Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Gunawan
Abstrak :
Permasalahan transportasi salah satunya adalah kemacetan lalu lintas dan hal ini senantiasa terjadi pada transportasi perkotaan (urban transport). Kemacetan ini diperparah dengan adanya pergerakan transportasi logistik di perkotaan khususnya pada pengiriman terakhir dari barang tersebut (last mile delivery). Dengan adanya perkembangan teknologi saat ini seseorang dapat melakukan transaksi perdagangan dengan menggunakan internet yang dikenal dengan e commerce dan juga berdampak pada permintaan pengiriman barang pada perjalanan terakhir dimana konsumen menginginkan barangnya untuk segera sampai ditangan konsumen sehingga menambah jumlah perjalanan pada transportasi perkotaan. Di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia telah mengembangkan pengiriman barang dengan menggunakan Self Service Technologies (SST), salah satunya adalah dengan Parcel Locker. Parcel Locker ini memiliki berbagai keuntungan dalam penggunaannya, seperti dapat menurunkan jumlah perjalanan dengan kendaraan bermotor sehingga menurunkan polusi kendaraan dan tidak khawatir tidak menemui pemilik barang. Memiliki waktu pelayanan yang lebih panjang bahkan bisa 24 jam dalam seminggu. Dengan keuntungan ini, penggunaan parcel locker sangat baik diterapkan namun pada pelaksanaannya Parcel Locker belum begitu dikenal oleh konsumen belanja daring. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model pilihan layanan jasa pengiriman barang antara jasa layanan dengan menggunakan Parcel Locker dan jasa layanan dengan pengiriman langsung (Direrct Delivery (DD)). Model pilihan ini dengan menggunakan model logit biner, dengan demikian dapat mengetahui seberapa besar konsumen berbelanja daring akan berpindah menggunakan Parcel Locker. Hasil dari penelitian ini di peroleh bahwa model dasar dari potensi parcel locker adalah faktor jarak, biaya dengan atribut penelitian ini bertambah menjadi gender dan pemukiman. Dari faktor Jarak, dihasilkan lokasi parcel locker harus berjarak dekat dari aktivitas yaitu kurang dari 1 Km, sedangkan dari faktor jarak dengan gender diperoleh jarak dekat dekat dengan gender laki-laki yang memiliki nilai sensitivitas yang cukup sensitive sedangkan jarak dengan pemukiman dihasilkan jarak dekat dengan pemukiman apartemen yang memiliki nilai sensitivitas yang cukup tinggi dibandingkan dengan model lainnya. ......One of the transportation problems is traffic congestion and this always happens in urban transportation. This congestion is exacerbated by the movement of logistics transportation in urban areas, especially on the last shipment of the goods (last mile delivery). With the development of technology today one can make trade transactions using the internet known as e commerce and also have an impact on the demand for shipping goods on the last trip where consumers want their goods to arrive in the hands of consumers thus increasing the number of trips on urban transportation. In developed countries including Indonesia, they have developed goods shipping using Self Service Technologies (SST), one of which is Parcel Locker. Parcel Locker has various advantages in its use, such as being able to reduce the number of trips by motorized vehicles so that it reduces vehicle pollution and is not worried about not meeting the owner of the goods. Having a longer service time can even be 24 hours a week. With this advantage, the use of parcel lockers is very well implemented but in practice Parcel Locker has not been well known by consumers shopping daring. The purpose of this study is to make a model of choice of goods delivery services between services using Parcel Locker and services with direct delivery. This choice model uses a binary logit model, thus knowing how much consumers shop daring will move using Parcel Locker.Keywords : perception, potential, parcel lockers, direct delivery, Analytical Hierarchy Process. From the Distance factor, the location of the locker parcel must be located close to the activity which is less than 1 Km, while the distance factor with gender is close to the male gender which has a sensitivity that is quite sensitive while the distance from the settlement is close to the settlement apartments that have a high sensitivity value compared to other models.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahriansyah
Abstrak :
Pertumbuhan e-commerce menyebabkan meningkatnya penggunaan LGV dan Sepeda Motor untuk pengiriman paket di daerah perkotaan. Karenanya, pergerakan Last Mile di pusat kota juga meningkat, sehingga kualitas udara menurun. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa External Cost dari penggunaan Kendaraan Ringan (Light Goods Vehicle) dengan Sepeda Motor pengangkut barang pada E-Commerce dalam Last Mile Delivery. Penelitian ini mengajukan metode analisis yang terdiri: Analisis beban emisi dari LGV dan Sepeda Motor untuk aktifitas pengiriman Last Mile di Jakarta, Analisis External Cost segmen polusi udara, Analisis External Cost yang timbul untuk kemudian di bebankan pada tiap-tiap paket yang dikirim, Analisis efektifitas dengan membandingan penggunaan LGV dan Sepeda Motor dalam pengiriman Last Mile. Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa secara keseluruhan, mayoritas pengiriman Last Mile akan lebih efektif menggunakan Sepeda Motor jika kita nilai berdasarkan External Cost hingga Generalized Cost yang dikeluarkan. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi stakeholder dalam operasionalnya dan pemerintah untuk lebih memperhatikan dampak lingkungan akibat pertumbuhan e-commerce di Jakarta.
