Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riyanto
"Pembinaan dan pengembangan karier anggota Polri untuk mewujudkan SDM Polri yang unggul salah satunya adalah dengan promosi jabatan. Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi SSDM Polri masih ditemukan mutasi dan promosi jabatan anggota Polri tidak berdasarkan merit system. Hal ini terlihat juga dalam mutasi jabatan yang dilaksanakan oleh Polda Metro Jaya tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Kapolri Nomor 16 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa setiap mutasi harus berdasarkan merit system. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis promosi jabatan di Polda Metro Jaya menurut konsep merit system dan hambatan dalam penerapannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivism. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi jabatan di Polda Metro Jaya dilaksanakan dengan dua mekanisme yaitu promosi jabatan terbuka dan promosi jabatan biasa/tertutup. Dalam mekanisme promosi jabatan terbuka kapolsek di jajaran Polda Metro Jaya prinsip merit sudah diterapkan dengan mekanisme seleksi walaupun tidak secara murni karena hasil seleksi hanya bersifat rekomendasi dalam menduduki suatu jabatan. Dalam mekanisme promosi jabatan biasa/tertutup untuk jabatan kapolsek prinsip merit masih belum diterapkan, karena untuk jabatan kapolsek merupakan penunjukkan langsung dari Kapolda Metro Jaya dengan prinsip tour of duty yang mengutamakan pengisian jabatan kapolsek diberikan kepada anggota Polri yang sudah memenuhi syarat dan belum pernah menjabat sebagai kapolsek atau kepada anggota yang selama berdinas hanya pada satu fungsi kepolisian saja. Hambatan dalam penerapan merit system dalam promosi jabatan adalah penunjukan langsung kapolsek oleh pimpinan yang tidak melalui sistem seleksi ataupun penilaian kompetensi akan menimbulkan celah terjadinya praktik patronase politik atau KKN, dan salah dalam mendefinisikan merit.

Coaching and career development of Polri members to realize superior Polri HR, one of which is by promotion. Based on the results of the analysis and evaluation of the SSDM Polri, it was found that mutations and promotions for Polri members were not based on a merit system. This can also be seen in the position mutations carried out by the in Jakarta Metropolitan Police Region which carried out mutations that were not in accordance with the provisions of the National Police Chief Regulation Number 16 of 2012 which stated that each mutation must be based on a merit system. The purpose of this study is to analyze promotions Jakarta Metropolitan Police Region according to the concept of a merit system and obstacles in its application. This study uses a post-positivism approach. Data was collected by means of document studies and in-depth interviews. The results showed that the promotion of positions in Jakarta Metropolitan Police Region was carried out by two mechanisms, namely promotion of open positions and promotions of regular/closed positions. In the mechanism for the promotion of open positions for police chiefs in the ranks of Jakarta Metropolitan Police Region, the principle of merit has been applied with a selection mechanism, although not purely because the results of the selection are only recommendations in occupying a position. In the regular/closed promotion mechanism for the position of the police chief, the principle of merit has not yet been applied, because for the position of the police chief it is a direct appointment from the chief of Jakarta Metropolitan Police Region with the principle of a tour of duty that prioritizes filling the position of the police chief given to members of the police who have met the requirements and have never served as the police chief or to members who have only served one police function during their service. Barriers to the application of the merit system in promotions are the direct appointment of the police chief by the leader who does not go through a selection system or competency assessment, which will create gaps in the practice of political patronage or corruption/nepotism, and misdefine merit."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Santoso
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses dalam promosi jabatan bagi Perwira Pertama, dengan mencoba memahami persepsi dan pandangan baik dari anggota Polri yang berpangkat Perwira Pertama, Pimpinan Organisasi/ Kesatuan Polri dan Pejabat Personalia yang menyelenggarakan Pembinaan Personil, serta perangkat Ketentuan dan Kebijaksanaan dalam Pembinaan Personil Polri. Hal tersebut dimaksudkan untuk melihat sejauh manakah penyelenggaraan dari proses dalam promosi jabatan bagi Perwira Pertama.
Untuk memperoleh informasi yang mendalam dari subyek penelitian, metode yang digunakan utamanya adalah metode kwalitatif dengan pendekatan diskriptif dan studi etnografis, dengan pengamatan terhadap subyek penelitian dan memanfaatkan wawancara yang mendalam, serta mengedarkan Kuesioner kepada Perwira Pertama.
Adapun ruang lingkup penelitian difokuskan pada proses dalam promosi jabatan yaitu persyaratan, kewenangan serta prosedur dalam promosi jabatan bagi Perwira Pertama, yang mencakup perangkat ketentuan dan kebijaksanaan yang ada dikaitkan dengan bagaimana pelaksanaannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan walaupun proses dalam promosi jabatan bagi Perwira Pertama sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan namun dalam pelaksanaannya dirasakan lmbat, kurang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan organisasi yang harus serba cepat dan tepat. Hal itu disebabkan karena jalur birokrasi yang ada, serta masih adanya kesan bahwa promosi jabatan hanya berlaku bagi para Perwira Pertama yang dikenal oleh pimpinan maupun pejabat personil.
