Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lily Sudhartio
"ABSTRAK
Triple helix merupakan konsep yang kokoh menggambarkan interaksi Universitas-Industri dan Pemerintah dalam penciptaan pengetahuan. Konsep dasar ini berkembang seirama dengan tuntunan jaman dan peran stakeholder lainnya, sehingga berkembang menjadi model Quadruple Helix dan Quintruple Helix sebagai konsep dasar dengan melihat apakah konsep ini bisa berjalan di UMKM atau di perusahaan besar, dimana pembahasannya diukur dengan pendekatan institutional based view."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 43 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulianti Syahruriza
"Tesis ini memahami pembentukan dan pengembangan kelembagaan konsorsium riset serta pola hubungan antar lembaga yang terlibat didalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelembagaan konsorsium pesawat N219 belum memiliki aspek doktrin, namun aspek struktur internal, kepemimpinan, program kerja, dan sumber daya yang dimiliki oleh konsorsium tersebut berkembang dengan baik. Sinergi antara akademisi, bisnis dan pemerintah (ABG) belum optimal karena masih terdapat batas-batas antar lembaga seperti perbedaan sudut pandang dalam pengelolaan keuangan antar institusi dan ketidaksesuaian sistem dan aturan pembayaran upah antara pemerintah dengan industri. Kerja sama riset antar akademisi, bisnis dan pemerintah akan berjalan lebih efektif jika akademisi dan bisnis lebih aktif dalam berbagai program penelitian yang didesain oleh pemerintah disertai dengan kepastian dukungan kebijakan dan anggaran dari pemerintah.

This thesis understands the formation and development of consortium institutional research as well as the patterns of relationships between institutions involve in it. This research is using a qualitative approach with descriptive data analysis. The result of analysis shows that institutional consortium of N219 aircraft does not have the aspect of doctrine, however the aspect of internal structure leadership, work programs and resources owned by a consortium of the research are welldeveloped. The synergy between the academics, the business and the government (ABG) is not optimal due to the boundaries between the institutions such as the difference in point of view in the financial management among the institutions and the difference of payment system and rule between government and industry. The research partnership among academic, business and government shal be effective if academic and business are more active participating in research programmes followed by the certainty of the government supports in policies and budget."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Lestari
"Hilirisasi Industri merupakan langkah maju agar hasil penelitian dan pengembangan dapat termanfaatkan oleh industri dan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan koordinasi dan kolaborasi seluruh stakeholder yang terlibat yaitu akademisi, bisnis dan pemerintah. Tesis ini berkontribusi dalam memahami bagaimana collaborative governance dapat mendorong hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan di Kemenristekdikti dan untuk memahami bagaimana pola kolaborasi antar stakeholder dalam upaya mendorong hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan dengan berdasarkan konsep collaborative govarnance. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan post positivism, serta pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan kolaborasi antara stakeholder dapat mendorong hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan di Kemenristekdikti. Pola kerjasama dalam melakukan penelitian dan pengembangan, peneliti/perekayasa harus memperhatikan kebutuhan masyarakat dan pasar bukan hanya kebutuhan bidang keilmuannya saja, karena dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat maka produk inovasi yang dihasilkan akan disambut dengan baik oleh industri.

Commercialization is a step forward for the product of research and development can be utilized by industry and society. To achieve this, coordination and collaboration were needed of all stakeholders involved which are academia, business and government. This thesis contributes to understanding how collaborative governance can encorage the commercialization of research and development outcomes at Kemenristekdikti and to understand how the pattern of collaboration among stakeholders in an effort to encourage comercialization of research and development products based on the concept of collaborative governance. This study used a qualitative research method, approach with post positivism, data collection using in depth interview.