The growth of e-commerce has led to increased use of LGV and motorbikes for package Delivery in urban areas. Therefore, the movement of the Last Mile in the city center has also increased, so air quality has decreased. The purpose of this study is to analyze the external costs of using Light Goods Vehicle with a motorcycle transporting goods on E-Commerce in Last Mile Delivery. This study proposes an analytical method consisting of: Emission load analysis of LGV and Motorcycle for Last Mile Delivery activities in Jakarta, Analysis of the external costs of the air pollution segment, Analysis of the external costs incurred for later charge on each packet sent, Effectiveness analysis by comparing the use of LGV and Motorcycle in the Delivery of Last Mile. The results of the study concluded that overall, the majority of Last Mile shipments would be more effective using motorbikes if we value them based on External Costs to Generalized Costs incurred. This research is expected to be used as input for stakeholders in their operations and the government to pay more attention to environmental impacts due to the growth of e-commerce in Jakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Indra Hazami
Abstrak :
Last mile delivery merupakan proses yang dilakukan oleh pihak logistik untuk mengirim dan mengantarkan paket ke penerima. Lokasi hub yang optimal dapat mengurangi biaya transportasi karena secara langsung mempengaruhi arus barang. Tujuan penentuan lokasi hub yang cocok adalah untuk membentuk arus sambungan pengiriman barang yang efisien sehingga barang dapat didistribusikan secepat mungkin ke penerima akhir barang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi kasus pada sebuah perusahaan ekspedisi di Indonesia untuk coverage area Depok dan menggunakan metode Facility Location Problem untuk mengetahui lokasi dan jumlah hub yang paling tepat untuk mengcover seluruh area dengan mempertimbangkan coverage area dan biaya bangunan hub yang dipilih. Hasil optimasi mampu memberikan solusi pilihan gudang dengan biaya sewa gudang yang lebih murah dan biaya transportasi yang lebih murah di spesifikasi jumlah gudang yang lebih banyak. Sebagai contoh skenario jangkauan 10 Km, menyediakan jumlah gudang sebanyak 4 gudang dengan titik pengantaran terjauh sebesar 9,3 Km memiliki total biaya sebesar Rp 6.500.363.150 atau 12% lebih rendah biaya dibanding kondisi existing. ......Last mile delivery is a process carried out by logistics parties to send and deliver packages to recipients. Optimal hub locations can lead to reduced transportation costs as they directly affect the flow of goods. The purpose of determining a suitable location for the hub is to establish an efficient flow of goods delivery connections so that goods can be distributed as quickly as possible to the final recipient of the goods. In this study, the author uses a case study in an expedition company in Indonesia for the Depok area coverage and uses the Facility Location Problem method to find out the most appropriate location and number of hubs to cover the entire area by considering the coverage area and cost of the selected hub building. The optimization results are able to provide a warehouse choice solution with cheaper warehouse rental costs and cheaper transportation costs in specifications for a larger number of warehouses. As an example of a 10 Km coverage scenario, providing 4 warehouses with the furthest delivery point of 9.3 Km has a total cost of IDR 6,500,363,150 or 12% lower cost than the existing condition.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuesta Refaningati
Abstrak :

Last mile delivery adalah perjalanan terakhir dari suatu barang sebelum tiba ke tujuan akhir. Peningkatan last mile delivery saat ini adalah dampak dari meningkatnya home delivery service pada suatu wilayah akibat dari semakin berkembangnya e-commerce. Dalam proses pengoperasiannya terdapat beberapa permasalahan, antara lain tingginya jumlah perjalanan dari parcel delivery service. Salah satu inovasi untuk memperbaikinya adalah sistem smart locker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan efisiensi sistem smart locker yang sudah berjalan di Jabodetabek untuk mengurangi perjalanan home delivery service. Analisa dilakukan menggunakan data travel diary salah satu operator Smart Locker. Hasil yang diperoleh adalah penggunaan smart locker masih mengalami kendala sehingga menyebabkan kinerja setiap transit hub (sebagai bagian dari trip chain smart locker) memiliki perbedaan yang signifikan. Kendala tersebut antara lain pada variabel waiting time saat pick up maupun delivery pengiriman. Permasalahan lainnya adalah coverage area untuk setiap loker tidak sama sehingga mempengaruhi kinerja setiap transit hub. Dalam hal panjang perjalanan pengiriman, penggunaan smart locker lebih efisien 30.65%  jika dibandingkan dengan parcel delivery service, dimana untuk mengantarkan 222 barang jika menggunakan parcel delivery service membutuhkan total panjang perjalanan 717,8 km sedangkan  jika menggunakan smart locker membutuhkan total panjang perjalanan 497,83 km.


