Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ballada Santi
Abstrak :
Anemia didetinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lcbih rcndah daripada nilai normal untuk kclompok orang yang bersangkutan. Anemia ibu hamil berdasarkan SKRT tahun |995 sebesar 50,9%; prevalensi anemia ibu hamil di Kabupaten Kuningan tahun 2005 sebesar 62,5 %. Salah satu upaya untuk pencegahan dan penanggulangan anemia ibu hamil dengan pemberian suplemen tablet besi-folat. Selain suplemen tablet besi folat, pemerintah daerah juga menyediakan suplemcn multivitamin mineral. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh konsumsi supiemen tablet besi-folat dan suplemen multivitamin mineral terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia di Kabupaten Kuningan Tahun 2006. Penelitian ini menggunakan desain ekspcrimen dengan randomisasi, dilakukan pada ibu hamil anemia dengan umur kehamilan trimester ll (minggu kc 16 sampai minggu ke 24) yang menderita anemia di Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2006. Jumlah sampel 138 terdiri : 70 diberi suplemen tablet besi folat dan 68 diberi saplemen multivitamin mineral. Data yang dikumpulkan dam primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengukuran. Data diuji dengan 1.1851 berpasangan dan Lies! dna mean independent. Hasil penelitian diperoleh : proporsi anemia pada ibu hamil trimester ll di Kabupaten Kuningan masih cukup tinggi (59,57 %); karakteristik ibu hamil yaitu usia ibu hamil, jamk kehamilan, paritas, latar belakang pendidikan, pekerjaan, asupan makanan, pola konsumsi makanan dan status gizi ibu hamil tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok pcrlakuan atau dapat dikatakan homogen; terdapat perbedaan yang bermakna kadar Hb sebelum dan setelah perlakuan; terdapat kcccndcrungan pcningkatan :ata-rata kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil yang dibcri suplemen tablet besi folat dibandingkan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bcmiakna kenaikan kadar Hb antara ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadar llb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi. Disimpulkan terdapat perbedaan yang bemtakna rata-rata kaclar Hb sebelum dan sesudah pcrlakuan pada ibu yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bemtakna kenaikan kadar Hb ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, kecendemngan peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia yang diberi suplemen tablet besi folat dibandingkan dengan ibu hamil anemia yang diberi suplemen multivitamin mineral, suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil anemia sama baiknya, peningkatan Radar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadat' Hb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi. Disarankan penanggulangan ibu hamil anemia dapat dengan pemberian suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral tetapi perlu dipertimbangkan efektivitas dari segi finansial, perlu penekanan dalam keteraturan minum suplemen. Pcmilih suplemen multivitamin mineral perlu dipertimbangkan dengan kandungan besi sesuai dengan standar WI-IO (60 mg besi) dan unsur vitamin lain yang berguna untuk meningkatkan kadar Hb ibu hamil serta mengurangi efek, melakukan penyuluhan tentang asupan makanan yang mengandung zat besi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satryana Devy Pamungkas
Abstrak :
Anemia defisiensi zat besi atau kekurangan zat besi pada ibu hamil dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah < 11gr%. Kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada tahun 2019 adalah 12,15% dimana angka tersebut diatas 5% sehingga menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil dan hubungan junlah pemberian tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2020. Metodologi penelitian ini menggunakan potong lintang dengan jumlah populas 1038 ibu hamil dan sample 774 ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel yang memiliki hubungan secara statistik dengan anemia pada ibu hamil adalah umur, paritas, jarak kehamilan, tablet tambah darah, pendidikan, dan pekerjaan. analisis hubungan jumlah pemberian tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan uji Chi Square menunujukkan nilai p = 0,000 dengan nilai OR = 2,969 dengan 95% CI antara 1,9 – 4,5. Analisis multivariat diperoleh hasil dalam penelitian ini tidak didapatkan variabel konfonding. Secara statistik dapat dijelaskan dari nilai OR ibu hamil dengan umur yang resiko rendah dan kurang mendapatkan tablet tambah darah 1,7 kali lebih beresiko menderita anemia, sedangan ibu hamil dengan umur yang resiko tinggi dan kurang mendapatkan tablet tambah darah 4,8 kali lebih beresiko menderita anemia selama masa kehamilan. ......Iron deficiency anemia or iron deficiency in pregnant women is happen when the haemoglobin (Hb) level in the blood is <11gr%. The incidence of anemia in pregnant women in the work area of the Pesanggrahan District Health Center in 2019 was 12.15%, where the figure is above 5% so that it is become one of the public health problems. This study aims to see the prevalence of anemia in pregnant women and the correlation between giving blood-supplemented tablets and the incidence of anemia in pregnant women at the Pesanggrahan District Health Center in 2020. The research methodology used a cross-sectional study with a population of 1038 pregnant women and a sample of 774 pregnant women. The results of this study indicate that the variables that have a statistical relationship with anemia in pregnant women are age, parity, pregnancy, blood supplement tablets, education, and occupation. Analysis of the relationship between the number of tablets offering added blood with the incidence of anemia in pregnant women based on the Chi Square test showed a value of p = 0.000 with an OR = 2.969 with a 95% CI between 1.9 - 4.5. Multivariate analysis showed that the results of the study were not confounding variables. Statistically, it can be explained from the OR value of pregnant women with a low risk age and less getting a blood supplement tablet 1.7 times more likely to suffer from anemia, while pregnant women with a high risk age and less getting a blood supplement tablet are 4.8 times more likely to suffer from anemia during pregnancy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Rekawati