The results of the analysis show that collaboration between stakeholders can encourage commercialization of research and development products in Kemenristekdikti. The pattern of cooperation in conducting research and development, researchers engineers not only looking toward the needs of the field of science alone but also the needs of society and the market, because taking into account the needs of the community then the product innovation produced will be approved by the industry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2017
T47862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Kurnia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29008
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Edrida
"ABSTRAK
Penelitian ini mengeksplorasi tentang pengembangan ekonomi kreatif berbasis pemberdayaan masyarakat pengrajin tenun komunitas Kaine rsquo;e. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui fungsi kelembagaan Komunitas Kaine rsquo;e dalam mengembangkan hasil kerajinan tenun ikat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan upaya pengembangan ekonomi kreatif berbasis pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan program dengan melibatkan kolaborasi Quadruple Helix yakni sinergi empat aktor yakni pemerintah, swasta, akademisi dan komunitas. Metode Penelitian yang dilakukan melalui wawancara mendalam, pengamatan dan dokumentasi. Tempat penelitian berada di Desa Teun Bain, Kabupaten Kupang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengrajin tenun komunitas Kaine rsquo;e mendapatkan dukungannya berupa pelatihan dan pembinaan dari Pemerintah daerah yaitu melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan, YSKK, Pelatihan dan Pembinaan serta keikutsertaan dalam pameran, pengusulan hak paten, dan peningkatan kecintaan masyarakat terhadap hasil kerajinan di daerahnya. Hambatan yang dihadapi pengrajin tenun adalah keterbatasan bahan baku, permodalan dan pemasaran. Hubungan kerjasama Komunitas Kaine rsquo;e dengan YSKK melalui bantuan pemasaran tenun dan manajemen organisasi, sedangkan hubungan komunitas Kaine rsquo;e dengan academia yaitu dengan mendapatkan pengetahuan tentang kualitas tenun, sedangkan dengan komunitas tenun lainnya yakni tergabung dalam gerakan MAMPU Majukan Perempuan Miskin . Selanjutnya peserta pelatihan juga telah memperoleh alternatif sumber pendapatan baru dari produk yang dihasilkan dalam pelatihan jika dilihat dari segi potensi pendapatan potential income.

ABSTRACT
This research explores the development of creative economy based on community empowerment. Besides, this study also aims at determineing the social networking community of Kaine 39 e in developing handicraft weaving. This study uses qualitative data conducted by the efforts of creative economic development based on community empowerment through training and collaborative program involving the Quadruple Helix synergy of four actors namely the government, private sector, academia and the community. This research uses in depth interviews, observation and documentation. The location of research is in the village of Teun Baun, Kupang. The results shows that the weaving community Kaine 39 e get the support in the form of training and development from local government through the Department of Trade and Industry, YSKK, Training and Development as well as the participation in the exhibition, proposing patents, and increased love of society for handicrafts in the region. Barriers faced weaving is that it has limited raw materials, capital and marketing. Community cooperation relationship with YSKK Kaine rsquo e weaving through marketing assistance and organizational management, community relations while Kaine rsquo e with academia is to gain knowledge about the quality of weaving, whereas the other weaving communities that are members of the movement ABLE Advance Poor Women . Furthermore, trainees also have obtained alternative sources of new revenue from products produced in training when viewed in terms of revenue potential potential income ."
