Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sauvain, Harry C.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1959
332.6 SAU i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mada Vibrary
"ABSTRAK
Sekarang ini banyak cara untuk melakukan investasi. Salah satunya adalah dengan berinvestasi melalui Reksa Dana. Semakin banyak investor pasar modal yang mengalihkan sebagian dananya dari bursa saham ke Reksa Dana karena risiko yang dihasilkan Reksa Dana relative lebih kecil dibandingkan bermain saham. Terutama bagi masyarakat awam, berinvestasi di pasar bursa dapat menimbulkan kerugian besar.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, kemampuan bisnis Reksa Dana semakin meningkat kinerjanya. Salah satu alasan melonjaknya jenis Reksa Dana ini adalah semakin banyak masyarakat yang mengenal Reksa Dana sebagai alternatif investasi selain deposito. Alasan lainnya adalah semakin kurang menariknya tingkat suku bunga deposito beberapa tahun terakhir sehinnga kemungkina return yang didapat melalui Reksa Dana lebih menguntungkan.
Jenis Reksa Dana yang kini paling banyak diminati adalah Reksa Dana Pendapatan Tetap yang menempatkan sebagian besar instrumennya ke dalam obligasi. Peningkatan ini didukung semakin banyaknya obligasi pemerintah yang dilepaskan bank-bank melalui Reksa Dana Pendapatan Tetap ini.
Studi dalam karya akhir ini bermaksud untuk mengukur kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia selama empat tahun terakhir sehingga masyarakat dapat memperoleh gambaran mengenai kinerja tersebut sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Penelitian dibatasi pada Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia yang dikelola oleh Manajer Investasi Joint Venture, dengan periode waktu 1999-2002. Pemilihan jenis Reksa Dana Pendapatan Tetap sebagai kajian adalah karena jenis Reksa Dana ini sedang marak, dan jenis Reksa Dana ini memberikan risiko yang relatif rendah dengan return yang cukup menguntungkan terutama untuk jangka menengah.
Pengukuran kinerja RDPT adalah dengan metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Hasil kinerja tersebut kemudian dibandingkan dengan kinerja pasar, yaitu Indeks Obligasi dengan tiga metode pengukuran yang sama.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa kinerja RDPT tersebut umumnya memiliki kinerja yang lebih buruk dari kinerja pasar. Masih tingginya nilai suku bunga SBI menghasilkan nilai Risk Premium yang negatif, sehingga kinerja RDPT memberikan nilai negatif yang berarti masih buruknya kinerja Reksa Dana tersebut.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjondro Prabowo
"ABSTRAK
Upaya mendorong fungsi intermediasi berupa ekspansi kredit, serta penerapan
risiko pasar dalam perhitungan kebutuhan modal bank, menuntut tambahan modal yang
memadai.
Untuk mengimbangi pertumbuhan ekspansi kredit dan kebutuhan modal untuk
risiko pasar, bank tidak dapat lagi hanya mengandalkan laba di tahan (retained earning)
sebagai sumber modal Salah satu sumber modal bank yang sedang marak diupayakan
adalah obligasi subordinasi.
Karya akhir ini membahas tiga aspek dalam penerbitan obligasi subordinasi yaitu
perubahan struktur permodalan, pengukuran risiko suku bunga atas investasi yang dananya
bersumber dari obligasi subordinasi, dan imunisasi risiko suku bunga atas penerbitan
obligasi subordinasi.
Hasil perhitungan pada karya akhir ini menunjukkan bahwa bila tidak ada
penambahan modal, penerapan risiko pasar pada perhitungan kebutuhan modal akan
menyebabkan rasio kecukupan modal pada bulan Juni 2003 turun dari 12,36% menjadi
11,97%.
Untuk memperkuat modal, BRI masih rnemiliki peluang untuk meningkatkan
modal pelengkap sebesar Rp 3.562 milyar. Apabila BRI berupaya meningkatkan jumlah
modal pelengkap melalui penerbitan obligasi subordinasi, maka masih terdapat peluang
untuk menerbitkan surat berharga tersebut senilai Rp 1.810 milyar atau setara dengan US$
210juta.
