Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Magdalena Niken Oktovina
"Monosodium glutamat (MSG) yang dikenal sebagai bumbu penyedap masakan telah di gunakan sejak pertengahan abad yang lalu. Sekarang telah beredar dalam merek dagang bumbu penyedap masakan Timbul dugaan bahwa gejala-gejala yang disebut Chinese Restaurant Syndrome MRS) disebabkan oleh MSG. Hal ini membuat MSG diragukan keamanannya. Penelitian ini bertujuan untuk men getahui apakah MSG yang dimakan diserap oleh darah dapat dibedakan dengan asam glutamat (Glu) yang sudah terdapat dalam darah. Identifikasi glutamat dilakukan secara kromatografi krtas dengan teknik ci Usi menurun q menggunakan berbaqai campuran elun. Pemeriksaan di lakukan terhadap sampel Glu dn MSG standard dalam pelarut etanol 70%, serta sampel drah in vitro dan in vivo. Tidak ditemukan perbedaan bntuk bercak dan nilai if antara Glu dan MSG pad larutan standard, beqitu pula yang ada pada sapei darah in vitro maupun in vivo, in Menurut FR WIROSUJANTO (1984) gejala-gejala CR5 yang disebabkan oleh MSG, mirip dengan gejala-gejala hipertensi yang disebabkan oleh kadar natrium yang tinggi dalam darah. Namun dari hasil identifikasi natrium secara kroinatografi kertas, haik yang dilakukan terhadap sampel darah in vitro maupun in vivo tidak ditemukan perbedaan. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan, bahwa HSG yang masuk ke dalam tubuh dan diserap oleh darah, tidak dapat dibedakan dari Glu yang ada dalam darah. Hal ini menunjukkan, MSG diserap oleh darah dalam bentuk ion glutamat, sehingga tidak dapat dibedakan dengan ion giutamat eridogen. menurut FELKERS (1981), penyebab CRS bukan MSG melainkan defisiensi vitamin B 6 intraseluler."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cisca Lasmaria
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining kapang Aspergillus spp.
koleksi University of Indonesia Culture Collection (UICC), fermentasi dan
analisis produksi antioksidan. Hasil skrining antioksidan dari 12 biakan
Aspergillus spp. menggunakan metode fitokimia mengandung senyawa
antioksidan: flavonoid, triterpenoid, alkaloid dan glikosida. Analisis
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan BHT sebagai standart dari 12
Aspergillus spp. menunjukkan Aspergillus awamori UICC 9 memiliki nilai Rf
yang hampir sama dengan standart. Analisis DPPH (2,2 diphenil-1-pikrihidrazil)
mengkonfirmasi antioksidan Aspergillus awamori UICC 9 memiliki EC 50 sebesar
1359.5 ppm

Abstract
The aim of this research is to screen Aspergillus spp molds, that belonged
to the University of Indonesia Culture?s Collection (UICC) for antioxidant
production. The result of phytochemical analysis process of 12 Aspergillus spp.
consist of flavonoid, triterpenoid, alkaloid and glycoside. The Thin Layer
Chromatography (TLC) using BHT as standart to analyse of 12 Aspergillus spp.
show that Rf value of Aspergillus awamori UICC 9 has Rf value is same as
standard (0.16). An antioxidant activity using DPPH (2,2 diphenil-1-pikrihidrazil)
analysis confirmed that Aspergillus awamori UICC 9 has EC50 is 1359.5 ppm"
2011
T29812
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karim Susanto
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Monosodium glutamat merupakan penyedap makanan dan dipakai sebagai wahana/ pembawa vitamin A. MSG dapat menyebabkan kerusakan pada nukleus hipotalamus, khususnya pada hewan muda. Beratnya kerusakan tergantung pada dosis dan umur, makin muda makin mudah terjadi kerusakan. MSG dapat melalui plasenta, dan hat ini kemungkinan dapat menyebabkan kelainan pada neonatus yang dilahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kelainan histologik neuron hipotalamus neonatus tikus yang induknya diberi monosodium glutamat selama gestasi. 24 tikus putih betina dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing 6 ekor, dan dikawinkan. Setelah ada tanda gestasi, masing-masing diberi MSG secara intubasi esofagus. Kelompok I sebagai kontrol, kelompok II diberi MSG 2400 mg/kgBB/hari, kelompok III 4800 mg dan kelompok IV 9600 mg. Semua neonatus yang dilahirkan setelah 5 hari kemudian dimatikan. Dibuat sediaan potong 5 melalui hipotalamus secara sari, masing-masing neonatus 24 sediaan dan di warnai HE; sel neuron hipotalamus sekitar ventrikel 3 dinilai secara kualitatif.