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrin Nabila
Abstrak :
Masalah anemia pada ibu hamil masih menjadi permasalahan kesehatan serius karena menjadi penyebab tertinggi kematian Ibu. Anemia pada ibu hamil akan berdampak terhadap tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak. Prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia menurut WHO adalah sebesar 40%. Data Riskesdas Tahun 2018 menunjukkan persentase ibu hamil di Indonesia yang mengalami anemia adalah sebesar 48.9%. Program Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil dimulai sejak tahun 1990 yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi besi dan masuk dalam indikator SPM bidang kesehatan yaitu bagian dari standar pelayanan Antenatal 10 T serta menjadi salah satu intervensi spesifik dalam upaya percepatan penurunan stunting. Untuk mencegah anemia ibu hamil diharapkan mengonsumsi TTD minimal 90 tablet selama kehamilan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis implementasi kebijakan Suplementasi Tablet Tambah Darah pada ibu hamil di Kota Medan dengan melihat faktor yang berpengaruh yaitu komunikasi, sumberdaya, disposisi, struktur birokrasi dan lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan teori Edward III dan Van Meter Van Horn. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan FGD dengan informan stakeholder terkait dan telaah dokumen. Penelitian dilakukan bulan Mei hingga Juni 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan suplementasi TTD pada ibu hamil di Kota Medan sudah terlaksana dengan cukup baik hingga saat ini. Komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan informasi kebijakan suplementasi TTD pada Ibu Hamil tidak hanya disampaikan kepada pelaksana kebijakan tapi juga kepada kelompok sasaran dan pihak yang terkait secara berjenjang dari pusat, provinsi, kota, puskesmas, hingga kader dan masyarakat. Ketersediaan sumber daya baik SDM, anggaran dan kewenangan sudah cukup memenuhi untuk ketersediaan TTD. Terkait disposisi untuk pelaksanaan pemberian TTD ini tidak memerlukan perintah lagi dari pimpinan, karena sudah rutin berjalan. Belum ada SOP khusus untuk TTD. Koordinasi masih terus dilakukan antar lintas sektor dan lintas program. Banyak ibu dengan ekonomi menengah keatas tidak memeriksakan kehamilannya di puskesmas, sementara pencatatan di seluruh puskesmas dan jejaringnya masih belum optimal. Keterlibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kota Medan sangat memengaruhi keberhasilan suatu program. ......The problem of anemia in pregnant women is still a serious health problem because it is the highest cause of maternal death. Anemia in pregnant women will have an impact on the optimal growth and development of the fetus in the womb and has the potential to cause complications of pregnancy and childbirth, and even cause death of mother and child. The prevalence of anemia in pregnant women worldwide according to WHO is 40%. Riskesdas data for 2018 shows that the percentage of pregnant women in Indonesia who experience anemia is 48.9%. The Program for Giving Blood Supplement Tablets (TTD) to pregnant women began in 1990 which aims to prevent and treat iron nutrition anemia and is included in the MSS indicator in the health sector, which is part of the 10 T Antenatal service standard and is one of the specific interventions in efforts to accelerate the reduction of stunting. To prevent anemia, pregnant women are expected to consume iron tablets at least 90 tablets during pregnancy. The aim of the study was to analyze the implementation of the Iron Blood Tablet Supplementation policy for pregnant women in the city of Medan by looking at the influencing factors, namely communication, resources, disposition, bureaucratic structure and the economic, social and political environment. This research is a descriptive qualitative research with Edward III and Van Meter Van Horn theory approach. Data collection was carried out through in-depth interviews and FGDs with relevant stakeholder informants and document review. The research was conducted from May to June 2023. The results showed that the implementation of the iron supplement supplementation policy for pregnant women in Medan City has been implemented quite well so far. Communications carried out to convey information on iron supplementation policies for pregnant women are not only conveyed to policy implementers but also to target groups and related parties in stages from the center, provinces, cities, health centers, to cadres and the community. The availability of human resources, both human resources, budget and authority is sufficient to meet the availability of TTD. Regarding the disposition for the implementation of the provision of TTD, it does not require any more orders from the leadership, because it is already running routinely. There is no specific SOP for TTD yet. Coordination is still being carried out across sectors and across programs. Many women with middle and upper income levels do not have their pregnancies checked at the puskesmas, while registration at all puskesmas and their networks is still not optimal. The involvement of community leaders and religious leaders in Medan greatly influences the success of a program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasmawati
Abstrak :
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan, ( Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. BBLR dikaitkan dengan kematian janin dan neonatal serta morbiditas, menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular di kemudian hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD Argamkmur, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi di RSUD Arga Makmur, Bengkulu Utara tahun 2017 – 2018. Sampel penelitian terdiri dari 126 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 126 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (> 2500grm) sebagai kontrol. Hasil penelitian proporsi BBLR dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 46,83%, lebih tinggi di bandingkan dengan proporsi BBL normal dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 34,13%. Nilai OR 1,70 (95% CI: 1,009 – 2.86) Ibu hamil dengan anemia pada trimester III berisiko untuk BBLR 1,70 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil trimester III dengan kadar Hb normal.