Last mile delivery is the last trip of an item before arriving at the final destination. Current increase of last mile delivery is the impact of increasing home delivery service in an area due to growing development of e-commerce. In its operation process there are several issues, including the high number of trips from parcel delivery service. One of the innovations used to solve these issues is smart locker system. The objective of this research is to analyze the characteristic and efficiency of smart locker system that has been running in Jabodetabek to reduce the trip of home delivery service. Data analysis were performed using travel diary data of one of Smart Locker operator. The obtained result is that the use of smart locker is still having issues, causing the performance of each transit hub (as a part of trip chain smart locker) to have a significant difference. One of the issues include the variable of waiting time either at the pickup or at the delivery of shipments. Another issue is that the coverage area for each locker is not the same, thus affecting the performance of each transit hub. In terms of delivery trip length, the use of smart locker is 30.65% more efficient when compared to parcel delivery service, where in order to deliver 222 items, the total trip length is 717.8 km if using the parcel delivery service, while using the smart locker requires total trip length of 497.83 km.

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldwin
Abstrak :
Penelitian ini meneliti peran last mile delivery experience pada kepuasan pelanggan ecommerce. Desain riset yang digunakan adalah konklusif deskriptif dan menggunakan convenience sampling sebagai metode pengambilan sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan survei pada 109 responden yang berdomisili di Jabodetabek, aktif menggunakan Tokopedia dalam setahun terakhir, dan pernah membeli barang di Tokopedia lalu mengirimnya menggunakan GrabExpress/GoSend dalam enam bulan terakhir. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa last mile delivery experience memediasi pengaruh online experience terhadap customer satisfaction. Hal ini menunjukan bahwa last mile delivery experience juga penting untuk menciptakan kepuasan pembeli sehingga menjadi faktor yang jadi pertimbangan penyedia platform ecommerce. ......This study researchs the role of last mile delivery experience on ecommerce customer satisfaction. This research apply conclusive descriptive design and uses convenience sampling as the sampling method. Data collection was done by doing survey to 109 respondents that live on Jabodetabek, actively using Tokopedia in the past year, and purchase in Tokopedia by using GrabExpress/GoSend to deliver the product in the past six months The result reveals that last mile delivery experience mediates the impact of online experience to customer satisfaction. This study shows that last mile delivery experience is also important to create customer satisfaction; therefore, last mile delivery must also be considered by ecommerce platform provider.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Rizka Thoriq
Abstrak :
Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi hidup seluruh orang di dunia secara signifikan dan telah menciptakan kebiasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu banyak orang berdiam diri di rumah sehingga toko daring menjadi salah satu pilihan tempat untuk berbelanja. Sebelum adanya pandemi COVID-19, konsumen melakukan kegiatan belanja dengan 2 metode yaitu belanja konvensional (perjalanan ke toko) dan metode belanja daring dimana perjalanan belanja konsumen ke toko digantikan dengan perjalanan kurir pengiriman barang ke rumah konsumen. Perubahan ini mempengaruhi sektor transportasi sehingga diperlukan penelitian tentang perubahan pola perjalanan belanja konsumen akibat COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pola perjalanan belanja konsumen akibat pandemi COVID-19 yaitu pada kemunculan pandemi COVID-19, potensi berakhirnya COVID-19, dan potensi efek dari intervensi COVID-19 (sebelum, selama dan setelah COVID-19 berakhir) dengan cara mengumpulkan data dari 294 konsumen yang berdomisili di Jabodetabek melalui kuesioner dilanjutkan dengan melakukan analisis uji kesamaan pada ketiga rentang waktu tersebut untuk 2 komoditas belanja yaitu grocery dan fashion. Hasil dari penelitian menunjukkan pandemi COVID-19 memberikan dampak pada perubahan pola perjalanan belanja konsumen pada tiap aspek yakni frekuensi perjalanan belanja konvensional, moda perjalanan, jenis perjalanan dan frekuensi belanja daring konsumen namun dengan perbedaan signifikansi untuk tiap kelompok karakteristik konsumen yakni jumlah penghasilan per bulan, tingkat pendidikan terakhir, jenis kelamin, dan