Hasil dan kesimpulan: Pada kelompok I 34 ekor neonatus tikus dan kelompok II 31 ekor tidak ditemukan kelainan pada neuron hipotalamus. Kelompok III, 6 ekor tanpa kelainan dan 7 ekor memperlihatkan edema intraseluler. 30 ekor dari kelompok III, dan seluruhnya 34 ekor dari kelompok IV memperlihatkan edema intraseluler dan/atau inti sel neuron piknotik.
MSG yang diberikan secara intubasi esofagus dengan dosis 2400 mg/kgBB/hari pada induk tikus selama gestasi tidak menimbulkan kerusakan pada neuron hipotalamus neonatus yang dilahirkan. MSG dengan dosis 4800 mg mengakibatkan kerusakan pada neuron hipotalamus dalam derajat yang berbeda, dan dosis 9600 mg menimbulkan kerusakan neuron hipotalamus pada semua neonatus.

Scope and Method of Study: Monosodium glutamate MSG) is used as food additive and as a carrier for vitamin A fortification. It might induce lesions on the hypo-thalamic neuron, especially in infant animals, the incidence and severity varied according to the dosage and age. Young animals were more susceptible than old ones. MSG can be carried via placenta, therefore this may cause changes on newborn rats.
This study was carried out to indicate whether there are disturbances on hypothalamic neuron of newborn rats whose mothers were given MSG orally during gestation. 24 white female rats were divided into 4 groups. After gestation, MSG was given orally with intubations esophagus. The control group (group I), groups treated with 2400 mg/kgBW/day (group II), 4800 mg {group III) and 9600 mg (group IV). Five days after all the neonatus were born then killed, part of the hypothalamic were made. Serial sections were made and stained routinely with hematoxylin-eosin. Qualitative evaluation of neuronal damage of the nuclei in the hypothalamic region around the third ventricle were carried out.
Findings and Conclusions: In the control group (34 litters) and group II (31 litters) no histological abnormalities on the hypothalamic neuron were found. In group III, 6 showed no abnormalities and 7 showed intracellular edema. 30 litters of group III and all 34 of group IV showed intracellular edema and pycnotic neuronal nuclei.
MSG given orally in dosage of 2400 mg/kgBW/day to female rats during gestation produce healthy litters which showed no histological damage to neuronal cells in the hypothalamic region. However, with a dosage of 4800 mg/kgBW/day and 9600 mg/kgBW/day damage was seen at variable degrees in neuronal cells in the hypothalamic region.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyya Faza Zhafirah
"Monosodium glutamat MSG digunakan secara luas dan tanpa takaran yang terkontrol sebagai penyedap makanan Konsumsi MSG selama kehamilan pada hewan coba menyebabkan berbagai gangguan pada janin salah satunya adalah sel otak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh MSG terhadap gambaran histologis otak bagian korteks serebri pusat motorik tikus yang induknya mengonsumsi MSG selama kehamilan Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan cara mengamati dan menghitung sel saraf normal pada area M1 korteks serebri neonatus tikus yang induknya diberikan MSG per oral selama gestasi Sampel yang digunakan sebanyak 36 otak tikus yang dibagi menjadi empat kelompok kontrol MSG 1200 mg kg BB MSG 2400 mg kg BB dan MSG 4800 mg kg BB Hasil penelitian menunjukkan adanya pertambahan persentase sel sel saraf normal pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol Walaupun pertambahan ini tidak signifikan secara statistik pada kelompok MSG 1200 mg kg BB dan MSG 4800 mg kg BB uji one way Anova namun kelompok MSG 2400 mg kg BB mengalami pertambahan signifikan p.

