Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Vidyani
Abstrak :
Merger dan akuisisi telah banyak dilakukan oleh industri perbankan dari tahun 2004 hingga 2008. Pada prinsipnya lerdapat dua faktor yang pelaku usaha melakukan merger dan akuisisi, yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi. Merjer dan akuisisi yang dilakukan oleh Bank-Bank tersebut tentu saja akan mempengaruhi nilai saham pada bank yang telah go public. Tujuan dari merger dan akuisisi salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan bagi para pemegang saham baik bagi bank pengakuisisi maupun bank yang menjadi target akuisisi. Untuk meneliti dampak suatu kejadian (event) terhadap harga saham maupun retum saham, dikembangkan suatu metode penelitian yang dinamakan event study. Event study adalah suatu teknik penelitian empiris yang memungkinkan para peneliti melakukan penelitian tentang dampak peristiwa-peristiwa terhadap harga saham suatu perusahaan. Terdapat empat langkah prosedur event study yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu prosedur desain dan pengumpulan data, prosedur time series, prosedur event study dan prosedur analisis. Tanggal kejadian dan periode estimasi yang akan digunakan adalah [-30,30] dan [-330,-31] atau selama 300 hari untuk menghitung expected reiurn dengan menggunakan Single Index Market Model. Data-data yang digunakan adalah data harga saham individual harian dan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian. Data-data tersebut diubah kedalam bentuk return-nya. Tiga hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian kali ini antara lain: bahwa tindakan merjer dan akuisisi memberikan rata-rata cumulative abnormal return positif bagi shareholder, rata-rata cumulative abnormal return setelah pengumuman mengalami penurunan dibandingkan rata-rata cumulative abnormal return sebelum pengumuman; serta rata-rata cumulative abnormal return dari bank-bank yang dikategorikan kedalam bank milik pemerintah atau Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan bank bukan milik pemerintah atau non BUMN adalah berbeda. Bank-Bank yang menjadi sampel dalam penelitian kali ini adalah Bank Artha Graha Internasional Tbk, Bank Century Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank Lippo Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Victoria Internasional Tbk. Hasil dari penelitian kali ini adalah nilai dari rata-rata cumulative abnormal return dari seluruh sampel yang digunakan dalam penelitian ini nilainya lebih kecil dari pada nol. Yang kedua adalah bahwa setelah pengumuman nilai dari rata-rata cumulative abnormal return menjadi kecil dari pada sebelum pengumuman. Nilai dari rata-rata cumulative abnormal return dari Bank BUMN jika dibandingkan dengan Bank Non BUMN adalah berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, tindakan merjer dan akuisisi yang dilakukan oleh bank-bank tersebut tidak memberikan peningkatan terhadap shareholder value bagi bank pengakuisisi. ......From 2004 to 2008 Banking industrial has been doing Merger and acquisition. Basically, there are two factors become the reason why company doing merger and acquisition, economic factor and non-economic factor. Merger and acquisition will affect stock value of those banks which has go public in certain. One of its purposes is to increase stock holder's wealthiness, for both acquirer and the target. To analyze the impact of an event to stock price or stock return some research method called event study were developed. Event study is a technique of empirical financial research that enables an observer to assess the impact of a parlicular event on a firm 's stock price. There are four procedure event study that will be doing in this research, they are design procedure and data collective, time series procedure, event study and analysis procedure. Event period and estimation period that will be used is [-30, 30] ad [-330,-31] or during 300 days to calculate expected return using single index inarket model. Data that will be used are daily individual stock price and daily composite index. Those data has been changed to the return form. Three hypothesis will be usedfor this research are: merger and acquisition are giving a positive effect of average cumulative abnormal return for shareholder, average cumulative abnormal return after announcement is decrease compared with average cumulative abnormal return before announcement, and the average cumulative abnormal return of banks which categorized into Government Bank's or BUMN bank and non BUMN bank is different. The sample of this research are using Bank Artha Graha Internasional Tbk, Bank Century Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank Lippo Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Victoria Internasional Tbk Result of this research is a value of average cumulative abnormal return of all the samples used in this research is smaller than zero (0). Second, value of average cumulative abnormal return after announcement is smaller before the announcement. The value of average cumulative abnormal return BUMN bank compared with non BUMN bank is different. Based on research, mergering and aguisitioning doesn't give an increasing to shareholder value of the acguirer.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Renditia