2017
T46848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randhy Satrio
"Penelitian ini membahas tentang peran yang dimiliki oleh tiap aktor dalam konsep triple-helix di Cimahi Technopark. Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 merupakan sebuah kesempatan untuk Indonesia meningkatkan perekomiannya. Hal ini dapat dicapai dengan penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), karena sektor ini di rasa merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Namun, pada kenyataannya sektor ini mengalami sejumlah hambatan dalam pengembangannya. Akibat dari berbagai hambatan tersebut maka pemerintah membuat kebijakan untuk membangun 100 science techno park (STP) di seluruh Indonesia. Kota Cimahi merupakan salah satu wilayah yang ditunjuk pemerintah untuk membangun STP tersebut melalui Cimahi Technopark. STP sendiri terbentuk dengan konsep triple-helix yang didalamnya menekankan adanya kolaborasi di antara akademis, bisnis, dan pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran dari tiap aktor yang ada dalam konsep triple-helix di Cimahi Technopark. Teori yang digunakan adalah konsep triple-helix, dan teori peran pemerintah terhadap UMKM. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dengan melakukan wawancara mendalam, serta studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa peran dari tiap aktor dalam konsep triple-helix di Cimahi Technopark sudah dijalankan dengan cukup baik. Hal ini dapat di lihat dari akademisi sebagai aktor pertama telah berhasil memenuhi 3 dari 4 indikator yang di ada, sedangkan aktor kedua yaitu bisnis berhasil memenuhi 5 dari 6 indikator, dan untuk aktor yang terakhir yaitu pemerintah berhasil memenuhi 4 dari 5 indikator. Di sisi lain, untuk interaksi antar aktor triple-helix yang ada dapat di lihat dari adanya joint-program antar aktor, pengambilan peran oleh aktor lainnya dalam upaya pembentukan komunitas kreatif, serta kerjasama antar aktor akademis dan pencipta teknologi untuk ditinjau secara ekonomis.

This research discusses the role that each actor has in the triple-helix concept in Cimahi Technopark. The implementation of the ASEAN Economic Community (AEC) in 2015 is an opportunity for Indonesia to improve on its economy. This can be achieved by strengthening the small medium enterprise (SME) sector, as this sector is considered as the backbone of economy in Indonesia. However, in reality this sector is experiencing a number of obstacles on its development. As a result of these various obstacles, the government made a policy to build 100 science techno park (STP) throughout Indonesia. Cimahi City is one of the areas appointed by the government to build the STP through Cimahi Technopark. STP itself is formed with the concept of triple-helix in which it emphasizes the existence of collaboration among academic, business, and government. The purpose of this research was to analyze the role that each actor had in the triple-helix concept at Cimahi Technopark. The theories which are used for analyzing this research are triple-helix concept and government roles for SMEs. The approach used in this research is post-positivist paradigm by conducting in-depth interviews, as well as documentation studies. The result of this research is that the role of each actor in the triple-helix concept in Cimahi Technopark has been going well enough. This can be undestrood from the academics as the first actors have succeeded in fulfilling 3 of the 4 existing indicators, while the second actor which is the business managed to meet 5 of 6 indicators, and for the last actor the government managed to meet 4 of 5 indicators. On the other hand, for interaction between existing actors of triple-helix can be seen from the existence of joint-program between actors, role-taking by other actors in the effort of forming creative community, and cooperation between academic actor and technology creator to be reviewed economically."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ali Ramdhani
"ABSTRAK
Peningkatan teknologi, khususnya pada bidang teknologi informasi memberikan dampak
yang signifikan terhadap perubahan tata kehidupan dunia. Dimensi kreativitas dan inovasi
memainkan penting dalam meningkatkan kapasitas ekonomi suatu negara. Quad Helix
merupakan sistem kolaborasi yang memberikan dorongan pada tumbuhnya industri kreatif
dan inovatif . Tujuan penulisan ini adalah membahas tentang implementasi Quad Helix yang
dibingkai dalam konsep sismennas sebagai upaya peningkatan daya saing bangsa."
Jakarta : Biro Humas Settama Lemhannas RI , 2019
321 JKLHN 39 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Emy Trisniawaty
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada sistem inovasi nasional yang merupakan interrelasi dan interdependensi dari beberapa elemen, yaitu pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan fasilitator, universitas sebagai pusat akademik dan penelitian, dan industri perputaran bisnis dari penerapan inovasi atau hasil pengembangan dan penelitian, serta elemen pendukung lainnya, yaitu penyandang dana. Elemen-elemen ini merupakan unsur penting yang harus bersinergi, artinya memiliki hubungan yang kuat dalam membentuk jaringan kerja sehingga dimungkinkannya peningkatan dan pengembangan inovasi sehingga dapat mengurangi hambatan dalam melakukan terobosan-terobosan baru dari hasil inovasi yang dilakukan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.