Monosodium glutamate MSG is widely used without any regulation or controlled doses in Indonesia MSG consumption during pregnancy on rat causes many defects on fetus especially brain neurons The purpose of this study was to determine the effect of MSG on the histology of motoric center on cerebral cortex of the rats This study design was experimental by observing and counting the normal neurons on M1 area of rat neonates rsquo cerebral cortex whose mother received MSG per oral during the gestation period This study used 36 rat brains which were divided into four groups control MSG 1200 mg kg BW MSG 2400 mg kg BW and MSG 4800 mg kg BW The result showed an increased percentage of normal neurons on MSG group compared to control group This increment is not significant statiscally on group MSG 1200 mg kg BW and 4800 mg kg BW Nevertheless on group who was given MSG 2400 mg kg BW there was a significant increased of normal neuron percentage p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Riani
"Ruang lingkup dan cara penelitian :
Likopen (Lycopene) tergolong antioksidan karotenoid yang banyak ditemukan dalam buah dan sayur, terutama pada buah tomat berwarna merah. Likopen dari tomat olahan diserap lebih baik dibanding dengan likopen yang terdapat dalam tomat segar. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek hepatoprotektif likopen sebagai antioksidan pada tikus yang diracun karbontetraklorida. Penelitian dilakukan terhadap 4 kelompok tikus strain Sprague Dawley. Kelompok I adalah kelompok kontrol, kelompok II adalah kelompok yang mendapat emulsi tomat, kelompok III yang diracun dengan CCl4 dan kelompok N adalah kelompok yang mendapat emulsi tomat sebelum diracun CCl4. Pada penelitian ini tomat terlebih dahulu dibuat menjadi serbuk dengan teknik "drum drier". Sebelum diberikan pada hewan coba serbuk tomat dibuat menjadi emulsi dengan minyak. Efek hepatoprotektif emulsi tomat dinilai dengan menetapkan aktivitas enzim GPT plasma. Pada tikus kelompok III aktivitas enzim GPT lebih tinggi (190,185 U/L) daripada kelompok IV (54,596 U/L), walaupun tidak menyamai aktivitas enzim GPT plasma tikus kelompok kontrol (33,464 U/L). Glutation tereduksi (GSH) dan enzim katalase tergolong antioksidan endogen. Pemberian emulsi tomat pada kelompok tikus sebelum diracun CCla menunjukkan kadar GSH plasma sebesar 2,761 μmol/mL dan GSH jaringan hati sebesar 1,236 μmol/mL lebih tinggi secara bermakna dari kelompok yang diracun dengan CCl4 (2,280 µmol/mL dan 0,669 µmol/mL). Aktivitas katalase plasma pada kelompok tikus yang dilindungi dengan emulsi tomat sebelum diracun CCl4 menunjukkan aktivitas katalase lebih tinggi (0,323 U/mL) dibandingkan kelompok yang diracun dengan CCl4 (0,160 U/mL). Gambaran yang sama juga diperlihatkan oleh aktivitas katalase jaringan hati. Aktivitas katalase jaringan hati yang diberi perlindungan emulsi tomat lebih tinggi secara bermakna (121,328 U/g) dibandingkan yang diberi CCl4 (64,914 U/g). Pemberian emulsi tomat dapat melindungi hati terhadap kerusakan akibat radikal bebas yang disebabkan oleh pemberian CCl4."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Atya Saniah
"Glutamat adalah salah satu neurotransmitter yang memainkan peran penting dalam pembentukan dan stabilisasi sinapsis, kesadaran, memori, dan proses belajar. Kadar glutamat yang tidak normal dalam tubuh dapat mengakibatkan berbagai risiko penyakit saraf. Alat untuk mendeteksi kadar glutamat yang sudah ada saat ini memiliki beberapa kekurangan yaitu memakan waktu yang lama dan mahal. Dalam penelitian ini, dibuat sensor elektrokimia glutamat berbasis elektroda glassy carbon modifikasi nikel oksida. Biosensor ini memanfaatkan reaksi elektrokimia yang terjadi pada elektroda dengan menggunakan tiga sistem elektroda dari NiO/GCE sebagai working electrode, platinum electrode sebagai counter electrode, dan Ag/AgCl sebagai reference electrode. Nikel oksida dibuat dengan menggunakan metode sol-gel. Pengujian terhadap material nikel oksida yang dibuat diuji dengan karakterisasi SEM, FTIR, dan XRD. Performa dari biosensor berbasis nikel oksida diuji dalam larutan NaOH 0,1 M. Performa dari biosensor ini akan diukur dengan metode cyclic voltammetry (CV) untuk mengukur sensitivitas biosensor yang dikembangkan. Pada hasil pengukuran dengan CV diketahui bahwa limit deteksi dan sensitivitas pada biosensor ini masing-masing sebesar 0,641 mM dan 1,498 μAmM-1cm-2. Dengan demikian, sensor elektrokimia dengan modifikasi nikel oksida ini bisa terus dikembangkan untuk biosensor glutamat tanpa enzim yang menjanjikan.

