Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asia Miscolayati Hasanah
Abstrak :
Sebagai konsekuensi global value chains GVC , nilai tukar dan volatilitasnya menjadi semakin penting dalam memengaruhi output suatu negara. Sebuah pertanyaan menarik yang kemudian mengemuka adalah mengenai perubahan hubungan nilai tukar terhadap output dalam tren GVC. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi bagaimana nilai tukar dan volatilitasnya dalam memengaruhi output, dan juga untuk mengekplorasi dampak partisipasi GVC terhadap output. Penelitian ini menggunakan data panel yang mencakup lima negara di Asia, meliputi Indonesia, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia, dengan data deret waktu tahunan periode 1990-2015. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan ekonometrika dengan System Generalized Method of Moment SYS-GMM. Hasil penelitian mengungkap bahwa, pertama, volatilitas nilai tukar memiliki hubungan negatif terhadap output. Kedua, ditemukan bahwa apresiasi nilai tukar meningkatkan output secara signifikan. Ketiga, peningkatan partisipasi GVC secara signifikan meningkatkan output. Oleh karena itu, dampak nilai tukar terhadap output sangat bergantung pada pola GVC masing-masing negara.
As a consequence of the global value chains GVC , exchange rate and its volatility becomes more important in influencing the output of a country. An interesting question that then surfaced was regarding the alteration of exchange rate relationship towards output in the GVC trend. This study aims to investigate how the exchange rate and its volatility affect output, and also explores the impact of GVC participation on output. We employed panel data which covers five countries in Asia, including Indonesia, Thailand, Japan, South Korea, and Malaysia, with annual data series through 1990 2015. The analytical method used in this study is the econometric approach with System Generalized Method of Moment SYS GMM. The result reveals that, first, the exchange rate volatility has a negative relationship to output. Second, the appreciation of exchange rate is found to increase output significantly. Third, the increase of GVC participation is significantly lead to increase output. Therefore, the impact of exchange rate on output depends very much on the GVC pattern in respective country.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Raja Ingot
Abstrak :
Semakin rendahnya biaya perdagangan antar negara menyebabkan peningkatan kegiatan perdagangan dengan skema Global Value Chains (GVC) yang memang sudah terbukti memberikan banyak manfaat bagi negara antara lain percepatan industrialisasi, transfer teknologi, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai tambah industri. Partisipasi dalam GVC terdiri dari dua komponen yakni forward participation dan backward participation dimana keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ekspor komoditi primer (karet dan CPO) negara ASEAN 6 berhubungan dengan partisipasi GVC forward dan ekspor komoditi manufaktur (elektronik dan otomotif) berhubungan dengan GVC backward serta mengeksplorasi faktor-faktor yang dapat mendorong partisipasi GVC. Studi ini menggunakan data panel dinamis dengan metode GMM dan menemukan bahwa ekspor komoditi primer berhubungan dengan GVC forward kecuali untuk produk CPO sedangkan ekspor komoditi manufaktur berhubungan dengan GVC backward. Peningkatan GDP berpengaruh negatif terhadap partisipasi GVC sehingga peningkatan produktivitas sangat diperlukan untuk mendorong partisipasi, sedangkan FDI yang masuk ke wilayah ASEAN 6 diindikasikan lebih kepada resource dan market seeking bukan network seeking. kualitas infrastuktur berhubungan positif dengan forward participation karena kualitas produk hasil sumber daya alam berpengaruh dari kualitas infrastruktur. Kualitas pembiayaan dalam negeri dan kualitas institusi perlindungan hukum atas hak kekayaan intelektual berhubungan dengan backward participation. Pemodalan juga sangat dibutuhkan oleh industri untuk mendukung kegiatan perdagangannya serta kualitas perlindungan atas hak kekayaan intelektual juga berhubungan positif dalam mendorong backward participation. ......Low trading costs between countries have led to increased trade activities using the Global Value Chains (GVC) scheme which has proven to provide many benefits for countries, including accelerated industrialization, technology transfer, employment, and increased industrial value-added. Participation in the GVC consists of two components, namely forward participation and backward participation which have different characters. This study aims to identify whether exports of primary commodities (rubber and CPO) in ASEAN 6 countries are related to forward GVC participation and export of manufactured commodities (electronics and automotive) are related to backward GVCs and lastly explore factors that can encourage GVC participation. This study uses