usia konsumen. Untuk mengantisipasi perubahan pola perjalanan belanja konsumen pasca pandemi COVID-19, otoritas transportasi kota sebaiknya menyesuaikan perencanaan transportasi kota dalam pemodelannya agar lebih akurat terutama pada perencanaan yang terkait dengan kendaraan last-mile delivery dan logistik kota. Agar penelitian terkait perubahan pola perjalanan belanja konsumen akibat pandemi COVID-19 lebih valid, sebaiknya dilakukan pengumpulan data pada saat pandemi COVID-19 benar-benar telah hilang. ......The COVID-19 pandemic has significantly affected the lives of all people in the world and has created an unprecedented habit of many people staying at home so that online stores are becoming one of the places of choice for shopping. Before the COVID-19 pandemic, consumers carried out shopping activities with 2 methods, conventional shopping (trips to stores) and online shopping methods where the consumer's shopping trip to the store was replaced by a courier trip to deliver goods to the consumer's home. This change affects the transportation sector so research is needed on changes in consumer’s shopping trip patterns due to COVID-19. This study aims to analyze changes in consumer’s shopping trip patterns due to the COVID-19 pandemic, as the time when the emergence of the COVID-19 pandemic, the potential end of COVID-19, and the potential effects of COVID-19 interventions (before, during, and after COVID-19 ends) by collecting data from 294 consumers who live in Jabodetabek through questionnaires followed by an analysis of the similarity test on the three timescales for 2 shopping commodities, which are grocery and fashion. The results of the study show that the COVID-19 pandemic has had an impact on changes in consumer shopping trip patterns in each aspect, those are the frequency of conventional shopping trips, modes of trip, types of trip, and the frequency of consumer online shopping, but with significance differences for each group of consumer characteristics, those are the amount of income per month, last education level, gender, and age of consumers. To anticipate changes in consumer’s shopping trip patterns after the COVID-19 pandemic, city transportation authorities should adjust urban transportation planning in its modeling to be more accurate, especially in planning related to last-mile delivery vehicles and city logistics. In order for research related to changes in consumer’s shopping trip patterns due to the COVID-19 pandemic to be more valid, it is better to collect data when the COVID-19 pandemic has completely disappeared.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tisa Shakira Dahlan
Abstrak :
Last mile delivery merupakan tahap akhir dalam pengiriman barang ke pelanggan. Tahap ini membutuhkan biaya yang tinggi dan tidak efisien. Tahap ini merupakan logistik kompleks dikarenakan tahap ini mengirim paket kepada setiap lokasi pelanggan. Penentuan rute kendaraan yang efektif bisa meningkatkan performa tahap pengiriman ini. Studi ini dilakukan pada sebuah perusahaan logistik di Indonesia yang menggunakan sistem pengelompokan manual dalam penentuan rute. Namun, perusahaan ini menghadapi tantangan khususnya tidak mempertimbangkan time window pelanggan. Penelitian mengadopsi model Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) dan algoritma branch-and-cut serta Clarke-Wright untuk mengoptimalkan rute dengan tujuan meminimalkan jarak tempuh dan biaya. Penelitian ini berhasil mengurangi jarak tempuh lebih dari 80% dan megurangi biaya sebanyak 25-31%. ......Last mile delivery is the crucial final step in delivering goods directly to customers. Known for its high costs and inefficiencies, this phase involves complex logistics due to the need to service individual delivery locations. Effective vehicle routing can greatly enhance this process and address its challenges. This study, conducted at a logistics company in Indonesia that utilizes manual clustering system to determine routes, the company faces challenges, notably the disregard of customer time windows. By adopting the Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) model and implementing branch-and-cut and Clarke-Wright algorithms. The research aimed to optimize routes to minimize travel distance and costs, achieving reductions in travel distance by over 80% and cost savings of 25-31%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Qurota Uyuny Syarief
Abstrak :
