Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"ABSTRAK
Proses hemodialisis juga sering menimbulkan dampak kesakitan seperti terjadinya kram otot saat intradialisis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dampak meningkatnya frekuensi pernapasan terhadap kram otot intradialisis. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain analitik cross sectional. Penelitian ini dilakukan di ruang hemodialisis RSUD Panembahan Senopati Bantul. Subyek penelitian ini diambil secara accidental sampling. Keseluruhan subyek penelitian ini adalah 91 responden. Peneliti mengukur frekuensi pernapasan predialisis dan mengkaji kram otot intradialisis. Penelitian ini menggunakan analisa bivariabel Chi-Square. Hasil analisa Chi-Square menunjukkan nilai p sebesar 0,020 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi napas predialisis terhadap kram otot intradialisis. Kram otot yang terjadi selama proses hemodialisis dapat terjadi karena adanya stress oksidatif selama intradialisis. Observasi frekuensi pernapasan dapat mengantisipasi adanya risiko stres oksidatif yang mungkin akan terjadi.
ABSTRACT
Effect of Predialysis Respiration Rate on Intradialysis Muscle Cramps at Regional Hospital Panembahan Senopati Bantul. Hemodialysis process often causes painful impact such as muscle cramps during intradialysis. The objective of this research was to identify the increased between respiratory rate and intradialysis muscle cramps. The method of this research was analytical survey method. This research is descriptif quantitative with cross sectional design. This research conducted in hemodialysis unit in Panembahan Senopati General Hospital in Bantul. The subjects of the research taken using accidental sampling. The total research subjects were 91 respondents. The researchers measured the relationship between predialysis respiratory rate and assesed the intradialysis muscle cramps. The data analyzed with bivariate chi square. The Chi-Square analysis results showed that the p value is 0,020, meaning that there was a significant relationship between predialysis respiratory rate and intradialysis muscle cramps. Muscle cramps during hemodialysis process may occur due to oxidative stress during intradialysis. Observing respiratory rate can anticipate the risks of oxidative stress that may occur. "
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yunie Armiyati
"Hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal yang banyak dipilih pasien CKD (Chronic Kidney Disease) dengan ERSD (End Stage Renal Disease). Komplikasi intradialisis dapat dialami pasien selama menjalani hemodialisis. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan komplikasi intradialisis yang dialami pasien CKD saat menjalani hemodialisis. Desain penelitian menggunakan desain deskriptif. Lima puluh pasien di unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dilibatkan dalam penelitian ini. Pasien diobservasi selama hemodialisis untuk mengetahui komplikasi intradialisis yang terjadi berupa hipotensi, kram otot, mual, mutah, sakit kepala, nyeri dada, demam dan menggigil, hipertensi, sindrom disequilibrium, aritmia, hemolisis dan emboli udara.
Hasil penelitian menunjukkan 96% pasien mengalami komplikasi intradialisis berupa hipertensi (70% pasien), sakit kepala (40%), hipotensi (26%), kram otot (18%), aritmia (12%), mual dan muntah (10%), sesak nafas (10%) serta demam dan menggigil (2%). Nyeri dada, sindrom disequilibrium, hemolisis dan emboli udara tidak dialami pasien. Frekwensi hipertensi intradialisis adalah 55% dari keseluruhan prosedur hemodialisis yang diamati dan paling banyak dialami pasien pada jam ke empat. Frekwensi hipotensi intadialisis adalah 12% dari keseluruhan prosedur hemodialisis yang diamati, dan paling banyak dialami pada jam pertama. Rata-rata tekanan darah mengalami penurunan pada jam pertama dan mengalami peningkatan pada jam ke empat. Sesak nafas saat hemodialisis dialami pasien dengan frekwensi 4% dari keseluruhan hemodialisis.
Rekomendasi penelitian ini adalah agar perawat selalu memantau kondisi pasien selama hemodialisis dan melakukan asuhan perawatan pada pasien hemodialisis secara individu untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi agar komplikasi intradialisis bisa diminimalkan.

