Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistyoweni Widanarko
"Kemampuan berkomunikasi, merencanakan dan merancang, serta kode etik profesi yang diamati oleh beberapa industriawan terhadap lulusan S1 baru bidang Teknik Mesin masih lemah. Oleh karenanya untuk meningkatkan kualitas lulusan dan memperkecil kesenjangan antara kebutuhan perguruan tinggi dan dunia kerja, perlu dilakukan perbaikan kurikulum dan strategi pembelajarannya. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran yang mampu mengantisipasi kesenjangan antara kebutuhan kompetensi lulusan perguruan tinggi dan dunia kerja.
Inovasi Iptek
Kesenjangan kompetensi lulusan perguruan tinggi dan dunia kerja yang ditemukan dalam penelitian ini mencakup dua hal pokok yang terdiri dari lima kompetensi, yaitu pertama, kemampuan dalam merancang rekayasa di bidang permesinan yang memperhatikan kaidah prosedur dalam desain, kaidah penelitian dan ekonomi, kedua, kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan (kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam grup, perilaku sesuai dengan kode etik profesi). Ke lima kompetensi di atas selanjutnya disebut '5SB'."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Richardus Eko Indrajit
Yogyakarta: Andi, 2006
378.1 RIC m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Indriyani
"Skripsi ini membahas preferensi jumlah anak di kalangan remaja berpendidikan tinggi (SMA ke atas) di Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2012. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi jumlah anak pada remaja dengan tingkat pendidikan tinggi di Indonesia.
Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu adanya pembekalan kesehatan reproduksi yang baik bagi remaja melalui PIK R/M, bagi orang tua melalui BKR dan bagi guru di sekolah guna menjawab pertanyaan mengenai kesehatan reproduksi oleh muridnya, serta kepada instansi terkait guna menggencarkan kampanye 2 anak cukup laki-laki perempuan sama saja.

This essay is about number of children preference among adolescents with high education (Senior High Shool and higher) in Indonesia based on data analysis IDHS 2012. The purpose of this research is to know the factors that influence the number of children preference in adolescents with high education in Indonesia.
Results of the study suggest that the need for debriefing good reproductive health for adolescents through PIK R/M, for parents through the BKR and for teachers at school to answer questions about reproductive health by their students, as well as to relevant agencies to intensify the campaign two children are enough male or female alike."
2015
S59089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhammad Fathoni Rokhman
"Akreditasi perguruan tinggi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan suatu perguruan tinggi berdasarkan syarat kebakuan atau kriteria tertentu. Data dan informasi diperlukan pada saat persiapan akreditasi yang mana data dan informasi ini tersebar dari berbagai sistem dalam suatu lembaga perguruan tinggi. Ontologi digunakan dalam rangka untuk membantu mengoleksi data dan informasi tersebut. Pada saat pembuatan ontologi, analisis dalam proses pembuatan ontologi secara umum tidak berdasarkan goal generik yang tertulis secara eksplisit. Sedangkan pada kasus akreditasi, syarat kebakuan atau kriteria yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang bisa dipandang sebagai sebuah goal. Pengembangan ontologi pada domain akademik sebelumnya diketahui belum memanfaatkan goal pada proses analisis pembuatan ontologinya. Penelitian ini melakukan pengembangan metodologi pembuatan ontologi dengan pendekatan Goal-Oriented Requirements Engineering (GORE) sebagai bentuk pendekatan yang baru. GORE merupakan salah satu paradigma dalam Requirements Engineering yang berfokus pada penggunaan goal dalam aktivitasnya. Kerangka kerja yang dipilih pada pendekatan GORE ini adalah KAOS (Keep All Objects Satisfied). Hasil modifikasi metode pengembangan ontologi dengan pendekatan kerangka kerja KAOS menunjukkan bahwa bisa digunakan untuk melakukan pengembangan ontologi baru. Modifikasi metode ini dinamakan GOREO. Kemudian hasil modul ontologi memperlihatkan dengan jelas ketelusuran (traceability) dengan sumber dokumen dibandingkan metodologi yang belum menggunakan pendekatan dengan GORE. Selain itu terdapat proses tambahan yaitu proses penggabungan modul ontologi yang telah didapatkan sebagai konsekuensi pendekatan GORE.

