Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Carlo Jose G. Polii
Abstrak :
ABSTRAK
PT XYZ, yang bergerak di bidang farmasi, membutuhkan suatu metode yang memberikan evaluasi secara menyeluruh terhadap tingkat kemampuan pemasoknya dalam menyediakan material. Pada penelitian ini, metode evaluasi pemasok dibuai dengan menerapkan prinsip Proses Hirarki Analitik (PHA).

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan kriteria dan subkriteria dengan cara menyebarkan kuesioner kepada beberapa responden yang berasal dan dalam maupun luar perusahaan. Kemudian dengan krileria dan subkriteria tersebut sebagai elemen hirarki, disusunlah suatu hirarki metocle evaluasi pemasok. Karena terdapat perbedaan kebutuhan antara material bahan baku obat dengan kemasan, maka dibuat dua metode evaluasi yang berbeda Perbedaan terietak pada subkntena ?Sertifikat analisis" yang terdapat pada metode evaluasi pemasok bahan baku.

Ketiga, dengan melakukan perbandingan berpasangan antar elemen hirarki tersebut, dapat ditentukan bobot masing-masing kliteria dan subkriteria meiode evaluasi pemasok. Berdasarkan perhitungan bobot, dapat diketahui bahwa kualitas merupakan pertimbangan utama PT XYZ dalam mengevaluasi pemasok, dilkuti dengan pertimbangan biaya, pengiriman, pelayanan dan terakhir (dengan bobot terkecil) adalah manajemen perusahaan pemasok. Setelah dianggap konsisten, dimana indikatomya adalah rasio konsistensi yang harus lebih kecil atau sama dengan 10%, maka hirarki beserta seluruh elemennya dapat ditentukan sebagai dasar metode evaluasi pemasok.

Hasil uji coba metode evaluasi pemasok menunjukkan metode evaluasi pemasok ini dapat memberikan dasar yang kuat bagi pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pemasok. Dalam penggunaan metode evaluasi pemasok, terdapat beberapa subkriteria evaluasi yang akan lebih mudah dinilai jika terdapat indikator yang ditentukan berdasarkan data kuantitatif pemasok.
2001
S50408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dachyar
Abstrak :
Lokasi dari sebuah industri industri mempakan faktor yang harus dipertimbangkan oleh penanam modal apabila ingin membangun ataupun mengembangkan suatu industri. Permasalahan dalam penentuan lokasi ini merupakan masalah yang kompleks, mempunyai dampak yang besar bagi keberhasilan perusahaan di masa datang. Industri dalam menentukan lokasinya akan dipengamhi oleh potensi dari lokasi tersebut, karena setiap lokasi mempunyai perbedaan dalam kualitas ruang sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan produksi_ Pemilihan lokasi industri ditentukan oleh bekerjanya faktor-faktor lokasi industri yaitu kriteria-kriteria pemilihan lokasi. Keberadaan kawasan-kawasan industri yang mempakan pemusatan dari beberapa industri pada lokasi tertentu, merupakan alternatif terbaik sebagai lokasi industri. Dengan berlokasi di kawasan industri diharapkan agar industri tersebut dapat bemperasi secara komplementer dan rnemudahkan dalam usaha memperkecil dampak yang kurang menguntungkan yang ditimbulkan oleh kegiatan industri. Berdasarkan hal tersebut maka diusulkan pcnggunaan metode proses hirarki analitjk untuk membantu penentuan lokasi industri di kawasan industd secara hirarkis. Metode ini merupakan teknik pengambilan kcputusan yang mampu mempertimbangkan kriteria~krileria kuantitatlf dan kualitatif. Sebagai contoh penerapan metode ini dalam Studi kasus PT Metal Diameter, akan dinilai beberapa kawasan industri di DKI Iakana dan Jawa Barat sebagai lokasi industri yang harus dipertimbangkan. Hasil penilaian terhadap beberapa altematif kawasan industri menunjukkan bahwa Jakarta lndustrial Estate Pulogadung merupakan kawasan industri terbaik berdasarkan atas penilaian dan skala banding berpasangan dengan metode Proses Hirarki Analitik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Wijaya
