Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Latar Belakang: Penyakit jaringan periodontal adalah penyakit gigi dan mulut kedua yang terbanyak, setelah karies gigi. Penyakit jaringan periodontal meliputi keradangan gusi atau gingivitis dan periodontitis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor risiko penyakit jaringan periodontal di Indonesia. Metode: Sampel adalah seluruh anggota rumah tangga yang berusia 15 tahun ke atas dan berjumlah 722.329 orang. Disain penelitian adalah potong lintang. Data diambil dari data sekunder Riskesdas tahun 2013 di 33 (tiga puluh tiga) propinsi dan 497 kabupaten/kota di Indonesia. Hasil: Faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, perilaku benar menyikat gigi, makan buah dan sayur, aktivitas fisik, merokok, hipertensi, dan stress berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut khususnya jaringan periodontal. Kesimpulan: Hampir semua faktor risiko bermakna terhadap penyakit periodontal gigi, kecuali pada diabetes melitus, stroke dan makan buah dan sayur. Namun yang paling besar pengaruhnya adalah faktor merokok."
BULHSR 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Savvyana Saputra
"Latar belakang: Terapi regenerasi jaringan periodontal dengan rekayasa jaringan dapat menjadi alternatif dalam rekonstruksi jaringan periodontal. Bioaktivitas yang baik menjadi salah satu syarat penting untuk scaffold dalam mendukung regenerasi jaringan. Nano-hidroksiapatit telah banyak digunakan karena memiliki struktur kimiawi yang sama dengan tulang alami, namun memiliki porusitas yang rendah dan biodegradibilitas yang lambat sehingga kombinasi dengan Gelatin dapat meningkatkan regenerasi jaringan periodontal. Tujuan: Mengevaluasi morfologi permukaan, komposisi kalsium-fosfor dan daya serap serbuk nanohidroksiapatit dan pasta nanohidroksiapatit/gelatin variasi 60:40 dan 65:35 dengan perendaman dalam larutan simulated body fluid selama 24 jam, 48 jam, 7 hari dan 14 hari. Metode: Pembuatan serbuk nHA dan pasta nHAG di BRIN. Serbuk nHA dan pasta nHAG variasi 60:40 dan 65:35 direndam dalam larutan SBF selama 24 jam, 48 jam, 7 hari dan 14 hari. Pengujian SEM EDS dan uji swelling dilakukan pada setiap periode waktu perendaman. Hasil: Uji SEM menunjukkan perbedaan morfologi permukaan yang bermakna pada perendaman 24 jam, 48 jam, 7 hari dan 14 hari (p < 0,05). Uji EDS menunjukkan perbedaan komposisi kalsium dan fosfor serta peningkatan rasio Ca/P pada periode waktu perendaman paling tinggi pada pasta nHAG 65:35. Uji swelling menunjukkan serbuk nHA dan pasta nHAG variasi 60:40 dan 65:35 memiliki daya serap yang berbeda tiap periode waktu perendaman. Kesimpulan: Pasta nHAG 65:35 memiliki sifat optimal sebagai scaffold dengan karakteristik morfologi permukaan yang kondusif bagi pertumbuhan sel di dalamnya, dan memiliki rasio kalsium dan fosfor yang tinggi serta daya serap yang optimal.
