Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khavari, Khalil A.
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2000
170 KHA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhrurrozi
Abstrak :
Kesejahteraan erat kaitannya dengan peningkatan kebahagiaan subjektif. Salah satu upaya dalam meningkatkan kebahagiaan dapat dilakukan melalui pendekatan faktor sosial ekonomi. Peningkatan kualitas rumah menjadi fokus utama dalam penelitian ini untuk mengetahui dampaknya terhadap kebahagiaan subjektif. Penelitian ini ingin menguji hubungan antara kualitas rumah dengan kebahagiaan subjektif. Data panel selama dua gelombang bersumber dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) di tahun 2007 (IFLS-4) dan tahun 2015 (IFLS-5) menjadi dasar dalam penelitian ini, dimana indikator kebahagiaan subjektif dan kualitas rumah yang digunakan terdapat di dalam IFLS. Metode yang digunakan adalah regresi data panel dan Fixed Effect untuk menentukan dampak kualitas rumah terhadap kebahagiaan subjektif. Kualitas rumah dinilai berdasarkan kualitas rumah layak yang terdiri dari kecukupan luas tempat tinggal, memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak, serta memiliki ketahanan bangunan (durable housing). Secara umum, kualitas rumah layak berdampak positif dan signifikan terhadap kebahagiaan subjektif ......Well-being is closely related to an increase in subjective happiness. One of the efforts to increase happiness can be done through a socio-economic factor approach. Improving the quality of the house is the main focus in this study to determine its impact on subjective happiness. This study wanted to examine the relationship between home quality and subjective happiness. Panel data for two waves sourced from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 (IFLS-4) and 2015 (IFLS-5) is the basis for this study, where indicators of subjective happiness and the quality of the house used are included in the IFLS. The method used is panel data regression and Fixed Effect to determine the impact of house quality on subjective happiness. The quality of the house is assessed based on the quality of a decent house which consists of a sufficient area of ​​residence, having access to drinking water and proper sanitation, and having a durable housing. In general, the quality of decent housing has a positive and significant impact on subjective happiness.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmeang, John B.
Abstrak :
Kehidupan yang bahagia tidak muncul sendiri di dalam kehidupan kita. Kebahagiaan harus diusahakan secara bersengaja. Dan kebahagiaan ini tidak pula hanya menjadi urusan diri seseorang, melainkan adalah urusan masyarakat dan pemerintah. Tulisan ini membangkitkan kesadaran pembaca untuk menemukan kehidupan yang bahagia. Pendapat filsuf kuno Aristoteles mengatakan bahwa sesungguhnya kebahagiaan (eudaimonia) itu bukanlah suatu keadaan atau kondisi seseorang (not a state or condition of) atau kehidupan seseorang, atau suatu pemilikan atau kombinasi dari pemilikan, melainkan adalah aktivitas --- sesungguhnya, aktivitas untuk hidup baik dan senang. Pakar psikologi modern Martin Seligman menteorikan filosofi itu, dan mendirikan Teori Kebahagiaan Sejati yang pada pokoknya mengatakan bahwa kebahagiaan sejati itu bersifat bertahan lama dan diperoleh dari usaha yang keluar dari tindakan-tindakan moral (karakter) yang baik. Selanjutnya Seligman mengenali tiga refleksi kebahagiaan: pleasant life, good life, dan meaningful life. Dengan azas emosi positif --- yang merupakan paradigma kebahagiaan --- seseorang dapat mensikapi hidupnya dan menemukan ketiga bentuk kebahagiaan. Di tingkat publik, pemerintah harus berusaha membahagiakan warganya dengan cara menghadirkan "a minimum threshold" faktor-faktor lingkungan fisik, psikologis, dan sosial, yang dapat mempotensikan masyarakat menyikapi situasi dan lingkungannya dengan positif. Ada beberapa negara yang telah mempraktekkan usaha secara sadar mencari kebahagiaan seperti Bhutan, India, Venezuela, dan Uni Emirat-emirat Arab. Kesuksesan usaha mereka berbeda satu-sama lain. India dan Venezuela menyorot usaha-usaha pemenuhan kebutuhan mendasar (poverty alleviation) di negerinya, sedangkan UEA lebih menyorot usaha "soul development". Berdasarkan Teori Kebahagiaan Sejati Seligman, idealnya negara-negara harus menjaga keserasian kombinasi antara physical economic development dengan soul development.