Abstrak :
Kepulauan Seribu sebagai satu-satunya wilayah kepulauan yang ada di Jakarta memiliki banyak keunggulan, diantaranya potensi di bidang pariwisata, khususnya wisata bahari. Sebagai daerah yang terdiri dari gugusan pulau-pulau, banyak potensi dan daya tarik yang dimiliki dan belum tergali selama ini mulai dari kekayaan laut, keindahan alam serta adat istiadat masyarakat Kepulauan Seribu. Berkaitan dengan potensi yang dimilikinya maka sangatlah penting bagi Kepulauan Seribu untuk membuat rumusan strategi bagi pengembangan pariwisata, terutama wisata bahari dengan melibatkan seluruh stakeholders yang ada dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Penelitian ini mencoba untuk menawarkan sebuah rumusan strategi yang didasarkan pada usaha untuk mensinergiskan beberapa pandangan dan preferensi para penilai yang diasumsikan sebagai "the experts" dalam bidang pengembangan pariwisata, terutama wisata bahari. Penelitian ini juga dilatarbelakangi oleh beberapa penemuan empiris sebelumnya tentang strategi yang cocok untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kepulauan Seribu. Beragamnya masukan mulai dari konsep perencanaan sampai pada rencana tindak (action plans) pengembangan wisata bahari di Kepulauan Seribu menjadikan rumusan strategi ini tambah kompleks dan rumit. Hal ini disebabkan oleh banyaknya stakeholders yang memiliki kepentingan terhadap upaya pengembangan wisata bahari. Dengan menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (ABP), rumusan strategi pengembangan wisata bahari yang selanjutnya dijabarkan dalam pelaksanaan program-program dengan memperhatikan kepentingan stakeholders dapat ditentukan berdasarkan skala prioritas. Hasil yang diperoleh dari pendekatan AHP berdasarkan interaksi 3 kelompok stakeholders antara lain: (1) Masyarakat lokal lebih memprioritaskan program pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat dibandingkan 3 program lainnya dengan bobot prioritas 0.329. (2) Sementara PEMDA lebih menitikberatkan pada program pengadaan berbagai informasi dan promosi obyek wisata dengan bobot 0.379. (3)Pihak swasta/investor menginginkan program pengadaan sarana dan prasarana penunjang pariwisata yang memadai didahulukan dari program lainnya. Bobot prioritasnya sebesar 0.432.(4) Secara keseluruhan, jika ketiga kelompok dipertautkan berdasarkan kepentingan masingmasing dan kelompok pelaksana program maka diperoleh hasil sintesis bahwa program pengadaan informasi dan promosi obyek wisata harus menjadi prioritas utama dibandingkan program lainnya, dengan bobot prioritas 0.299 dan indeks inkonsistensi keseluruhan yang dapat diterima yakni sebesar 0.01. Adapun saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yakni berkaitan dengan keterbatasan tools ini, walaupun pendekatan berdasarkan penilaian (jugments) "the experts" ini penting, namun pendekatan ini raja tidak cukup. Dibutuhkan pendekatan kuantitatif sebagai pembanding dari hasil sintesis ARP. Kedua pendekatan tersebut harus berjalan sinergis, sehingga preferensi the experts tidak terkesan mengutamakan subjektivitasnya belaka namun didasarkan pada pengamatan empiris serta analisis yang mendalam terhadap sebuah fenomena, khususnya tentang pariwisata bahari di Kepulauan Seribu.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T13603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Yuwandono
Abstrak :
