Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harry Satya Baskoro
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S9177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresnohadi Ariyoto Karnen
Depok: UI-Press, 2007
PGB 0025
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Asri Nurlita
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai alasan pemerintah memberikan insentif pajak pada industri komponen otomotif. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa sasaran pemerintah dalam memberikan insentif pajak perlu dibarengi dengan pengoordinasian pelaksanaan pemberian insentif pajak, dan penetapan pelaksanaan pengawasannya, perlunya meningkatkan upaya-upaya untuk menimalisir hambatan dalam pemberian insentif pajak serta perlunya koordinasi antara investor dan pemerintah sehingga fasilitas insentif pajak penghasilan yang diberikan dapat diimplementasikan dengan tepat.
ABSTRACT
The focus on this study is the reasons government giving incentives tax to automotive industry. This research is qualitative descriptive. The data were collected by means of deep interview. The researcher suggests that the government's target to provide incentives tax needs to be gathered with coordinating the implementation of incentives tax and establishment of monitoring implementation, needs for increase efforts to minimize the barriers the provision of incentives tax, needs coordination between investor and government so that the PPh incentives facilities which had given should be implemented properly.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khikin Indahsari
Abstrak :
Sektor industri property merupakan salah satu sektor yang paling terkena dampak krisis ekonomi. Sektor ini sempat terpuruk dalam sekali, dan saat ini masih berusaha untuk bisa pulih dari serangan krisis tersebut. Walau kejatuhan sektor ini cukup terasa, akan tetapi industri ini tetap berusaha untuk terns berkembang dan memenuhi permintaan pasar. Industri property tetap harus memperhatikan rasio-rasio keuangannya agar tetap stabil dan membaik. Penulisan karya akhir ini berusaha untuk memperlihatkan pengaruh dari variable rasio-rasio keuangan dan variabel resiko sistematik. Adapun rasio-rasio keuangan yang diteliti secara lebih lanjut adalah Current Ratio, Total Debt to Equity, Net Profit Margin, Return on Equity, Earning per Share dan juga ukuran total aktiva perusahaan-perusahaan dalam sektor industri ini Rasio-rasio keuangan ini diambil dari laporan keuangan 33 perusahaan yang sahamnya terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta dan minimal sudah IPO dalam jangka waktu 2 tahun lalu. Pembahasan dan penelitian dilakukan pada periode 2000-2004, secara keseluruhan peri ode maupun analisa pertahun. Selain dibagi pertahun, penelitian ini juga membagi perusahaan ke dalam tiga skala, yaitu skala keseluruhan, skala besar dan skala kecil. Pembagian ini didasarkan dari besaran rata-rata total aktiva. Penganalisaan menggunakan beberapa metode seperti regresi tunggal dan regresi berganda. Adapun tahapannya adalah dilakukannya regresi berganda untuk mencari beta, selanjutnya dilakukan regresi berganda untuk melihat tingkat signifikansi, hubungan antar variabel dan lainnya. Penelitian ini menggunakan software E-Views 4.1 dan SPSS 12 dalam perhitungan regresi maupun pengujian-pengujian lainnya, seperti UJI F dan Uji Multikolinieritas. Pengelolaan data atas 33 saham perusahaan ini memberikan hasil yang cukup sesuai dengan harapan. Pengolahan data ini memperlihatkan bahwa variabel rasio keuangan memang mempunyai pengaruh terhadap resiko saham. Adapun pengaruh yang diberikan oleh tiap rasio berbeda, begitu juga tingkat hubungan antar rasio tersebut yang juga termasuk dalam pembahasan. Variasi yang terdapat dalam hasil penulisan karya akhir ini bertambah banyak dengan penambahan skala perusahaan. Hasil dari pengolahan data memperlihatkan bahwa investor masih tetap membutuhkan rasio keuangan sebgai sarana pertimbangan sebelum melakukan investasi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafidz Qurani SM.