Abstrak :
Peran perbankan nasional dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat haruslah lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta kepada berbagai lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi, sehingga bila dilakukan dengan baik maka akan memperkuat struktur perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan suatu bentuk kegiatan usaha yang paling banyak terdapat di tengah masyarakat. Besarnya potensi UMKM tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) membuka unit usaha Mitra Usaha Rakyat (MUR) yang khusus bermain di segmen pembiayaan UMKM. Studi ini memberikan acuan bahwa strategi pertumbuhan dan strategi stabil dihasilkan melalui formulasi strategi berdasarkan kaidah teoritis dan praktis. Dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pemberian kredit dan menekan jumlah kredit macet.
Role of national banks in the gather and distribute funds to the community, should be giving more attention to financing the activities of the Small and Medium Enterprises (SME) and to various segments of society without discrimination, so that if done properly it will strengthen the national economic structure. This is because the SME is a form of business activity, most commonly found in the community. The amount of the potential of the SME is one of the factors that cause the Bank BTPN open SME - business units specifically to play in the financing of micro financing segment. This study provides growth strategy and stable strategy based on the rule through theoretical and practical. With a view to increasing the number of credit and press the amount of non performing loans.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Hepy S.
Abstrak :
Permasalahan dalam industri perbankan sebelum adanya deregulasi, memperlihatkan bahwa kelompok bank-bank pemerintah menduduki posisi monopoli dalam pasar perkreditan. Pengendalian pemerintah atas sister keuangan yang distortif ini menciptakan financial repression, sehingga akhirnya pemerintah melakukan deregulasi di bidand perbankan Juni 198.3. Namun demikian deregulasi ini belum menyentuh market entry di sektor perbankan. Tahun 1988 pemerintah melakukan deregulasi lagi yang dikenal dengan Pakto 1988, dimana pemerintah mempermudah ekspansi dan market entry bank-bank. Hal ini memungkinkan masuknya bank-bank asing maupun bank asing campuran ke dalam industri perbankan Indonesia, sehingga mempengaruhi perubahan konsentrasi dalam industri perbankan Tulisan ini mengaplikasikan teori organisasi industri dengan model persamaan konsentrasi Kang Rae Cho, yang akan melihat pengaruh dan kehadiran bank-bank asing dalam industri perbankan Indonesia. Struktur data yang diqunakan dalam skripsi ini merupakan data kwartalan dari periade tahun 1987 - 1994. Tehnik pengujian model dalam penulisan ini mempergunakan tehnik ekonometri dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dan dengan mememenuhi asumsi-asumsi klasiknya, maka metode OLS .ini merupakan penaksir terbaik tidak bias. Dalam menganalisa tingkat konsentrasi perbankan ada lima faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat konsentrasi dalam industri perbankan yaitu size pasar, economies of scale dan capital intensity bank-bank, jumlah bank-bank lokal dan asing, kehadiran bank-bank acing (foreign banking presence), serta kebijakan pemerintah yang merupakan entry control. Dari hasil pengujian ternyata hanya variabel jumlah bank-bank yang tidak mempengaruhi perubahan tingkat konsentrasi. Kehadiran bank-bank asing selain mempengaruhi tingkat konsentrasi, Juga meningkatkan efisiensi ekonomi dan kompetisi dalam di dalam industri perbankan Anjuran pemerintah yang menghimbau bank-bank untuk merger, bisa memperbaiki kondisi bank-bank yang tidak sehat, namun apabila merger dilakukan antar bank-bank dalam sate grup, dapat meningkatkan konsentrasi perbankan, sehingga terpusatnya kekuatan pada grup bank tertentu ini cenderung menimbulkan oligopoli dalam industri perbankan Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T.M. Arief Machmud
Abstrak :