Low Birth Weight (LBW) is weight at birth less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (small for gestational age = SGA) or a combination of the two. LBW is associated with fetal and neonatal death and morbidity, inhibits growth and development and increases the risk of future infectious diseases. The aim of this study is to see the effect of anemia on pregnant women on LBW, with a case control study design. This study used medical records from the Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), the population of this study is mothers who gave birth to babies in Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), North Bengkulu in 2017 - 2018. The sample of this study consist of 126 mothers gave birth with LBW as a case and 126 mothers gave birth with normal birth weight (> 2500grm) as a control. The results of the study on the proportion of LBW with pregnant women with anemia in the third trimester is 46.83%, higher than the proportion of normal birth weight with pregnant women with anemia in the third trimester of 34.13%. OR 1.70 (95% CI: 1.009 - 2.86) Pregnant women with anemia in the third trimester are at risk for LBW 1.70 times greater than for third trimester pregnant women with normal Hb levels.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sukmawati Manti Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Kejadian anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang serius karena pengaruhnya terhadap kesehatan ibu dan anak yang dikandung. Anemia dapat mengakibatkan kelahiran premature, gangguan perkembangan janin, BBLR dan kematian ibu dan anak. Riskesdas 2013 mencatat prevalensi anemia ibu hamil sebesar 37,1%. Salah satu penyebab anemi dikarenakan rendahnya asupan zat besi yang dipengaruhi oleh pola makanan masyarakat Indonesia yang sebagian besar berasal dari sumber nabati. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan studi cross sectional. Responden adalah 2013 ibu hamil trimester 2 dan 3 pengunjung Puskesmas Tirto I kabupaten Pekalongan. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner, food recall 1x24 jam, FFQ serta pengambilan data LILA dan kadar Hb. Data dianalisis dengan Cox Regression. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 112 orang (55,2%) yang mengalami anemia. Sebanyak 100 orang ibu hamil (49,3%) memiliki tingkat konsumsi zat besi kurang dan 103 ibu hamil (50,7%) memiliki tingkat konsumsi zat besi cukup. Konsumsi rata-rata zat besi/hari dari makanan adalah 22,98+9,8 mg/hari yang kurang dari rekomendasi AKG untuk ibu hamil. Tingkat konsumsi zat besi berhubungan signifikan dengan kejadian anemia ibu hamil (p<0,001; PR=2,466; CI 95%=1,829-3,325). Variabel lain yang berhubungan signifikan yaitu umur ibu hamil (PR=1,837; CI95%=1,509-2,237), jarak kelahiran (PR=1,714, CI 95% 1,085-2,709), LILA (PR=3,323; CI 95% 2,473-4,466), pengetahuan tentang anemia (PR=2,676, CI 95% 1,861-3,848), pola konsumsi protein nabati (PR=1,319, CI 95% 1,034-1,683), pola konsumsi pengikat zat besi (enhancer Fe) (PR=1,347, CI 95%1,045-1,735) dan konsumsi tablet tambah darah (PR=1,741, CI 95% 1,228-2,468). Hasil analisis multivariat diperoleh bahwa prevalens ibu hamil dengan tingkat konsumsi zat besi kurang beresiko 1,846 kali lebih tinggi (CI 95% 1,056 ? 3,564) untuk menderita anemia dibandingkan ibu hamil dengan tingkat konsumsi zat besi cukup setelah di kontrol oleh variabel LILA, pengetahuan tentang anemia dan konsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini menyimpulkan tingkat konsumsi zat besi berhubungan dengan kejadian anemia ibu hamil. Oleh karena itu, diperlukannya perbaikan konsumsi anekaragam pangan yang diatur proporsinya, dalam jumlah yang cukup dan dilakukan secara teratur
ABSTRACT