Abstrak :
ABSTRAK
Kawasan Cibinong Raya merupakan kawasan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan wilayah di Kabupaten Bogor yang bertujuan untuk dapat mendorong perekonomian daerah. Dalam memenuhi perannya sebagai pusat kegiatan wilayah diperlukan investasi yang dapat mengkatalisasi pembangunan. Untuk meningkatkan investasi dibutuhkan daya tarik terhadap investasi, yang salah satunya adalah dengan menjadikan sektor industri sebagai daya tarik investasi. Oleh karena itu, dibutuhkan wilayah yang memiliki potensi investasi industri yang memiliki kesesuaian dalam aspek kondisi fisiknya dan keunggulan berdasarkan kondisi iklim investasinya. Untuk mengetahui kondisi kedua aspek tersebut digunakan analisis fuzzy logic sebagai salah satu alat yang dapat mengolah data data spasial yang digunakan. Selain itu dilihat juga bagaimana kondisi perizinan dalam melakukan usaha yang merefleksikan kemudahan berbisnis dalam Kawasan Cibinong Raya, sehingga berdasarkan faktor faktor tersebut dapat diketahui potensi investasi industri di Kawasan Cibinong Raya. Hasil penelitian ini menunjukkan di Kecamatan Cibinong, Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Bojong Gede memiliki tingkat kesesuaian terhadap potensi investasi industri yang paling luas dengan tingkat kesesuaian sangat sesuai. Kawasan Cibinong Raya memiliki potensi investasi industri sebesar 30 dari luas wilayahnya namun berdasarkan ketersediaan lahannya hanya sebesar 11 sehingga dapat dikatakan kondisi investasi mengalami kejenuhan. Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Citeureup merupakan kecamatan yang memiliki potensi pengembangan investasi industri dengan orientasi pasar. Sedangkan Kecamatan Bojong Gede, Kecamatan Tajur Halang, dan Kecamatan Kemang berorientasi tenaga kerja.
ABSTRACT
Cibinong Raya Area is an area that designed as a regional activity center in Bogor Regency which aims to be able to encourage regional economy. In fulfilling its role as a regional activity center, it is necessary to obtain investment that can catalyze development. To increase the investment required attraction to investment, one of which is to make the industrial sector as an attraction of investment. So it takes the region that has the potential of industrial investment that has a suitability in terms of physical conditions and advantages based on investment climate conditions. To know the condition of both aspect is used fuzzy logic analysis as one of the tools that can process spatial data used. In addition, this study also sees how licensing conditions in doing business that reflect the ease of doing business in the Cibinong Raya Area. So based on factors above factors can be known potential investment industry in Cibinong Raya Area. The results of this study indicate that in Cibinong District, Citeureup Subdistrict and Bojong Gede District have a level of conformity to the industry s most extensive investment potential with a very suitable suitability level. Cibinong Raya area has an industrial investment potential of 30 of its area but based on the availability of the land is only 11 so it can be said the investment conditions experienced saturation. Kecamatan Cibinong and Kecamatan Citeureup is a subdistrict that has potential to develop industrial investment with market orientation. While District Bojong Gede, District Tajur Halang, and District Kemang labor oriented
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Damili
Abstrak :
Pada tahun 2005 pemerintah melalui bank sentral mengeluarkan kebijakan moneter untuk menaikkan tingkat suku bunga SBI dimana kondisi ini memaksa nilai obligasi mengalami penurunan. Penurunan obligasi ini berdampak pada industri Reksa Dana karena terjadinya penurunan nilai NAB. Hal ini menimbulkan kepanikan bagi masyaraat pemodal yang rata-rata melakukan redemption terhadap penyertaan investasi mereka. Investasi pada tahun 2004 yang nilai aktiva bersih (NAB)nya sempat menembus angka diatas Rp 104triliun, pada akhir tahun 2005 mengalami penurunan hingga angka NAB Rp 29 triliun. Kondisi ini menjadi fenomena yang menarik, mempertimbangkan bahwa seharusnya investasi Reksa Dana adalah investasi jangka panjang dimana jika terjadi pergolakan pasar yang sifatnya sementara tidak seharusnya berdampak pada kepanikan investor untuk melakukan redemption besar-besaran. Semakin besar redemption yang dilakukan oleh masyarakat pemodal, maka akan semakin membuat cadangan uang segar manajer investasi tidak mencukupi, yang pada akhirnya memaksa