Dengan diluncurkannya PAKTO 1988, yang berusaha mengurangi hambatan dalam pasar perbankan ( hambatan masuk pasar maupun hambatan operasional lainnya), struktur pasar perbankan mulai mengalami perubahan. Pangsa pasar bank pemenntah mulai menurun, meskipun secara keseluruhan masih dominan. Menurut teori organisasi industri, dengan hilangnya hambatan dalam pasar perbankan, maka bank-bank yang memiliki pangsa pasar besar tidak akan mampu lagi melakukan kolusi (price fixing) untuk memperoleh kenaikan laba (kinerja). Skripsi ini bertujuan untuk membuktikan validitas teori tersebut untuk kasus Indonesia Penelitian mi menggunakan 41 sampel bank (5 bank pemerrntah, 11 bank asing, 25 bank swasta). Sebagai metodologi, penulis menggunakan teknik time series autocorrelation model yang mencakup dua buah model regresi linear, yang memiliki variabel bebas dan terikat yang sania, namun berbeda periode waktunya (1981-1987 dan 1988-1991). Varibel terikat yang digunakan dalam model mi adalah ROA (laba seb. pajak/aset, indikator kinerja), sementara variabel bebas utama adalah I{HI (HerJmndahl-Hirschman Index,indikator struktur pasar). Relatif besamya hambatan dalam pasar perbankan pada periode 198 1-1987 menyebabkan hubungan HHI dan ROA adalah positif dan signifikan, sedangkan setelah PAKTO, hubungannya menjadi tidak signifikan, karena hambatannya relatifkecil. Hasil regresi menunjukkan bahwa hubungan antara HEll dan ROA dalam periode1981- 1987 sesuai dengan teori, sementara dalam periode 1988-1991, hubungannya positif dan signifikan (tidak sesuai dengan teori). Dalam periode 1988-1991, meskipun hambatan dalam pasar perbankan telah dihilangkan, masih ada beberapa ketentuan yang menguntungkan bank pemerintah yaitu 1) janiinan eksplisit dan implisit dari pemerintah atas dana yang disimpan pada bank-bank pemerintah 2) pengecualian kredit program dan kredit yang dijamin pemerintah daii ketentuan LLL. Pengecualian tersebut menghilangkan kebutuhan BHMN/D untuk menempatkan dananya pada bank swasta guna memperoleh fasilitas pembiayaan. Dengan dukungan ketentuan diatas, maka tidak heran jika bank-bank pemerintah masih mampu menetapkan harga yang tidak kompetitif (campur tangan pemilik) dan bertindak sebagai price leader dalam penentuan suku bunga. Dilihal dari rentang waktunya, periode ini masih merupakan masa transisi, dimana pelaku-pelaku pasar masih dalam proses penyesuaian sehingga praktek tacit collusion masih berlangsung. Untuk menjamin terlaksananya persaingan yang sehat, pemerintah sudah seyogyanya menghilangkan kebijaksanaan anti kompetitif dan menerapkan kebijaksanaan lanjutan yang anti monopoli. Perubahan status hukum bank pemerintah menjadi persero harus dilaksanakan secara konsekuen diniana tidak akan ada lagi tekanan politik dari luar dalam proses pengambilan keputusan dalam bank-bank pemerintah.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abiwodo
Abstrak :
Industri perbankan merupakan industri yang me nuntut kecepatan perubahan. Karena itu, industri ini harus memiliki ketahanan untuk menyambut era persaingan yang semakin sengit, baik secara teknologi maupun serapan gaya hidup masyarakat yang memakai jasa keuangan di Indonesia. Ketahanan perbankan menjadi isu yang sa ngat menarik, dilihat dari segi industri secara umum di Indonesia maupun dari pelaku industri, seperti bank dan perubahan gaya konsumsi ma syarakat dalam menggunakan jasa dari penyedia jasa perbankan. Ketahanan perbankan menjadi isu yang sa ngat menarik, dilihat dari segi industrinya secara umum maupun dari pelaku industrinya. Salah sa tunya adalah perubahan gaya konsumsi masya rakat dalam menggunakan jasa perbankan yang kini mayoritas dilakukan menggunakan teknologi informasi. Di buku ini dibahas sebuah core value berupa AKHLAK yang menjadi guideline bagi para praktisi di BUMN. Tapi, secara esensi AKHLAK tidak hanya bisa diadaptasi oleh insan BUMN semata, tapi juga praktisi perbankan di luar BUMN sesuai tujuan masing-masing. Buku ini akan menjabarkan bagaimana sebuah ketahanan perbankan itu terbentuk, dengan dukungan pengelolaan sistem organisasi yang mengandalkan kecepatan sesuai zamannya dan didukung oleh kinerja para bankers. Buku ini merupakan versi sempurna yang menyajikan bahasan ketahanan perbankan dari sisi industri, pembangunan manusia, dan prediksi masa depan. Selamat membaca.
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2023
332.1 ABI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bugi Riagandhy
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini diwarnai dengan hadimya Bank barn yang berasal dari penggabungan empat bank kedalam Bank X. Bank X saat ini dalam pelaksanaan operasional memiliki paradigma barn khususnya menyangkut Visi dan Misi bank. Pelaksanaan Visi dan Misi ditunjang dengan pengembangan wawasan perbankan. Bank terns mengalami transformasi, untuk menjadi bank yang dinamis serta siap bersaing secara global dengan meningkatkan mutu pelayanan perbankan melalui pencapaian kinerja yang baik dan memuaskan.

