Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathania Himawan
Abstrak :
Obesitas merupakan masalah epidemik di dunia. Obesitas menyebabkan inflamasi kronik derajat rendah dan meningkatkan risiko beberapa penyakit kronis dengan komplikasi seperti aterosklerosis, dan masalah kardiovaskuler. Penanda inflamasi yang dianggap terbaik saat ini adalah high sensitivity C-Reactive Protein hsCRP . HsCRP juga merupakan prediktor terbaik untuk mengetahui risiko penyakit kardiovaskuler. Diperlukan penanganan secara interdisiplin untuk mengatasi masalah obesitas ini. Akupunktur merupakan terapi pelengkap yang paling cepat berkembang dan diakui oleh National Institutes of Health dan WHO. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas terapi kombinasi elektroakupunktur dan intervensi diet terhadap kadar HsCRP dan body fat pada pasien obesitas. Uji klinis acak tersamar tunggal terhadap 36 pasien obesitas yang dialokasikan secara acak menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kombinasi elektroakupunktur dan intervensi diet kelompok perlakuan dan kelompok kombinasi elektroakupunktur sham dan intervensi diet kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar hsCRP sebelum dan sesudah perlakuan tetapi belum terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik p= 0.476. Terdapat perbedaan yang bermakna terhadap perbandingan kadar body fat sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan p=0.002. Kesimpulan penelitian ini terapi kombinasi elektroakupunktur dan intervensi diet memiliki pengaruh terhadap kadar hsCRP dan body fat pada pasien obesitas.
Obesity is an epidemic problem in the world. Obesity causes low grade chronic inflammation and increases the risk of some chronic diseases with complications such as atherosclerosis, and cardiovascular problems. The best current inflammatory marker is the high sensitivity of C Reactive Protein hsCRP . HsCRP is also the best predictor of risk of cardiovascular disease. Interdisciplinary treatment is needed to overcome this obesity problem. Acupuncture is the most rapidly growing complementary therapy and is recognized by the National Institutes of Health and WHO. This study aims to determine the effectiveness of electroacupuncture combination therapy and dietary intervention on HsCRP and body fat levels in obese patients. Single blinded randomized clinical trials of 36 obese patients were randomly assigned to 2 groups, electroacupuncture combined with dietary intervention group treatment group and sham electroacupuncture combined with dietary intervention group control group. The results showed decrease of hsCRP levels before and after treatment but there was no statistically significant difference p 0.476 . There was a significant difference to the body fat content before and after treatment in the treatment group p 0.002. The conclusions of this study combined electroacupuncture and dietary intervention therapy have an influence on levels of hsCRP and body fat in obese patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Khuluk
Abstrak :
Menopause adalah proses alami dimana ovarium tidak lagi menghasilkan estrogen. Akibatnya akan mengganggu metabolisme tubuh, salah satunya adalah metabolisme lipid. Pada wanita pascamenopause, akan terjadi peningkatan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida, penurunan kadar HDL, dan hsCRP sebagai biomarker inflamasi. Penelitian sebelumnya pada tikus OVX menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah delima yang mengandung asam elagat dapat berperan sebagai selective estrogen receptor modulators SERMs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstak kulit delima dapat memodifikasi metabolisme lipid dan hsCRP pada wanita pascamenopause sehat. Penelitian ini merupakan studi uji klinik dengan desain paralel acak tersamar ganda dengan plasebo sebagai kontrol terhadap 30 wanita pascamenopause sehat. Subyek dirandomisasi untuk mengkonsumsi plasebo n=16 atau kapsul ekstrak kulit buah delima n=14 sebanyak 2.200 mg/hari selama 8 minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan sedikit kecenderungan perbaikan nilai kadar kolesterol total p = 0,282 , LDL p = 0,599 , HDL p = 0,441 , Trigliserida p = 0,329 dan hsCRP p = 0,215 dibanding plasebo. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kapsul ekstrak etanol kulit buah delima dapat memperbaiki kadar profil lipid dan hsCRP pada wanita pascamenopause sehat.