Accreditation of high education is evaluation activities for determining the appropriateness of high education institutions by a set of specific requirements or criteria. Available data and information from various systems in institutions are needed when preparing accreditation. We use ontology in order to collect data and information from various systems. At the time of making ontology, generally, the analysis in the ontology development not based on explicitly written generic goals. Whereas in the case of accreditation, a set of specific criteria that has been standardization by the accreditation authorities can be seen as goals. Previous ontology development in the academic domain known not using goals in the analysis processes. This research extends the ontology development methodology by using Goal-Oriented Requirements Engineering (GORE) as a new approach method. GORE is one of the Requirements Engineering paradigms that intended to use goals in the Requirements Engineering activity. KAOS (Keep All Objects Satisfied) framework selected for this research approach. The results of the modification of the ontology development method with the KAOS framework approach show that it can be used to develop new ontologies. Modification of this method is called GOREO. After that, the resulting ontology fragments clear showing traceability with document sources where it comes from compared to the legacy methodology. Furthermore, there is a new process that is combining the resulting ontology fragments, which are the consequences of the GORE approach method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Winanti Riesardhy
"Identitas tidak lepas dari komunikasi karena komunikasi juga dapat membentuk dan mengubah identitas seseorang. Berangkat dari perspektif identitas dan kaitannya dengan komunikasi, penelitian ini mencoba untuk melihat proses komunikasi identitas ibu rumah tangga berpendidikan tinggi. Studi ini dianggap penting karena penelitian terdahulu mengatakan, semakin tinggi pendidikan perempuan, maka semakin rendah pula keinginannya untuk berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Selain itu, patriarki yang ada di Indonesia cenderung meyakini bahwa perempuan tidak memerlukan pendidikan tinggi karena akan berakhir di ranah domestik. Faktanya terdapat perempuan berpendidikan tinggi yang secara sadar memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Sadar akan keputusannya yang tidak sejalan dengan narasi perempuan berpendidikan tinggi, mereka kemudian mendirikan komunitas bernama Lab Belajar Ibu (LBI). Penelitian yang menggunakan paradigma post-positivis dan pendekatan kualitatif serta menggunakan strategi penelitian studi kasus ini, bertujuan untuk mengetahui bagaimana ibu rumah tangga berpendidikan tinggi mengkomunikasikan identitasnya. Data diambil dari hasil observasi dan wawancara mendalam. Dengan menggunakan teori komunikasi identitas, hasil penelitian menemukan adanya pergeseran makna ibu rumah tangga. Lebih dari itu, peran keluarga sebagai sistem pendukung juga penting untuk membantu ibu dalam mengkatalis dirinya. Di sisi lain, komunitas daring memiliki andil dalam memberdayakan ibu di masa transisi. Komunitas juga diharapkan dapat menghapus bias gender dan bias kelas sosial dengan memaksimalkan kapasitasnya untuk memberdayakan perempuan yang berada di bawah garis kesenjangan.

Identity cannot be separated from communication because communication can shape and change one's identity. According to the perspective of identity and its relationship with communication, this study examines the communication process of the identity of highly educated homemakers. This study is critical because previous research says that the higher a woman's education, the lower her desire to stop working and become a homemaker. In addition, patriarchy in Indonesia tends to believe that women do not need higher education because they will end up in the domestic sphere. There are highly educated women who consciously choose to become homemakers. Aware that their decision did not align with the highly educated women's narrative, they established a community called Lab Belajar Ibu (LBI). This research uses a post-positivist paradigm, a qualitative approach, and a case study research strategy to determine how highly educated homemakers communicate their identity by referring to communication theoryof identity. Data was collected from observation and in-depth interviews with the founders of LBI. Regarding communication theory of identity, the research found a shift in the meaning of stay-at-home moms. Moreover, the family's role as a support system also helps mothers catalyze themselves. On the other hand, the online community empowers mothers in transition. The community is also expected to erase gender and social class bias by maximizing its capacity to empower underprivileged women."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiawan
"Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam berlimpah di dunia. Namun, pengalaman bangsa ini untuk mengolah sumber daya alam tersebut memiliki sejarah yang menarik untuk disimak, khususnya bila kita berupaya menelusuri jejak sejarah pendidikan di negara tersebut. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan yang erat antara sumber daya alam dan sumber daya manusia yang akan rnengolahnya. Salah satu institusi pendidikan yang melahirkan sumber daya manusia di Amerika Serikat adalah Community College. Institusi ini merupakan tempat dimana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya dalam porsi waktu belajar yang lebih banyak.
Proses berdirinya Community College dan American Association of Junior College dipengaruhi oleh banyak faktor terutama karena adanya pemikiran yang berkembang mengenai pragmatisme di bidang pendidikan. Para pemikir dan praktisi pendidikan Amerika yang muncul pada masa selanjutnya juga terus berupaya untuk mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat akan dunia pendidikan sehingga kurikulum dan aplikasi proses belajar mengajar di berbagai Community College mengalami pembaharuan.
Pendirian berbagai institusi Community College juga dilatarbelakangi alasan yang berbeda, tergantung dengan situasi dan kondisi yang dominan terutama bila sebuah institusi Community College didanai oleh seseorang yang memiliki kepentingan-kepentingan pribadi. Berkat didirikannya sejumlah Community College di hampir seluruh negara bagian, industri di Amerika Serikat sedikit banyak terbantu dalam pemenuhan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan terutama pada saat negara menghadap berbagai permasalahan dalam dan luar negeri terkait dengan pengadaan barang-barang industri. Selain itu keberadaan Community College juga memberikan nuansa akademik terhadap masyarakat sekitar kampus dan memungkinkan terciptanya sinergi yang harmonis dalam pengembangan dan pengabdian komunitas akademik terhadap masyarakat sekitar kampus. Bahkan dalam perkembangannya Community College melakukan berbagai kerjasama professional dengan perusahaan-perusahaan swasta.

