Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sophan Sophian
Abstrak :
Fungsi pemeliharaan haruslah dianggap sebagai bagian yang terintegrasi dari semua komponen yang ada pada sistem perusahaan, baik dalam rangka kegiatan operasi maupun pelayanan kepada konsumen. Untuk itu diperlukan adanya peningkatan kualitas kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan baik dari segi personil maupun sistem yang dikembangkan. Oleh karenanya diperlukan pembakuan sistem dan prosedur kerja secara menyeluruh sehingga dalam pelaksanaannya dapat lebih terorganisir dengan rapi dan dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Dalam sistem pemeliharaan yang dilaksanakan di Departemen Engineering PT Texmaco Jaya Pemalang, prosedur kerja yang ada untuk setiap kegiatan hanya mengacu pada pola kerja yang telah biasa dilaksanakan. Tidak adanya sistem dan prosedur yang baku dalam kegiatan pemeliharaan ini mengakibatkan kurang terstrukturnya pola kerja setiap teknisi dalam penanganan suatu masalah yang berkaitan dengan pemeliharaan. Di samping itu manajemen data yang ada, yang diperlukan dalam rangka mendukung kegiatan pemeliharaan ini masih dilaksanakan secara manual dimana hal ini berakibat pada tingkat keefektifan waktu penyediaan informasi yang dibutuhkan. Berkaitan dengan masalah tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk merancang sebuah sistem informasi manajemen pemeliharaan yang diarahkan kepada pelaksanaan TPM (Total Productive Maintenance) sebagai sarana dalam peningkatan kualitas pemeliharaan melalui penentuan standar sistem dan prosedur kegiatan pemeliharaan dengan mengacu pada kondisi yang telah ada. Selain itu sebagai pendukung penyediaan informasi yang dibutuhkan, maka dibuat pula sebuah manajemen database yang terkomputerisasi yang diharapkan mampu menjadi acuan dalam analisa kondisi pemeliharaan secara menyeluruh baik bagi teknisi maupun pihak menajemen perusahaan. Adapun pengolahan data dalam manajemen basis data yang dipakai pada skripsi ini adalah Microsoft Access 97 for Windows 95 dan sistem yang dirancang ini dibatasi hanya sampai tahap pengembangan. Dengan adanya sistem informasi menajemen pemeliharaan yang dikembangkan ini, maka diharapkan dapat meningkatkan efektivitas kegiatan pemeliharaan serta kualitas pelaksanaannya yang akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing perusahaan secara umum sehingga mampu bertahan dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Bhakti Susetyo
Abstrak :
Era globalisasi memaksa industri tekstil untuk menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Kemampuan ini menuntut manajemen pemeliharaan industri menjalankan programnya dengan baik supaya pabrik beroperasi dengan normal. Untuk mengetahui keberhasilan kebijakan yang telah diambil dilakukan pengukuran kinerja manajemen pemeliharaan. Dalam pengukuran, manajemen pemeliharaan menetapkan indikator kinerja sesuai dengan visi, misi, dan strategi perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan kelas dunia. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk menetapkan indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan industri tekstil dari tiga kelompok indikator: keandalan, biaya, dan material. Data didapat dari kuesioner dengan metode penilaian skor. Diperoleh indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan industri tekstil sebanyak 23 dari 50 indikator yang diusulkan. Indikator yang dipilih responden 92,30 % dianggap merefleksikan kondisi bisnis industri tekstil di era globalisasi yang periode pelaporannya dilakukan setiap bulan.
In globalization era, textile industries have to be very competitive in producing high quality products. This situation demands industrial maintenance management to carry out its programs so well that the industries can operate normally. To investigate how successful the management policy has been implemented by the industries, measurement of the maintenance performance had been undertaken. In the measurement, the maintenance management used key performance indicators based on the visions, mission and strategies used by the industries in competing with their world class counter parts. The purpose of this thesis is to determine the appropriate key performance indicators for measuring the performance of the maintenance management amongst the three indicators, namely reliability, cost and material. Data were taken from questioners using score value method. The number of key indicators chosen by respondents for the performance of the maintenance management was 23 out of 50, which were the total indicators proposed. The indicators chosen was believed to 92,30 % reflect the condition of the textile industries in the globalization era that reporting period was done every month.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Budy Astuti
Abstrak :
RSCM adalah rumah sakit rujukan nasional, tersier, pelayanan sub spesialis dan sub spesialis luas. Unit Rawat Inap Terpadu Gedung A menjadi sentral pelayanan rawat inap dengan 660 tempat tidur dari total 1033 kapasitas RSCM. Pasien yang dirawat di Gedung A 90 menggunakan alat kesehatan medis. Sistem manajemen Pemeliharaan alat medis penting untuk penyediaan alat medis yang siap pakai, laik pakai, dan aman. Tujuannya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan bagaimana perancanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pemeliharaan. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalan, Forum Grup Diskusi FGD, telaah dokumen dan observasi. Hasil dari penelitian ini bahwa pendanaan, pemenuhan suku cadang, sarana dan prasarana, kebijakan dan system informasi berpengaruh dalam pelaksanaan system manajemenpemeliharaan alat medis. ...... RSCM is a national, tertiary referral hospital, sub specialist and sub specialist services. The integrated inpatient unit building a becomes the center of inpatient services with 660 beds out of a total of 1033 rscm capacity. 90 Patients treated in integrated inpatient unit Building A RSCM use medical equipment. Health Management system maintenance of medical devices is important to provide ready made, wearable, and safe medical equipment. The purpose is to know the factors that influence and how the planning, implementation, monitoring and evaluation of maintenance. Using qualitative research methods with in depth interviews, focus grup disscusion, document the review and observation. The results of this study that funding, fulfillment of spare parts, facilities and infrastructure, policies and information systems have an effect on the implementation of medical equipment maintenance management system.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devit Taslim
