Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riska Inki Fitria
"Destinasi wisata, terutama yang terletak di negara berkembang memiliki tantangan untuk dapat mengembangkan positioningnya secara spesifik agar berbeda dengan destinasi lain. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melihat kepada item yang sudah sangat melekat di dalam destinasi wisata, terutama berkaitan dengan budaya dan kearifan lokal. Salah satu cara potensial yaitu melalui iconic culinary sebagai bagian dari kebudayaan di destinasi wisata. Penelitian ini membahas mengenai iconic culinary dalam pemanfaatannya sebagai icon destinasi wisata, menginvestigasi dimensi simbolik dan fungsional dari sebuah iconic culinary serta menganalisis bagaimana iconic culinary tersebut menjadi bagian dari proses destination branding sebuah destinasi wisata. Konsep iconic culinary pada penelitian ini sejalan dengan konsep iconic product yang dikonsepsikan oleh Soroka dan Lominadze. Sedangkan untuk proses destination branding mengacu pada tahapan destination branding yang dicetuskan oleh Morgan dan Pritchard.
Penelitian dilakukan melalui metodologi kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan diperkuat oleh pengamatan lapangan. Selanjutnya dianalisis melalui analisis thematic. Hasil penelitian menemukan bahwa iconic culinary dapat bertindak sebagai salah satu icon yang potensial untuk merepresentasikan sebuah destinasi wisata karena secara simbolik dan fungsional bersifat melekat dengan kehidupan sehari-hari (everydayness) pada budaya serta tradisi yang ada di masyarakat. Iconic culinary juga menjadi sumber dari identitas destinasi dan berperan dalam proses destination branding.

A tourism destination, especially in developing countries faced a challenge to create a specific positioning that is different from other destinations. An impactful way to establish is by looking into item that really attached with the destination specifically on culture and local wisdom, one of the potential approach is through an iconic culinary as part of the destinations culture. This study investigate on symbolic and functional dimensions of iconic culinary, the role of iconic culinary as an icon of a destination and analyze on tourism destination branding process. Iconic culinary concept for this research refer to iconic product conceptualized by Soroka and Lominadze. And for destination branding process refer to five phases by Morgan and Pritchard.
This study is using qualitative methods and collect the data through in depth interview and field observation, then analyze using thematic methods. This study found that iconic culinary has the ability to characterize the destination, because it has a symbolic and functional dimention that melt with everydayness, tradition, and local wisdom. Moreover, it is also performs as a part of primary role to represent tourism destination identity in destination branding."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Shabrinisa
"ABSTRAK
Penerapan strategi destinasi digital oleh pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan pariwisata domestik berisiko menimbulkan kerusakan pada lingkungan destinasi, hilangnya pengalaman pariwisata, dan utamanya degradasi nilai lokal. Hal ini terjadi karena penawaran wisata hanya fokus pada keindahan lanskap atau visual sebagai nilai fotogenik dan mengabaikan nilai historis destinasi. Oleh karena permasalahan itu, makalah ini bertujuan memberi kontribusi kesarjanaan untuk mempertahankan nilai historis lokal sebagai strategi pemasaran destinasi wisata yang lebih memberikan daya saing berkelanjutan. Mengambil kasus pengembangan salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas, yaitu pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang memanfaatkan folklor daerah Nusa Tenggara Barat, makalah ini menelaah folklor sebagai salah satu produk budaya yang memberikan ciri khas bagi destinasi wisata. Dengan menggunakan studi literatur berupa laporan penelitian, artikel- artikel berita, dan kebijakan pemerintah, artikel ini menganalisis bagaimana folklor dapat berperan dalam upaya memasarkan destinasi wisata. Studi ini berargumen bahwa folklor berperan sebagai produk ikonis yang dapat dikelola atau digunakan dalam dimensi produk dan promosi pada bauran pemasaran. Pemanfaatan folklor dalam dua dimensi tersebut dapat memperkaya penawaran wisata dengan menyediakan pariwisata folklor dan pandangan turis. Secara ekonomi, hal ini berguna untuk membangun ekspektasi wisatawan mengenai pengalaman pariwisata, kesadaran khalayak akan keberadaan destinasi wisata, intensi berkunjung, serta pengalaman yang mampu membawa pada kepuasan pariwisata. Namun, lebih dari itu, ada dampak sosial budaya yang ikut dihasilkan.
"
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hasri Meiriza
"Skripsi ini nantinya akan membahas mengenai beberapa bangunan ikonik di Indonesia yang diyakini memiliki karakter mistis yang sangat kuat, sehingga menjadikan bangunan-bangunan tersebut terkenal tidak hanya karena keikonikannya, namun juga karena unsur mistisnya. Bangunan bukan hanya dianggap sebagai suatu bentuk fisik, namun bangunan tersebut akan lebih mudah dikenang oleh para pengunjung ataupun penggunanya apabila memiliki cerita di dalamnya. Tidak jarang bangunan yang ditemukan memiliki nuansa kelam ataupun cerita gaib. Bangunan dengan karakter seperti itulah yang biasanya sering mengundang rasa penasaran orang untuk datang dan berkunjung. Pembasahan juga nantinya akan mengkaitkan antara elemen-elemen fisik yang dimiliki suatu bangunan dengan karakteristik mistis yang nantinya akan ditimbulkan oleh bangunan tersebut serta bagaimana unsur mistis tersebut akan mempengaruhi pengunjung yang datang ke bangunan tersebut.