Jakarta: The Ary Suta Center, 2017
330 ASCSM 39 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Firdausi Nuzula
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kebahagiaan dan faktor makro, meso dan mikro lainnya terhadap status kesehatan individu. Analisis dilakukan terhadap 71.677 responden usia 17 tahun ke atas dari Susenas 2012. Hasil analisis regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa semakin bahagia seseorang semakin tinggi peluang merasa sehat. Individu perempuan yang belum kawin, yang jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 5 orang, yang tinggal di perkotaan, yang bekerja, yang tamat perguruan tinggi dan yang tidak merokok, lebih cenderung untuk merasa sehat dibandingkan individu lainnya. Semakin tinggi pendapatan semakin rendah probabilitas merasa sehat. Semakin tua usia sesorang semakin kecil probabilitas merasa sehat.
ABSTRACT
This research is aim to analyze the effect of happiness and other macro, meso, and micro factors on the status of health of the individual. The analysis was done from 71.677 respondents aged 17 years or over from the 2012 National Socioeconomic Survey. The results of the analysis using multinomial logistic regression show that the happier an individual the higher the probability to feel healthy. An individual who is female, is single, comes from five or more household members, works, is university graduate and does not smoke has higher chance of being healthy than other individuals. The higher the income the lower the probability of feeling healthy. The older the age the lower the probability of being healthy, This research is aim to analyze the effect of happiness and other macro, meso, and micro factors on the status of health of the individual. The analysis was done from 71.677 respondents aged 17 years or over from the 2012 National Socioeconomic Survey. The results of the analysis using multinomial logistic regression show that the happier an individual the higher the probability to feel healthy. An individual who is female, is single, comes from five or more household members, works, is university graduate and does not smoke has higher chance of being healthy than other individuals. The higher the income the lower the probability of feeling healthy. The older the age the lower the probability of being healthy]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Susilowati
Abstrak :
Studi ini menganalisis determinan pengakuan kebahagiaan lansia di Indonesia dengan menggunakan data kor Susenas triwulan 3 dan MSBP tahun 2012. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor penentu utama pembentukan kebahagiaan bagi lansia di Indonesia adalah status kawin, tingkat pendidikan, keaktifan mengikuti kegiatan di masyarakat, kemudahan mendapatkan bantuan, dan pengeluaran rumah tangga lansia. Hasil temuan ini mendukung teori kebahagiaan dari Maslow dan Hurlock yang mengatakan bahwa faktor penentu kebahagiaan lansia adalah kasih sayang, penerimaan, dan prestasi/pencapaian. Apabila ketiga hal tersebut terpenuhi, lansia akan mengalami ketenangan, kebajikan dan kesenangan. Namun, status bekerja dan daerah tempat tinggal bukan faktor yang menjelaskan perbedaan pengakuan kebahagiaan lansia.
This research aims to study determinants of happiness stated by Indonesian's older people using data Susenas and modul of Social, Culture, Education on 2012. The results show that the main determinants of happiness statement of elderly are marital status, level of education, participation in social activities, social support, financial support, and household expenditure. The results of this study are consistent with the theory of elderly happiness from Hurlock which states that the determinants of happiness elderly are affection, acceptance, and achievement. If those three things are fulfilled, it would raise tranquility, virtue and enjoyment in among the elderly. Nevertheless, working status and area of residence do not explain the differences in the statement of happiness elderly.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Amir
Abstrak :
Kebahagiaan umumnya dianggap sebagai hal penting. Dalam arti yang paling rasional, mengejar kebahagiaan adalah tujuan akhir dari semua tindakan kita. Ekonomi kontemporer telah menekankan peranan pendapatan dalam meningkatkan kebahagiaan seseorang. Meskipun teori ini umumnya benar, pendapatan hanyalah alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri. Menggunakan data Susenas 2012, menganalisis beberapa faktor penentu lain yang memengaruhi kebahagiaan. Saya menemukan bahwa meskipun pendapatan berkontribusi besar pada kebahagiaan, faktor sosial demografi sama penting dari pendapatan itu sendiri.