Pengembangan usaha diarahkan kepada segmen retail dimana dalam segmen ini terbuka peluang dalam masyarakat Indonesia. Penelitian terhadap segmen pasar ritail telah dilaksanakan yang mendapatkan informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan konsumen yang diinginkan. Akhimya mengarahkan kepada bank untuk dapat lebih fokus pada segmen nasabah individu kalangan menengah-kecil, melalui rangkaian produk yang spesifik, bersaing dan bernilai tambah. Kualitas pelayanan yang prima mernpakan penunjang selainjaringan cabang, ATM dan teknologi perbankan.

Dengan ditunjang jaringan cabang yang tersebar di selurnh Indonesia, sumber daya manusia yang berpengalaman, asset yang besar, pengembangan produk-produk perbankan, budaya pernsahaan yang barn dan didukung dengan sistim teknologi perbankan, Bank X saat ini siap bersaing dalam perbankan di Indonesia khususnya dalam sektor retail.

Mencermati perkembangan persaingan perbankan yang semakin ketat, maka fokus studi pada karya akhir ini adalah menganalisa dan mengusulkan strategi bersaing bagi Bank X berdasarkan keunggulan, kemampuan dan faktor-faktor yang terdapat pada perusahaan yang dapat mempengaruhi perkembangan kineija bank dalam meningkatkan daya saingnya. Dengan demikian bank dapat memfokuskan kegiatan operasionalnya pada segmen pasar retail, khususnya dalam menghadapi dinamika persaingan industri perbankan di Indonesia dan mengidentifikasi beberapa strategi bersaing bagi Bank X dalam rangka meningkatkan daya saingfiya dimasa yang akan datang. Untuk menggambarkan dinamika persaingan perbankan dipergunakan beberapa bank yang berasal dari bank pemerintah, swasta nasional dan asing.

Dari hasil penelitian pada karya akhir ini mengambarkan persaingan perbankan di Indonesia. Persaingan perbankan khususnya pada segmen pasar retail menunjukan persaingan yang ketat yang terlihat dari strategi yang diterapkan oleh masing-masing bank berdasarkan sumber daya dan orientasi pengembangan produk perbankan yang dimiliki. Strategi persaingan perbankan sekarang dikembangkan menjadi strategi persaingan perbankan dimasa yang akan datang, beberapa bank memanfaatkan jaringan cabang dan teknologi yang terintegrasi dengan produk-produk perbankan yang bersaing berupa pengembangan fasilitas dan produk elektronik banking sebagai keunggulan bersaing bank dalam menghadapi era globalisasi.

Berkenaan dengan semakin ketatnya persaingan perbankan dimasa yang akan datang terutama dengan masuknya bank-bank asing di Indonesia, Bank X dapat melakukan pembenahan yang bertujuan untuk mengantisipasi persaingan tersebut. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mempercepat proses integrasi cabang-cabang dengan memanfaatkan teknologi perbankan yang cepat dan efisien dan memberikan layanan berupa produk-produk perbankan yang inovatif dan kompetitif kepada nasabahlkonsumen terutama produk e-banking yang akan menjadi trend dimasa yang akan datang.

Penerapan strategi persaingan perbankan yang tepat khususnya dalam segmen pasar retail akan men ghasilkan pengembangan dan penguasaan pasar yang meningkat, dengan demikian bagi Bank X untuk dapat memenangkan persaingan dapat menerapkan strategi bersaing yang fokus pada segmen pasar retail dengan pengembangan produk yang bersaing, kreatif, bernilai tambah dan diminati pasar yang ditujukan untuk nasabahlkonsumen, seperti tabungan fiesta, sertifikat deposito yang dapat dibayar dimuka dan dipindahtangankan, memperluas jaringan ATM dan produk-produk lainnya. Peningkatan pendapatan perbankan hendaknya dikembangkan dengan meningkatkan feebased income sebagai sasaran pendapatan non bunga dimasa yang akan datang dan untuk memperkuat struktur keuangan yang didukung oleh masyarakat dapat dilaksanakan privatisasi
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T6529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Binsar Hatorangan
Abstrak :
ABSTRAK
Kondisi krisis moneter yang ditandai dengan tingkat inflasi yang tinggi, tingginya suku bunga perbankan, nilai tukar rupiah yang melemah, ketatnya likuiditas keuangan menyebabkan kinerja perbankan sebagai lembaga intermediasi terganggu. Periodisasi krisis dimulai pada awal 1998 yang momentum krisisnya terasa pada tahun 1999 yang ditandai oleh menurunnya secara drastis tingkat pencapaian keuntungan dan permodalan sebagian besar bank. Kondisi ini terus terjadi hingga tingkat pencapaian keuntungan dan bertambahnya modal (equity) mulai merangkak naik lagi pada tahun 2000 dan 2001.