Menopause is a natural process in which the ovaries no longer produce estrogen and consequently will interfere with the metabolism of the body. One of the process affected is lipid metabolism. In postmenopausal woman, there is a decrease in HDL levels, elevated levels of total cholesterol, LDL, triglycerides and hsCRP as inflammatory biomarkers. Previous study in the rats showed that pomegranate peel extract which contain ellagic acid can act as selective estrogen receptor modulators SERMs. This study was aim to investigate wether it can modify lipid metabolism and hsCRP in healthy potsmenopausal woman. This is a randomized, double blind, parallel, clinical trial in 30 healthy postmenopausal woman. Subject were randomized to take placebo capsules n 16 or the pomegranate peel extract capsules n 14 2200 mg day equal 50 mg ellagic acid per day for 8 weeks. Pomegranate peel extract is shown to have a good safety profile as shown by hematology parameters and clinical symptoms. The results showed slight improvement in total cholesterol p 0,282, LDL p 0,599, HDL p 0,441, Triglyserida p 0,329 dan hsCRP p 0,215 compared to placebo. Thus it can be conclude that capsules of pomegranate peel extract can modified lipid metabolism and hsCRP in healthy postmenopausal woman.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T47457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Rahmadi
Abstrak :
Tujuan penelitian uji klinik paralel terbuka ini adalah diketahuinya pengaruh pemberian nutrisi enteral per oral pra Sectio Caesarea (SC) terhadap kadar high segasfrfvity C-Reactive Protein (hsCRP) serum pasca SC. Penelitian ini telah disetujui komisi etik penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sebanyak 27 pasien SC elektif di RSUD Bekasi yang memenuhi kriteria penelitian dibagi dalam dua kelompok sccara randomisasi blok. Sebanyak 13 orang subyek mendapat nutrisi enteral 200 mL (kelornpok P) dan 14 orang subyek mendapat teh manis 200 mL (kelompok K) yang diberikan dua jam pra SC. Data yang dikumpulkan meliputi usia, umur kehamilan, status gizi, indikasi SC, lama SC, pcrdarahan, dan asupan energi, dan protein. Pemeriksaan kadar hsCRP serum dilalcukan dua jam pra SC dan 48 jam pasca SC. Uji statistik yang digunakan adalah uji t dan uji Man11~Whitney dengan hatas kernalmaan 5%. Sebanyalc 12 orang kelompok P dan 12 orang kelompok K dengan rerata usia 29,78 jg 4,41 tahun mengikuti penelitian secara lengkap. Status gizi seluruh Subyek berdasarkan LiLA temmasuk kategori Status gizi balk, sedangkan berdasarkan KMS ibu hamil Depkes termasuk kategori status gizi lebih. Pada awal penelitian, karaktristik data dasar pada kedua kelompolc tidak memperlihatkan perbedaan yang bermakna (p >0,05). Pada kedua kelompok didapatkan peningkatan kadar hs,CRP serum pasca SC yang lebih nyata texjadi pada kelompok K dan secam statisiik berbeda bermakna (p == 0,00). Pemberian 200 mL nutrisi enteral pra SC dapat mengendalikan peningkatan kadar hsCRP serum pasca SC.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32864
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Sally Aman
Abstrak :