Minimnya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum salah satunya minimnya akses angkutan umum dalam hal ini sebagai moda utama. Layanan first mile dan last mile merupakan bagian penting dari sistem transportasi umum, yang terdiri dari berjalan kaki, bersepeda, transportasi online, dan mikrotrans. Hal ini masih menjadi kendala masyarakat untuk menggunakan transportasi umum yang dapat dilihat dari segi infrastruktur, sistem, moda yang tersedia dan berbagai faktor lainnya. Sehingga dalam rangka mendukung peningkatan minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum, perlu dilakukan evaluasi kualitas sistem pelayanan angkutan umum first mile dan last mile berdasarkan pandangan masyarakat. Dimana, pada penelitian ini dibatasi pada jenis moda MRT Jakarta. Sehingga didapatkan hasil evaluasi dari berbagai sistem pelayanan first mile/last mile untuk MRT Jakarta. Dan Menyiapkan usulan perbaikan sistem pelayanan first mile dan last mile untuk MRT Jakarta. ......The lack of public interest in using public transportation was one of them the lack of access to public transportation in this case as the main mode. First mile and last mile services are an important part of the public transportation system, which consists of walking, cycling, online transportation, and microtrans. This is still an obstacle for people to use public transportation which can be viewed in terms of infrastructure, systems, available modes and various other factors. So that in order to support increasing public interest in using public transportation, it is necessary to evaluate the quality of the first mile and last mile public transportation service system based on the public's view. Where, in this study, it is limited to the type of MRT Jakarta mode. So that the evaluation results obtained from various first mile/last mile service systems for MRT Jakarta. And Prepare proposals for improving the first mile and last mile service system for MRT Jakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ranna
Abstrak :
Pertumbuhan bisnis e-commerce meningkatkan jumlah pengiriman barang ke rumah pelanggan. Permasalahan peningkatan volume barang yang akan dikirim ke rumah pelanggan adalah sistem distribusi last-mile delivery yang tidak efisien menyebabkan peningkatan kendaraan pengiriman yang beroperasi di perkotaan, dimana dapat menambah eksternalitas negatif seperti kemacetan, kebisingan dan polusi. Permasalahan lain yang sering muncul dari kegiatan last-mile delivery adalah kegagalan pengiriman, dimana akan menambah biaya karena perlu dilakukan pengiriman kembali ke rumah pelanggan. Penerapan strategi konsolidasi dalam sistem distribusi last-mile delivery merupakan solusi yang efisien untuk meminimalisir biaya distribusi. Konsolidasi dilakukan dengan menambahkan hub ke sistem distribusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efisiensi sistem distribusi last-mile delivery dengan strategi konsolidasi untuk meminimalisir total biaya distribusi dengan mempertimbangkan biaya internal, biaya eksternal dan biaya peluang akibat penambahan hub pada sistem distribusi last-mile. Perencanaan sistem distribusi dengan beberapa skenario yang diselesaikan oleh Vehicle Routing Problem (VRP) dengan mempertimbangkan jenis kendaraan dan jendela waktu yang berbeda atau dikenal sebagai HFVRPTW (Heterogeneous Fleet Vehicle Routing Problem with Time Windows). Masalah VRP dalam penelitian ini diselesaikan dengan menggunakan software VRP Spreadsheet Solver. Selain itu, kendaraan listrik juga dinilai dapat digunakan sebagai kendaraan pengiriman diharapkan dapat mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Hasil penelitian berhasil mengurangi biaya distribusi dalam hal penurunan total jarak yang ditempuh dan total biaya distribusi. ......The growth of the e-commerce business increased the number of deliveries of goods to customers' homes. The problem of increasing the volume of goods to be delivered to customers' homes is the inefficient distribution system of last-mile delivery causes an increase in delivery vehicles operating in urban areas, which can add negative externalities such as congestion, noise and pollution. Another problem that often arises from last-mile delivery activities is a failure of delivery, where which will increase costs because it needs to be re-delivered to the customer's house. The implementation of a consolidation strategy in the last-mile delivery distribution system is an efficient solution to minimize distribution costs. Consolidation did by adding a hub to the distribution system. The purpose of this study is to analyze the efficiency of the last-mile delivery distribution system with a consolidation strategy to minimize the total distribution costs by considering internal cost, external cost and opportunity costs due to the addition of a hub in the last-mile distribution system. Distribution system planning with several scenarios solved by vehicle routing problems considering different vehicle modes and time windows are known as HFVRPTW (Heterogeneous Fleet Vehicle Routing Problem with Time Windows). The VRP problem in this study was solved using VRP Spreadsheet Solver software. In addition, electric vehicles are also considered to be used as delivery vehicles is expected to reduce pollution and improve environmental quality. The result of the study succeeded in reducing distribution costs in terms of the decrease in total distance travelled and total distribution costs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Ayu Risat Fitrian