Kondisi ini membuat suasana persaingan antar bank menjadi semakin ketat terutama dalam hal menggalang pengumpulan dar in pihak ketiga dan juga semakin bertanibahnya kredit macet.yang dialami bank-bank.

Keadaan yang suilt tadi membuat sebuah bank harus memforrnulasikan kembali strategi usahanya agar dapat bertahan melewati masa krìsis. Strategi pada dasarnya merupakan rencana inisiatif strategis yang menguraikan arah dan pola keputusan yang diambil tentang bagaimana perusahan akan mewujudkan Jsi dan vlsi agar dapat mengaiokasikan surnber daya yang dimiliki seoptinial mungkin. Hal ini diupayakan agar meningkatkan kualltas pengelolaan dan pengembangan usaba yang mengarah pada penciptaan kapabilitas daya saing pasar jangka panjang (sustainable competitive advantage).

Definisi strategi menurut Hill dan Jones adalah pola Spesifik dari keputusan keputusan dan tindakan-tindakan yang dilakukan para manajer untuk mencapai tujuan perusahaan. Proses perencanaan strategis dapat dibagi menjadi 5 langkah utama yaitu:

- Memilih misi dan tujuan perusahaan

- Menganalisa eksternal perusabaan untuk rnengetahui peluang dan ancaman

- Menganalisa internai perusahin untuk rnengetahui kekuatan dan kelemahan

- Memilìh strategi yang dapat megembangkan organisasi

- Menginiplementasikan strategi yang telah dipilih.

Melakukan analisa terhadap eksternal dan internal perusahaan lalu memilih strategi yang tepat biasanya disebut sebagai strategy formulation., sedangkan merancang struktur dan sistem organisasi biasanya disebut strategy implementation.

Dalam upayanya bertahan hidup, Bank X memformulasikan kembali strategi usahanya pada tingkat korporasi dengan meinposisikan din sebagal retail bank dengan argumentasi kompetensi pokok (core competence) aktivasi sumber daya inanusia dengan keunggulan sumber daya manusia sebagal keunggulan kompetitifnya (competitive advantage) dimana hal ini sesuai dengan misi Bank X.

Sementara itu rancang ulang strategy implementation berupa desain ulang struktur dan sistem organisasi dilakukan dengan membuat struktur generic yang dapat diaplikasikan pada berbagai wiiayah keija serta efisiensi pengbapusan stn.iktur fungsional Back Office melalul program Branch Operation Work out (BOWO).

Pada level strategic business unit (SBU) atau tingkat strategi fungsional dengan cara diferensiasi dengan broadline strategy untuk produk dan multi channel delivery strategy untuk jasa layanan. Dalam pelaksanaan multi channel delivery strategy digunalcan strategi manajemen relationship (relationship management strategy) dengan membentuk dan mengoptimalkan fi.ingsi Business Officer (BO) path divisi Individual Banking dimana para RO mengelola akun nasabah yang memiliki potensi volume kapitalisasi dana dan volume transaksi yang tinggi.

Upaya pemeliharaan akun ini menimbulkan hubungan yang balk dengan nasabah sehingga tercipta bentuk kerjasama clengan koasep share of wallet yang menciptakan nilai tambah yang saling menguntungkan antara bank dengan riasabah Keuntungan bagi bank adalah stabilitas pengumpulan dana dan segi funding yang sangat berguna dimasa sulit karena hubungan yang terjadi membuat nasabah bertahan menempatkan dana pada Bank X. Disamping itu konsep share of wallet juga meningkatkan volume transaksi yang pada akhimya memberikan pemasukan fee base yang sangat berharga dimisa interest income sulit didapatkan.