...... Background: Tissue engineering in periodontal tissue regeneration can be an alternative in periodontal tissue reconstruction. Bioactivity such as appropriate sizes, surface morphology and porosity required in scaffold in periodontal regenerative therapy. Nanohydroxyapatite is commonly used in tissue engineering to its similar chemical structure to human bone, but tend to has low porosity and slow biodegradability. Therefore, combination with gelatine can improve periodontal regeneration. Objective: Evaluate the surface morphology, calcium-phosphorus composition and water absorption of nanohydroxyapatite powder and nanohydroxyapatite/gelatine 60:40 and 65:35 paste by immersion in simulated body fluid solution for 24 hours, 48 hours, 7 days, and 14 days. Methods: Manufacture of nHA powder and nHAG paste in BRIN. Powder of nHA and nHAG 60:40 and 65:35 paste were soaked in SBF solution for 24 hours, 48 hours, 7 days, and 14 days. Morphology surface and calcium-phosphorus composition were carried out with SEM EDS test and water absorption was carried out with swelling test. Results: SEM test showed differences in surface morphology at 24 hours, 48 hours, 7 days and 14 days (p < 0,05). EDS test showed nHAG 65:35 has the highest calcium and phosphorus composition and Ca/P Ratio in soaking periods. Swelling test showed nHA powders and nHAG pastes had different absorbencies in all soaking period. Conclusion: nHAG 65:35 paste has optimal properties as a scaffold with optimal surface morphology, high Ca/P ratio and optimal absorption."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rikawarastuti
"Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut dengan
prevalensi cukup tinggi di Indonesia (60%). Diabetes melitus merupakan
salah satu faktor predisposisi terjadinya penyakit periodontal. Tujuan
penelitian adalah menganalisis hubungan diabetes melitus terhadap tingkat
keparahan jaringan periodontal. Jenis penelitian observasional analitik potong
lintang. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
Jakarta Selatan pada bulan Oktober - November 2014 dengan populasi
penelitian adalah pengunjung Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.
Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sebanyak
122 orang. Status diabetes melitus didapat dari rekam medis poli penyakit
tidak menular. Analisis data menggunakan kai kuadrat dan regresi logistik
sederhana. Hasil penelitian menunjukkan proporsi penderita diabetes melitus
usia > 50 tahun mengalami kerusakan jaringan periodontal yang lebih
parah dibandingkan penderita diabetes melitus ≤ 50 tahun. Kelompok diabetes
melitus berisiko 3,5 kali mengalami keparahan jaringan periodontal
dibandingkan kelompok nondiabetes melitus, OR = 3,505 (1,609 ? 7,634),
nilai p = 0,002. Kelompok diabetes melitus tidak terkendali berisiko 2,5 kali
mengalami keparahan jaringan periodontal dibandingkan kelompok diabetes
melitus terkendali, nilai OR = 2,514 (0,892 ? 7,085), nilai p = 0,12
disebabkan ukuran sampel terlalu kecil. Penderita diabetes melitus lebih
berisiko mengalami keparahan jaringan periodontal dibandingkan dengan
nondiabetes melitus. Pada diabetes melitus tidak terkendali, risiko penyakit
periodontal semakin tinggi.
Periodontal disease is a teeth and oral health problem, with a quite high
prevalence in Indonesia (66%). Diabetes mellitus one of predisposing factors
of periodontal occurence. This study aimed to analyze relation between
diabetes mellitus and the severity of periodontal tissue. The study was observational
analytic study with cross-sectional design. The study was conducted
in Jagakarsa District Primary Health Care of South Jakarta on
October to November 2014 with the primary health care visitors as population.
Sample was taken using simple random sampling as much as 122 respondents.
Diabetes mellitus status was identified from the non-infectious
disease medical record. Data analysis used chi-square and simple logistic
regression. Results showed proportion of diabetes mellitus patients > 50
years suffered periodontal tissue damage more severe than ≤ 50 years old
patients. Diabetes mellitus group had 3.5 times risk of suffering severe periodontal
tissue than nondiabetes mellitus group, OR = 3.505 (1.609 -
7.634), p value = 0.002. Uncontrolled diabetes mellitus group had 2.5 times
risk of suffering severe periodontal tissue than controlled diabetes mellitus
group, OR = 2.514 (0.892 - 7.085), p value = 0.12 due too small size of sample.
Diabetes mellitus sample patients were more risky to suffer severe periodontal
tissue than nondiabetes mellitus patients. On uncontrolled diabetes
mellitus, the risk of periodontal disease was getting higher."
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta I, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library