Lahan yang digunakan sebagai Iokasi industri merupakan faktor yang harus dipertimbangkan oleh penanam modal apabila ingin membangun ataupun mengembangkan suatu industri. Permasalahan dalam penentuan lokasi ini merupakan masalah yang kompleks, mempunyai dampak yang besar bagi eksistensi perusahaan di masa datang. Industri dalam menentukan lokasinya akan dipengaruhi oieh potensi dari lokasi tersebut, karena setiap lokasi mempunyai perbedaan dalam kualitas mang sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan produksi. Pemilihan lokasi industri ditentukan oleh bekerjanya faktor-faktor lokasi industri yaitu kriteria-kriteria pemilihan lokasi. Keberadaan kawasan-kawasan industri yang merupakan pemusatan dari beberapa industri pada lokasi tertentu, merupakan alternatif terbaik sebagai lokasi industri. Dengan berlokasi di kawasan industri diharapkan agar industri tersebut dapat beroperasi secara komplementer dan memudahkan dalam usaha memperkecil dampak yang kurang menguntungkan yang ditimbulkan oleh kegiatan industri. Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengusulkan penggunaan metode proses hirarki analitik untuk membantu penentuan Iokasi industri di kawasan industri secara hirarkis. Metode ini mempakan teknik pengambilan keputusan yang mampu mempertimbangkan kriteria-kriteria kuantitatif dan kualitatif. Sebagai contoh penerapan metode ini dalam studi kasus PT Metal Diameter, akan dinilai beberapa kawasan industri di DKI Jakarta dan Jawa Barat sebagai lokasi industri yang harus dipertimbangkan. Hasil penilaian terhadap beberapa altematif kawasan industti menlanjutkan bahwa Jakarta Industrial Estate Pulogadung merupakan kawasan industri terbaik berdasarkan atas penilaian dari skala banding berpasangan dengan metode Proses Hirarki Analitik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virgitha Wulandari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daddy Adrianto
Abstrak :

ABSTRAK
Menjelang pasar bebas baik secara regional maupun secara global persaingan bisnis dipasaran nasional dan internasioal akan semakin ketat. Untuk dapat bertahan dan berkembang dalam perlu diperbaiki tlngkat eisiensi dan efektifitas produksi untuk menghasilkan peningkatan mutu dengan biaya produksi serendah mungkin dan harga yang bersaing.

Salah satu caranya memilih dan mengatur vendor yang tepat merupakan kunci untuk menghasilkan kualitas yang tepat waktu pengiriman dan harga yang wajar. Untuk melakukan itu semua dipakai suatu sistem yang dapat menilai performa suatu vendor, yang disebut vendor evaluarion (evaluasi vendor). Dari evaluasi vendor didapatkan peringkat vendor yang akan mempermudah dalam memilih dan memonitor vendor untuk menyediakan barang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

PT. X akan menggunakan sistem informasi enginering process dengan menggunakan sojiware SAP R/3 untuk meningkatkan efisiensi dan efektifrtas kerja SAP R/3 adalah sistem informasi terpadu yang mengintegrasikan seluruh proses produksi dalam perusahaan, yang didalamnya terdapat sistem evaluasi vendor.

Tujuan skripsi ini adalah untuk mendapatkan konsep sistem evaluasi vendor yang tepat berdasarkan QCD untuk diteraplcan pada PT. X, dengan memperhatikan sistem yang ada dan sistem yang ada pada SAP R/3. Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan Porses Hirarki Analitik (PHA). Langkah-langkah yang dilakukan pertama menentukan kriteria dan subkiteria. Kedua mencari bobot untuk penilaian. Ketiga menentukan klasifikasi penilaian untuk setiap kriteria dan subkriteria. Selanjutnya melaksanakan penilaian terhadap suatu vendor, untuk ditentukan peringkatnya.