Aktivasi strategi-strategi ¡ni ternyata manipu membuat Bank X ?lolos? dan masa sulit periode 1999-2000 dan mencapai target-target indikatif pemerintah sehingga bisa dtharapkan menjadi salah satu peserta bank rekapitalisasi yang survive.
2002
T5507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi S. Widjojo
Abstrak :
ABSTRAK P.T. AdvanBank International, adalah suatu nama suatu bank yang disamarkan dan merupakan suatu Bank Umum yang diiniliki oleh beberapa pengusaha swasta nasional. Nama Bank tersebut dirasa perlu disainarkan, khususnya didalam rangka menjaga kerahasiaan bank dimaksud. Hal mi merupakan suatu kelaziman terjadi dibanyak usaha, demikian juga dibidang perbankan. P.T. AdvanBank International merupakan bank yang beroperasi pada pertengahan tahun 1990 yakni setelah adanya kebijaksanaan Paket Oktober 1988 atau sering dikenal dengan "Pakto 1988". Paket kebijaksanaan Oktober 1988 merupakan kebijaksanaan deregulasi dibidang keuangan, moneter dan perbankan. Kebijaksanaan mi mentbawa pengaruh yang besar terhadap industri perbankan baik peningkatan jumlah bank baru, perluasan jaringan kantor maupun peningkatan usaha dan jenis jasa dan produk yang ditawarkan. Pesatnya perkembangan jumlah bank dan juxnlah kantor bank tersebut telah inengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan tenaga perbankan yang potensial, terjadinya kebutuhan dukungan teknologi dalam operasional bank, serta pola pikir dan sikap yang lebih bertanggung jawab dalam mengainankan kepentingan masyarakat. Para pendiri dan pemegang saham AdvanBank International adalah beberapa pengusaha inuda dari beberapa kelonipok usaha yang cukup terkenal. Sebagai bank umum komersil, bank mi cukup cepat perkembangannya, bahkan dianggap terlalu cepat bagi sebuah bank yang baru. Terlalu cepatnya perkeinbangan bank mi inenimbulkan inasalah pula, baik itu inasalah organisasi, teknologi, operasi, organisasi dan pengawasan. Dengan dikeluarkannya kebijaksanaan moneter dibidang keuangan dan perbankan pada bulan Februari 1991 atau yang dikenal dengan istilah Paket Februari 1991 ("Paktni 1991"), maka perbankan mengalami perubahan mendasar karena perbankan dituntut untuk mementingkan sikap kehati-hatian didalam menjalankan usahanya. Paket kebijaksanaan Februari 1991 tersebut dilaksanakan pemenintah berdasarkan berbagai pertimbangan antara lain dengan adanya globalisasi perbankan secara interna tional, seperti masalah peninodalan harus sesuai dengan ketentuan dari Bank for International Settlement (BIS). Kebijaksanaan tersebut merupakan penyempurnaaafl dari ketentuan yang telah ada, antara lain: (a) Pengawasan inaupun Pembinaan bank dilakukan dalam rangka inewujudkan sistem perbankan yang sehat dan effisien dalaxa arti - dapat memelihara kepentingan masyarakat banyak - berkembang dengan wajar - berxnanfaat bagi perkembangan ekonomi Indonesia (b) Pola pendekatan yang digunakan adalah bahwa sebagai leinbaga kepercayaan,"kesehatan" suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, balk peinilik dan pengelola bank, masyarakat sebagai pengguna jasa maupun Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank. (c) Untuk inencapai tujuan tersebut pada butir (a) dan dengan menggunakan pendekatan pada butir (b) maka terdapat dua hal yang perlu dilakukan - perubahan pola pikir pihak yang terkait dengari upaya peningkatan usaha bank. - Penyesuaian sisteni pengawasan dan pembinaan bank dalain deregulasi dan globalisasi (d) Penyesuaian sistem pengawasan dan pembinaan bank (e) Sentralisasi dalarn pelaksanaan kegiatan pengawasan dan penthinaan perbankan. Dengan adanya kebijaksanaan tersebut inaka AdvanBank International menghadapi masalah strategis yang mempengaruhi rencana dan kebijaksanaan jangka panjang, khususnya didalam pengembangannya. Tingkat kesehatan dari bank tersebut pada saat mi sangat mempengaruhi keberhasilan didalam melaksanakan rencana pengeiribangan bank khususnya didalairt perluasan jaringan cabang maupun peningkatan status rnenjadi sebuah bank devisa. Sesuai kebijaksanaan Paktri 1991 tersebut maka sejauh mi untuk membuka cabang ataupun peningkatan status inenjadi bank devisa adalah sebagai berikut 1.Pembukaan Kantor Cabang dengan status dibawah kantor cabang - tingkat kesehatan dan permodalan bank dalam 12 bulan terakhir sekurang-kurarigflya dalain 10 bulan tergolong sehat dan 2 bulan selebihnya cukup sehat. 