif yang formal dan abstrak. Kemampuan baca tulis bagi perempuan dalam masyarakat multikultural perlu memperhatikan isu-isu di atas untuk mencapai kesetaraan gender. Strategi yang tepat perlu dilakukan sehingga perempuan Indonesia yang beragam dapat mengalami proses belajar yang mengakui sifat keperempuanan dan identitas mereka."
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari Wahyuningroem
"In the midst of prolong conflict and the delay of reconciliation, Indonesian government provides a special autonomy to the Aceh people to implement Islamic laws (sharia') in the sociopolitical realms. Yet, for Aceh women the implementation of sharia' creates discriminative regulations such as enforcement to wear jilbab and curfew for them. Many recent political policies are totally disregarding Aceh women as part of the Aceh society. Various local regulations (qanun) that proposed by local government are not gender-sensitive and put forward violence in doing conflict resolution. Local autonomy brings the oppression of women's roles in the society. Historically, Aceh women have significant roles in shaping cultural identity of Aceh society. In the past, the interpretation of sharia' recognized and supported women's leadership in the society. Hence, a new approach to put back women's public roles in order to participate in reconciliation process of the Aceh society is needed."
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lestary Jakara Barany
"ABSTRACT
The globalization brings gains from trade which are not equally distributed. It generates winners and losers. It prompts economic agents to question globalization for whom In many trade literatures, the answers focus more on the impact of trade openness between developed and developing countries, capitalist and labor, and skill premium. In terms of labor market, the studies about gender stressed on the supply side. This study aims to shed light on the gender specific impact of globalization at firm and sub sectoral level. Using SI and SAKERNAS from 2011 2014, this study estimates with Generalized Least Square technique. The results indicate that the impact of globalization is greater on increasing the participation of female workers, particularly in the field of production. Meanwhile, the impact of foreign ownership in non production occupation increases more men than women. In terms of wages, imports undermine the gender wage differential, but imports in concentrated industries increase the difference. In general, the more globalized a firm or an industry, male and female workers are more equal, both in terms of work participation and wage.

ABSTRAK
Globalisasi membawa keuntungan dari perdagangan yang tidak terdistribusi secara setara, sehingga menghasilkan pihak yang menang dan kalah. Ini mendorong pelaku ekonomi untuk bertanya: globalisasi untuk siapa? Dalam banyak literatur perdagangan, pembahasan lebih berfokus pada dampak keterbukaan perdagangan antara negara maju dan berkembang, kapitalis dan pekerja, dan skill premium. Dari sisi ketenagakerjaan, penelitian tentang gender lebih menekankan pada sisi penawaran. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak globalisasi berdasarkan gender pada level perusahaan dan sub-sektoral. Dengan menggunakan data SI dan SAKERNAS tahun 2011-2014, studi ini mengestimasi dengan teknik Generalized Least Square. Hasilnya mengindikasikan bahwa dampak globalisasi lebih besar pada peningkatan partisipasi pekerja perempuan, terutama di bidang produksi. Sedangkan, dampak kepemilikan asing di bidang non-produksi meningkatkan lebih banyak pekerja laki-laki daripada perempuan. Dalam hal upah, impor mengecilkan selisih upah antar gender, tetapi impor di industri yang terkonsentrasi justru meningkatkan perbedaan tersebut. Secara umum, semakin terglobalisasi suatu perusahaan atau industri, pekerja laki-laki dan perempuan semakin setara, baik dalam hal partisipasi kerja dan upah."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Marsha Shabila
"Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan representasi perempuan dalam bidangolahraga yang masih banyak dimiliki oleh laki-laki yaitu sepak bola. Juga untuk mengetahuimakna denotasi, konotasi dan mitos dalam iklan “Iklan Piala Dunia Wanita Jerman: 'Kamibermain untuk negara yang bahkan tidak mengenal nama kami'”. Penelitian ini dilakukandengan menggunakan metode kualitatif dan analisis semiotika Roland Barthes beserta teoriperiklanan. Analisis semiotik Roland Barthes dalam hal ini diawali dengan makna denotasiyang merupakan makna sebenarnya, kemudian makna konotatif yang bermakna ganda danpada akhirnya akan menjadi mitos. Hasil yang diperoleh dari adegan-adegan terkaitrepresentasi perempuan dalam bidang olahraga mengandung beberapa konsep yaitu perempuansebagai pengurus rumah tangga, perempuan berpakaian feminim, perempuan bergantung padasuami, dan perempuan lemah dan lambat.

This study aims to interpret the representation of women in the field of sports that are stillwidely owned by men, soccer. It is also to find out the meaning of denotation, connotation andmyth in the advertisement “Germany's Women's World Cup advert: 'We play for a nation thatdoesn't even know our names'”. This research is done by using qualitative methods andsemiotic analysis by Roland Barthes along with the theory of advertisement. Roland Barthes'semiotic analysis in this case begins with the denotation meaning, which is the real meaning,then the connotative meaning, which has a double meaning and will eventually become a myth.The results obtained from scenes related to the representation of women in the field of sportscontain several concepts, namely women as housekeepers, women dressed in feminineattributes, women dependent on their husbands, and women who are weak and slow."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Ruth
"Ketidakadilan gender pada perempuan dan laki-laki sering terjadi di masyarakat. Ketidakadilan gender ini juga terjadi terhadap perempuan Papua dalam novel Isinga. Hal ini disebabkan karena budaya Papua yang menganut budaya patriarki. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terjadi dalam novel ini, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban ganda. Kelima ketidakadilan gender tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dari kelima ketidakadilan gender tersebut yang paling mendominasi adalah beban ganda dan kekerasan.

Gender inequality in women and men often occurs in community. Gender inequality also happens to women in Papua, as told in the novel Isinga. This is due to the patriarchal culture being adopted in Papuan culture. Types of gender inequality that can be found in this novel are marginalization, subordination, stereotype, violence, and double burden. All five of them are correlated with each other. The most pronounce gender inequality being double burden and violence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>