Pada bulan September 2003, BRI menerbitkan obligasi subordinasi senilai US$ 150
juta, yang diklasifikasikan sebagai modal pelengkap (tier 2). Penerbitan obligasi
subordinasi ini telah merubah struktur permodalan BRl cukup signifikan. Jika sebelumnnya
jumlah modal pelengkap hanya sebesar 23,23% dari modal inti, maka dengan adanya
obligasi subordinasi jumlah modal pelengkap menjadi 51,10% modal inti.
Seluruh tambahan modal yang bersumber dari obligasi subordinasi dapat diakui
sebagai modal yang memenuhi syarat (eligible capital). Akibatnya rasio kecukupan modal
(CAR) meningkat menjadi 14,61%. Rasio ini telah memperhitungkan kebutuhan modal
untuk risiko pasar. Jika BRI mentargetkan CAR 13,77% pada tahun 2003, maka masih
terdapat kelonggaran pertumbuhan ATMR sebesar Rp 2.869 milyar.
Namun seandainya obligasi subordinasi ini diklasifikasikan sebagai modal
pelengkap tan1bahan (tier 3), maka tidak seluruhnya dapat diperhitungkan sebagai modal
yang memenuhi syarat. Hal ini disebabkan adanya batasan jumlah modal pelengkap
tambahan maksimum 250% dari modal inti yang dialokasikan untuk. risiko pasar.
Sedangkan modal inti yang dialokasikan untuk risiko pasar adalah 28,5% dari A TMR
risiko pasar. Akibatnyajika rasio kecukupan modal hanya mencapai 14,24%.
Jika BRI mencoba mengunci risiko suku bunga (locking in rate) atas penerbitan
obligasi subordinasi pada akhir bulan September 2003, setidaknya terdapat tiga obligasi
yang kemungkinan dapat digunakan untuk tujuan tersebut. Ketiga surat berharga tersebut
terdiri dari obligasi Bank Mandiri, obligasi Aneka Tambang dan obligasi subordinasi Bank
Negara Indonesia.
Pengukuran risiko suku bunga dari ketiga obligasi tersebut dilakukan dengan
menggunakan konsep durasi, berupa pengukuran persentase perubahan harga terhadap
perubahan tingkat suku bunga dan elastisitas suku bunga. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa obligasi subordinasi BNI merupakan surat berharga dengan risiko suku bunga
terendali, sedangkan obligasi Aneka Tambang merupakan surat berharga dengan risiko
suku bung tertinggi.
Ukuran tingkat risiko suku bunga ini belum dapat digunakan untuk menetapkan
surat berharga yang dapat digunakan untuk mengimunisasi risiko suku bunga. Imunisasi
risiko suku bunga dapat diul'Uf dengan menghitung ex post effective annual yield dari
ketiga surat berharga tersebut pada berbagai tingkat suku bunga.
Hasil simulasi imunisasi menunjukkan bahwa pada tingkat sulru bunga pasar
7,88%, hanya obligasi Aneka Tambang yang mendekati expected yield dari obligasi
subordinasi BRI. Meskipun demikian obligasi ini belum sepenuhnya dapat mengimunisasi
risiko suku bunga dari obligasi subordinasi BRI, karena durasinya tidak sama persis
dengan durasi atau holding period obligasi subordinasi BRI.
Durasi obligasi Aneka Tambang akan sama dengan durasi obligasi subordinasi BRI
jika jangka waktu jatuli temponya adalah 6 tahun. Dengan jangka waktu itu obligasi ini
bam sepenuhnya dapat mengimunisasi risiko suku bunga obligasi subordinasi BRI.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keller, Gary
"This special limited edition of Gary Keller's New York Times bestselling real estate classic shows agents how they can SHIFT to seize new opportunities, even in today's unpredictable markets. Based on years of research, the book taps into a wealth of proven tactics to help readers thrive in the midst of one of the most challenging real estate markets eve"
New York: McGraw-Hill, 2010
333.306 8 KEL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Senjaya
"ABSTRAK
Bursa efek merupakan salah satu indikator keadaan perekonomian suatu negara. Jika kondisi perekonomian negara sedang baik, maka hal tersebut akan tercermin pada harga-harga sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek tersebut.
