Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Kartika Sari
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26644
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisah
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kinantika Nur Dewanti
Abstrak :
Latar Belakang: Masalah anemia gizi besi pada remaja akan berpengaruh pada kondisi kesehatan dimasa yang akan datang jika tidak ditangani sedini mungkin. Anemia juga akan berpengaruh pada kualitas generasi muda yang seharusnya aktif dan berprestasi.Tujuan: Gerakan Ayo BERSERI merupakan inovasi yang diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk memaksimalkan penanganan anemia gizi besi pada remaja putri. Metode: Pelaksanaan Gerakan Ayo BERSERI menggunakan pendekatan keperawatan komunitas dengan populasi remaja usia sekolah menengah kejuruan di SMK wilayah kelurahan Jatijajar kota Depok. Besar sampel sebanyak 87 orang yang dipilih menggunakan total sampling. Hasil menunjukkan ada perbedaan yang signigikan antara pengetahuan,sikap dan tindakan (p value 0,000) sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Selain itu juga terdapat perbedaan yang bermakna antara kejadian anemia sebelum dan sesudah intervensi (p value 0,000). Gerakan Ayo BERSERI dapat meningkatkan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan berpengaruh pada kejadian anemia pada remaja putri. Simpulan: Pelaksanaan Gerakan Ayo BERSERI dapat terintegrasi dengan program PKPR di puskesmas dan PMR di sekolah sehingga remaja dapat mendapatkan pelayanan yang optimal dan berkelanjutan. ......Background: The problem of iron nutritional anemia in adolescents will affect health conditions in the future if not treated as early as possible. Anemia will also affect the quality of the younger generation who should be active and accomplished. Purpose: The Ayo BERSERI movement is an innovation that is expected to be one of the efforts to maximize the treatment of iron nutritional anemia in adolescent girls. Method: The implementation of the Ayo BERSERI Movement uses a community nursing approach with a population of vocational high school-age adolescents in SMK Jatijajar sub-district, Depok city. The sample size is 87 people selected using total sampling. Results : There was a significant difference between knowledge, attitudes and actions (p value 0.000) before and after the intervention. In addition, there was also a significant difference between the incidence of anemia before and after the intervention (p value 0.000). The Ayo BERSERI movement can improve behavior (knowledge, attitudes and actions) and affect the incidence of anemia in adolescent girls. Conclusion: The implementation of the Ayo BERSERI Movement can be integrated with the PKPR program in health centers and PMR in schools so that youth can get optimal and sustainable services.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kinantika Nur Dewanti
Abstrak :
Masalah anemia gizi besi (AGB) pada remaja putri saat ini masih tinggi. Faktanya pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri dalam pencegahan anemia masih kurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan edukasi kesehatan masih belum dilakukan secara optimal. Edukasi kesehatan adalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan sesorang. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh edukasi kesehatan interaktif dalam jaringan terhadap perilaku pencegahan anemia gizi besi pada remaja putri.Penelitian menggunakan rancangan quasi experiment dengan control group. Jumlah sampel terdiri dari 41 responden kelompok intervensi dan 41 responden kelompok kontrol. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Analisa data yang digunakan yaitu paired t test dan pooled t test. Hasil penelitian menunjukkan edukasi kesehatan interaktif dalam jaringan berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan (p= 0,000), sikap (p=0,000), dan tindakan (p=0,022) pencegahan anemia gizi besi pada remaja putri. Edukasi kesehatan interaktif dalam jaringan dapat diterapkan sebagai upaya peningkatan perilaku pencegahan anemia gizi besi pada remaja putri yang dapat diintegrasikan dalam pelayanan keperawatan di sekolah. ......The problem of anaemia iron deficiency in female adolescent is still high. In the fact, adolescent’s knowledge, attitude and practice about anaemia prevention is still lack. This showed that health education intervention was not optimal. Health