Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: ECAM Publications, 1989
973.020.2 CHO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Kinanti
Abstrak :
Penelitian ini mencoba mengidentifikasi variasi tipologi serta kronologi terhadap temuan-temuan pecahan keramik pada situs Teluk Kijing. Situs ini dipilih karena lokasinya yang terletak di patahan Sungai Musi merupakan jejak jalur perdagangan yang prominen pada masa Sriwijaya. Selain itu artefak-artefak yang diperoleh dari ekskavasi pada tahun 2006 silam mengindikasikan kronologi relasi yang panjang dari abad 9 sampai 19 M. Hasil analisis tipologi yang dilakukan pada penelitian ini menemukan 12 tipe bentuk keramik berbahan stoneware dan porselen, 10 tipe warna glasir, juga 12 tipe ragam hias. Namun terdapat pula artefak yang tidak berhasil dianalisa secara bentuk dan asalnya. ......This research tries to identify various typology along with chronology of ceramic postsherds from the site Teluk Kijing. The site was chosen since its location that lies next to the steep curve of Musi River was a prominent trading route imprint from the Srivijaya era. Furthermore the collected artifacts from the 2006 excavation indicate a long period of chronological relations as far back as 9 AD to 19 AD. The results of typological analysis from this research found 12 types of ceramic shapes from stoneware to porcelain, 10 types of colored glazes, and also 12 types of different ornamental decorations. However there are also artifacts that were unsuccessful to be analyzed in a manner of its shape and origin.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Aryoaji
Abstrak :
Karya ini membahas mengenai bangunan Candi Dermo yang berada di Sidoarjo. Candi Dermo memiliki bentuk yang sudah tidak utuh lagi, yaitu bagian kaki, tubuh, dan sedikit atap. Bagian-bagian yang tersisa terse but semuanya dalam keadaan rusak. Hal ini disebabkan oleh rusaknya batuan penyusun bangunan, yaitu batu bata. Metode analisis yang digunakan adalah analisis bentuk yang digunakan untuk mengidentifikasi masing-masing bagian bangunan. Selain itu diterapkan pula metode anal isis analogi, yaitu membandingkan Candi Dermo dengan bangunan lainnya yang sudah diteliti lebih lanjut untuk mengetahui perkiraan bentuk utuh dari Candi Dermo. Hasil dari penelitian ini ad~lah untuk membuktikan bahwa Candi Dermo bukanlah suatu bangunan candi melainkan gapura. Selain itu dapat diketahui pula perkiraan bentuk utuh, gaya, dan kronologi relatifnya. ......This research is to inform the reader about Dermo temple in Sidoarjo. Dermo temple is no longer have complete form, only legs, body, and some of the roof remains. These remaining parts are all in bad condition because the base material, which is bricks are deteriorating. Form analysis are used in this research as method to identify each part of the building. Another method, which is analogy also used to compare Dermo temple with other building. The purpose of this method is to determine the approximate shape of Dermo Temple. The purpose of this research is to proof the structure is a gate, instead of temple. It also include other data, such as form estimation, style, and chronology of the building.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S70294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiek Samsu W. T.
Abstrak :
Candi sebagai suatu bangunan suci pada dasarnya dicip_takan untuk menghadirkan suasana sakral yang diharapkan dapat menghubungkan dunia bawah (manusia) dengan dunia atas (dewa). Dalam hal ini kehadiran arca perwujudan yang menjadi inti suatu candi. Arca perwujudan merupakan bentuk nyata kehadiran sang dewa di tengah para pemujanya. Candi Tikus di trowulan, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merupakan candi yang unik karena pada candi ini tidak ditemukan indikasi adanya arca perwujudan maupun arca lainnya. Di samping itu keletakannya juga agak unik karena nampaknya dibangun di bawah permukaan tanah. Bertitik tolak pada keunikan tersebut kerangka berfikir penulisan skripsi ini berdasar pada usaha untuk me_nanggapi lebih lanjut masalah fungsi yang sebenarnya dari candi Tikus: Kemudian dicoba pula untuk menelaah kronologi / umur bangunan ini dalam rangka menempatkan candi Tikus dalam bentangan sejarah Majapahit. Dengan menempatkan Trowulan sebagai suatu sistem dalam hal ini sistem perkotaan candi Tikus ditinjau seba_gai sub sistem kota Trowulan atau komponen kota Trowulan yang memiliki fungsi tersendiri. Pengamatan secara konjungtif pada bagian-bagian bangunan candi Tikus dengan penekanan terhadap aspek formalnya, diusahakan untuk dapat menghimpun gambaran tentang fungsi candi tersebut. Penjabaran dan perbandingan antara aspek-aspek teknologi dan arsitektur candi Tikus dengan candi-candi lainnya di Trowulan informasi mengenai perkiraan usia candi. Berdasarkan pengamatan terungkap bahwa tujuan penampilan susunan dan struktur bangunan candi Tikus ditekankan pada makna dan kegunaan air pada masyarakatnya. Dengan melihat bahwa unsur-unsur sakral tetap ditampilkan, maka dapat disimpu lkan bahwa candi Tikus merupakan bangunan suci bercorak petirtaan. Tinjauan teknologi arsitektur candi menampakkan adanya 2 tahap pendirian dan modifikasi pada bangunan. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa modifikasi terjadi antara abad XIV dan abad XV. Pendirian bangunan tahap I tentu sebelum kurun waktu tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faqih Akbar
Abstrak :