Happiness is generally considered an important. In the most rational sense, the pursuit of happiness is the end goal of all our actions. Contemporary economics have overemphasized the role income plays in increasing a person’s happiness. Although this theory is generally true, income is merely a means to an end rather than an end in itself. Using data from the National Socioeconomic Survey 2012, analyse some of the other determinants of happiness. I find that although income is a substantial contributor to happiness, socio-demographic factors are as important as income in itself.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Rachmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penduduk lansia bermigrasi, dan bagaiman peran status migrasi dalam menentukan perubahan kebahagiaan lansia. Penelitian menggunakan data IFLS 2007 dan 2014, dengan sampel lansia yang berusia 60 tahun ke atas pada IFLS 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial demografi status bekerja, status tinggal bersama pasangan atau anak, dan kepemilikan rumah menentukan keputusan lansia untuk bermigrasi. Faktor lain seperti status sehat memberikan hasil yang tidak signifikan. Status migrasi sebagai variabel utama tidak menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam menentukan perubahan kebahagiaan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya proses transisi melalui migrasi tidak semata-mata dapat menentukan perubahan kebahagiaan lansia.
ABSTRACT
This research aimed to know what factors determining elderly movements, and its consequence on elderly happiness. As a longitudinal analysis, this research explores two Indonesian Family Life Surveys IFLS 2007 and 2014 data. The unit of analysis is a household member aged 60 years from IFLS 2007. The result show that the elders tend to be stayers than movers at their residents. Socio demographic factors such as working status, presence of living spouse or children, and tenure house are significantly determine the decision to move or to stay. Other factors such as health status have less significant impact. migration status as a main variable does not show a significant impact on happiness of the elder. It means that a new environment is not solely determine the change of elderly happiness.
2017
T48812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ais Nur Ardhy
Abstrak :
Interaksi antara religiositas dan ideologi politik dapat memprediksi tingkat kebahagiaan, akan tetapi hubungan ini hanya terjadi pada konteks tertentu. Penelitian ini ingin menguji pengaruh interaksi antara ideologi politik dan religiositas terhadap kebahagiaan pada konteks Indonesia. Sebanyak 219 partisipan yang merupakan mahasiswa turut serta dalam penelitian ini. Hasil utama penelitian menemukan bahwa religiositas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kebahagiaan B = 0,14, p0,05; B = 0,00, p>0,05 . Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi religiositas maka semakin tinggi pula kebahagiaan individu. Sementara itu, ideologi politik tidak memiliki pengaruh moderasi terhadap hubungan antara religiositas dan kebahagiaan. ...... The interaction between religiosity and political ideology has been found to be able to predict happiness level. However, this relationship only occurs in certain contexts. This study wanted to examine the interaction effect between political ideology and religiosity on happiness in Indonesian context. 219 students of University of Indoneisa participated in this study. The main results of the study found that religiosity had a positive and significant effect on happiness B 0.14, p 0.05 B 0.00, p 0.05 . These results indicate that the higher the religiosity the higher the happiness of the individual. Meanwhile, political ideology has no effect on moderating the relationship between religiosity and happiness.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Heri Susilo
Jakarta: Psikologi Corner, 2019
152.42 HER t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vashdev, Gobind
Abstrak :
Contents : 1. mencari kebahagiaan 2. menggali kebahagiaan 3. menemukn kebahagiaan
Jakarta: Noura Books, 2012
152.4 VAS h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>