dynamic panel data using the GMM method and finds that primary commodity exports are related to forward GVC except for CPO products while manufactured commodity exports are related to backward GVC. An increase in GDP has a negative relation to GVC participation so that increased productivity is needed to encourage participation, while FDI that enters the ASEAN 6 region is indicated more towards finding resources and markets, not searching for networks. The quality of infrastructure has a positive relationship with forward participation because it affects the quality of the natural resource products. The quality of domestic financing and institutions for protecting intellectual property rights is associated with backward participation. The national industry is also needed domestic finance to support its trading activities and the intellectual property rights protection is also positively related to encouraging backward participation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Raffandi Marzuki
Abstrak :
Studi ini memberikan dua analisis untuk mengukur determinan sektor manufaktur dalam perdagangan internasional serta menentukan posisi sektor manufaktur dalam transformasi structural dan urutan setiap negara. Pertama, penelitian ini mencoba melihat determinan ekspor sektor manufaktur dan mencoba mengurutkan partisipasi manufaktur ASEAN-6 dalam GVCs. Kedua, penelitian ini mencoba menganalisis variabel determinan partisipasi GVC melalui dua pendekatan, backward linkages dan forward linkages, serta mengestimasi posisi negara-negara ASEAN-6 saat ini pada tahapan transformasi struktural. Pada langkah pertama, penelitian ini menggunakan Variabel Least Square Dummy (LSDV) pendekatan untuk menangkap setiap partisipasi negara sekaligus dengan estimasi variabel determinan. Pada langkah kedua, penelitian ini menggunakan model random effect untuk mengestimasi variabel determinan untuk setiap backward linkages dan forward linkages antara negara-negara ASEAN-6. kami menemukan urutan tingkat partisipasi manufaktur ASEAN-6 di mana Vietnam memimpin, diikuti oleh Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Kami juga menemukan bahwa tahap transformasi struktural ASEAN-6 berada pada level manufaktur terbatas yang bergerak menuju manufaktur maju. Kami juga melakukan enam skenario berbeda untuk melihat dampak dari setiap variabel kualitas kelembagaan. Kami menemukan bahwa Pengawasan Korupsi, Penegakan Hukum, Suara dan Akuntabilitas yang lebih tinggi secara positif meningkatkan partisipasi sektor manufaktur forward linkages, sementara Efektivitas Pemerintah, Stabilitas Politik, Penegakan Hukum, Kualitas Regulasi, Suara dan Akuntabilitas secara positif merangsang partisipasi sektor manufaktur backward linkages. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara ASEAN-6 untuk memperkuat kualitas kelembagaannya terutama dari sisi efektivitas birokrasi dan penegakan hukum agar dapat bersaing dan memaksimalkan manfaat keterbukaan perdagangan internasional ......This study provides two analysis to measure the determinant of manufacturing sector on international trade, also determine the position of the manufacturing sector in the structural transformation and sequencing of each country. First, this study tried to oversee the determinant of manufacturing sector export and tried to rank the ASEAN-6 manufacturing participation on GVCs. Second, this study tried to analyze the determinant variable of GVCs participation through two approach, backward and forward linkages, and also estimate ASEAN-6 countries’ current position on structural transformation stages in. On the first step, this study used Least Square Dummy Variable (LSDV) approach to capture each country participation at once with determinant variable estimation. On the second step, this study used random effect model to estimate determinant variable for each backward and forward linkages between ASEAN-6 countries. we found the ASEAN-6’s order of manufacturing participation level where Vietnam is leading, followed by Singapore, Malaysia, Thailand, the Philippines, and Indonesia. We also found that ASEAN-6’s structural transformation stage is on the level of limited manufacturing moving towards advanced manufacturing. We also did six different scenarios in order to capture the impact of each institutional quality variable. We found that higher Control of Corruption, Rule of Law, Voice and Accountability positively increase manufacturing forward linkages, while Government Effectiveness, Political Stability, Rule of Law, Regulatory Quality, Voice and Accountability positively stimulate manufacturing backward linkages. Hence, it is important for ASEAN-6 countries to strengthen their institutional quality especially from the bureaucracy effectiveness and law enforcement in order to compete and maximize the benefit of international trade openness.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library