Hemodialysis is the renal replacement therapy used for CKD patients with ERSD. During hemodialysis, the patient may develop intradialysis complications. The purposes of the study was to describe the intradialysis complications on CKD patients during hemodialysis. Descriptive design used in this study. Fifty four patient at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital were collected from 79 hemodialysis patients. The patients were observed during hemodialysis specifically oriented for intradialysis complications such as hypotension, cramps, nausea, vomiting, headache, chest pain, fever, shivering, hypertension, dialysis disequilibrium, arrhythmia, hemolysis and air embolism.
The result of this study showed that intradialysis complications occurred in 96% of the patients like hypertension (70% of the patients), headache (40%), hypotension (26%), muscle cramps (12%), arrythmia (12%), nausea (10%), vomit (10%), dyspnea (10%), fever and shivering (2%). Chest pain, dysequilibrium syndrome, hemolysis and air embolism were not occured. The frequency of intradialysis hypertension was 55% of hemodialysis, most occurred at fourth. The frequency of intradialysis hypotension was 5% of hemodialysis, most occurred at first. Blood pressure decreased significally at first hour and increased significally at fourth. Dyspnea occurred in 4% of hemodialysis.
The study recommended for nurse always to monitor the patient condition during hemodialysis and give individual nursing care for hemodialysis patient to anticipate intradialysis complication, that can be minimize the intradialysis complications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Putri Sulistyaningrum
"Fatigue salah satunya akibat akumulasi sampah metabolik yang mengganggu sistem kerja korteks serebri dan mengakibatkan penurunan aktivitas fisik. Range of motion ROM intradialisis bermanfaat dalam meningkatkan perfusi dan pembuangan sampah metabolik. Namun belum ada penelitian yang mengkaji pengaruh ROM intradialisis untuk meningkatkan aktivitas fisik pada pasien hemodialisa yang mengalami fatigue. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh ROM intradialisis terhadap aktivitas fisik pasien hemodialisa yang mengalami fatigue.
Penelitian ini menggunakan quasi experiment, dengan pre ndash; post test with control group melibatkan total34 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Analisis statistik penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh ROM intradialisis terhadap aktivitas fisik pada pasien hemodialisa yang mengalami fatigue p = 0.000; ? = 0.05 . Rekomendasi pada penelitian ini adalah perawat hemodialisa perlu menerapkan intervensi ROM intradialisis pada asuhan keperawatan pasien hemodialisa yang mengalami fatigue untuk meningkatkan aktivitas fisik pasien hemodialisa.

Fatigue occurs because of accumulation of metabolic waste and disrupting work of cerebral cortex system. It effectson decreasing in physical activity. Intradialysis range of motion ROM is useful in improving perfusion and disposal of metabolic waste. However, there has been no research have reviewed the effect of intradialysis ROM to increase physical activity in hemodialysis patients who experience fatigue. This study aimed to identify the effect of intradialysis ROM to physical activity of hemodialysis patients who experience fatigue.
This study used quasi experiment, with pre post test with control group involving a total of 34 respondents selected by consecutive sampling technique. Analysis statistical this study using Mann Whitney test. The results showed there was influence of intradialysis ROM to physical activity hemodialysis patients who experience fatigue p 0.000 0.05 . Recommendation in this research is nurses should apply intradialysis ROM intervention as nursing care in patient with fatique hemodialysis to increase their physical activity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Sudrajat
"End Stage Renal Desease (ESRD) saat ini menjadi permasalahan global sehubungan dengan prevalensinya yang semakin meningkat, merupakan suatu kondisi dimana ginjal mengalami kerusakan dan tidak bisa menyaring darah seperti ginjal yang sehat sehingga mengharuskan pasien menjalani terapi ginjal salahsatunya melakukan hemodialisis . Dalam terapi hemodialisis evaluasi dalam hal ke efektifan tindakan dikenal dengan adekuasi dialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh range of motion dan taichi intradialysis terhadap adekuasi pasien ESRD yang melakukan hemodialisa pada kelompok kontrol dan perlakuan. Desain penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan pendekatan pretest-posttest with control group dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Perbedaan adekuasi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi digunakan uji Wilcoxon tes dengan hasil (p=0,005) yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna pada adekuasi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi range of motion (ROM) dan taichi. begitu juga hasil selisih adekuasi antara kelompok kontrol dan perlakuan dengan menggunakan uji Mann Whitney didapatkan (p=0,045) yang menjelaskan ada perbedaan yang bermakna. Meskipun pada dasarnya baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan adekuasi meningkat namun jika dilihat dari segi jumlah yang lebih banyak peningkatan adalah kelompok perlakuan yang menjalani latihan range of motion (ROM) dan taichi intradialysis lebih efektif dalam meningkatkan adekuasi pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa.

