Ditemukan 600 dokumen yang sesuai dengan query
Abstrak :
Identity can have diverse meanings, social identities (class, race, ethnicity, gender, and sexuality) and political identities (nationally and citizenship). Political identity is conceptually differ from the politics of identity.
300 JWISOS 2:1 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Stets, Jan E.
Abstrak :
New Directions in Identity Theory and Research has twenty-three chapters that address new theoretical, methodological, and substantive work in identity theory in sociological social psychology. The work emerged out of a 2014 national conference that brought together researchers who were working in different but interrelated strands of identity theory: the perceptual control and social structural programs. One goal of the conference was to more fully integrate these research programs, thus creating a more unified theory moving forward. A second goal of the conference was to honor and continue to develop the scholarly contributions of Peter J. Burke upon his retirement. His significant contributions to social psychology and his development of identity theory leave a rich set of ideas for the next generation of scholars. The work in this volume from over thirty-five scholars presents a wide array of research on such issues as the neurological processing of identities, identity change, racial/ethnic identities, stigmatized identities, identities and emotions, and identities in our digital age.
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470506
eBooks Universitas Indonesia Library
Castells, Manuel
Chichester: Wiley-Blackwell, 2010
303.483 3 CAS p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Tasrifin Tahara
Abstrak :
This article is the research on Bajonese life in Wakatobi regency of the Southeast Sulawesi Province as a community with a maritime history and culture as part of their life. In the interactional process with other communities in its surroundings in Wakatobi, The Bajonese are often stereotyped as pirates, stupid, and with physical characteristics that are different from other communities. In fact, for so long they have been neglected from the process of development implemented by either the central government or the regency government. As a marginal ethnic group, the Bajonese develop their own awareness to do morenients to negotiate at local political elements (bupati election=pilkada) and formed the ?kekar Bajo? organization, and appointing Ir Abdul Manan, MSc as president of this organization, and identifying all Bajonese as members without regard to state borders.
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Diana Tustiantina
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
907 PJKB 7:1 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Christy Tisnawijaya
Abstrak :
Tesis ini membahas transformasi identitas agama yang dilakukan oleh tokoh utama di dalam novel Maryam karya Okky Madasari (2013). Identitas agama dalam novel Maryam yaitu: Ahmadiyah dan Islam (Islam pada umumnya). Pemaknaan identitas agama dalam oposisi biner identitas agama benar dan identitas agama sesat, oleh pemuka agama dan aparatus negara, menyebabkan terjadinya konflik identitas agama. Transformasi identitas agama sebagai strategi bertahan tokoh Maryam dalam konflik identitas agama tersebut, dianalisis dengan berbagai konsep identitas: Hall (1999), Gilroy (1999) dan Woodward (1999).
......
This thesis presents the transformation of religious identity performed by the main character in Okky Madasari?s work, Maryam (2013). Religious identities discussed in the novel namely: Ahmadiyah and Islam (Islam in general). Religious leaders and state apparatuses classify religious identities into righteous identity as opposed to deviant identity; such binary opposition leads to conflicts. Transformation of religious identity performed by Maryam as her strategy to survive in the conflicts is discussed with various identity concepts: Hall (1999), Gilroy (1999) and Woodward (1999).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T44247
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Seswita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan identitas budaya Mesir dan Arab yang dipermasalahkan dalam novel serta mengungkapkan usaha yang dilakukan tokoh utama dalam kaitannya dengan pencarian jati dirinya sebagai seorang wanita Mesir Muslim dan masalah identitas budaya. Penelitian ini menggunakan teori identitas budaya dari Stuart Hall dengan melihat unsur intrinsik karya sastra yaitu penokohan dan sudut pandang untuk mengungkapkan masalah identitas budaya Mesir mengenai citra Mesir yang dianggap sebagai bagian erat dari Arab. Citra tersebut diciptakan oleh Eropa dan Arab. Pencarian jati diri yang dikaitkan dengan krisis identitas Mesir membuat tokoh utama mengalami krisis identitas untuk menegaskan jati dirinya sebagai seorang wanita Mesir Muslim. Jati diri tersebut berhasil dia tegaskan ketika dia tinggal dan menetap di Amerika.