Perkembangan pasar modal Indonesia mulai pesat mulai awal tahun 1990-an, hal ini dapat kita lihat dari jumlah emiten di Bursa Efek Jakarta dad sekitar 25 perusahaan meningkat menjadi Iebih kurang 290 perusahaan, volume perdagangan saham yang mencapai puluhan milyar rupiah perhari dan IHSG yang meningkat terus menerus bahkan pernah mencapai posisi tertinggi pada tanggal 8 Juli 1997 yaitu sebesar 740,83.
Dengan kondisi pasar modal Indonesia yang semakin bergairah mi menyebabkan investor yang sebagian merupakan orang awam dengan dana lebih mulai melirik pasar modal sebagai salah satu lembaga investasi di luar bank dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang maksimum dari investasi yang dilakukan.
Ada berbagai macam teori bagaimana seorang investor melakukan investasi saham melalui pembentukan portofolio atau dapat pula investor mengikuti apa yang dikatakan brokernya atau melakukan tindakan mengikuti pasar yaitu dengan melihat tindakan yang dilakukan lembaga investasi besar.
Peter Lynch sebagai salah seorang manajer investasi terkenal memberikan alternative lain bagaimana membentuk sebuah porotfolio dalam melakukan investasi saham. Peter Lynch adalah manager investasi pada perusahaan investasi Fidelity Magellan Fund yang berpusat di Boston.
Berdasarkan teknik Lynch maka didapatkan 2 buah alternatif pembentukan portofolio yaitu berdasarkan alternatif I terdapat 10 saham dalam 1 portofolio dan pada alternatif II terdapat 16 saham dalam 1 portofolio.
Untuk melihat dampak dari krisis moneter yang melanda Indonesia semenjak pertengahan Juli, maka horison waktu pemegangan (holding period) dibagi menjadi 2 yaitu periode pemegangan sampai saat sebelum krisis terjadi yaitu sampai dengan awal Agustus dan periode pemegangan sampai saat krisis sedang terjadi yaitu sampai akhir tahun 1997.
Dari hasil pengukuran kinerja portofolio dengan menggunakan metode tingkat pengembalian selama waktu pemegangan maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengembalian portofolio selalu lebih tinggi daripada tingkat pengembalian pasar untuk keempat keadaan yaitu altematif I atau II dan untuk periode pemegangan 52 minggu atau 31 minggu.
Dari hasil pengukuran kinerja portofolio dengan menggunakan metode penyesuaian risiko maka dapat diambil kesimputan secara keseluruhan kinerja portofolio I lebih baik dibandingkan dengan kinerja portofolio alternatif II.
Teknik Lynch lebih tepat digunakan apabila keadaan pasar sedang bergairah, hal ini dapat dilihat dari tingkat pengembalian yang Iebih baik di saat pasar bergairah dan kinerja portofolio berdasarkan metode penyesuaian risiko menunjukkan hasil yang lebih baik pada saat keadaan pasar bergairah.
Pembentukan portofolio dengan menggunakan teknik Lynch untuk keadaan di Indonesia memiliki beberapa kekurangan yaitu bentuk pasar Indonesia yang belum lama berkembang, praktek window dressing yang dilakukan dalam laporan keuangan, penggunaan metode pencatatan akuntansi yang tidak seragam, dan ketersediaan data-data tertentu tidak terdapat serta data historis perusahaan yang belum lama.
Dengan memperhatikan kekurangan diatas maka penggunaan teknik Lynch belum dapat dikatakan secara tepat dapat digunakan di Indonesia walaupun hasil yang ditunjukkan selalu mengalahkan pasar."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Halma
"Investasi merupakan salah satu tolak ukur dalam melihat dan mengukur perekonomian suatu negara. Salah satu contoh dan bentuk investasi adalah saham perusahan., di mana saham ini diperdagangkan di pasar modal.