Currently, End Stage Renal Desease (ESRD) bacame a global problem because of its increasing prevalence, ESRD occurs related to kidneys damaged and cannot filter blood so that the patient requires kidney therapy, such as hemodialysis, adequate dialysis is a method of evaluating the effectiveness of hemodialysis. This study aims to determine the effect of range of motion (ROM) and taichi intradialysis on the adequacy of ESRD patients who undergo hemodialysis in the control and intervention groups The design of this study used a quasi experiment with a pretest-posttest control group approach and used purposive sampling method. The results showed that there were differences in adequacy before and after intervention was used Wilcoxon test (p=0,005) which showed that there was a significant effect on adequacy before and after intervention ROM and taichi. The difference betwen the control and intervention groups tested using. Mann Whitney was found to have significant diffference (p=0,045). In conclusion, ESRD patient who underwent ROM and taichi intradialysis exercise were more effective in increasing the adequacy of hemodialysis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Purwanty
"Analisis praktik residensi keperawatan medikal bedah merupakan karya ilmiah akhir ners spesialis yang menggambarkan pelaksanaan praktik spesialis keperawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan pendidikan berkelanjutan. Analisis ini terdiri dari asuhan keperawatan pada gangguan sistem perkemihan dengan kasus utama End Stage Renal Disease dan 30 kasus resume menggunakan pendekatan model adaptasi Roy, penerapan evidence-based nursing tentang latihan intradialisis Range of Motion untuk menurunkan fatigue dan hipertensi post hemodialisis, dan penerapan proyek inovasi tentang upaya pemenuhan durasi hemodialisis untuk mencapai adekuasi. Teori model adaptasi Roy bertujuan untuk mempertahankan, memodifikasi atau mengubah stimulus sehingga pasien dapat adaptif terhadap kondisi kesehatannya. End Stage Renal Disease merupakan salah satu kasus gangguan sistem perkemihan akibat kerusakan pada fungsi ginjal yang dapat menyebabkan komplikasi sistemik dan mengancam kehidupan serta kualitas hidup seseorang. Hipertensi menjadi salah satu penyebab tersering dari timbulnya kerusakan pada ginjal. Latihan ROM intradialisis dapat menurunkan level fatigue dan tekanan darah post hemodialisis yang dapat dilakukan pasien secara mandiri selama dialisis berlangsung. Pemenuhan durasi hemodialisis menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan bersihan ureum (Kt/V) sehingga adekuasi hemodialisis dapat tercapai.

Analysis of medical surgical nursing residency practice is the final scientific work of specialists describing the implementation of specialist nursing practice in improving the quality of services and continual education. This analysis consisted of nursing care in urinary system disorders with major cases of End Stage Renal Disease and 30 resume cases using Roy's adaptation model approach, application of evidence-based nursing about Range of Motion intradialysis exercises to reduce fatigue and post-hemodialysis hypertension, and implementation of innovations project about efforts to meet hemodialysis duration to achieve adequate. Roy's adaptation model theory aims to maintain, modify or change the stimulus so that patients can be adaptive to their health conditions. End Stage Renal Disease is one case of urinary system disorders due to damage the kidney function that can cause systemic complications and threaten the life and quality of life of a person. Hypertension is one of the most common causes of kidney damage. Intradialysis ROM exercises can reduce levels of fatigue and post hemodialysis blood pressure that patient can conduct independently during dialysis. Hemodialysis duration fullfillment is one of the ways that can be done to increase urea clearance (Kt / V) so that hemodialysis adequacy can be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library