Upaya rekonstruksi kronologi di kompleks percandi selama ini masih cenderung menggunakan metode penanggalan yang sifatnya relatif. Adanya kaitan antara proses pembangunan candi dengan objek astronomi memunculkan dugaan bahwa rekonstruksi kronologi dapat dilakukan dengan bantuan disiplin ilmu astronomi yang dipadukan dengan arkeologi. Kajian arkeoastronomi yang diaplikasikan pada bangunan di kompleks percandian Panataran akan menghasilkan informasi terkait waktu dimulainya pembangunan bangunan-bangunan tersebut. Hasil kajian ini kemudian digunakan untuk menyusun kronologi perkembangan kompleks percandian Panataran. ......Until now, chronological reconstruction efforts at candis complex buildings still tend to use relative dating methods. The connection between the construction process of candi and astronomical objects raises the suspicion that chronological reconstruction can be carried out using the interdisciplinary integration between astronomy and archaeology. The archaeoastronomical study that applied to the buildings at the Panataran candis complex will giving infomartion related to the start of that buildings construction. The result of this study will be used to arrange the chronology of the development of Panataran candis complex.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Abdul Jabbaar Hamzah
Abstrak :
Karya ini membahas tentang bangunan Candi Tepas yang berada di Blitar. Bangunan Candi Tepas memiliki bentuk yang tidak utuh yaitu hanya tersisa kaki candi dan sedikit bagian tubuh. Candi pada umumnya memiliki tiga bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap. Bentuk Candi Tepas menjadi hal yang dibicarakan dalam karya ini. Bagian yang tersisa yaitu kaki dan tubuhnya, tidak dalam kondisi yang baik. Terdapat kerusakan dan juga keausan pada batuan penyusun candi. Analisis bentuk yang dipakai untuk identifikasi Candi Tepas, dengan membandingkan bagian candi yang masih utuh dengan yang tidak utuh, untuk mendapatkan bentuk dari Candi Tepas. Kemudian dilakukan pula perbandingan dengan candi-candi yang memiliki ciri yang serupa dan naskah kuna. Hasilnya berupa dugaan bentuk dari Candi Tepas dan juga kronologi waktu dan latar keagamaan.
This work discusses the Candi Tepas located in Blitar. Candi Tepas has a form that not only left intact the foot of the temple and some parts of the body. Temple usually has three parts: legs, body and roof. The main discusses in this work is about form of Candi Tepas. The remaining parts of Candi Tepas is legs and body, but it_s not in good condition. There is damage and wear and tear on rocks making up the temple. Analysis of a form that is used for identification Candi Tepas, by comparing parts of the temple are still intact with non-intact, to get the form from Candi Tepas. Then do the same comparison with the temples that have similar characteristics and ancient manuscripts. The result of the alleged form of the Candi Tepas and also the chronology of time and religious background.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S11543
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizki
Abstrak :
ABSTRAK
Freedom of movement dalam sistem Schengen merupakan salah satu instrumen kebijakan Uni Eropa yang bertujuan untuk memfasilitasi warga UE dan warga nonUE, untuk bergerak secara bebas, baik sementara maupun permanen, di wilayah Schengen. Namun demikian, apabila dilihat dari waktu ke waktu, masih ditemukan perdebatan serta permasalahan, khususnya dalam penerapannya. Oleh karena itu, Tugas Karya Akhir ini bertujuan untuk meninjau literatur yang membahas penerapan konsep freedom of movement dalam sistem Schengen. Dalam pengorganisasian literatur, penulis menggunakan metode kronologi dan taksonomi. Melalui metode kronologi, literatur terbagi ke dalam empat periodisasi mengenai penerapan freedom of movement dalam sistem Schengen; di antaranya: [1] awal tahun 1990-an, integrasi Eropa dan ambiguitas posisi hukum warga nonUE, [2] pertengahan tahun 1990-an, restriksi dan diskriminasi terhadap warga nonUE, [3] tahun 2000-an, implikasi agenda enlargement di wilayah Eropa Tengah dan Eropa Timur, [4] tahun 2011-2015, isu pencari suaka dan pengungsi pasca Arab Spring dan krisis pengungsi. Sedangkan dalam metode taksonomi, terdapat peningkatan penggunaan sudut pandang politik dan keamanan oleh scholars dalam membahas topik tersebut. Lebih lanjut, sebagian besar literatur melihat bahwa penerapan konsep freedom of movement dalam sistem Schengen menjadi semakin restriktif dan diskriminatif terhadap warga nonUE.
ABSTRACT
Freedom of movement within Schengen system aims to facilitate the movement of individuals-both EU-nationals and non-EU nationals-either for temporary or permanent purpose. However, from time to time, there are still debacles and problems, especially regarding its implementation. Therefore, this literature review aims to analyze the evolution on the implementation of freedom of movement within Schengen system. For the literature organization, the writer used chronology and taxonomy as its method. Chronologically, literatures regarding the implementation of freedom of movement within Schengen system were divided into four periodization; they were: [1] early 90s, European integration and ambiguity of the legal position of non-EU nationals, [2] mid 90s, restriction and discrimination towards non-EU nationals, [3] 2000s, the implication of EUs enlargement agenda in Central and Eastern Europe, [4] 2011-2015, asylum seekers and refugee at the time of Arab Spring and refugee crisis. In addition to that, there was increasing intensity of scholars using both political and security perspectives in discussing the topic. Furthermore, most of the literatures captured that the implementation of freedom of movement within Schengen system had turned out to be more restrictive and discriminative towards non-EU nationals.
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library