2. Pembukaan Kantor Cabang dengan status Kantor Cabang diluar negeri - telah inenjadi bank devisa sekurang-kurangnya 1 tahun - tingkat kesehatan serta permodalan dalam 24 bulan terakhir sekurang-kurangflya 20 bulan tergolong sehat dan 4 bulan selebihnya cukup sehat. Syarat menjadi Bank Devisa - Bank yang bersangkutan dalam 24 bulan terakhir minimal 20 bulan tergolong sehat dan inempunyai perinodalan yang cukup dan 4 bulan selebihnya cukup sehat. - Volume usaha sekurang-kurangflya sebesar Rp 100 milyard. - Dana pihak III sekurang-kUrangflya Rp 80 milyard. - Pinjaman yang diberikan sekurang-kuraflgflya sebesar Rp 75 inilyard. Dengan adanya berbagai kebijaksanaan tersebut inaka didalam pengembanganflya rnaupun pertumbuhan baik dilihat dari segi total aktiva, jumlah jaringan cabang dan status bank, tidak saja dilihat dari jumlah dana yang dapat dihimpun dan disalurkan. Sesuai dengan ketentuan tensebut maka nilai tingkat kesehatan bank tersebut sangat menentukan pengembangannya. Sedangkan tingkat kesehatan bank ditentukan oleh berbagai faktor yang ada didalam bank, termasuk pegawai, pengelola dan pemilik bank itu sendiri. Walaupun faktor internal tersebut dipengaruhi pula oleh faktor eksternal yang merupakan lingkungan usaha secara global. Menghadapi situasi, lingkungan usaha dan kondisi tersebut maka AdvanBank International perlu menetapkan kebijaksanaan dan strategi yang efektip agar berbagai kendala didalam pengembangannYa dapat diatasi dengan baik, sehingga berhasil dalam mencapai sasaran untuk menjadi bank yang sehat, dapat berkembang dengan baik, bermanfaat bagi perkembangan ekonoini nasional serta dapat membantu meningkatkan tarap hidup masyarakat banyak.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi S. Widjojo
Abstrak :
RINGKASAN EKSEKUTIF P.T. AdvanBank International, adalah suatu nama suatu bank yang disamarkan dan merupakan suatu Bank Umum yang dimiliki oleh beberapa pengusaha swasta nasional. Nama Bank tersebut dirasa perlu disamarkan, khususnya di dalam rangka menjaga kerahasiaan bank dimaksud. Hal ini merupakan suatu kelaziman terjadi dibanyak usaha, demikian juga dibidang perbankan. P.T. AdvanBank International merupakan bank yang beroperasi pada pertengahan tahun 1990 yakni setelah adanya kebijakasanaan Paket Oktober 1988 atau sering dikenal dengan "Pakto 1988". Paket kebijaksanaan Oktober 1988 merupakan kebijaksanaan deregulasi dibidang keuangan, moneter dan perbankan. Kebijaksanaan ini membawa pengaruh yang besar terhadap industri perbankan baik peningkatan jumlah bank baru, perluasan jaringan kantor maupun peningkatan usaha dan jenis jasa dan produk yang ditawarkan. Pesatnya perkembangan jumlah bank dan jumlah kantor bank tersebut telah mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan tenaga perbankan yang potensial, terjadinya kebutuhan dukungan teknologi dalam operasional bank, serta pola pikir dan sikap yang lebih bertanggung jawab dalam mengamankan kepentingan masyarakat. Para pendiri dan pemegang sahan AdvanBank International adalah beberapa pengusaha muda dari beberapa kelompok usaha yang cukup terkenal. Sebagai bank umum komersil, bank ini cukup cepat perkembangannya, bahkan dianggap terlalu cepat bagi sebuah bank yang baru. Terlalu cepatnya perkembangan bank ini menimbulkan masalah pula, baik itu masalah organisasim teknologi, operasi, organisasi dan pengawasan. Dengan dikeluarkannya kebijaksanaan moneter dibidang keuangan dan perbankan pada bulan Februari 1991 atau yang dikenal dengan istilah Paket Februari 1991 ("Paktri 1991"), maka perbankan mengalami perubahan mendasar karena perbankan dituntut untuk mementingkan sikap kehati-hatian didalam menjalankan usahanya. Paket kebijaksanaan Februari 1991 tersebut dilaksanakan pemerintah berdasarkan berbagai pertimbangan antara lain dengan adanya globalisasi perbankan secara international, seperti masalah permodalan harus