Terjadinya penyimpangan dalam promosi jabatan akan menimbulkan akibat yang tidak menguntungkan bagi organisasi yaitu suasana kerja yang tidak nyaman dan juga menimbulkan semangat kerja yang rendah bagi para Perwiranya. Hal demikian akan menimbulkan citra yang kurang menguntungkan bagi Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moehamad Irfan
"Dalam rangka menghadapi era globalisasi dan pasar terbuka Rumah Sakit Pertamina Klayan (RSPK) sebagai suatu perusahaan jasa yang berusaha memberikan pelayanan yang bermutu dan produktifitas yang tinggi, ikut berbenah diri. Untuk mencapai tujuan tersebut faktor SDM adalah faktor paling penting yang berperan terhadap pelayanan yang bermutu, Pelayanan yang bermutu akan tercapai apabila produktivitas pegawai dapat dicapai secara efektif dan efisien. Produktivitas pegawai ini sangat tergantung pada kondsi kepuasan kerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kepuasan kerja pegawai sering diidentikan dengan kompensasi yang didapatkan pegawai baik dari aspek materi maupun non materi. Pelatihan, kesejahteraan serta promosi jabatan adalah 3 faktor yang dirasakan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pegawai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kepuasan kerja pegawai terkait faktor-faktor pelatihan, kesejahteraan dan promosi jabatan serta mengetahui faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan masukan untuk perbaikan pelaksanaan program selanjutnya.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2004. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik kuantitatif. Analisis statistik yang dipergunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif, dilanjutkan dengan analisis bivariat dan multivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan lebih banyak responden yang menyatakan puas terhadap pelatihan, kesejahteraan dan promosi jabatan. Sedang hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik terhadap kepuasan kerja pegawai. Dan dari hasil uji analisis multivariat diketahui bahwa variabel kesejahteraan adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja yang diikuti dengan faktor promosi jabatan.
Hal yang dapat disarankan dalam penelitian ini adalah perlu dilakukannya follow up terhadap pelatihan-pelatihan yang pernah dilaksanakan sehingga hasilnya bisa dijadikan masukan untuk merencanakan kebutuhan pelatihan dimasa yang akan dating. Perencanaan pelatihan yang bersifat manajemen dan teknis harus seimbang atau proporsional sehingga diharapkan tidak hanya manejemennya yang baik tapi teknisnyapun juga baik.
Untuk perbaikan dalam pemberian kesejahteraan, perlu disusun ketentuan baku tentang formulasi perhitungan pembayaran tunjangan kesejahteraan, standar baku pengupahan untuk PWT yang baru.
Dalam hal pelaksanaan promosi jabatan perlunya ditekankan bahwa penyampaian informasi dan syarat-syarat yang diperlukan agar seorang pegawai dapat dipromosikan harus disampaikan secara jelas dan transparan sehingga pegawai dapat mempersiapkan diri dengan baik.
Kepustakaan : 21 (1974 ? 2000)

Analysis of Work Satisfaction of Employees on Training, Benefits, and Job Promotion Programs in Pertamina Klayan Hospital at Cirebon 2004Facing globalization era and open market makes Pertamina Klayan Hospital as a service company that strives to provide quality service and high productivity should prepare itself. To reach that goal, human resource factor is the most important factor for providing quality service. It will be accomplished whenever employee productivity can be achieved effectively and efficiently. Employee productivity depends on employee satisfaction in doing their job. Work satisfaction of employees is identically called as compensation that got from material and non-material aspects. Training, benefits, and job promotion are factors that most influence the satisfaction of employee.
The study aimed to assess the description of work satisfaction of employees related to factors such as training, benefits, and job promotion, as well as to assess the most dominant factor related to work satisfaction of employees. The result of this study would be used as input to improve the following program.
This study was conducted in May 2004. It was a quantitative analytic research. Statistical analyses that used in this study were univariate, bivariarte, and multivariate analysis.
Univariate analysis showed that the most of respondents felt satisfactory on training, welfare, and job promotion. While bivariate analysis showed that those variables statistically had a significant connection with work satisfaction of employees. Multivariate test gave result that benefits was the most dominant factor that influenced work satisfaction followed by job promotion variable.
Recommendation from this study was; it was necessary to follow up the training that had ever been conducted so that it could be as input to plan the training needs in the future. The planning of managerial and technical training should be equal or proportional in order to give the better result.
To improve the giving of benefits, hospital should make a standard of calculation of benefits payment formulation and salary payment system for new PWT.
In term of job promotion, the information about requirements needed by employees related to it should be delivered clearly and transparently so that employees could prepare themselves better.
References: 21 (I974-2000)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library