Di Indonesia perkembangan pasar modal sejak tahun 1989 menunjukkan pasang surut yang menggembirakan. Perkembangan yang sangat pesat terjadi setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi di bidang ekonomi pada umumnya maupun di pasar modal pada khususnya. Perkembangan ini bisa dilihat dan jumlah emiten yang saat ini terdaftar maupun dari kapitalisasi pasar di Bursa Efek Jakarta.
Sampai pertengahan bulan Juni 1997, jurnlah perusahaan yang menjadi emiten di Pasar modal Indonesia mencapai 308 perusahan, terdiri dari 247 emiten saham dan 31 emiten obligasi serta 31 emiten saham dan obligasi. Dengan total emisi sebesar Rp. 68,671 triliun. Selain itu kemajuan pasar modal indonesia juga terlihat dari nilai kapitalisasi pasar yang mencapai 243,3 triliun.
Kesuksesan pasar modal tersebut di atas, tidak terlepas dari semakin banyaknya para investor melakukan investasi dalam bentuk saham. Hasil investasi pada saham terdini dan capital gain dan deviden. Karena hasil dan saham itu diterima di masa yang akan datang, maka kemungkinan resiko selalu ada. Resiko yang dimaksud di sini adalah kemungkinan hasil yang akan kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Seorang investor dapat memperkecil resikio yang akan diterimanya dengan melakukan diversifikasi yang dikenal dengan portofolio saham, yaitu kepemilikan investasi iebih dan satu jenis. Misalnya dengan melakukan investasi pada saham perusahan dan Sertifikat Bank Indonesia. Saham perusahaan adalah investasi yang beresiko dan Setifikat Bank Indonesia adalah investasi yang tidak mempunyai resiko (bebas resiko).
Pada penulisan karya akhir mi, penulis mencoba untuk rnemecahkan masalah yang selalu dialami oleh para investor yaitu bagaimana membentuk suatu portofolio yang optimal. Masalah tersebut seperti objek-objek investasi apa saja yang akan dibeli dan berapa porsi masing-masing saham tersebut dan faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam membentuk portofolio.
Dengan memilih 40 saham dan sekian banyak saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta sampai awal Februari 1997, penulis mencoba untuk menelitinya dari sudut pandang seorang investor. Dan 40 saham tersebut, kemudian akan dipilib saham-saham yang mempunyai tingkat pengembalian positif. Dan langkah selanjutnya rnernilih 10 saham yang terbaik urituk dibentuk dalam satu portofolio saham. Dua metode yang digunakan dalam penulisan mi adalah metode Harry Markowitz dan Single Index Model yang dikembangkan oleh Willian Sharpe. Hasil dari kedua metode ini setelah melaui tahap pembahasan adalah sebagi berikut:
- Dengan menggunakan metode pendekatan H. markowitz, di mana melakukan invesatsi semua pada aset beresiko maka tingkat pengembalian adalah sebesar 1,041% dan tingkat resiko sebesar 2,451%
- Dengan menggunakan metode pendekatan H. markowitz, di mana melakukan investasi pada aset beresiko dan aset bebas resiko. Tingkat pengembalian adalah sebesar 1,661% dan tingkat resiko sebesar 3,249%.
- Dengan menggunakan metode pendekatan Single Index Model , di mana melakukan invesatsi semua pada aset beresiko, maka tingkat pengembalian adalah sebesar 0,708% dan tingkat resiko sebesar 1,710%.
Adapun Kombinasi portofolio dengan tingkat pengembalian paling tinggi adalah
saham Astra internasional (17,319%), Bimantara Citra (10,145%), Lippo Bank (3,335%), Lippo Land Development (31,252%), Mulialand (4,775%), Polysindo Eka Perkasa (2,215%), Putra Surya Perkasa (20,747%), Sinar Mas Multiarta (2,7460/o), Tambang Timah (3,259%), Telekomunikasi Indonesia (4,297%) dan pada aset bebas resiko SBI (1,115%).