The objective of this research is to reveal the cultural identity of Egypt and Arab, which is problem in the novel, and also to show the attempt of the main character in accordance with her self searching identity as a Moslem Egyptian woman and the problem of cultural identity. Cultural identity's theory from Stuart Hall is used with the help of intrinsic values (character and point of view) to reveal the problem about the Egyptian image that is considered a great part of Arab. European and Arab create the image. The searching of self-identity which is connected by Egyptian crisis Identity caused the main character facing identity crisis in establishing herself as a Moslem Egyptian woman. The self-identity searching process of the main character is analyzed using positioning and being positioned from Stuart Hall's cultural identity's theory that identity finally can be established when she lived and stayed in United States.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15360
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Indah Damai Hati
Abstrak :
Tesis ini memuat penelitian tentang proses representasi sosial dalam mengkonstruksi identitas tempat tinggal, Identitas tempat tinggal selama ini dikenal sebagai hasil dari kognisi manusia terhadap tempat tinggal yang dilihatnya (Prohansky, 1983). Hal ini bisa dilihat dari aktivitas, fasilitas, status sosial penghuni, dan suasana tempat tinggal. Dalam psikologi sosial, identitas tempat tinggal sebenarnya bukan merupakan bentuk yang sudah jadi dan dicerminkan dalam tempat tinggal, melainkan identitas tempat tinggal dikonstruksi sedemikian rupa sehingga tempat tinggal tersebut mampunyai identitas yang dapat diterima oleh masyarakat. Dalam mengkonstruksi identitas tempat tinggal ini terdapat proses representasi sosial sehingga terlihat bahwa identitas tempat tinggal merupakan hasil dari proses sosial yang direpresentasikan oleh agen sosial, yaitu kelompok produsen.
Dalam tesis ini, representasi sosial yang digunakan adalah tipe hegemonic, di mana kelompok produsen (pengembang, arsitek, media, dan marketer) aktif mengkonstruksi identitas tempat tinggal sedangkan kelompok konsumen (calon penghuni) hanya penerima representasi dari kelompok produsen.
Penelitian menunjukkan bahwa identitas tempat tinggal memang dikonstruksi dan awal pembangunan tempat tinggal. Konstruksi identitas tempat tinggal merupakan bagian dari tahap perencanaan dari kelompok produsen. Di dalam prosesnya, terdapat penambahan unsur-unsur bernilai guna menarik kelompok konsumen. Penerimaan identitas tempat tinggal disesuaikan kelompok konsumen sehingga identitas tempat tinggal mampu memberikan identitas kelompok konsumen.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18603
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Anitasa Dewi
Abstrak :
Identitas mutlak merupakan suatu pilihan personal yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun bahkan oleh negara di mana personal itu tinggal dan menjadi warga suatu negara. Pilihan tersebut bukanlah hal yang mudah karena masing-masing memiliki ingatan-ingatan personal masa lalu yang tidak bisa dibuang begitu saja. Bahwa suatu tradisi bisa membuat seseorang untuk tetap bertahan di wilayah sejarah masa lampau mungkin tidak merupakan pilihannya sendiri. Demikian pula halnya terjadi pada mayoritas senior kelompok etnis Cina di mana mereka menjadi guard atau penjaga tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Pada masa modern seperti saat ini ketika globalisasi masuk ke seluruh sendi-sendi kehidupan manusia tentunya memberi kemudahan bagi aktor atau pelaku yang aktif untuk menentukan atau merepresentasi dirinya seperti apa yang mereka inginkan. Seperti yang dikatakan Stuart Hall bahwa identitas merupakan sebuah produk sosial dan Iayaknya sebuah produk maka identitas dapat dibentuk sesuai dengan dinamika sosial yang terjadi. Bahkan sangat mungkin aktor dapat menjadi inovator bagi identitasnya sendiri. Dalam penelitian saya mengenai kelompok etnis Cina Pasar Baru, saya ingin menemukan sesuatu yang baru yaitu seseorang dapat menentukan pilihan identitas tanpa terbelenggu oleh sejarah masa lampau maupun tradisi yang terus mengikatnya. Seperti Wang Gungwu jelaskan bahwa orang Cina dapat meramu sejarahnya sendiri yaitu menggunakan masa lalu untuk memahami dengan lebih baik masa kini dan menentukan masa depan mereka sendiri.