This undergraduate thesis is going to explain about some of the iconic buildings in Indonesia which have powerful mystical character, so it will make them famous not only because of their grandeur but also because of the mystical elements they owned. uildings are not just about a form or a real shape that can be seen, but some buildings are more catchy and memorable by many visitors or the users if there are certain stories behind them. Many of the buildings (in this case in Indonesia) are founded with gloomy and dark history inside. Those kind of buildings are mostly attract many people to come and visit them. This undergraduate thesis also will try to connect several things such as the physical elements from a building with the mystical powers that will emerge inside the building. Also this thesis will talk about how those mystical elements will affect the visitors or the people who use the building physically and mentally. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1541
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azzura Nurul Sukma
"Penelitian ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan pada sistem kelistrikan Pulau Sumba untuk mendukung program Sumba Iconic Island, dengan target elektrifikasi 100% melalui sumber energi berkelanjutan. Dengan memanfaatkan potensi energi surya, angin, mikrohidro, dan biomassa yang melimpah, penelitian ini mengevaluasi tiga skenario—Business as Usual (BAU) serta optimasi energi terbarukan sebesar 70%, 80%, dan 100%—untuk periode 2024–2033.

Hasil analisis menunjukkan bahwa skenario 100% EBT menghasilkan pengurangan emisi CO2 paling signifikan, mencapai 69% pada 2033, namun disertai lonjakan BPP akibat kebutuhan investasi besar. Skenario 85% EBT menawarkan keseimbangan terbaik antara pengurangan emisi dan efisiensi biaya, menjadikannya pilihan yang realistis untuk transisi energi bersih. Skenario 70% EBT lebih terjangkau namun kurang optimal dalam pengurangan emisi, sedangkan skenario BAU menunjukkan penurunan emisi yang paling lambat. Investasi pada teknologi penyimpanan energi menjadi faktor kunci dalam mendukung penetrasi energi terbarukan yang tinggi, terutama pada skenario 85% dan 100% EBT. 


This study aims to optimize renewable energy utilization in Sumba Island's electricity system to support the Sumba Iconic Island program, targeting 100% electrification through sustainable energy sources. Leveraging the island's abundant solar, wind, micro-hydro, and biomass potential, the research evaluates three scenarios—Business as Usual (BAU), and renewable energy optimization at 40%, 60%, and 80%—over the 2024–2033 period. The analysis results indicate that the 100% renewable energy scenario achieves the most significant CO2 emissions reduction, reaching 69% by 2033, but is accompanied by a spike in production costs due to substantial investment needs. The 85% renewable energy scenario offers the best balance between emission reduction and cost efficiency, making it a realistic choice for clean energy transition. The 70% renewable energy scenario is more affordable but less optimal in reducing emissions, while the BAU scenario demonstrates the slowest emission reduction. Investment in energy storage technology becomes a key factor in supporting high renewable energy penetration, especially in the 85% and 100% renewable energy scenarios. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Rasyadi Faza
"Pengembangan kawasan TOD di daerah Glodok sangat erat kaitannya dengan keberlangsungan perekonomian kecil-menengah yang berada di eksisting kawasan.Terlebih saat festival tahunan Cap Gomeh sedang berlangsung, daya tarik dari sektor makanan, fashion, kesenian dan kerajinan budaya khas chinese seakan menjadi primadona pilihan masayarakat. Dengan berfokus pada sektor fashion, usulan perancangan Neo Glodok Fashion Center yang mengangkat konsep hierarki, layering pada fashion, dan rekondisi pengalaman ruang dari gang serta persimpangan Glodok, diharapkan dapat menciptakan ruang komunal baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi untuk seluruh lapisan brand fashion,, memberikan edukasi fashion pada masyarakat sekitar, hingga dapat menjadi ikon baru pada kawasan TOD Neo Glodok yang representatif dan menarik dari segi arsitektural.

The development of the TOD area in the Glodok area is closely related to the sustainability of the small-medium economy in the existing area. Especially when the annual Cap Gomeh festival is taking place, the attractiveness of the food, fashion, arts and crafts sectors of typical Chinese culture seems to be the prima donna of the people's choice. By focusing on the fashion sector, the proposed Neo Glodok Fashion Center design which elevates the concept of hierarchy, layering of fashion, and reconditioning the spatial experience of alleys and Glodok intersections, is expected to create a new communal spaces that can increase economic value for all layers of the fashion brand, provide fashion education to the local community, so that it can become a new icon in the TOD Neo Glodok area which is representative and attractibe from an architectural point of view."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library