Pembentukan portofolio yang optimal tidak cukup hanya dilakukan satu waktu tertentu, melainkan harus disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Faktor Judgment seseorang sangat menentukan hasil perhitungan dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian penerapan prinsip-prinsip dasar dalam perhitungan dan pembentukan portofolio saham tidak berbeda."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lora Ayuda Minerva
"Mengutip pernyataan bahwa "pertumbuhan ekonomi pada 2006 akan terus melambat dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya" (Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, Bisnis Indonesia, 22 November 2005), maka pembuatan karya akhir ini ditujukan untuk melihat sisi terbaik yang harus dicapai dari pencarian dua macam jenis kinerja portfolio yang tergolong saham teraktif dan saham defensive stocks diakhir tahun 2005 melalui pendekatan teori Efficient Frontier dan Single Index Model.
Pembahasan menitikberatkan pada pencarian saham portfolio yang akan dibentuk pada awal tahun 2005 untuk dapat mencerminkan kekonsistensian terhadap perhitungan kinerja portfolio yang baik diakhir tahun 2005. Saham portfolio yang dibentuk pada awal tahun tersebut merupakan hasil analisis saham terpilih dari data historikal tahun-tahun sebelumnya, dan perhitungan kinerja portfolio tersebut merupakan hasil atau prestasi berinvestasi selama satu tahun di 2005,yang nilai akhirnya dapat diterima sebagai alternatif kelanjutan ataupun sebagai strategi untuk berinvestasi diawal tahun 2006.
Periode penelitian yang dipakai adalah dari bulan .lanuari 2002 sampai dengan bulan Desember 2005, di mana data yang diperoleh dari pihak-pihak terkait merupakan data sekunder, scperti adjusted closing price dari JSX weekly statistic dan data suku bunga periode satu bulanan yang diambil dari website Bank Indonesia.
Data-data tersebut diolah dan menghasilkan beberapa alternatif saham portfolio pada awal tahun 2005 dan satu kinerja portfolio terbaik pada akhir tahun 2005. Nilai yang didapat dari dua model pembentukan portfolio dan model Sharpe bagi perhitungan kinerja dua portfolio terscbut,adalah merekomendasikan pemakaian saham portfolio LQ45 dengan dasar perhitungan teori Single Index Model. Bilamana keadaan yang akan datang adalah sama dengan keadaan 2005, dimana ramalan pergerakan ekonomi yang tetap melambat terjadi, maka hasil pemilihan portfolio dan perhitungan kinerja LQ45 tersebut merupakan rekomendasi yang dapat diusulkan kepada para investor untuk melakukan pendekatan diversitikasi sahamnya sebagai bentuk investasi diawal tahun 2006, dengan harapan keuntungan yang optimal tetap dapat diperoleh lewat hasil analisis tersebut.
Kecenderungan untuk dapat diterimanya rekomendasi diatas, dapat diasumsikan dari perhitungan hipotesis yang menjelaskan bahwa kinerja saham portfolio LQ45 memang memiliki cukup bukti untuk dapat dikatakan lebih besar dari kinerja saham portfolio consumer goods.Dengan mengasumsikan nilai interval keyakinan 95% maka anggapan tersebut dapat diperhitungkan.

According to the Central Bank Governor's statement, the economic growth during 2006 will continue to slow down compared to past projection". The purpose of this thesis is to seek which portfolio, between stocks that are classified in LQ45 (considered as most liquid stocks) and consumer goods (considered as defensive stock), could come out with the best performance taking into account the current macro economic situation using the Efficient Frontier and Single Index Model Theory.
The main of focus of this study is to elucidate the stock portfolio originated during the beginning of 2005 and seeks the outcome it will achieve by the end of the year. This portfolio of 2005 consists of stocks with the best performance based on its historical data, where as the portfolio performance based on the investment during 2005. Meanwhile it would be used for investment during 2006 as an investment strategic.