MasaIah identitas seringkali melihat pelaku hanya sebagai obyek penelitian, peneliti cenderung menempatkan dirinya sebagai seseorang yang mempunyai ?otoritas penuh? untuk menterjemahkan fenomena sosial. Sementara jika kita berbicara mengenai identitas maka yang paling tersentuh adalah sesuatu yang hakiki dalam diri manusia dalam menterjemahkan ?Siapakah Aku? yang mana dilihat sebagai ?Subyek Lagi? pula identitas memberinya rasa ?belonging?. Adalah suatu kenyataan bahwa isu identitas komunitas Cina telah diabaikan dan disudutkan pada masa pemerintahan Orde Baru. Terjadinya peristiwa tragis Mei 1998 adalah karena masalah ke-identitas-an yang selalu menjadi kambing hitam dan tidak adanya usaha yang keras dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut, membuat adanya persepsi yang salah dari warganya. Bahwa identitas suatu kelompok etnis apapun tidak mungkin terus tetap atau statis seperti yang mereka bayangkan sendiri. Tanpa wawasan dan pengetahuan yang benar maka masalah ke-identitas-an tidak pemah akan berakhir. Dalam tesis ini saya menggunakan sudut pandang Stuart Hall di mana dalam konsep Cultural identity-nya menghasilkan analisis yang berhubungan dengan dinamika identitas orang Cina Pasar Baru. Bahwa munculnya pembentukan identitas kultural masyarakat dalam sebuah konteks dunia yang terus berubah. Selain itu Hall juga menjelaskan identitas kultural suatu masyarakat tidak dapat ditampilkan secara murni karena terjadinya tidak mungkin tanpa pengaruh dari kebudayaan lain. ldentitas akan selalu bergerak atau dinamis dan terus berlangsung tanpa henti. Dalam penelitian ini saya mencoba untuk tidak terjebak ke dalam wilayah politik dan bentuk-bentuk konflik yang selalu ada jika kita berbicara mengenai suatu kelompok etnis tertentu. Saya berusaha untuk melihat identitas kelompok etnis Cina Pasar Baru sebagai dinamika dan konstruksi sosial sesuai perkembangan dan fenomena sosial yang terjadi dewasa ini.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21694
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Wensdy Tindaon
Abstrak :
Kedekatan antara negara dengan tindakan eksklusi sosial telah menjadi realitas yang dihadapi oleh agama lokal di Indonesia. Sebelum hadirnya negara telah terjadi eksklusi sosial oleh Belanda dan misionaris Kristen ke Tanah Batak dalam melemahkan dan memarginalkan kekuasaan tradisional Ugamo Malim. Kemudian, negara hadir memformalisasi defenisi agama dan mendiskriminasi kelompok agama lokal. Pada rezim orde baru justru agama lokal mengalami banyak pelanggaran HAM meliputi: represif, pelarangan ritual, pemaksaan afiliasi agama resmi dan eksklusi sosial. Keadaan ini mengindikasikan penganut agama lokal telah terbatas mengekspresikan identitasnya dan tidakberdaya memiliki identitasnya. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa kelompok yang dieksklusi dapat melakukan resistensi maupun pasif terhadap kelompok mayoritas (penguasa). Keleluasaan agar keluar dari eksklusi sosial telah dilakukan sejak awal reformasi. Kemudian, pasca keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan legitimasi dan memperkuat posisi agama lokal di Indonesia. Pada penelitian ini memberikan kebaruan bahwa kelompok minoritas justru memiliki kesadaran memanfaatkan peluang untuk beradaptasi terhadap negara dan agama mayoritas. Ugamo Malim beradaptasi dengan mereksontruksi identitas melalui ketentuan nilai dan kesamaan identitas dengan negara dan agama mayoritas. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan wawancara mendalam serta melakukan observasi di lokasi penelitian.
......
The closeness between countries and acts of social exclusion has become a reality faced by local religions in Indonesia. Before the presence of the state there had been a social exclusion by the Dutch and Christian missionaries to the Land of the Batak in weakening and marginalizing Ugamo Malim traditional power.Then, the state is present to formalize the definition of religion and discriminate against local religion groups. In the new order regime instead of local religious experience many human rights violations include: repressive, banning the ritual, the imposition of formal religious affiliation and social exclusion. This situation indicates local religions have limited express their identity and powerless to have their identities. The freedom to get out of social exclusion has been carried out since the beginning of the reform. Then, after the decision of the Constitutional Court (MK) gave legitimacy and strengthened the position of local religion in Indonesia. In this study provide novelty that minority groups have awareness utilize the opportunity to adapt to the state and majority religion. Ugamo Malim adapted to reconstructing identity through provisions of value and similarity of identity with the state and religion of the majority. In this study using qualitative methods and in-depth interviews and conducting observations at the study site.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52349
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library