Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christin Arauna Hulu
"Perkembangan pesat dalam teknologi digital telah membawa fenomena baru revolusi industri, yang umumnya disebut oleh Industry 4.0. Revolusi ini memperkenalkan kita dengan teknologi modern yang mendukung konektivitas seluruh komponen dalam industri. Namun, konektivitas bukan satu-satunya keuntungan yang akan bertujuan untuk mendukung keberlanjutan dalam industri. UNIDO telah menetapkan relevansi Industri 4.0 dan keberlanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan global nomor 7 dan 9 bahwa pengembangan industri digital akan mendukung pertumbuhan energi berkelanjutan industri, termasuk efisiensi energi. Oleh karena itu, implikasinya pasti akan mempengaruhi setiap negara dengan signifikansi yang berbeda, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara industri yang sedang berkembang. Menanggapi hal itu, Indonesia saat ini telah merumuskan inisiatif peta jalan untuk memasuki era Industri 4.0, Making Indonesia 4.0. Merintis penelitian akademisi Industri 4.0 di Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pengembangan dan implementasi teknologi Industri 4.0 berdasarkan konsep pada roadmap terhadap efisiensi energi di Indonesia. Output dari penelitian ini adalah berbentuk analisis kebijakan dalam berbagai skenario untuk mencapai efisiensi energi dari adopsi teknologi Industri 4.0, berdasarkan pengembangan model Sistem Dinamis.

Rapid development in digital technology has brought a new phenomenon of industrial revolution, generally called by Industry 4.0. This revolution introduces us with modern technologies which support the connectivity of the entire components within the industries. However, connectivity is not the only advantage that will follow ndash the concerns aim to support sustainability in industry. The United Nation Industrial Development Organization has set the relevancy of Industry 4.0 and sustainability in the global Sustainable Development Goals number 7 and 9 that digital industrial development will support the growth of industry sustainable energy, including energy efficiency. Therefore, the implication will surely be affecting every country with different significance, including one of the emerging industry country, Indonesia. In response to that, Indonesia is currently framing the roadmap to enter Industry 4.0 era, Making Indonesia 4.0. Pioneering the academia research of Industry 4.0 in Indonesia, this research aims to figure out the impact of Industry 4.0 technology development and implementation based on the concept on the roadmap to the acceleration of sustainable energy in Indonesia using System Dynamics model. The output of this research is in a form of policy analysis within different scenarios to achieve energy efficiency from Industry 4.0 technology adoption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqilla Nasyia Maulidia
"Keadaan pasar yang semakin ramai membuat berbagai industri harus bersaing untuk mendapatkan perhatian dari konsumen dan pangsa pasar, termasuk industri makanan dan minuman. Cara yang dilakukan perusahaan untuk membeli produk mereka adalah dengan membuat strategi pemasaran. Salah satu jenis strategi pemasaran yang terkenal adalah strategi pemasaran nostalgia. Pendekatan pemasaran nostalgia terbagi menjadi dua, yaitu nostalgia pada kemasan produk dan iklan nostalgia. Tujuan dari analisis ini adalah untuk membandingkan efektivitas dalam strategi pemasaran nostalgia pada kemasan produk dengan strategi pemasaran iklan nostalgia pada produk makanan. Analisis dilakukan melalui studi kepustakaan dari jurnal atau penelitian mengenai pemasaran nostalgia di industri makanan dan minuman selama satu dekade terakhir. Hasil analisis dipetakan ke dalam model perilaku konsumen nostalgia, yaitu reaksi emosional nostalgia, reaksi kognitif nostalgia dan reaksi perilaku nostalgia. Analisis menunjukkan bahwa pendekatan iklan nostalgia lebih efektif daripada nostalgia pada kemasan produk.