Abstrak :
Perkembangan bisnis e-commerce di Jakarta, Indonesia pada beberapa tahun terakhir membuat sektor bisnis last mile delivery (LMD) berkembang cukup pesat. Peningkatan demand LMD membuat perjalanan kilometer yang dihasilkan semakin besar sehingga menimbulkan eksternalitas negatif, khususnya polusi udara, yang tanpa disadari telah meresahkan masyarakat. Disisi lain, biaya logistik di Indonesia hanya dipengaruhi oleh biaya operasional kendaraan dan tidak ada komponen biaya eksternal. Optimalisasi layanan LMD yang mempertimbangkan biaya internal dan eksternal diperlukan untuk meminimalkan biaya total LMD dan sekaligus mengurangi dampak dari polusi udara. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan optimalisasi sistem distribusi LMD dengan mempertimbangkan biaya eksternal. Optimalisasi sistem distribusi LMD dilakukan dengan cara membentuk model Heterogeneous Fleet Vehicle Routing Problem with Time Window and External Costs (HFVRPTW-EC) dan mengaplikasikan model menggunakan data dari salah satu perusahaan parcel delivery di Jakarta, Indonesia dan kemudian melakukan simulasi dengan membentuk beberapa skenario operasional. Variabel penelitian terdiri dari jenis kendaraan dan sistem distribusi, jenis kendaraan terdiri dari V1 (sepeda motor) dan V2 (mobil pick-up box berbahan bakar bensin), sedangkan sistem distribusi terdiri dari one-tier, two-tier dan multi-tier. Hasil simulasi dan analisa menunjukkan bahwa optimalisasi sistem distribusi dan jenis kendaraan yang dilakukan telah mengurangi biaya total sebesar 34% - 50% dan konsentrasi polusi udara sebesar 38% - 58% dibandingkan kondisi eksisting. Hasil optimasi menunjukkan bahwa skenario yang menggunakan jenis kendaraan V1 dan sistem distribusi one-tier menghasilkan biaya total (biaya internal dan biaya eksternal) dan konsentrasi polusi udara paling minimum. Namun ketika dilakukan perubahan jenis kendaraan V2 menjadi mobil pick-up box berbahan bakar CNG, hasil analisa menunjukkan bahwa skenario dengan sistem distribusi multi-tier dengan jenis kendaraan V1 pada tingkat drop mileage dan V2 pada tingkat stem mileage menghasilkan biaya total dan konsentrasi polusi udara paling minimum. ......The development of the e-commerce business in Jakarta, Indonesia in recent years has made the last mile delivery (LMD) business sector grow quite rapidly. The increase in LMD demand made the resulting kilometer trip even larger, causing negative externalities, especially air pollution, which unknowingly troubled the public. On the other hand, logistics costs in Indonesia are only affected by vehicle operating costs and there are no external cost components. Optimization of LMD services that considers internal and external costs is needed to minimize the total cost of LMD and simultaneously reduce the impact of air pollution. The purpose of this study is to optimize the LMD distribution system by considering external costs. Optimization of the LMD distribution system is carried out by forming a Heterogeneous Fleet Vehicle Routing Problem with Time Window and External Costs (HFVRPTW-EC) model and applying the model using data from one of the parcel delivery companies in Jakarta, Indonesia and then simulating by forming several operational scenarios. The research variables consisted of the type of vehicle and the distribution system, the type of vehicle consisted of V1 (motorcycle) and V2 (petrol-fueled pick-up box), while the distribution system consisted of one-tier, two-tier and multi-tier. The simulation and analysis results show that the optimization of the distribution system and the type of vehicle carried out has reduced total costs by 34% - 50% and air pollution concentrations by 38% - 58% compared to the existing conditions. The optimization results show that the scenario using V1 vehicle type and a one-tier distribution system produces the minimum total cost (internal cost and external cost) and air pollution concentration. However, when changing the type of V2 vehicle into a CNG-fueled pick-up box, the results of the analysis show that a scenario with a multi-tier distribution system with the V1 vehicle type at the drop mileage level and V2 at the stem mileage level produces the most total cost and air pollution concentration. minimum.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>