sesuai dengan ketentuan dari Bank for International Settlement (BIS). Kebijaksanaan tersebut merupakan penyempurnaan dari ketentuan yang telah ada, antara lain: (a) Pengawasan maupun Pembinaan bank dilakukan dalam rangka mewujudkan sistem perbankan yang sehat dan effisien dalam arti: - dapat memlihara kepentingan masyarakat banyak - berkembang dengan wajar - bermanfaat bagi perkembangan ekonomi Indonesia (b)Pola pendekatan yang digunakan adalah bahwa sebagai lembaga kepercayaan, "kesehatan" suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat sebagai pengguna jasa maupun Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank. (c) Untuk mencapai tujuan tersbeut pada butir (a) dan dengan menggunakan pendekatan pada butir (b) masa terdapat dua hal yang perlu dilakuakan: - perubahan pola pikir yang terkait dengan upaya peningkatan usaha baik - penyesuaian sistem pengawasan dan pembinaan bank dalam deregulasi dan globalisasi (d) Penyesuaian sistem pengawasan dan pembinaan bank (e) Sentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pembinaan perbankan Dengan adanya kebijaksanaan tersebut maka AdvanBank International menghadapi masalah strategis yang mempengaruhi rencana dan kebijaksanaan jangka panjang, khususnya didalam pengembangannya. Tingkat kesehatan dari bank tersebut pada saat ini snagat mempengaruhi keberhasilan didalam melaksanakan rencana pengembangan bank khususnya didalam perluasan jaringan cabang maupun peningkatan status menjadi sebuah bank devisa. Sesuai kebijaksanaan Paktri 1991 tersebut maka sejauh ini untuk membuka cabang ataupun peningkatan status menjadi bank devisa adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan Kantor Cabang dengan status dibawah kantor cabang: - tingkat kesehatan dan permodalan bank dalam 12 bulan terakhir sekurang-kurangnya dalam 10 bulan tergolong sehat dan 2 bulan selebihnya cukup sehat 2. Pembukaan Kantor Cabang dengan status Kantor Cabang diluar negeri: - telah menjadi bank devisa sekurang-kurangnya 1 tahun - tingkat kesehatan serta permodalan dalam 24 bulan terakhir sekurang-kurangnya 20 bulan tergolong sehat dan 4 bulan selebihnya cukup sehat. Syarat menjadi Bank Devisa: - Bank yang bersangkutan dalam 24 bulan terakhir minimal 20 bulan tergolong sehat dan mempunyai permodalan yang cukup dan 4 bulan selebihnya cukup sehat - Volume usaha sekurang-kurangnya sebesar Rp 100 milyard - Dana pihak III sekurang-kurangnya Rp 80 milyard - Pinjaman yang diberikan sekurang-kurangnya sebesar Rp 75 milyard Dengan adanya berbagai kebijaksanaan tersebut maka didalam pengembangannya maupun pertumbuhan baik dilihat dari segi total aktiva, jumlah jaringan cabang dan status bank, tidak saja dilihat dari jumlah dana yang dapat dihimpun dan disalurkan. Sesuai dengan ketentuan tersebut maka nilai tingkat kesehatan bank tersbeut sangat menentukan pengembangannya. Sedangkan tingkat kesehatan bank ditentukan oleh berbagai faktor yang didalam bank, termasuk pegawai, pengelola dan pemliki bank itu sendiri. Walaupun faktor internal tersebut dipengaruhi pula oleh faktor eksternal yang merupakan lingkungan usaha secara global. Menghadapi situasi, lingkungan usaha dan kondisi tersebut maka AdvanBank International perlu menetapkan kebijaksanaan dan strategi yang efektif agar berbagai kendala didalam pengembangannya dapat diatasi dengan baik, sehingga berhasil dalam mencapai sasaran untuk menjadi bank yang sehat, dapat berkembang dengan baik, bermanfaat bagi perkembangan ekonomi nasional serta dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Andrew William
Abstrak :
Penelitian ini mengambil obyek emiten saham perbankan yang masih terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang aktif diperdagangkan yang melakukanm pengumuman pembagian deviden di tahun 2007, yang berdasarkan sampling terdapat 11 emiten perbankan yang melakukan penhgumuman pembagian deviden tsb. Dari hasil penelitian ini, pengumuman pembagian deviden untuk masing-masing emiten bisa memberikan dampak positif dan negatif.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008
T25562
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>