Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfons Banteng Pramono
Abstrak :
Fotografi telah secara tidak terbantahkan menjadi elemen yang terintegrasi pada masyarakat modern. Hal ini menjadi penting dalam mempelajari proses berfotografi yang sangat kompleks dalam kaitannya dengan konteks keruangan. Karenanya, mempelajari studio fotografi adalah sama dengan memplejari konfigurasi dari ruang-ruang dan komponen-komponennya. Skripsi ini Konfigurasi ruang di studio fotografi, merupakan sebuah investigasi terhadap ruang, sedangkan tujuan dari konfigurasi pada kinteks nya, adalaha untuk memahami bagaman ruang mempengaruhi proces fotografi dan juga sebaliknya. Ini dalah sesuatu yang esensial untuk memahami pengalaman ruang didalam aktifitas berfotografi sehingga kita memahami konfigurasi atas ruangnya. ...... The significance of photography is undeniable as it has integrated deeply in the modern society. It becomes important to investigate the complex process of photography in regard to its spatial contet. To investigate the studio placce of photographers is to study the configuration of its space and all its spatial components. Space Configuration in Photography studio space is meant as an investigation of the space. The obbjective of configuration in this contet is to understand the way its affect the photography process and vice versa. Moreover, it is essetial firstly to understand the experiential perspective in photography activity in order to learn the configuration of its space
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Suryani
Abstrak :
Pasar temporer hadir melalui tindakan klaim terhadap suatu ruang dan hanya dalam kurun waktu tertentu. Sekelompok manusia melihat dan memahami potensi dari pasar temporer karena aktivitas yang terjadi dalam ruang yang terokupasi. Ruang dimaknai sebagai sesuatu yang dapat dimodifikasi dan dibangun sehingga memberikan makna bagi masyarakat tersebut. Pola-pola yang diaplikasikan dalam bentukan baru dari pasar temporer terdiri dari suatu konfigurasi ruang yang saling terkait satu sama lain sehingga mendorong para aktornya membentuk jaringan sosial dan melahirkan susunan ruang-ruang. Ruang tersebut menunjukkan fungsinya sebagai lapak yang dimaknai sebagai shelter bagi aktor yang terlibat di dalam kegiatan pasar temporer. ......Temporary market comes through an act above a space in a particular time. Society sees and gets the potential of temporary market. It is caused by the activities happen inside the occupant space. This space is understood as something that can be modified and built. So that we can give a new perspective in that society. Those pattern that applied in a new form of temporary market divide into configuration of space that connected to each other. So, its stimulates the actors beyond to form social networks and borns the order of space. That space shows its functions as lapak is which is known as shelter for actors inside temporary market.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marsella
Abstrak :
ABSTRAK
Coworking space ialah ruang kerja bersama yang memfasilitasi penggunanya untuk secara bebas berkolaborasi, namun tetap berfokus pada kepentingan individu. Sebagai ruang kerja kolaboratif, pengguna coworking space berasal dari berbagai bidang pekerjaan, dimana mereka memiliki perilaku kerja dan kebutuhan ruang kerja yang berbeda. Tiap individu memiliki tingkat kebutuhan akan interaksi, fokus dan privasi yang berbeda. Hal ini memengaruhi bagaimana cara mereka mengkondisikan ruang untuk bekerja, kapan dan sejauh mana mereka ingin berinteraksi atau tidak berinteraksi dengan lingkungan sekitar ketika bekerja. Di lain pihak, kolaborasi dan komunikasi ialah hal yang tidak dapat dihindarkan, bahkan merupakan nilai tambah coworking space. Hal ini menjadi tuntutan bagi coworking space untuk memiliki fleksibilitas dalam mengakomodasi pengguna, tanpa serta merta memisahkan pengguna berkebutuhan berbeda. Fleksibilitas yang dimaksudkan ialah kemampuan adaptasi ruang untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan penggunanya. Fleksibilitas ruang dapat dihasilkan oleh penataan elemen fisik ruang yaitu keterhubungan ruang, zoning, obyek dalam ruang dan pembatas ruang, dimana pengaturan fisik ini juga memengaruhi tingkat fleksibilitas yang dirasakan pengguna secara psikologis. Fleksibilitas secara fisik dapat diukur melalui konfigurasi, dimana oleh konfigurasi dapat dideterminasi level kedekatan, pembatasan ataupun fasilitasi komunikasi. Fleksibilitas tidak menjadi kebutuhan mutlak ruang untuk dapat menjalankan fungsinya, tetapi sebagai nilai tambah ruang kerja kolaboratif agar dapat mengakomodasi perilaku kerja penggunanya yang beragam.