Kondisi infark miokard akut (IMA) sering disertai hiperglikemia yang meningkatkan risiko aritmia maligna melalui mekanisme yang diduga berupa kerusakan miokard, perubahan kanal ion dan peningkatan respons inflamasi. Penelitian mengenai hubungan hiperglikemia akut dengan kejadian aritmia maligna pada pasien dengan sindrom koroner akut (SKA) sudah banyak dilakukan, namun pada pasien IMA yang merupakan populasi khusus SKA dan memiliki risiko aritmia maligna lebih tinggi, belum ada penelitian yang menelaah peran kerusakan miokard, perubahan kanal ion dan peningkatan respons inflamasi sebagai patomekanisme terjadinya aritmia maligna pada pasien IMA. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh hiperglikemia akut terhadap kejadian aritmia maligna, troponin I, VLP, strain ekokardiografi, perubahan kanal ion (CaMKII) dan hsCRP. Penelitian ini juga bertujuan menilai pengaruh troponin I, VLP, GLS, CaMKII dan hsCRP terhadap kejadian aritmia maligna pada pasien IMA dengan hiperglikemia akut. Penelitian potong lintang yang dilanjutkan kohort prospektif pada pasien IMA yang dirawat di ICCU RSCM Jakarta, dilakukan November 2018-Mei 2019. Pasien dengan infeksi berat dan sudah mengalami aritmia maligna saat masuk RS dieksklusi. Data karakteristik dasar dan variabel kadar glukosa darah sewaktu, troponin I, VLP, GLS, CaMKII pertama dan hsCRP diambil pada hari pertama perawatan. Kejadian aritmia maligna sebagai luaran utama penelitian dan kadar CaMKII kedua dinilai pada hari ke-5 perawatan. Pasien yang meninggal sebelum hari perawatan ke-5 bukan akibat aritmia maligna dikeluarkan dari penelitian. Hubungan hiperglikemia akut dengan VLP dan kejadian aritmia maligna dianalisis dengan uji chi-square, sedangkan troponin I, GLS, CaMKII dan hsCRP berdasarkan status hiperglikemia diuji dengan uji-t atau Mann-Whitney. Sejumlah 110 pasien diikutkan dalam penelitian, 2 pasien meninggal pada hari ke-3 perawatan akibat aritmia maligna. Tidak ditemukan hubungan bermakna antara hiperglikemia akut pada IMA dengan aritmia maligna. Pada analisis bivariat, CaMKII hari ke-1 dan ke-5 memiliki hubungan bermakna dengan kejadian aritmia maligna (p = 0,03, p = 0,01). Pada kelompok hiperglikemia akut terdapat perbedaan kadar CaMKII di hari ke-5 antara VLP positif dan negatif (p = 0,03). Disimpulkan bahwa IMA pada fase awal akan menimbulkan kerusakan miokard yang lebih dominan dibandingkan peran metabolik. Fase berikutnya terjadi peningkatan katekolamin yang berakibat terjadinya hiperglikemia akut dan akan meningkatkan ROS serta aktivasi perubahan kanal ion yang digambarkan dengan CaMKII. Perubahan ini berakibat remodeling elektrofisiologi jantung yang terlihat dari gambaran VLP pada pemeriksaan SA-ECG. Kata Kunci: Aritmia maligna, CaMKII, Hiperglikemia Akut, hsCRP, IMA, VLP
Acute Myocardial Infarction (AMI) is often followed by hyperglycemia which will increase the risk of malignant arrhythmias through mechanisms that are thought to be myocardial damage, ion channel changes and increased inflammatory response.There have been many studies on the correlation of acute hyperglycemia with the occurrence of malignant arrhythmias in acute coronary syndromes (ACS), but not much in AMI as a special population of ACS with a higher risk of malignant arrhythmias.There are no studies that examine the role of myocardial damage, ion channel changes and increased inflammatory response as a pathomechanism of malignant arrhythmias in AMI patients. The purpose of this study was to determine the effect of acute hyperglycemia on the occurence of malignant arrhythmias, troponin I, VLP, echocardiographic strain, ion channel changes (CaMKII) and hsCRP. This study also aims to assess the effect of troponin I, VLP, GLS, CaMKII and hsCRP on the occurence of malignant arrhythmias in AMI patients with acute hyperglycemia. A cross-sectional study followed by a prospective cohort of AMI patients treated at ICCU Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta was done from November 2018– May 2019. Patients with severe infections and who had experienced malignant arrhythmias