Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gamma Maulana Akbar
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa dalam iklan E-commerce XYZ di media sosial. Ragam bahasa menjadi menarik dibahas karena penggunannya selaras dengan implementasi dari strategi pemasaran. Ragam bahasa pada iklan E-commerce XYZ dipilih sebagai sumber utama data karena ditemukan beberapa keunikan penggunaan ragam bahasa yang biasanya digunakan pada iklan aplikasi e-commerce. Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkaan adanya kecenderungan yang biasa ditemukan dalam iklan-iklan e-commerce  yang berbasis tulisan, seperti penggunaan bahasa baku dan tidak baku, penggunaan ragam bahasa persuasif, dan penggunaan ragam bahasa deskriptif. Selain itu, ditemukan pula kecenderungan pengguaan ragam bahasa deskriptif dan bahasa tidak baku pada iklan-iklan E-commerce XYZ di media sosial.

This research aims to analyze the language usage in E-commerce XYZ advertisements on social media. The variety of language is intriguing to discuss because its use aligns with the implementation of marketing strategies. The language used in E-commerce XYZ ads was chosen as the primary data source due to the unique language usage identified, which typically occurs in e-commerce application advertisements. The qualitative analysis method was employed in this research. The results indicate common trends found in text-based e-commerce ads, such as the use of formal and informal language, persuasive language variations, and descriptive language variations. Additionally, a tendency was found towards the use of descriptive language and informal language in E-commerce XYZ ads on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraeni
"Dalam beberapa tahun terakhir, para pemasar menggunakan media sosial sebagai platform komunikasi pemasaran yang disebabkan oleh pertumbuhan pengguna media sosial. Iklan di Instagram dapat dikategorikan sebagai In Feed Native Advertising yang telah dibuktikan oleh penelitian terbaru sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengatasi permasalahan untuk kecenderungan konsumen untuk menghindari iklan. Namun, penerimaan konsumen terhadap Native Advertising dapat menjadi pedang bermata dua karena potensi penipuan konsumen karena ketidakmampuan konsumen untuk mengenali iklan. Sehingga, FTC memaksa pemasar untuk mengungkapkan jika unggahan nya adalah iklan. Studi terbaru tentang disclosure pada iklan telah difokuskan pada posisi, bahasa, durasi, dan waktu tetapi studi untuk menerapkan disclosure dalam iklan media sosial terbatas. Sehingga, dalam penelitian ini kami menguji pengaruh posisi disclosure pada iklan Instagram pada sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek, dan intensi untuk berbagi (eWOM). Sebuah studi eksperimental dilakukan untuk menguji pengaruh posisi disclosure pada bagian atas (Grup A) dan bawah (Grup B) di antara 223 pengguna Instagram. Hasil menunjukkan bahwa respon untuk Grup A memiliki sikap yang lebih rendah terhadap iklan, sikap terhadap merek dan intensi untuk berbagi (e-WOM) karena aktivasi Persuasion Knowledge Model. Studi ini memberikan kontribusi empiris dan implikasi strategis untuk proses pengambilan keputusan pemasar dalam mengimplementasikan disclosure di iklan Instagram mereka.

In recent years, marketers use social media as their marketing communication platform because of the growth of social media users. Ads on Instagram can be categorized as In Feed Native Advertising which have proved by recent studies as the promising solution for ad avoidance. However, consumers acceptance of native advertising can be a double-edged sword due to the potential of deception because of consumers inability to recognize the ad. So that, the FTC enforce the marketer to disclose the ad. Recent studies has focused on position, language, duration, and timing but the study for implementing disclosure in social media ad was limited. So that, in this study we examined the effect of Instagram ad disclosure position on attitude toward ad, attitude toward brand, and intention to share EWOM. An experimental study was conducted to test the effect of top (Group A) and bottom (Group B) disclosure position among 223 Instagram users. Results indicate that response for Group A has lower attitude toward ad, attitude toward brand and intention to share EWOM due to the activation of Persuasion Knowledge Model. This study provides an empirically contribution and strategic implication for marketers in implementing the ad disclosure on their Instagram ad."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Utomo
"Berbelanja kebutuhan pokok menyita waktu. Ada beberapa aspek dan faktor yang perlu diperhatikan oleh penyedia online groceries shopping agar mereka dapat mengambil kesempatan di industri ini. Salah satunya melalui iklan di Instagram dan melihat gaya hidup konsumen.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh iklan di Instagram dan gaya hidup konsumen terhadap keputusan pembeliaan dimediasi oleh minat membeli dalam online groceries shopping. Responden wanita bekerja dan aktif menggunakan Instagram.
Metode kuantitatif diadopsi, dengan analisis jalur untuk menganalisis data. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa iklan Instagran dan gaya hidup signifikan berpengaruh dengan keputusan pembelian konsumen.