education is an effort to improve knowledge, attitude and practice of adolescent about anaemia iron deficiency prevention. This study aimed to determine the effect of online interactive health education on behavior of iron deficiency anaemia prevention in female adolescent. The research was quasi experiment with two groups involving 41 female adolescent as the intervention group and 41 in control group. Instrument used a questionnaire. Data were analyzed using a unpaired and paired t-test. The results showed that online interactive health education significantly effected on knowledge (p=0,000), attitude (p=0,000), and skill (p=0,022) of anaemia iron deficiency prevention in female adolescent. The online interactive health education could be applied as an effort to enhance the anaemia iron deficiency preventive behavior of female adolescent which could be integrated in the school nursing service.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Iskandar
Abstrak :
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak ditemukandiseluruh dunia, terutama di negara berkembang yang mempunyai dampak besar terhadap kesehatan fisik, kesejahteraan sosial dan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran hubungan antara faktor internal dan eksternal keluarga terhadap kejadian anemia pada aggregat remaja putri di SMP Negeri 1 Cimalaka Kabupaten Sumedang. Faktor internal keluarga terdiri dari besar keluarga, norma keluarga, tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, tingkat penghasilan keluarga dan tingkat konsumsi zat besi. Faktor eksternal keluarga terdiri dari lingkungan sosial dan media massa. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan multistage random sampling, jumlah sampel 68 remaja putri smp. Instrumen yang digunakan adalah uji laboratorium kadar Hb dengan Sianmethemoglobin, formulir recall 2x24 jam dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kejadian anemia pada remaja putri smp dengan norma keluarga (P value=0,013), tingkat konsumsi zat besi (P value=0,035), lingkungan sosial (P value=0,047) dan media massa (P value=0,010). Sedangkan variabel yang tidak ada hubungan secara bermakna adalah besar keluarga (P value= 1,00), tingkat pendidikan ibu (P value=0,726), tingkat pengetahuan ibu (P value=0,680) dan tingkat penghasilan keluarga (P value= 0,564). Berdasarkan hasil penelitian ini dalam menangani masalah anemia pada remaja putri tidak saja berfokus pada remaja itu sendiri tetapi melalui pendekatan asuhan keperawatan keluarga dengan memperhatikan segala aspek yang ada di dalam keluarga maupun di luar keluarga.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfah
Abstrak :
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi sebaya terhadap perubahan perilaku pencegahan anemia gizi besi pada remaja putri (10-19 tahun). Metode yang dipakai quasi experiment yang terdiri dari dua kelompok 41 remaja putri sebagai kelompok intervensi dan 41 kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling yang dilanjutkan dengan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan edukasi sebaya berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan (p=O,OOO), sikap (p=O,OOO), dan keterampilan (p=O,OOO) pencegahan anemia gizi besi. Hasil uji MANCOV A menunjukkan edukasi sebaya dipengaruhi oleh lamanya menstruasi (p=O,OOO). Edukasi sebaya dapat digunakan sebagai salah satu upaya mengubah perilaku remaja putri yang bisa diintegrasikan dalam pelayanan keperawatan di sekolah ......Female adolescent is one of the aggregate who risk of having health problems. This study aimed to determine the effect of peer education on the change of behavior of iron deficiency anemia prevention in female adolescent (1 0-19 years). The research design was quasi experiment with two groups involving 41 female adolescent as the intervention group and 41 in control groups. The sampling technique used was stratified random sampling, followed by simple random sampling. The result showed that peer education significantly affects the knowledge (p=O,OOO, attitude (p=O,OOO), and skills (p=O,OOO) of iron deficiency anemia prevention. MANCOVA test showed that peer education is affected by duration of menstruation (p=O,OOO). Peer education can be used as an attempt to change the behavior of female adolescent, which could be integrated in the school nursing service.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arti Widiodari Y.
