Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sepriyanto
Abstrak :
Implementasi teknologi pada kegiatan operasional perusahaan adalah sebuah keniscayaan, jika perusahaan ingin tetap exist dan bergerak maju seiring dengan kebutuhan zaman. Termasuk dalam kegiatan operasional penambangan batubara yang ada di PT. ABC, saat ini berusaha untuk mengimplementasikan teknologi sebagai tools untuk kendali bahaya yang muncul. Salah satunya adalah penggunaan DMS (Driving Monitoring System) yang bertujuan untuk melakukan pengawasan langsung terhadap prilaku pengopersian unit/kendaraan (aktifitas operator di dalam kabin dan kondisi di luar kabin) untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh un safe act dari operator saat mengoperasikan unit. Dalam tahap awal, implementasi DMS diterapkan batu hanya pada kegiatan hauling coal, karena selain tingkat incident pada kegiatan pengoperasian unit di lokasi ini cukup tinggi, lokasi ini juga dari segi infrastruktur lebih menudukung, yaitu berupa keberadaan jaringan cellular sebagai salah satu elemn untuk dapat menjalankan DMS secara ideal dan maksimal. Fokus kendali DMS pada tiga Tindakan Tidak Aman yang diketahui sebagai penyebab terbesar kecelakaan pada kegiatan pengoperasian unit di jalan hauling, yaitu: 1. Prilaku berkendara operator (distraction, smoking, phoning, coalision), 2. Fatigue (yawning, head down, closed eyes), 3. Kecepatan Berkendara.Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan beberapa variable yang berpengaruh terhadap tindakan tidak aman oprator saat saat berkendara dalam hubungan dengan implementasi system DMS, yaitu: Intervensi Speeding dengan nilai α sebesar 0.047dan Intervensi Collision dengan nilai α sebesar 0.036. sedangkan intervensi fatigue, intervensi distraction tidak berpengaruh terhadap TTA operator, Untuk Laporan post event tidak ada satupun variable yang berpengaruh terhadap munculnya TTA operator saat mengoperasikan unit coal hauler di jalan hauling PT. ABC ......The implementation of technology in the company's operational activities is a necessity, if the company wants to continue to exist and move forward in line with the needs of the times. Included in the operational activities of coal mining at PT Beraucoal, currently trying to implement technology as a tool to control emerging hazards. One of them is the use of DMS (Driving Monitoring System) which aims to carry out direct supervision of the operating behavior of the unit/vehicle (operator activities inside the cabin and conditions outside the cabin) to prevent accidents caused by unsafe acts from the operator when operating the unit. In the early stages, the implementation of DMS was applied only to hauling coal activities, because in addition to the high incident rate in unit operating activities at this location, this location is also more supportive in terms of infrastructure, namely the presence of a cellular network as one of the elements to be able to run DMS. ideally and optimally. DMS control focuses on three Unsafe Actions which are known to be the biggest causes of accidents in unit operating activities on hauling roads, namely: 1. Operator's driving behavior (distraction, smoking, phoning, collision), 2. Fatigue (yawning, head down, closed eyes) ), 3. Driving Speed.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Frans Andreas
Abstrak :
Operator hauling adalah salah satu pekerjaan yang berisiko tinggi untuk mengalami kelelahan kerja fatigue yang disebabkan karena jam kerja yang panjang, shift kerja, irama sirkadian dan sleep hyegene, dan berbagai faktor lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan fatigue pada operator hauling. Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuisioner Industrial Fatigue Research Committee IFRC diantara 72 responden laki-laki yang bekerja sebagai operator hauling. Istirahat kerja yang tidak memadai memiliki korelasi yang signifikan dengan keluhan kelelahan OR = 7,429, p = 0,031 dibandingkan dengan faktor risiko lainnya. Selain itu, 75 dari operator hauling mengalami kelelahan ringan, dan hanya 25 dari operator mengalami kelelahan sedang. Kesimpulannya, istirahat kerja yang tidak memadai merupakan faktor utama kelelahan pada operator hauling di PT Harmoni Panca Utama Indonesia. ...... Hauling operator is one of the high risk occupations in experiencing fatigue caused by the long working hours, shift work, circadian rhythms, sleep hygiene, and the other factors. The objective of this study was to determine the factors associated with complaints of fatigue on the hauling operator. A cross sectional study was conducted using questionnaires Industrial Fatigue Research Committee IFRC among 72 male respondents who worked as a hauling operator. Inadequate rest of work has a significant correlation with fatigue complaint OR 7.429, p 0.031 compared to other risk factors. In addition, 75 of hauling operators were experiencing mild fatigue, and only 25 of the operators were experiencing medium fatigue. In conclusion, inadequate rest of work were the main factors of fatigue on the hauling operator at PT Harmoni Panca Utama Indonesia.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhandi Mulia
Abstrak :
Berdasarkan hasil kajian literatur, aktivitas hauling, loading, dan dumping merupakan aktivitas berisiko tinggi di pertambangan (Kecojevic dan Radomsky, 2004; MSHA, 2018). Pada tahun 2015 sampai 2018, di PT. XYZ telah terjadi beberapa kecelakaan pada aktivitas tersebut, sehingga menyebabkan fataliti. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian risiko mendalam terkait tiga kegiatan tersebut di PT. XYZ. Kajian risiko dilakukan dengan metode failure modes and effects analysis (FMEA). Ditemukan 71 mode kegagalan potensial di PT. XYZ, terdiri dari 7 temuan tahap persiapan, 18 temuan proses pemuatan, 35 temuan proses pengangkutan, dan 11 temuan proses pembongkaran. Dari 71 mode kegagalan, 25% mode kegagalannya memiliki tingkat risiko sangat tinggi, seperti kerusakan ban dumptruck akibat batu tajam, kegagalan fungsi rem, ban bocor saat berjalan, unit loader menabrak batu besar ketika manuver, unit loader terkena pentalan batu dan mengenai kabin ketika pengisian, ban unit loader mengalami sayatan besar akibat ceceran batu tajam, unit dumptruck terperosok di permukaan labil, kendaraan ringan terjatuh saat berjalan di tebing. Oleh karena itu, perlu dilakuan peningkatan perawatan pada unit alat berat, lingkungan kerja aman, dan peningkatan kompetensi operator.