at admission were excluded. Data on baseline characteristics and random blood glucose levels, troponin I, VLP, GLS, the first CaMKII and hsCRP were collected on the first day of treatment. The occurence of malignant arrhythmias as the main outcome of this study and the second CaMKII level were assessed on the fifth day of treatment. Patients who died before the fifth day of treatment not due to malignant arrhythmias were excluded. The correlation between acute hyperglycemia with VLP and the occurence of malignant arrhythmias was analyzed by chi-square test, whereas troponin I, GLS, CaMKII and hsCRP based on the hyperglycemia status were tested by t-test of Mann-Whitney test. A total of 110 patients were included in the study, 2 patients died on the third day due to malignant arrhythmias. No significant relationship was found between acute hyperglycemia in AMI and malignant arrhythmias. On the first day and fifth day CaMKII bivariate analysis had a significant correlation with the occurence of malignant arrhythmias (p = 0.03, p = 0.01, respectively). In the acute hyperglycemia group there were differences in CaMKII levels on the fifth day between positive and negative VLP (p = 0.03). It was concluded that AMI in the initial phase would cause more dominant myocardial damage compared to the role of metabolic factors. In the next phase there is an acute hyperglycemia and will increase ROS and activation of ion channel changes described by CaMKII. This change results in the electrophysiological remodeling of the heart as seen from the VLP picture on SA-ECG. Key Words: Acute hyperglycemia, AMI, CaMKII, hsCRP, Malignant arrhythmias, VLP
2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katrin Sumekar
Abstrak :
Latar Belakang: Pasien diabetes melitus tipe 2 menunjukkan peningkatan risiko penyakit jantung koroner dengan kondisi aterosklerosis arteri koroner yang lebih berat. Ketebalan lemak epikardial diperkirakan berhubungan dengan kondisi inflamasi dan derajat stenosis arteri koroner pada pasien DM tipe 2 dengan chronic coronary syndrome (CCS), dimana kadar HsCRP dapat digunakan sebagai penanda inflamasi dan skor Gensini digunakan untuk menilai derajat stenosis arteri koroner. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara ketebalan lemak epikardial dengan kadar dan HsCRP derajat stenosis arteri koroner pada pasien DM tipe 2 dengan CCS. Metode: Studi potong lintang pada 47 pasien DM tipe 2 dengan CCS yang berusia antara 35 sampai 87 tahun dan menjalani angiografi koroner di Laboratorium Kateterisasi Jantung PJT-RSCM. Nilai ketebalan lemak epikardial diperoleh dari hasil pemeriksaan ekokardiografi, skor Gensini dihitung berdasarkan hasil pemeriksaan angiografi koroner, dan kadar HsCRP diperiksa menggunakan metode Imunoturbidimetri. Hasil: Diperoleh median kadar HsCRP sebesar 1,9 mg/L (RIK 0,8–3,30 mg/L), rerata ketebalan lemak epikardial sebesar 6,06 ± 2,14 mm, dan median skor Gensini sebesar 34 (RIK 14–84). Didapatkan korelasi positif sedang antara ketebalan lemak epikardial dan HsCRP (p<0,05; r = 0,500, namun tidak menemukan adanya korelasi yang bermakna antara ketebalan lemak epikardial dan skor Gensini (p > 0,05). Kesimpulan: Ketebalan lemak epikardial hanya menunjukkan adanya korelasi yang bermakna dengan kadar HsCRP pada pasien DM tipe 2 dengan CCS, namun tidak dengan derajat stenosis arteri koroner yang dinilai berdasarkan skor Gensini. Jadi dengan memeriksa ketebalan lemak epikardial dengan ekokardiografi kita dapat memperkirakan tingkat inflamasi pada pasien DM tipe 2 dengan CCS ......Background: T2DM patients showed an