United States is one of developed countries which have abundance natural resource in the world. This national experience in managing its natural resources historically is very interesting to observe, especially if we try to trace the United States education history in preparing the human resources because there has been a strong relation between the natural resources and human resources. One of the United States higher education institution which generates human resources is Community College. It is a place where students could apply their knowledge during the learning process.
The process of Community College and American Association of Junior College establishments was much influenced by some factors, above all, because of the existence of thoughts related to pragmatism in education. The United States educational experts keep trying to follow communities' needs of education so the curriculum applied in Community College learning process changed frequently.
The establishments of some Community College have different backgrounds. It depends on the situation and dominant circumstances, especially if a Community College establishment was funded by someone whose individual interests. By the establishments of Community College in most of states in United States, the country's industries are supported in overcoming human resource demand. They are getting more important when the country faces domestic and foreign matters related to industrial product. The existence of Community College also gives academic atmosphere into the community located around the institution and it is possible to create a mutual cooperation in developing a scientific community. Moreover, some Community College have had many professional cooperation with local private companies.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Wulandari
"Tingginya persaingan di dunia pendidikan ditandai dengan tingginya kompetisi para lulusan perguruan tinggi di pasar kerja dan tuntutan bagi para lulusan untuk mampu mengaplikasikan ilmunya kepada masyarakat, hal ini merupakan tantangan bagi perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bekerja. Bagaimanapun juga, kualitas suatu perguruan tinggi tidak lepas dari kualitas staf perguruan tinggi tersebut terutama kualitas dosen sebagai motor dari proses pengajaran dan pendidikan. Yang menjadi ukuran kualitas dosen dalam penelitian ini adalah suasana akademik yang tercermin dalam sikap dosen terhadap pekerjaannya yaitu dengan mengukur kepuasan kerja dosen serta pengukuran tingkat produktivitas dosen yang diukur dengan intensi mereka untuk mengajar yaitu dengan menghitung kesediaan jumlah pengajaran di kelas dan jumlah bimbingan mahasiswa. Dengan asumsi semakin tinggi tingkat kepuasan kerja dosen, maka semakin tinggi pula tingkat kehadiran dosen dalam memberikan pengajaran dan bimbingan kepada mahasiswa.
Pengambilan sampel dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia secara purposive sampling yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian ini. Dari 90 orang yang masuk dalam kriteria sampel, hanya 81 orang yang datanya bisa diolah.
Subyek penelitian ini adalah mengetahui seberapa jauh pengaruh kepuasan kerja, yang terdiri dari variabel pekerjaan, gaji, supervisi, promosi, lingkungan kerja dan manajemen organisasi. Ketujuh variabel kepuasan kerja tersebut dihipotesiskan sebagai variabel yang memiliki pengaruh yang positif terhadap intensi untuk mengajar. Pengukuran variabel independen kepuasan kerja dilakukan menggunakan skala sikap Likert sedangkan variabel dependen yaitu intensi untuk mengajar dilakukan dengan mengukur jumlah kesediaan dosen untuk mengajar dan membimbing mahasiswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja dosen di FKMUI secara umum adalah relatif merasa tidak puas. Namun untuk variabel kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri adalah kurang reliabel sehingga harus dikeluarkan dari analisis. Model hubungan kepuasan kerja terhadap intensi untuk mengajar magi dosen di FKMUI tidak memiliki pengaruh secara signifikan karena kepuasan kerja hanya mampu menjelaskan kurang dari 5% intensi untuk mengajar. Hanya variabel kepuasan terhadap supervisi yang memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap intensi untuk mengajar, sedangkan kepuasan terhadap rekan kerja memiliki pengaruh yang ncgatil-secara signifikan terhadap intensi untuk mengajar.
Atas dasar hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan intensi mengajar dosen di FKMUI, tidak perlu mengkaitkan hal tersebut dengan hal-hal yang ada hubungannya dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah penting dalam institusi pendidikan, tapi bukan untuk meningkatkan intensi mengajar. Fakultas harus lebih meningkatkan peran dari Kepala Departemen dalam melakukan Cungsi kontrol dalam hat pengajaran. Perlu juga dilakukan pengukuran kincrja individu oleh atasan dan rekan kerja selain penilaian dari rnahasiswa serla pengukuran output kualitas pengajaran yaitu tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pengajaran.
Untuk penelitian selanjutnya perlu dikaji lebih jauh lagi variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi intensi untuk mengajar atau pihak manajemen sendiri perlu mengkaji ulang ukuran-ukuran apa yang tepat dalam mcningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran, intensi mengajar tidak melulu hanya diukur dengan jumlah tapi lebih ke arah pengembangan diri dosen yang bersangkutan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library