Glutamate is one of the neurotransmitters that play an essential role in forming and stabilizing synapses, awareness, memory, and learning processes. Abnormal levels of glutamate in the body can lead to various risks of neurological diseases. The existing tools for detecting glutamate levels have several drawbacks. They are time-consuming and expensive. In this research, an electrochemical glutamate sensor based on nickel oxide modified glassy carbon electrode was made. This biosensor utilizes the electrochemical reactions at the electrodes using the three-electrode system of NiO/GCE as working electrode, platinum electrode as counter electrode, and Ag/AgCl as reference electrode. Nickel oxide is made using the sol-gel method. Nickel oxide was tested with SEM, FTIR, and XRD characterization. The performance of the sensor was tested in 0.1 M NaOH solution. The performance of this biosensor will be measured by the cyclic voltammetry (CV) method to measure the sensitivity of the developed biosensor. Based on the CV measurement, it is known that the detection limit and sensitivity of this biosensor are 0.641 mM and 1.498 μAmM-1cm-2, respectively. Thus, this electrochemical glutamate sensor based on nickel oxide can continue to be developed for promising enzyme-free glutamate biosensors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erwin Adinata
"Senyawa analog UK-3A : 3-hidroksipikolinil dioktil glutamat (EA-1) dan 2-hidroksinikotinil dioktil glutamat (EA-2) telah disintesis. Sintesis senyawa analog tersebut dilakukan melalui dua tahap reaksi, tahap esterifikasi yaitu dengan mereaksikan asam L-glutamat dengan n-oktanol dengan katalis pTsOH menghasilkan senyawa dioktil glutamat dan dilanjutkan ke tahap amidasi yaitu dengan mereaksikan dioktil glutamat dengan asam 3-hidroksipikolinat dan asam 2-hidroksinikotinat menghasilkan senyawa 3-hidroksipikolinil dioktil glutamat (EA-1) dan 2-hidroksinikotinil dioktil glutamat (EA-2). Pada tahap amidasi, DCC digunakan sebagai aktivator dan DMAP digunakan sebagai katalisator. Elusidasi struktur senyawa analog UK-3A dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR dan spektrometer NMR. Uji sitotoksik terhadap sel murine leukemia P.388 menunjukkan aktivitas yang positif dengan IC50 adalah 9,80 μg/mL untuk senyawa EA-1 dan 5,75 μg/mL untuk senyawa EA-2."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T40081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nawangsari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data pengaruh penghentian pajanan monosodium glutamat terhadap gambaran histologis tubuli seminiferi testis pada tikus putih (Rattus norvegicus) dewasa. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo prospektif, menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) dewasa strain Sprague Dawley yang diberi msg dosis 4 g/kgBB dan 6 g/kgBB tiap hari selama 30 hari. Msg diberikan dengan dosis 4 g/kgBB dan 6 g/kgBB yang dilarutkan dalam aquades, masing-masing pada satu kelompok besar. Selain itu digunakan sekelompok besar tikus sebagai kelompok perlakuan yang hanya diberikan aquades. Perlakuan dilakukan dengan pemberian menggunakan sonde 1,5 ml aquades atau aquades 1,5 ml yang merupakan larutan msg sesuai dosis. Sehari, 14 hari dan 28 hari pasca penghentian pajanan, tikus disakrifikasi dan dilakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan pada tubuli seminiferi testis, yaitu pada diameter tubuli seminiferi, jumlah spermatogonia, jumlah spermatosit dan jumlah spermatid. Penelitian ini menyimpulkan adanya perubahan (regenerasi) pada tubuli seminiferi, meskipun belum sampai pada keadaan seperti kontrol perlakuan. Data ini diharapkan dapat memberi informasi dan membuka kesempatan penelitian lanjut yang terkait dengan mekanisme regenerasi pasca kerusakan oleh monosodium glutamat.

ABSTRACT
The aim of this study was to analize histological appearance of testis after termination of msg exposure. Msg was given 4 g/kg BW and 6 g/kg BW soved ini aquadest. Each those treatment was given in two group of rats. This study also used a group of treatment control rat. The treatment was done by giving with sonde 1,5 ml aquadest or 1,5 ml aquadest with msg according the doses. The testis were isolated one day, 14 days and 28 days after termination of msg exposure; the rat were sacrificed and were examined the histological appearances of the testis. Spesificaly, the examination was done to tubuli seminiferi diameter, the amount of the spermatogonia, spermatocyts and spermatids. This study concluded that there was changed (regeneration) of the tubuli seminiferi, although not yet reach the situation in the control groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>