increased risk of CAD with more severe coronary artery atherosclerosis. Epicardial fat thickness (EFT) was presumed to be associated with inflammatory conditions and the severity of coronary artery stenosis in patients with T2DM and CCS, wherein HsCRP levels can be used as an inflammatory marker and Gensini score to quantify the severity of coronary artery stenosis. Objective: To determine the correlation between EFT and HsCRP levels and the severity of coronary artery stenosis in patients with T2DM and CCS. Methods: A cross sectional study conducted among 47 patients with T2DM and CCS between the age of 35 to 87 that had underwent coronary angiography at the Heart Catheterization Laboratory of PJT-RSCM. Results of echocardiography was evaluated to determine EFT, while the Gensini score was calculated based on the results of coronary angiography, and HsCRP levels was evaluated using a commercial Immunoturbidimetry kit. Results: Median HsCRP levels was 1.9 mg/L (IQR 0.8–3.30 mg/L), mean EFT was 6.06 ± 2.14 mm, and median Gensini score was 34 (IQR 14–84). There was a moderate positive correlation between EFT and HsCRP (p < 0.05, r = 0.500), but found no significant correlation between EFT and Gensini score (p > 0.05). Conclusion: EFT only showed significant correlation with HsCRP levels in patients with T2DM and CCS, but showed no correlation with the severity of coronary artery stenosis that was quantified by Gensini score. So, by echocardiography evaluation of epicardial fat thickness, we could have an estimation of inflamation degree in patients with T2DM and CCS.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
E.M. Yunir
Abstrak :
ABSTRAK
Luka kaki diabetik (LKD) merupakan komplikasi kronik diabetes yang meningkatkan mortalitas dan morbiditas, serta menurunkan kualitas hidup. Komplikasi makro dan mikrovaskular/mikrosirkulasi mempunyai pengaruh besar terhadap kejadian LKD dan proses penyembuhannya. Kondisi mikrosirkulasi dapat dinilai melalui pemeriksaan transcutaneous perfusion oxygen (TcPO2). Kondisi mikrosirkulasi dipengaruhi oleh HbA1c, glukosa darah sewaktu, neuropati, fibrinogen, PAI-1, hsCRP, indeks MMP-9, indeks TcPO2, dan indeks TcPCO2, yang akan memengaruhi terbentuknya jaringan granulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran HbA1c, GDS, neuropati, fibrinogen, PAI-1, hsCRP, indeks MMP-9, terhadap indeks TcPO2, indeks TcPCO2, dan indeks granulasi, serta mengetahui peran serta indeks TcPO2 dan indeks TcPCO2 terhadap indeks granulasi pada luka kaki diabetik. Sebanyak 68 subjek LKD tanpa penyakit arteri perifer di RS dr. Cipto Mangukusumo dan beberapa rumah sakit jejaring, pada Desember 2015?Desember 2016, diberikan perawatan standar dan dipantau setiap minggu sebanyak 4 kali. Pada pemantauan ke-1, ke-2, dan ke-3, dilakukan dokumentasi LKD, pengambilan darah vena sebanyak 7,7 mL untuk pemeriksaan fibrinogen, PAI-1, hsCRP, MMP-9, dan TIMP-1, darah arteri sebanyak 2 mL untuk pemeriksaan analisis gas darah, serta pemeriksaan TcPO2 dan TcPCO2 dengan menggunakan TCM TOSCA/CombiM monitoring systems buatan Radiometer. Pada pemantauan ke-4, hanya dilakukan dokumentasi LKD. Pengukuran luas luka dan jaringan granulasi dinilai berdasarkan hasil dokumentasi fotografi dengan menggunakan program ImageJ. Penilaian neuropati menggunakan pemeriksaan interval RR dan kecepatan hantar saraf. Data laboratorium lainnya diperoleh dari data sekunder rekam medis. Kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan path analysis (analisis lajur) pada data repetitif dan SPSS pada data nonrepetitif. Berdasarkan analisis didapatkan hubungan