The data's used in this research consists of the stocks adjusted closing price quoted from JSX weekly statistics and the monthly interest rate quoted from Bank Indonesia's website during the period from January 2002 until December 2005. The data that were scrutinized resulted a solution that the stock portfolio with the best performance and considered for the 2006 investment portfolio are the stocks classified in LQ 45 using the single index model theory as an approach.
The recommendation to investors who plans to invest during the beginning of 2006 is to focus on LQ 45 stock portfolio. Therefore considering the dawdling economic growth that economist has forecasted this portfolio could come up with the optimum investment during 2006. The reception of this recommendation can be assumed from the hypothesis that vindicates LQ 45's performance resulted in a better performance compared to consumer goods portfolio. Considering the 95% confidential level, this assumption could be accountable."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar
"ABSTRAK
Tesis ini membahas secara komprehensif mengenai perlindungan atas konsumen
dan masyarakat dalam industri jasa keuangan khususnya terhadap usaha
penghimpunan dana dan pengelolaan investasi keuangan. Adanya jenis-jenis
transaksi keuangan yang rumit dan dalam banyak hal tidak dipahami oleh
konsumen dan masyarakat, berpotensi menyebabkan terjadinya kejahatan yang
dapat merugikan masyarakat secara luas. Konsep perlindungan konsumen jasa
keuangan di OJK dilakukan dengan tindakan preventif dan refresif yang
semuanya mengarah pada financial inclusion dan stabilitas sistem keuangan.
Selain tindakan preventif dan refresif, Koordinasi antar lembaga sangat
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kasus investasi ilegal. Dalam hal ini, OJK
bersama lembaga lainnya membentuk Satuan Tugas Penanganan Dugaan
Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan
Pengelolaan Investasi, sehingga diharapkan dapat memberikan perlindungan yang
lebih baik terhadap masyarakat dan konsumen.

ABSTRACT
This thesis discusses comprehensively the provision of consumers protection and
the society of the financial services industry especially about fund-raising efforts
and the management of financial investment . The existence of these kinds of
complicated financial transactions and make so many misunderstanding for some
consumers and the society, potentially causing crime that make many bad impacts
for the society. The concept of consumer protection in the financial services FSA
conducted with preventive and repressive measures which all lead to financial
inclusion and financial system stability . Besides the preventive and repressive
measures , inter-agency coordination is needed to prevent illegal investments case
. In this case, the FSA together with other agencies to form Task Force Handling
Allegations in Legal Actions Against Public Sector Fund-raising and Investment
Management , which is expected to provide a better protection to the society and
consumers."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda
"Laporan Magang ini bertujuan untuk membahas dan menganalisis prosedur audit yang dilakukan oleh KAP QWE dalam proses auditnya atas akun pendapatan jasa manajemen investasi PT ABC. Analisis dilakukan dengan berdasarkan kepada PSAK 23 dan ISA terkait. Secara garis besar, prosedur audit yang dilakukan oleh KAP QWE telah mengikuti standar audit yang berlaku di Indonesia. Pengakuan pendapatan jasa yang dilakukan oleh PT ABC sebagai manajer investasi juga telah sesuai dengan ketentuan PSAK 23.

This report aims to discuss and analyze audit procedures performed by KAP QWE in the audit process of PT ABCs investment management fees. The analysis is performed based on PSAK 23 and relevant ISAs. In sum, KAP QWE have shown compliance with the applicable audit standards in Indonesia. The recognition and measurement of investment management fees made by PT ABC as an investment manager are also in accordance with the provisions of PSAK 23."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Charles P.
"In today's economy, it's critical for investors to have a strong understanding of the strategies needed to make the best decisions. Jones arms them with the most up-to-date information in the field while offering a proper balance between investment opportunities, techniques and analytics. He includes new discussions on the rapid rise and interest in exchange-traded funds, the new NYSE-Euronext market, the merger of the NYSE and Amex, and more. Expanded coverage is also presented in behavioral finance and the bond markets. In addition, investors will benefit from the updated problems and questions that really make them think of the most effective moves before acting."
Singapore: Wiley, 2013
332.6 JON i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>