ABSTRACT
Coworking space is shared workspace that deliberately facilitate coworker to collaborate, but keep considering on the needs of each individual. As collaborative workspace, coworking space has diverse user from variety fields of work. These different backgrounds causing both different working behaviours and types of workspace needed. Each worker has different level of need for interaction, focus and privacy, thus affecting on how they utilize their workspace, when and how far they want to interact or not interact with their surroundings whilst working. On the other hand, collaboration and communication is not something should be circumvented, even it is an added value from working in coworking space. Hence, it is important for coworking space to have flexibility in accommodating its users, without inconsiderably separate those whom have different needs. Flexibility here ? is the adaptability of space to accommodate the changing needs of its users. Flexibility could be achieved by the arrangement of physical elements of space, i.e. space connectivity, zoning, objects and boundaries. These elements could also affect the flexibility perceived by workers psychologically. Flexibility of space could be physically measured through space configuration, for organization of space could determine level of enclosure, furthermore either facilitate or inhibit communication. Flexibility is not absolutely needed for space to be able to run its function, but it is an added value for enhancing a collaborative workspace in accommodating its users? various working behavior.
2016
S63109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izazi Mulya Putra
Abstrak :
Perancangan yang holistik untuk auditorium menjadi penting sebagai usaha menekan dampak negatif dari potensi bahaya kebakaran. Kebakaran sebagai bahaya laten sering disepelekan mengingat peluang terjadinya yang rendah. Konfigurasi ruang auditorium adalah salah satu aspek perancangan yang secara pasif mempengaruhi manusia saat mengevakuasi diri dari bencana kebakaran. Perancangan konfigurasi ruang auditorium yang baik akan berdampak positif pada proses pengumpulan informasi saat terjadi kebakaran hingga proses evakuasinya itu sendiri. Lebih jauh, konfigurasi ruang auditorium yang baik dapat menekan dampak negaif dari bencana kebakaran. Skripsi ini lebih jauh membahas peran dan relasi antara rancangan konfigurasi ruang auditorium dengan manusia di dalamnya. Baik pergerakannya saat kebakaran, kondisi psikis manusia, maupun pengaruh terhadap evakuasinya itu sendiri. Oleh sebab itu kajian ini dirasa penting untuk dilakukan perihal konfigurasi ruang auditorium guna menemukan konfigurasi terbaik yang dapat mendukung proses evakuasi supaya lebih optimal. ......The holistic design of the auditorium is important as an effort to reduce the negative impact of potential fire hazards. Fires as latent hazards are often underestimated given the chance of low occurrence. The configuration of auditorium in one aspect of design that passively affects humans when evacuating themselves from fire disasters. The design of a good auditorium configuration will have a positive impact on the process of gathering information during fire until the evacuation process itself. Furthermore, a good configuration of the auditorium can reduce the negative impact of the disaster. This thesis further discusses the role and relation between the design configuration of the auditorium space with human in it. Both movements during fire, human psychological condition, as well as the effect on evacuation itself. Therefore this study is considered important to do regarding the configuration of the auditorium to find the best configuration that can support the evacuation process to be more optimal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Miftadira
Abstrak :
Kota pulau memiliki keterbatasan lahan untuk menyeimbangkan antara pembangunan wilayah dan kelestarian lingkungannya. Masalah penelitian ini adalah potensi meningkatnya pemabangunan dan aktivitas manusia, karena peran Kota Ambon sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Tujuan penelitian adalah menyusun konsep perencanaan tata ruang kota pulau berkelanjutan berdasarkan multi-bahaya bencana, daya dukung lingkungan dan konfigurasi ruang. Pendekatan yang digunakan secara kuantitatif dengan metode analisis Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE), Simple Addittive Weighting (SAW), dan space syntax. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengevaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon Tahun 2012-2032 dengan hasil analisis yang sebelumnya dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan pembangunan terjadi pada wilayah dengan daya dukung lingkungan tinggi, namun memiliki potensi multi-bahaya yang tinggi. Perlu menumbuhkan pusat pelayanan baru untuk mengurangi tekanan penduduk dan pengurangan risiko bencana pada pusat Kota Ambon pada Kecamatan Teluk Ambon. ......Population growth can lead to increased settlement areas. Problems in this study were increasing human activity in settlement development due to its proximity to Malang City, growth resulting in rapid land conversion, and Batu City was located upstream of the Brantas DAS and functions as a water catchment area. This study aimed to analyze the carrying capacity of the environment, social, economy, and develop the concept of settlement sustainable. The method used was geographic information systems method, statistical methods, and AHP. The results were the area of existing settlements that were unsuitable with land capability was greater than that which was suitable and water availability was currently a surplus. Analysis of social carrying capacity on livability is feasible, and the capacity to accommodate the current population has exceeded the population threshold. Batu District is an area with high economic and road density. In conclusion, developing the concept of sustainable settlements, that land capability was the most important to consider in developing settlement areas.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library