manajer investasi melakukan penjualan terhadap portfolio yang mereka kelola dengan harga berapapun. Dengan memanasnya pasar, maka otomatis nilai portfolio mereka semakin hancur yang secara paralel juga menghancurkan nilai NAB investor. Faktor-faktor seperti kebijakan pemerintah, marketing, resiko investasi dan individu investor ternyata dapat mempengaruhi investor dalam berinvestasi. Faktor kebijakan pemerintah dari segi perpajakan berupa tax exemption menjadi motivasi terbesar investor berinvestasi sedangkan faktor dari pribadi individu investor menjadi motivasi paling akhir, hal ini dimungkinkan karena ketidak cakapan investor dalam berinvestasi di Reksa Dana dapat digantikan oleh Manajer Investasi. Dengan diketahuinya bobot masing-masing faktor tersebut minimal dapat menjadi salah satu cara antisipasi regulator dalam hal ini pemerintah dan pengelola modal atau manajer investasi untuk mengambil langkah yang tepat dalam rangka membangkitkan kembali pasar di sektor finansial. Berdasarkan penelitian dalam tulisan ini keempat faktor tersebut cukup memiliki kekuatan dalam mempengaruhi investor. Berdasarkan urutan besaran bobotnya, maka kebijakan pemerintah dari sektor perpajakan memberi andil paling besar sedangkan andil paling kecil adalah kondisi individu investor sendiri. Dengan mengatahui kenyataan tersebut maka langkah-langkah yang dapat diambil adalah - Pemerintah dapat mengeluarkan suatu kebijakan yang tetap mempertahankan stimulus perpajakan tetapi tidak kehilangan potensi tax revenue misalnya dengan mengenakan pajak final bagi manajer investasi yang setelah lima tahun akan meninggalkan pasar. - Melakukan market education yang lebih intensif untuk meningkatkan knowlegde masyarakat pemodal.
In year 2005, the government, through Central Bank, released a monetary policy to increase SBI interest rate which forced the decrease of bond value. This affected mutual fund industry due to the decline of NAB value. This caused a ?panic? among the investors who took a redemption position on their investment. The investment, which its net asset value (NAB) reached above Rp. 104 trillion in year 2004, experienced a NAB plunge at the level of Rp. 29 trillion by the end of year 2005. This phenomenon is interesting, considering that mutual fund investment is supposedly a long-term investment, which if there is any temporary market fluctuation, it should not cause an investor panicking by taking a major redemption. The more redemption position taken by investors, the more reserved fresh fund held by investment managers become inadequate which direct them to sell their portfolios at whatever price level. As the market is burning, outomatically their portfolio values will dramatically plummet, which also impact a NAB value crash. Factors such as government policy, marketing, investment risk and the investor person apparantly can influence the investor to invest. Government tax policy such tax exemption contributes the most in the investment of Mutual Fund industry while the least factor is the investor person condition itself. The consideration of unperformed investor in product knowledge to invest is replaced by investment managers. By knowing all of the factors contribution at least those can become the ways for the regulator, in this case government, and the investment managers to respond properly in order to develop the market of financial sector. According to the research in this thesis, the four factors mentioned above have power to influence the investor. Based on the weights order, the government tax policy contributes the most, while the least factor is the investor person condition itself. Knowing those facts, the recommended steps are : - The government could release the policies which keeps the continuance of the tax stimulation without loosing the tax revenue potention such as by applying final tax for those investment managers who left the market after five years. - Conducting a market education more intensively to boost the investor?s knowledge.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Margaretha
Abstrak :
Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan industri di Indonesia, Pemerintah menetapkan kebijakan fasilitas pengurangan tarif pajak bagi industri yang menanamkan modal baru dengan nilai tertentu yang diresmikan melalui Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 dan turunannya terkait penanaman modal. Namun fasilitas tersebut belum bisa mencapai target utama investasi dalam sektor industri meskipun telah dilakukan perluasan klasifikasi usaha industri pionir dan juga pengurangan nilai minimal penanaman modal. Kami menganalisa responsivitas sektor industri terhadap pajak dengan mempelajari firms behavior dan menggunakan regresi dengan data Cross Section Industri Besar Sedang di Indonesia periode tahun 2008-2014 dan 2017-2019. ......To support economic growth and increase industry in Indonesia, the Government formalized a tax rate reduction policy for industries that invest new capital with a specific value through the Law of the Republic of Indonesia Number 25 of Year 2007 and its derivatives related to investment. However, the facility has yet to achieve the main target of investment in the industrial sector despite expanding the business classification of pioneer industries and reducing the minimum investment value. We analyze the responsiveness of the industrial sector to tax by studying firms' behavior and using regression with cross-section data of medium and large-scale companies in Indonesia for the period 2008-2014 and 2017-2019.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Velianna Christanty
Abstrak :
Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi para investor dalam memutar dananya untuk memperoleh keuntungan. Berinvestasi di bursa saham dalam rangka mencari keuntungan mengakibatkan para investor berusaha menekan faktor-faktor penenentu yang mempengaruhi imbal hasil saham. Dalam analisis keuangan, kondisi keuangan tidak hanya dilihat pada suatu waktu tertentu, tetapi juga dievaluasi pola dan keterkaitan dari waktu ke waktu. Komposisi dan rasio keuangan digunakan sebagai salah satu pedoman untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Karya akhir ini berisi peneitian yang membahas pengaruh antara analisa laporan keuangan khususnya rasio keuangan terbadap imbal hasil saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta pada periode 1995-1997, 1998-2000, dan 1995-2000. Data-data yang digunakan adalah Laporan Keuangan dan Laba Rugi per 31 Desember tahun 1995-2000 yang kemudian dihitung rasio-rasio keuangannya, deviden yang dibayarkan tahun 1995-2000 dan harga saham penutupan akhir tahun 1994-2000. Dengari menggunakan penelitian Machlbedz (1994) sebagai acuan penentuan rasio keuangan maka dipilih kategori raslo keuangan bagi perusahaan besar, karena diasumsikan bahwa pemisahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di pasar modal merupakan perusahaan yang tergolong besar dan berdiri sejak kurun waktu yang cukup lama. Terdapat sembilan belas rasio keuangan yang dipergunakan dalam penelitian termasuk salah satu diantaranya adalah rasio EPS yang merupakan variabel yang signifikan pada penelitian sebelumnya (tahun 1994-1997) yang dilakukan oleh Sdr. R. Riza Rusdianto terlepas dari nilai Durbin Watson test-nya. Tahap awal dari analisis yang dilakukan adalah dengan meregresikan semua variabel bebas tersebut terhadap imbal hasil saham sesuai dengan periodenya masing-masing. Karena terdapat efek serial correlations maka semua variabel bebas dan terikat tersebut harus ditransformasikan terlebih dahulu dengan menggunakan metode Prais Winsten Transformation untuk menghilangkan efek serial correlation. Setelah diketahui tidak ada efek serial correlations maka untuk memperoleh variabel-variabel yang signifikan terhadap imbal hasil saham pada tingkat a = 0,05 dipergunakan regresi stepwise. Dan sebagai Iangkah terakhir adalah mentransformasi ulang konstanta dan koefisien dan variabel-variabel bebas yang signifikan. Pentransformasian ulang dipergunakan untuk memperoleh persamaan multiregresi yang valid dalam memprediksi imbal hasil saham. Variabel signifikan yang dihasilkan dari regresi stepwise ini adalah variabel Earnings Per Share (BPS) dan Quick Aktiva/Aktiva Total untuk periode 1995-1997; variabel PER untuk periode 1998-2000; varabel Aktiva Lancar/Sales, PER dan EPS. untuk periode 1995-2000. Semua variabel signifikan tersebut mempunyai probability berkisar antara 0,000 ? 0,032, bebas dari efek serial correlations karena nilai Durbin Watson test berkisar antara 1,757 ?2,074 dan nilai VIF yang mendeteksi tentang ada atau tidaknya multicollinierity juga cukup bagus yaitu berkisar antara 1,000 ? 1,047 jauh dibawah 5. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah rasio keuangan dapat dipergunakan untuk memprediksi imbal hasil saham dimasa yang akan datang walaupun R Square dibawah 50%, Para investor dapat menggunakan rasio keuangan terutama EPS dan PER sebagai salah satu alat untuk mendukung pengambilan keputusan investasi di BEJ pada saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan bagi para pengusaha harus Iebih melaksanakan efisiensi dalam operasional perusahaannya sehingga memperoleh positif earnings yang dapat dipergunakan untuk menutup semua kewajiban-kewajibannya dan meningkatkan performancenya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Andrea Shinta