Obyek penelitian ini merupakan informan yang representatif yaitu Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Institut Pertanian Bogor, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan analisis dilakukan dengan merujuk pada pendapat para informan dan konsep sistem inovasi nasional serta konsep model triple helix.
Dari analisis terhadap hasil wawancara, disimpulkan bahwa Kemampuan menghasilkan invensi dan inovasi di Indonesia sangat rendah, di antaranya karena kurangnya jumlah peneliti yang handal, sangat terbatasnya dana riset untuk kegiatan penelitian dan pengembangan, dan tidak sinerginya kinerja lembaga-lembaga yang terkait, yaitu pemerintah, universitas, dan industri serta lembaga-lembaga penyandang dana penelitian. Oleh karena itu, tesis ini menganalisis sistem inovasi nasional di Indonesia dengan menggunakan model triple helix (studi kasus Kementerian Negara Riset dan Teknologi - Institut Pertanian Bogor - PT Indofood Sukses Makmur Tbk), sebagai bentuk interaksi antara Akademik - Bisnis - Government (pemerintah) (ABG) dalam konteks sistem inovasi nasional guna memacu inovasi industri.

ABSTRACT
The focus of this study is Innovation system which describes the interrelation and interdependent from many compound such as government as policy makers and facilitator, university as academic center and research, and industry as business circle which apply innovation or research results from R&D institute. Another element is economic domain (funding). These elements are important compound which must have good relation and create networks. So, the enhancement and development of innovation from research result can be built and the obstacle in making new breakthrough from innovation can be decreased.
The objects of this study are informants who have responsibility in their fields, such as Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Institut Pertanian Bogor, and PT Indofood Sukses Makmur Tbk. This research is qualitative descriptive. The data was collected by means of deep interview, and analysis was done by refer to opinion from informants, the concept of national innovation system, and the concept of triple helix model.
The following are the research results: the ability top produce invention and innovation in Indonesia is very low, mostly because, amongst other things, the lack of reliable researcher, very the limited research fund to carry out R&D, and there is very limited interaction between related institutions, namely government, university, industry, and funding institutions. Therefore, this study will examine the national innovation system in Indonesia with the triple helix model (case study among Kementerian Negara Riset dan Teknologi - Institut Pertanian Bogor - PT Indofood Sukses Makmur Tbk) as three-party partnership performances among Academic - Business - Government (ABG) in national innovation system to develop innovation of industry.
"
2007
T20802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihtiar Nur
"Skripsi ini menguji coba penerapan video streaming dengan menggunakan aplikasi VideoLAN Client (VLC) dan Helix Streaming Server pada jaringan testbed. Konfigurasi topologi jaringan yang diterapkan adalah jaringan Ipv6, jaringan IPv4, jaringan menggunakan metode tunneling 6to4. Jaringan lokal yang digunakan menggunakan perangkat dua buah mobile computer, router cisco 3800 dan 3700 series, dan sebuah layer 2 switch. Parameter ukur yang diamati dibatasi pada variabel yang mempengaruhi kualitas video streaming seperti bit rate dan frame rate.
Uji coba VLC dilakukan dengan melakukan streaming file berformat .mpg dan .mp4 yang masing-masing berdurasi 60 detik. Streaming dilakukan 10 kali untuk masing-masing file pada tiap konfigurasi jaringan. Dari hasil uji coba didapatkan bahwa terjadi penurunan bit rate pada sisi client jika dibandingkan dengan bit rate asli pada server. Penurunan bit rate di mana VLC berperan sebagai server adalah sebagai berikut: jaringan IPv4 (11.5%), jaringan IPv6 (9.98%), dan jaringan tunneling 6to4 (11.43%). Sementara frame rate file asli dan hasil streaming tidak mingindikasikan adanya penurunan di mana aslinya memiliki frame rate 29.97 fps dan hasil streaming rata-rata memiliki frame rate 30 fps.