The increasingly crowded market conditions make various industries have to compete to get the attention of consumers and market share, including the food and beverage industry. Companies purchase their products by developing a marketing strategy. Nostalgic marketing is a marketing strategy that involves integrating elements of nostalgia into marketing activities. There are two types of nostalgic marketing approaches, nostalgia packaging and nostalgia advertising. The purpose of this analysis is to compare the effectiveness of nostalgia marketing on product packaging to nostalgia advertising marketing on food products. The analysis is carried out using journal articles or research on nostalgia marketing in the food and beverage industry over the last decade. The analysis' findings are applied into a model of nostalgic consumer behavior, which includes nostalgic emotional reactions, nostalgic cognitive reactions, and nostalgic behavioral reactions. According to the findings, nostalgia advertising is more effective than nostalgia on product packaging."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aqilla Nasyia Maulidia
"Keadaan pasar yang semakin ramai membuat berbagai industri harus bersaing untuk mendapatkan perhatian dari konsumen dan pangsa pasar, termasuk industri makanan dan minuman. Cara yang dilakukan perusahaan untuk membeli produk mereka adalah dengan membuat strategi pemasaran. Salah satu jenis strategi pemasaran yang terkenal adalah strategi pemasaran nostalgia. Pendekatan pemasaran nostalgia terbagi menjadi dua, yaitu nostalgia pada kemasan produk dan iklan nostalgia. Tujuan dari analisis ini adalah untuk membandingkan efektivitas dalam strategi pemasaran nostalgia pada kemasan produk dengan strategi pemasaran iklan nostalgia pada produk makanan. Analisis dilakukan melalui studi kepustakaan dari jurnal atau penelitian mengenai pemasaran nostalgia di industri makanan dan minuman selama satu dekade terakhir. Hasil analisis dipetakan ke dalam model perilaku konsumen nostalgia, yaitu reaksi emosional nostalgia, reaksi kognitif nostalgia dan reaksi perilaku nostalgia. Analisis menunjukkan bahwa pendekatan iklan nostalgia lebih efektif daripada nostalgia pada kemasan produk.
The increasingly crowded market conditions make various industries have to compete to get the attention of consumers and market share, including the food and beverage industry. Companies purchase their products by developing a marketing strategy. Nostalgic marketing is a marketing strategy that involves integrating elements of nostalgia into marketing activities. There are two types of nostalgic marketing approaches, nostalgia packaging and nostalgia advertising. The purpose of this analysis is to compare the effectiveness of nostalgia marketing on product packaging to nostalgia advertising marketing on food products. The analysis is carried out using journal articles or research on nostalgia marketing in the food and beverage industry over the last decade. The analysis' findings are applied into a model of nostalgic consumer behavior, which includes nostalgic emotional reactions, nostalgic cognitive reactions, and nostalgic behavioral reactions. According to the findings, nostalgia advertising is more effective than nostalgia on product packaging.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Setia Darma
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek trade creation dan trade diversion yang terjadi atas pembentukan kerjasama ACFTA, AKFTA dan AIFTA terhadap ekspor produk industri makanan dan minuman Indonesia dengan mitra dagang yang termasuk anggota dan non-anggota kerjasama. Penelitian ini menggunakan sampel 12 negara periode tahun 2005 – 2015 diestimasi menggunakan model gravity yang dimodifikasi dengan menambahkan variabel dummy FTA sebagai proxi dari dampak implementasi ACFTA, AKFTA dan AIFTA. Hasil estimasi penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi ACFTA, AKFTA dan AIFTA memberikan efek trade creation dan trade diversion yang positif dan signifikan terhadap ekspor produk industri makanan dan minuman Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa implementasi ACFTA, AKFTA dan AIFTA menciptakan efek trade creation dengan meningkatkan perdagangan intra-regional antar negara anggota ACFTA, AKFTA dan AIFTA dan tidak terjadinya trade diversion dengan negara nonanggota.

This research is aimed to analyze the effect of trade creation and trade diversion which occurs on the establishment of such cooperation for the export of Indonesian food & beverage industry products with trading partners either with its members or non-members cooperation. This research was conducted by using a test from 12 countries in the period of 2005 – 2015 estimated using a modified gravity model by increasing the variable on dummy FTA as a proxy from the impact on the implementation of ACFTA, AKFTA and AIFTA. The estimate results of this research indicate that the implementation of ACFTA, AKFTA and AIFTA gives positive and significant effect of trade creation and trade diversion on export of Indonesian food and beverage products. This indicates that the implementation of ACFTA, AKFTA and AIFTA creates a trade creation effect by increasing intraregional trade between ACFTA, AKFTA and AIFTA member countries and not occur trade diversion with non-member countries. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomy Rachman Hanif
"Perkembangan smart technologies telah mengubah cara konsumen berinteraksi dengan layanan, khususnya di industri makanan dan minuman (F&B), yang mulai mengadopsi menu QR code sebagai solusi inovatif untuk menggantikan menu cetak tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi consumers’ intention dalam menggunakan menu QR code di industri F&B dengan mengintegrasikan Technology Acceptance Model (TAM), Theory of Planned Behavior (TPB), dan Flow Theory sebagai kerangka konseptual. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei melalui kuesioner online dengan dengan total 226 responden. Analisis data menggunakan metode Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk menguji hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel attitude, subjective norms, flow, dan trust menunjukkan pengaruh signifikan pada consumers’ intention untuk menggunakan menu QR code. Secara khusus, semakin mudah penggunaan menu QR code yang dirasakan konsumen, maka akan semakin tinggi kebermanfaatan yang dirasakan dan evaluasi sikap positif konsumen pada saat menggunakan menu QR code. Implikasi praktisnya, penting bagi pelaku bisnis agar konsumen menyukai ide dari penggunaan menu QR code dan dapat memegang kepercayaan konsumen, sehingga dapat menumbuhkan niat konsumen untuk menggunakan menu QR code secara teratur di masa yang akan datang. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis pada pengembangan literatur mengenai penggunaan smart technologies di industri F&B serta menawarkan rekomendasi praktis bagi pemilik bisnis untuk memprioritaskan pengalaman pengguna melalui penggunaan teknologi yang inovatif

The development of smart technologies has transformed the way consumers interact with services, particularly in the food and beverage (F&B) industry, which has begun adopting QR code menus as an innovative solution to replace traditional printed menus. This study aims to explore the factors influencing consumers’ intention to use QR code menus in the F&B industry by integrating the Technology Acceptance Model (TAM), Theory of Planned Behavior (TPB), and Flow Theory as the conceptual framework. The research employed a quantitative approach using a survey method via an online questionnaire, collecting responses from a total of 226 participants. Data analysis was conducted using the Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method to examine the relationships among variables. The findings indicate that the variables of attitude, subjective norms, flow, and trust significantly influence consumers’ intention to use QR code menus. Specifically, the easier consumers find using QR code menus, the more benefits they will feel, and the more positive their attitude will be toward it. In practice, businesses should focus on making consumers comfortable with the idea of QR code menus and building their trust, which can encourage regular use in the future. This study contributes theoretically to the literature on the adoption of smart technologies in the F&B industry and offers practical recommendations for business owners to prioritize user experience through innovative technology utilization."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library