Groceries shopping is takes time. There are several aspects and factors that need to be considered by online groceries shopping providers so they can take the opportunity in this industry. One of them is through advertisements on Instagram and consumers' lifestyles.
This study aims to analyze the influence of advertising on Instagram and consumer lifestyles on purchasing decisions mediated by buying interest in online shopping groceries. Female worker are respondent and activ use Instagram.
Quantitative methods are adopted, with path analysis to analyze data. The findings of this study reveal that Instagran advertising and lifestyle signifikanly influence consumer purchasing decisions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T55403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eileen Monica
"Pelaku usaha menggunakan berbagai cara dalam mempromosikan produknya. Salah satu cara yang digunakan adalah menyewa jasa buzzer untuk menulis ulasan palsu di media sosial agar produk janama menjadi bahan perbincangan dan dikenal lebih luas. Unggahan ulasan palsu oleh buzzer dilakukan berulang-ulang dengan narasi yang mirip dan secara massal oleh akun bot atau anonim. Buzzer bertindak seolah seperti konsumen yang telah mencoba produk dan memberikan rekomendasi produk kepada pengguna lainnya. Strategi pemasaran ini mendorong konsumen untuk membeli produk janama, karena konsumen pada umumnya menggunakan informasi dari Word of Mouth sebagai bahan pertimbangan dalam bertransaksi. Penggunaan informasi dari ulasan palsu menimbulkan risiko kerugian bagi konsumen. Sebab, informasi tersebut dapat tidak benar, tidak jujur, dan tidak lengkap. Konsumen yang membuat keputusan berdasarkan informasi dengan karakteristik tersebut berpotensi mendapatkan produk yang tidak sesuai dengan apa yang diiklankan. Pada praktiknya, sulit bagi konsumen untuk dapat membedakan ulasan yang ditulis oleh buzzer dengan yang ditulis oleh konsumen asli berdasarkan pengalaman yang nyata. Meskipun demikian, di Indonesia masih belum terdapat regulasi spesifik mengenai tindakan menulis dan menyuruh orang lain untuk menulis ulasan palsu sebagai upaya pemasaran. Sementara itu, Inggris memiliki regulasi yang spesifik mengatur mengenai tindakan menulis dan menyuruh orang lain untuk menulis ulasan palsu. Melalui penelitian doktrinal yang dilakukan pada tulisan ini, diketahui bahwa jika dibandingkan dengan Inggris regulasi di Indonesia mengenai permasalahan penulisan ulasan palsu oleh buzzer belum dapat sepenuhnya memberikan kepastian hukum bagi konsumen dan menegakkan hak-hak konsumen, terutama dalam memperoleh pertanggungjawaban jika terjadi kerugian. Oleh karena itu, demi menjamin perlindungan dan kepastian hukum bagi konsumen diperlukan regulasi yang lebih spesifik dan khusus.

Companies use various ways to promote their products. One of the methods used is to hire a buzzer to write fake reviews on social media so that the brand's products become the subject of conversation and are more widely known. Uploading fake reviews by buzzers is done repeatedly with similar narratives and en masse by bot or anonymous accounts. Buzzers act like consumers who have tried the product and provide product recommendations to other users. This marketing strategy encourages consumers to buy products from brands, as consumers generally use information from Word of Mouth as a material consideration in transactions. The use of information from fake reviews poses a risk of harm to consumers. This is because the information can be untrue, dishonest and incomplete. Consumers who make decisions based on information with these characteristics have the potential to get products that are not as advertised. In practice, it is difficult for consumers to distinguish reviews written by buzzers from those written by real consumers based on real experiences. However, in Indonesia there are still no specific regulations regarding the act of writing and instructing others to write fake reviews as a marketing effort. Meanwhile, the England has specific regulations governing the act of writing and instructing others to write fake reviews. Through doctrinal research conducted in this paper, it is found that when compared to England, the regulations in Indonesia regarding the issue of writing fake reviews by buzzers have not been able to fully provide legal certainty for consumers and uphold consumer rights, especially in obtaining liability in the event of a loss. Therefore, in order to ensure protection and legal certainty for consumers, more specific and specialized regulations are needed."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Kusuma Yuda
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas prediktor niat untuk mengungkapkan empati di media sosial. Model Theory of Reasoned Action diaplikasikan ke dalam model untuk melihat bagaimana sikap dan norma subyektif dapat memprediksi niat untuk mengungkapkan empati. Untuk semakin memahami perilaku dalam media sosial, pengaruh sosial dan kekhawatiran akan privasi ditambahkan untuk memprediksi niat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap dan norma subyektif dapat mempengaruhi niat terkait pengungkapan empati. Sementara, daya tarik emosional, nilai informasi, dan kreativitas dapat mempengaruhi sikap pengguna terkait perilaku pengungkapan empati. Akhirnya niat untuk mengungkapkan empati berhubungan dengan sikap seseorang terhadap merek terkait.

ABSTRACT
This research explains the predictor of intention to express empathy in social media. Theory of Reasoned Action was applied to the research model to understands how attitude and subjective norm predict intention to express empathy. To further understand user behavior in social media, social influence and privacy concern were added to predict intention. This research is a quantitave research with descriptive design. The result shows that attitude and subjective norm can predict intention to express empathy. While emotional appeal, informational value, and creativity affect user attitude towards empathy expression. Finally, intention to express empathy positively related to attitude towards brand."
2017
S65915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library