Sementara streaming dengan menggunakan Helix Streaming Server dan Real Player pada client dengan file-file berformat .mp4 dan .rm yang divariasikan besar bit rate dan frame rate-nya. Hasilnya adalah tetap terjadi penurunan bit rate sebesar untuk file .rm (0.29 %) untuk tiap topologi, namun bit rate tetap stabil untuk file .mp4. Sementara untuk frame rate terjadi penurunan pada hasil streaming sebagai berikut: jaringan IPv4 (3%), jaringan IPv6 (4%), dan jaringan tunneling 6to4 (4%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40581
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tharriq Arrahman
"Sektor pariwisata menjadi leading sektor pembangunan di Indonesia. Pengembangan industri pariwisata dilakukan secara menyeluruh hampir di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu provinsi di Indonesia yang potensial yaitu Provinsi Sumatera Barat dan lebih spesifik yaitu Desa Wisata Agro Kubu Gadang Kota Padang Panjang. Teori yang digunakan untuk membahas penelitian ini menggunakan teori penta helix dari Carayannis dan Campbell (2011) untuk melihat peran dari aktor penta helix sebagai upaya pengembangan Wisata Agro Kubu Gadang. Kemudian untuk pembahasan mengenai pengembangan pariwisata, peneliti menggunakan teori pengembangan pariwisata dari Sharpley dan Telfer (2008) sebagai pisau analisis untuk membedah pembahasan mengenai pengembangan wisata agro Kubu Gadang dengan indikator meliputi Environmental Development, Economic and Political Development, Social-Cultural Development, Community Roles Development dan Human Resources Development. Hasil penelitian menunjukan Disporapar selaku leading sectortelah menjalin kolaborasi dengan stake holder pariwisata dan terdapat 10 (sepuluh) aktor yang terlibat dalam pengembangan wisata agro Kubu Gadang ini meskipun tidak adanya regulasi dan aturan yang mengikat serta kejelasan dari tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing stake holder. Kemudian untuk pembahasan mengenai indikator pengembangan pariwisata, peneliti menemukan telah terlaksananya beberapa indikator pengembangan pariwisata, namun masih ditemukan beberapa permasalahan terkait ketiadaan pelatihan tahap lanjutan yang diberikan oleh stake holderterhadap Pokdarwis Kubu Gadang, serta tidak adanya anggaran khusus untuk pengembangan desa wisata karena anggaran dari Disporapar di relokasi untuk pembangunan sport centre dan pengembangan wisata agro ini bukan merupakan fokus utama dari Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kota Padang Panjang.

Tourism become a leading sector for development in Indonesia. The development of the tourism industry is carried out comprehensively in almost all regions of Indonesia. One of the potential provinces in Indonesia is West Sumatra Province and more specifically, the Kubu Gadang Agro Tourism Village, Padang Panjang City. This research used theory penta helix model from Carayanis and Campbell (2011) to see the role of penta helix actors as an effort to develop agro tourism in Kubu Gadang. Then, to discuss about tourism development, the researcher used the tourism development theory by Sharpley and Telfer (2008) as an analytical tool to dissect the discussion regarding the development of Kubu Gadang agro tourism with output indicators including Environmental Development, Economic and Political Development, Social-Cultural Development, Community Roles Development and Human Resources Development. The research results show that Disporapar as the leading sector has collaborated with tourism stakeholders and there are 10 (ten) actors involved in the development of Kubu Gadang agro tourism even though there are no binding regulations and rules as well as clarity of the responsibilities and authority of each stake holder. Then, to discuss tourism development indicators, researchers found that several tourism development indicators had been implemented, but there were still several problems related to the absence of advanced training provided by stakeholders for pokdarwis Kubu Gadang, as well as the absence of a special budget for developing tourist villages because the budget was from Disporapar for relocation of the construction a sports center and the development of agro tourism is not the main focus from Youth, Sport and Tourism Department Padang Panjang."
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>