Anemia in pregnancy is still serious health problem considering the impact to mother?s and baby?s health. Anemia could lead to preterm birth, abortus, baby?s development disorder, low birth weight, and mother and baby?s death. National health research in 2013 has resulted the prevalence of anemia among pregnant mother around 37,1%. One of contributive factors to anemia in pregnancy is the low iron intake which affected by most Indonesian consumption pattern with plants food (non-haem iron). This research is aimed to figure out the association between iron consumption level with anemia in pregnancy. Design study used in this research is cross sectional. Respondent are 203 pregnant women trimester 2 and 3 who had ANC in Tirto I primary health care. Data were collected through cohort registration (for middle upper arm circumference/MUAC and Hb) and interview using questionnaire food recall 1x24 hr and FFQ. Data is analyzed by Cox Regression. Result: as much 112 (55,2%) of 203 respondents were anemia. As much of 100 (49,3%) repsondents have low iron consumption level. Average iron consumption per day from meal is 22,98+9,8 mg/day which is still under the daily allowance intake recommendation for pregnant women. Iron consumption level is significantly associated to anemia in pregnancy (p<0,001; PR=2,466; CI 95%=1,829-3,325). Other variabels associated are age (PR=1,837; CI95%=1,509- 2,237), birth distance (PR=1,714, CI 95%=1,085-2,709), MUAC (PR=3,323; CI 95%=2,473-4,466), knowledge about anemia (PR=2,676, CI 95%=1,861-3,848), non-haem consumption pattern (PR=1,319, CI 95%=1,034-1,683), iron enhancer consumption pattern (PR=1,347, CI 95%=1,045-1,735) and iron tablet consumption (PR=1,741, CI 95%=1,228-2,468). Multivariate analysis showed that prevalens among pregnant women with low iron consumption level is 1,846 higher to suffer anemia than those with high iron consumption level after being controlled by MUAC, knowledge and Fe Tablet consumption. This research has concluded that iron consumption level is associated to anemia in pregnancy. Therefore, it?s important to have variety in food consumption, served in proper proportion and regular frequencies.
2016
T47075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Azizah
Abstrak :
Kehamilan merupakan proses alami yang terjadi pada seorang wanita. Pengalaman ini akan dihadapi oleh seorang ibu, perlu persiapan yang maksimal baik secara mental maupun fisik sehingga dapat meminimalkan kondisi yang abnormal. Kehamilan yang terjadi pada seorang ibu akan mempengaruhi kondisi fisiologis maupun psikososial, sehingga ibu hamil akan menlalui proses adaptasi, salah satu yang perlu diperhatikan yakni nutrisi yang baik untuk ibu dan janin. Selain itu, perubahan fisiologis pada ibu hamil terjadi peningkatan volume darah yang lebih cepat dari pembentukan sel darah merah. Apabila tidak diimbangi dengan konsumsi nutrisi yang cukup dapat menimbulkan anemia. Anemia merupakan suatu keadaan kadar Hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah dari kadar normal sesuai umur dan jenis kelamin. Sebagai akibat dari ketidakmampuan jaringan membentuk sel darah merah guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal. Seseorang wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari 10g/dl barulah disebut anemia dalam kehamilan. Intervensi yang dilakukan adalah dengan pemberian jus bayam dan tomat yang mengandung kaya zat besi dan vitamin C. Intervensi ini dilakukan selama 7 hari. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan kadar hemoglobin sebesar 9,4 g/dl. ......Pregnancy is a natural process that occurs in a woman. This experience will be faced by a mother, it needs maximum preparation both mentally and physically so as to minimize abnormal conditions. Pregnancy that occurs in a mother will affect physiological and psychosocial conditions, so that pregnant women will go through a process of adaptation, one of which needs to be considered is good nutrition for the mother and fetus. In addition, physiological changes in pregnant women include an increase in blood volume that is faster than the formation of red blood cells. If it is not balanced with adequate nutritional consumption, it can cause anemia. Anemia is a condition of blood hemoglobin (Hb) levels that are lower than normal levels according to age and gender. As a result of the inability of tissues to form red blood cells to maintain hemoglobin levels at normal levels. A pregnant woman who has an Hb of less than 10g/dl is then called anemia in pregnancy. The intervention was carried out by giving spinach and tomato juice containing rich iron and vitamin C. This intervention was carried out for 7 days. The results showed that the client had an increase in hemoglobin levels of 9.4 g/dl.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library