1997
S36814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Ramot Mangihut
Abstrak :
Gangguan breakdown dan kerusakan pada transformator daya dapat menyebabkan terganggunya ketersediaan listrik pada jaringan dan kerugian finansial bagi perusahaan. Kondisi fisik dari transformator daya tidak dapat dinyatakan sebagai bahan evaluasi yang didasarkan pada inspeksi visual. Parameter operasi dan pengukuran elektrikal tiap komponen peralatan dapat menunjukkan hasil yang berbeda sehingga harus dilakukan beberapa pengujian untuk melihat kondisi transformator secara menyeluruh. Transformator daya PLTU unit 4 pada Unit Pembangkit Muara Karang telah melebihi useful life dari yang telah direkomendasikan. Kenaikan temperatur operasi transformator daya saat beroperasi akan berdampak pada degradasi dari komponen peralatan itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan sistematis dengan menganalisa parameter peralatan transformator sebagai dasar rekomendasi yang kuat untuk melakukan perbaikan peralatan maupun dalam perencanaan aset peralatan oleh perusahaan pembangkit listrik. Parameter kondisi dan prioritas peralatan transformator diidentifikasi dan dianalisa untuk memperoleh weighting factor dengan menggunakan metode PHA. Dengan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dan bantuan responden ahli, akan diperoleh nilai weighting factor dari tiap elemen peralatan utama dengan urutan prioritasnya. Nilai weighting factor yang diperoleh menjadi kriteria penilaian kondisi transformator yang mengacu pada HAP (Hydropower Advancement Project) untuk memperoleh nilai Condition Indicator (CI). Pada akhirnya transformator daya sudah dalam kondisi fair yang perlu evaluasi lebih lanjut untuk dilakukan perbaikan atau investasi. ......Operation interuption in the power transformer can cause distruption to the availability of electricity in the electic power network system and financial losses for the company. The physical condition of the power transformer cannot be stated as an evaluation material based on visual inspection. Operating parameters and electrical measurements of each component of the equipment can show different results so that must be done several tests to see the overall condition of the transformer. The power plant transformer unit 5 at Muara Karang Generation Unit has exceeded the recommended useful life. The increase in operating temperature of the power transformer when operating will have an impact on the degradation of the equipment components themselves. For this reason, it is necessary to take a systematic approach by analyzing the parameters of transformer equipment as a basis recommendations for repairing equipment and in planning equipment assets by power generation companies. The condition and priority parameters of transformer equipment are identified and analyzed to obtain the weighting factor using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method. With the AHP method with expert respondents, the weighting factor value of each main equipment element will be obtained in order of priority. The weighting factor value is the criterion for evaluating the condition of the transformer which refers to the HAP (Hydropower Advancement Project) to obtain the Condition Indicator (CI). Eventually, the power transformer is already in a fair condition which needs further evaluation for repairs or investment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franky K. Koraag
Abstrak :
Pemeliharaan pembangkit listrik harus dilakukan dalam durasi yang direncanakan. Perpanjangan durasi pemeliharaan tidak hanya berdampak pada kinerja perusahaan pembangkit tetapi juga mempengaruhi pengoperasian sistem kelistrikan yang dilakukan oleh operator sistem. Oleh karena itu penting untuk mengetahui risiko-risiko utama dan urutan prioritasnya sehingga mitigasi dapat dilakukan. Mitigasi ini dapat meningkatkan efektivitas pemeliharaan. Penelitian ini dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Muara Karang Blok 1, Jakarta. PLTG ini diproduksi oleh General Electric dengan jenis turbin gas MS9000. Dalam studi ini identifikasi risiko dilakukan dengan mempelajari riwayat pemeliharaan selama 10 tahun terakhir. Selain itu, pendapat juga diminta dari para ahli yang berpengalaman dalam memelihara pembangkit listrik ini. Analisis risiko menggunakan metode matriks risiko untuk menyaring risiko yang telah diidentifikasi. Output dari matriks risiko ini adalah risiko-risiko utama yang harus dimitigasi. Selanjutnya untuk memprioritaskan risiko-risiko utama tersebut, metode Proses Hirarki Analitik (PHA) digunakan dengan bantuan responden ahli. Pada akhirnya penelitian ini menghasilkan risiko-risiko utama dengan urutan prioritasnya mulai dari retak pada flexible lead rotor generator, temuan kerusakan pada nozzle tingkat pertama, ketidaksesuaian hasil perbaikan part turbin, kegagalan sistem pelumasan bearing generator, tingkat