antara peningkatan glukosa darah sewaktu, fibrinogen, dan PAI-1 dengan penurunan indeks TcPO2. Didapatkan juga hubungan antara beratnya neuropati motorik dan sensorik, peningkatan glukosa darah sewaktu, fibrinogen, PAI-1, dan hsCRP dengan penurunan indeks granulasi. Tetapi, indeks granulasi tidak dipengaruhi oleh indeks TcPO2. Indeks TcPCO2 tidak memiliki hubungan terhadap semua variabel tersebut, kecuali hsCRP dan indeks TcPCO2 tidak memengaruhi indeks granulasi. Indeks TcPO2 pada LKD dipengaruhi oleh kadar glukosa darah sewaktu, fibrinogen, dan PAI-1, tetapi tidak memengaruhi tumbuhnya jaringan granulasi. Tumbuhnya jaringan granulasi dipengaruhi oleh glukosa darah sewaktu, neuropati motorik dan sensorik, peningkatan kadar fibrinogen, PAI-1, dan hsCRP. Selain itu, indeks TcPCO2 tidak memengaruhi indeks granulasi
ABSTRACT
Diabetic foot wounds/ulcer (DFU) is chronic complication of diabetes, which increases mortality and morbidity, and lower quality of life. Macro and microvascular/microcirculation complications has a great influence on DFU and healing process. Microcirculation condition can be seen from transcutaneous perfusion oxygen (TcPO2). The growth of granulation tissue in the healing process is determined by microcirculation condition, among others influenced by HbA1c, random blood glucose, neuropathy, fibrinogen, PAI-1, hsCRP, MMP-9 index, TcPO2 index, and TcPCO2 index. This study aimed to investigatethe role of HbA1c, random blood glucose, sensory, motoric, and autonomy neuropathy, fibrinogen, PAI-1, hsCRP, MMP-9 index, TcPO2 index, TcPCO2 index, and granulation index, as well as the relationship between TcPO2 index, TcPCO2 index and granulation index in diabetic foot wounds. As much as 68 subjects DFU without peripheral arterial disease, in Cipto Mangunkusumo Referral National Hospital, on December 2015?December 2016, were given standard managementof diabetic foot ulcer and monitored once a week for four times. In the 1st, 2nd, and 3rd monitoring, DFU was documented, then 7.7 mL of venous blood was taken for fibrinogen, PAI-1, hsCRP, MMP-9, and TIMP-1 examination, also 2 mL arterial blood for blood gas analysis, and then examination of TcPO2 and TcPCO2was performed using TCM4 TOSCA/CombiM monitoring systems made by Radiometer. In the 4th monitoring, only DFU was documented. Wound and granulation size was measured through photographic documentation using ImageJ program. Neuropathy was diagnosed based on RR interval and nerve conduction velocity study. Other laboratory data were obtained from medical records. The data were analysed by path analysis for repetititive data and SPSS for nonrepetitive data. From analysis, there is a significant correlation between the increasing random blood glucose (RBG), fibrinogen, and PAI-1 with the decreasing of TcPO2, also found a significant relationship between the severity of sensory and motoric neuropathy, the increasing levels of RBG, fibrinogen, PAI-1, and hsCRP with the decreasing of granulation index. But, TcPO2 index does not influence granulation index. TcPCO2 index does not have significant correlation with all these variables, except hsCRP. Moreover, TcPCO2 index also does not influence granulation index. TcPO2 index of DFU is affected by RBG, fibrinogen, PAI-1, but does not affect the growth of granulation tissue. Granulation tissue?s growing is influenced by the sensory and motoric neuropathy, increased levels of fibrinogen, PAI-1, and hsCRP. Furthermore, TcPCO2 index does not influence granulation?s growth.
2016
D2218
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library