Abstrak :
Penelitian ini menganalisa dampak pengembangan investasi dan aktivitas hilirisasi bauksit oleh PT Bintan Alumina Indonesia (PT BAI) di Provinsi Kepulauan Riau terhadap perekonomian Indonesia dengan model input-output yang diterapkan pada Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kalimantan Barat, dan Indonesia. Pengenaan stimulus pada sektor yang berkaitan dengan fase konstruksi dan fase operasional industri alumina dan aluminium di PT BAI merupakan konsep yang mendasari bagaimana permintaan akhir sektor lainnya terdampak. Peningkatan perekonomian ditandai dengan meningkatnya nilai output, PDRB dan PDB, pendapatan masyarakat, dan penciptaan kesempatan kerja. Selama fase konstruksi PT BAI (2016-2029), secara garis besar memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan output, pendapatan rumah tangga, PDRB, dan penciptaan kesempatan kerja di 52 sektor industri di Provinsi Kepulauan Riau. Selama fase operasional, dampak ekonomi dihitung melalui tiga skenario yang diterapkan pada Provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Indonesia. Adapun pada fase operasional, dengan mengasumsikan penerapan hilirisasi sepenuhnya atas Produk PT BAI ke dalam pasar domestik menunjukkan dampak terbesar secara nasional dengan dampak peningkatan nilai output Indonesia hingga tahun 2030 mencapai Rp547,07 triliun, pertumbuhan PDB rata-rata 0,099 persen per tahun, peningkatan pendapatan nasional mencapai Rp74,22 triliun hingga tahun 2030, dan penciptaan kesempatan kerja rata-rata 107.105 orang per tahun di 52 sektor industri di Indonesia. Adapun untuk mencapai target optimal dari keberadaan PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) dalam rantai nilai hilirisasi bauksit domestik, diperlukan penguatan alur hilirisasi dan sektor industri turunan alumina dan aluminium di dalam negeri. Dukungan insentif fiskal, penetapan aturan hukum pro-hilirisasi, dan perlindungan investor penting untuk diterapkan namun Pemerintah juga perlu memperhatikan isu dependensi strukturalisme serta risiko geopolitik dalam upaya mengimplementasikan kebijakan hilirisasi bauksit secara domestik sepenuhnya. ......This research analyzes the impact of investment and bauxite downstream activities by PT Bintan Alumina Indonesia (PT BAI) on the Indonesian economy using the input-output method applied to the Riau Islands Province, West Kalimantan Province and Indonesia. The imposition of stimulus on sectors related to the construction phase and operational phase of the alumina and aluminum industry in the Galang Batang SEZ is the concept that underlies how final demand in other sectors is affected. Economic improvement is characterized by increased output, GDRP, people's income, and the creation of job opportunities. ......During the construction phase of PT BAI (2016-2029), it generally had a positive impact on the increase in output, income, average GRDP, and average job creation in 52 industrial sectors in the Riau Islands Province. During the operational phase, calculated through three scenarios applied to the Riau Islands Province, West Kalimantan, and Indonesia, with the assumption of full downstreaming of PT BAI's products into the domestic market, shows the greatest impact. The impact includes the increase of Indonesia's output value until 2030 reaching Rp547.07 trillion, an average annual GDP growth of 0.099 percent, a national income increase until 2030 reaching Rp74.22 trillion, and an average job creation of 107,105 people per year in 52 industrial sectors in Indonesia. To achieve the optimal target of PT Bintan Alumina Indonesia's (BAI) presence in the domestic bauxite value chain, strengthening the downstream process and downstream industries of alumina and aluminum domestically is needed. Fiscal incentives, the establishment of pro-downstream regulations, and investor protection are crucial to implement, however The Government also needs to consider issues of structural dependency and geopolitical risks in efforts to fully implement the domestic downstreaming policy for bauxite.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library