Abstrak :
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Semakin tinggi prevalensi anemia pada wanita atau ibu hamil, semakin tinggi pula prevalensi anemia pada ibu menyusui, sehingga secara tidak langsung prevalensi anemia pada bayi dan anak-anak juga ikut. Oleh karena prevalensi anemia balita (52,2%) di Jawa Barat dan prevalensi anemia ibu menyusui (52%) di Kabupaten Bogor masih cukup tinggi, maka perlu diketahui faktor-faktor yang berhuhungan dengan kejadian anemia gizi besi pada ibu menyusui bayi terutama usia 2-4 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi besi pada ibu menyusui bayi usia 2-4 bulan. Desain penelitian ini adalah krosseksional. Sampel penelitian adalah ibu yang sedang menyusui bayi usia 2-4 buian di Kabupaten Bogor. Jumlah keseluruhan sampel penelitian sebanyak 172 ibu menyusui. Analisis data menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan, persentase ibu menyusui yang mengalami anemia (kadar Hb < 12 g/dl) adalah sebesar 34,3%. Rata-rata lama pendidikan yang dimiliki ibu dan suami adalah 46 tahun atau setingkat SD. Sebagian besar (58,7%) ibu menyusui termasuk dalam kategori keluarga miskin dan hampir seluruh (93,6%) ibu menyusui berstatus sebagai ibu rumah tangga. Analisis multivariat menunjukkan bahwa pendidikan suami merupakan faktor yang paling berhubungan dengan anemia gizi besi ibu (P< 0,05). Ibu menyusui yang memiliki suami dengan lama pendidikan <9 tahun berpeluang 2,5 kali (95% CI: 1,165 - 5,392) lebih besar menderita anemia gizi besi dibanding ibu menyusui yang memiliki suami dengan lama pendidikan > 9 tahun, setelah dikontrol variabel IMT dan asupan zat besi. Penelitian ini menyarankan untuk mengadakan program pemberian suplementasi tablet besi kepada ibu menyusui seperti anjuran WHO tahun 2001. Selain itu, meningkatkan anjuran mengkonsumsi bahan makanan sumber zat besi alami, meningkatkan kegiatan penyuluhan gizi yang ditujukan kepada suami dan ibu menyusui, soda kexjasama lintas sektor instansi terkait, terutama dalam pembuatan cetakan dan penyebaran media (leaflet, poster) anemia gizi untuk ibu menyusui.
Anemia is still public health problem in the world including Indonesia. The high prevalence of anemia in pregnancy, the high prevalence of anemia in lactating mother. Un-directly, anemia prevalence in infant and children become higher too. Because of anemia prevalence of children under five years (52,2%) in West Java and anemia prevalence of lactating mother (52%) in Bogor were still high, factors related to this problems especially for lactating mother of 2- to 4 mo-old infants were needed to know. The objective of this research was estimating the prevalence of iron deficiency anemia in lactating mother of 2- to 4-mo-old infants in Bogor, years 2004, and leaming the factors related to this. Thesis design was cross-sectional. Thesis sample was lactating mother of 2- to 4-mo-old infants in Bogor. All of the samples were 172 mothers. The logistic regression was used in analysis of data. The prevalence of iron deficiency anemia (Hb < I2 g/dl) in lactating mothers of 2-to 4-mo-old infants was 34,3%. Mean of mother?s and father`s term of formal education was 4-6 years or as same as basic school. 58,7% of mother`s families were in low~income social economic. 93,6% mothers were totally wife household. Father`s education was a factor that most relate to iron deficiency anemia in lactating mother, after controlled by IMT and iron intake (P <0.05). Logistic regression analysis revealed that lactating mother who husband has short-term of formal education (< 9 years) had an odds ratio (OR) [95% confidence interval (CI)] of 2.5 [l,165-5,3921] to have iron deficiency anemia (Hb < 12 g/dl) compared with lactating mother who husband has long-term of formal education (>9 years). The suggestion of this thesis are giving supplementation program for lactating mothers, giving more nutrition education for lactating mother and her husband, and making inter relation teamwork for printing and publishing leaflet and poster of anemia for lactating mother.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21108
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library