Loading, hauling, and dumping activities are high risk acitivities in mining, based on the literatur review (Kecojevic dan Radomsky, 2004; MSHA, 2018). During the period of 2015 to 2018, there were several accidents related to loading, hauling, and dumping activities that causing fatalities at PT. XYZ. Therefore, detail risk assessment need to be performed of these three activities at PT. XYZ. The failure modes and effects analysis (FMEA) method was used in this study. 71 potential failure modes were identified, consist of 7 failure modes at preparation step, 18 failure modes at loading process, 35 failure modes at the hauling process, and 11 failure modes at the dumping process. About 25% of the 71 potential failure modes were very high risk level. They were dumptruck tire failure due to scattered sharp stones, brake failure while operating dumptruck, tire damage while operating, loader unit crahsed with big stones while maneuvering, loader cabin hit by hanging stones while loading, scratched tire of the loader unit due to scattered sharp stones, the dumptruck caught in the labile surface, and light vehicle fell down from benches. As recommendation, it is important to strengthen maintenance of heavy equipment, improve safe environment, and increase operator competence.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Az Zahra Amalia Putri
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis faktor kegagalan yang terjadi terhadap insiden di jalur hauling PT. X, dimana insiden di jalur hauling merupakan insiden berulang dengan persentase tertinggi selama dua tahun terakhir. Fokus penelitian merupakan analisis dari faktor individu ke organisasi, yaitu kondisi laten dan kegagalan aktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan Human Factor Analysis Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) dengan teknik telaah dokumen dan wawacara sebagai pengumpulan data. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kondisi laten lebih banyak ditemukan, khususnya organizational influence dan unsafe leadership yang berinteraksi dengan kegagalan aktif, dimana skill based error paling banyak ditemukan dalam penelitian. Interaksi dari kedua faktor kegagalan tersebut meningkatkan risiko terjadinya insiden di jalur hauling. ......This study analyzes the factors contributing to incidents on the hauling route of PT.X, where incidents on the hauling route have been recurring with the highest percentage over the past two years. The research focuses on analyzing factors from individual to organizational levels, specifically latent conditions and active failures. The methodology employed in this study is based on the Human Factor Analysis Classification System in Mining Industry (HFACS-MI), utilizing document review and interviews as data collection techniques. The research findings reveal a predominance of latent conditions, particularly organizational influences and unsafe leadership, interacting with active failures, where skill-based errors are most frequently identified. The interaction of these two failure factors increases the risk of incidents on the hauling route.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Heri Prastian
Abstrak :
Ada berbagai pilihan alat angkut material batubara disesuaikan dengan target produksi, kondisi kerja dan pertimbangan biaya produksi. Banyak pertimbangan bagi perusahaan kontraktor batubara yang fokus pekerjaannya adalah pengangkutan batubara. Pilihan alat angkut batubara khususnya dari stockpile crusher menuju ke port adalah menggunakan dump truck. Tipe dump truck yang dapat digunakan adalah Rigid Dump Truck, Single Trailer Truck, dan Double Trailer Truck. Dalam penelitian kegiatan praktek keinsinyuran ini berfokus untuk membandingkan antara Rigid Dump Truck dan Single Trailer Truck untuk aplikasi pengangkutan batubara dilihat dari aspek Keselamatan, Produktivitas, Dan Efisiensi Biaya. ......There are various choices of coal material conveyance that are adjusted to production targets, working conditions and production cost considerations. There are many considerations for coal contractor companies whose work focus is coal transportation. The choice of means of transporting coal, especially from the stockpile crusher to the port, is to use a dump truck. The types of dump trucks that can be used are Rigid Dump Trucks, Single Trailer Trucks, and Double Trailer Trucks. In this engineering practice research activity focuses on comparing Rigid Dump Trucks and Single Trailer Trucks for coal hauling applications from the aspects of Safety, Productivity and Cost Efficiency.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library