curah hujan tinggi , part pengganti nozzle dan bucket datang terlambat, load tunnel terbakar, kebocoran H2 dari bushing / bracket generator, accessories gear baru tidak standar, kerusakan part torque converter, dan kebocoran saluran bahan bakar minyak saat start up PLTG Maintenance of power plants must take place within the planned duration. Extension of maintenance duration not only has an impact on the performance of the generating company but also affects the operation of the electricity system implemented by system operator. Therefore it is important to know the main risks and the order of priorities so that mitigation can be done. This mitigation can improve effectiveness of maintenance. This research was conducted at Muara Karang Gas Turbine Power Plant Block 1, Jakarta. The gas turbine is manufactured by General Electric with the type of MS9000 gas turbine. In this study, risk identification is done by studying the maintenance history of the last 10 years. In addition, opinions were also asked from experts who were experienced in maintaining this power plant. Risk analysis uses a risk matrices method to filter out the risks that have been identified. The output of this risk matrices is ​​the main risks that must be mitigated. Next to prioritize the main risks, the AHP method is used with the help of expert respondents. In the end this research produced the main risks in the order of priorities starting from cracks on flexible lead of generator rotor, damage findings at the first stage nozzle, incompatibility results of turbine parts repair, failure of the generator bearing lubrication system, high rainfall rate, replacement part of nozzle and bucket arrive late, load tunnel is burning, H2 leakage from generator bushing/bracket, new accessories gear is not standard, damage of torque converter part, and leakage of fuel oil line at startup of the Gas Turbine Power Plant
2019
T53331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fariz Tiowiradin
Abstrak :
ABSTRAK
Pemilihan vendor pada Supply Chain Management merupakan hal yang krusial dalam setiap perusahaan karena akan membantu perusahaan dalam menghadapi permasalahan global dimana pemilihan vendor yang tepat akan memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi perusahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui urutan prioritas kriteria-kriteria yang mempengaruhi dalam pemilihan vendor penyedia kendaraan operasional serta melakukan analisa terhadap kriteriakriteria tersebut sehingga didapatkan alternatif vendor yang sebaiknya dipilih oleh perusahaan dengan mengambil studi kasus pada perusahaan PT Pertamina Pertagas Niaga. Penelitian ini mengimplementasikan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan menggunakan 5 (lima) kriteria yang ditentukan melalui metode Systematic Literature Review (SLR), yaitu Quality, Delivery, Cost, Service, dan Information Technology. Penggunaan kriteria pada penelitian ini dikombinasikan dengan 4 (empat) alternatif vendor yang selama ini sudah menjadi rekan dari PT Pertamina Pertagas Niaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria yang paling signifikan dalam proses pemilihan adalah kriteria Service, dan PT PMS dipilih sebagai vendor penyedia kendaraan operasional di PT Pertamina Pertagas Niaga dengan berdasarkan nilai prioritas dari supplier tersebut merupakan yang terbesar. Penelitian ini akan memberikan kontribusi kepada perusahaan dalam melakukan pemilihan vendor berdasarkan pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan berbagai macam kriteria.
ABSTRACT
The selection of vendors in Supply Chain Management is crucial in every company because it will help companies in dealing with global problems where the selection of the right vendor will have a significant impact on company efficiency. The purpose of this study is to determine the priority order of the criteria that influence the selection of vendors for operational vehicles and to analyze these criteria so that alternative vendors should be chosen by the company, by taking a case study at PT Pertamina Pertagas Niaga. This study implements the Analytical Hierarchy Process (AHP) method by using 5 (five) criteria determined through the Systematic Literature Review (SLR) method, namely Quality, Delivery, Cost, Service, and Information Technology. The use of criteria in this study is combined with 4 (four) alternative vendors who have become partners with PT Pertamina Pertagas Niaga. The results showed that the most significant criterion in the selection process was the Service criterion, and PT PMS was choosen as the vendor of operational vehicle suppliers at PT Pertamina Pertagas Niaga based on the priority value of the supplier is the largest. This research will contribute to the company in selecting vendors based on decision making by considering various criteria.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library