Abstrak :
Untuk mernenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan, suatu produk barus berkualitas, murab dan cepat didapat (on time delivery). Bila hal tersebut dipenuhi maka suatu produk mempunyai daya saing yang tinggi (competitive). Oleh sebab itu kondisi mesin dan peralatan yang andal (reliability) dan mudab diperbaiki (maintainability) serta ketersediaan mesin dan peralatan (availability) sangat diperlukan, Kondisi mesin dan peraiatan yang andal dan rnudah diperbaiki memerlukan manajernen pemeliharaan (maintenance management) yang baik. Manajemen pemeliharaan adalah suatu rangkaian aktivitas untuk meningkatkan produktivitas kelja dengan menggunakan seluruh aspek pada pabrik, dad survey, research, design, manufacturing dan penginstalan pada suatu pabrik. sampai pada operasi dan pemellharaan dan lalu mengakhirinya. Untuk mencapai usaha·usaha manajemen pemeliharaan diperlukan penanganan yang serius dan tercncana terhadap peralatan dan mesin. Usaha-usaba tersebut dapat dilakukan dengan productive maintenance. Kegiatan productive maintenance meliputi maintenance prevention preventive maintenance, breakdown maintenance dan corrective maintenance. Semuanya harus dijalankan karena mengarah kepada usaha pemeliharaan dan perbaikan. Disamping itu perlu adanya pengorganisasian yang baik dari sistem manajemen pemeliharaan. Dalam suatu organisasi pemeHharaan haruslah ditetapkan suatu bentuk organisasi yang cocok akan kebutuhan suatu pabrik. Hal ini untuk memudahkan pemeliharaan mesin dan koorrlinasi atasan terhadap bawahan. Penerapan sistem manajemen pemeHharan yang baik seperti penerapan standar-standar, perencanaan keija dan pencatatannya, serta penentuan biaya pemeliharaan mendorong terlaksananya suatu penanganan yang serius. Pada proses aulomatic cutting and soldering merupakan salah satu contoh penerapan manajemen pemeliharaan. Penanganan yang tidak serius dan terencana dapat dilihat dari kondisi mesin dan pera!atan serta basil produksi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S38715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dachyar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Arianto
Abstrak :
Kualitas sistem informasi (SI) menjadi salah satu indikator yang menentukan kualitas usaha suatu perusahaan. Buruknya SI akan menjadi penghalang serius bagi kinerja bisnis sebuah perusahaan yang baik. Dalam penelitian ini penulis melakukan suatu analisis terhadap SI pekenaan pemeliharaan disebuah perusahaan penyedia jasa pemeliharaan kilang, yang mempunyai visi dan misi menjadi perusahaan penyedia jasa pemeliharaan berkelas internasional dengan menonjolkan aspek keselamatan, efisiensi dan kehandalan. Selanjutnya dari hasil analisis tersebut diajukan suatu usulan sistem informasi aliran kerja yang tebih efisien. Data aliran kerja pemeliharaan rutin terencana diambil dari lima EPT Unit kerja dan satu buah data, berupa prosedur aliran kerja baku berasal dari EPT pusat. Jumlah tahapan proses dan jumlah tahapan proses otorisasi menjadi indikator kinerja SI yang akan dianalisis dan diusulkan. Dari hasil analisis berupa perbandingan SI usulan dan SI saat ini terlihat pengurangan jumlah tahapan proses, rata - rata sebesar 33,6 %, jumlah proses otorisasi dalam satu kali proses, rata - rata sebesar 60,6 % dan jumlah proses otorisasi oleh OWNER, rata - rata sebesar 46,1 %.
Information Sistem (IS) is an indicator to measure the bisnis quality of a corporation and will affect to business performance. In this research we carry out some analysis to the IS of a service company which provide refinery maintenance management service. This is a new emerging company which have a vision to become an international standard for refinery maintenance service, with "safe, efficient and reliable" as a motto. Some data, maintenance workflow diagram, was taken from five EPT Unit along with maintenance work/low standard diagram , taken from EPT headquarter. The number of process, the number ofauhtorization and the number of OWNER authorization will come to be indicator of goodness of this analysis. A proposed maintenance workflow diagram shows that there are some decreasing of the number of process, the number of authorization and the number of authorization of OWNER by 33,6 %; 60 % and 46,1 % respectively. From those argument we conclude that the proposed IS is more efficient than previous.
2000
T327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buyung Arief Hamzah
Abstrak :
Salah satu faktor yang cukup penting pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah peralatan kesehatan. Tanpa dukungan peralatan kesehatan yang baik dan aman maka pelayanan kesehatan yang berkualitas dan prima tidak akan tercapai. Penggunaan alat kesehatan dalam pelayanan kesehatan perlu dikontrol dalam sistem pemeliharaan yang baik. Tujuan penelitian adalah menganalisis sistem pemeliharaan peralatan kesehatan di RS X Jakarta Timur, jenis penelitian yaitu kualitatif bersifat deskriptif dengan desain pendekatan case study. Penelitian dilaksanakan di RS X Jakarta Timur pada bulan September – Oktober 2023. Subjek penelitian adalah tenaga kesehatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen. Data diperoleh dari informan dengan menggunakan analisis kualitatif kemudian ditarik kesimpulan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan masih adanya kekurangan sumber daya manusia yang belum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis, besaran dana yang dialokasikan untuk kegiatan harian pemeliharaan alat medis masih belum mencukupi, bahan baku yang disediakan belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan, peralatan dan fasilitas pengadaan alat medis belum memadai, kebijakan terkait pemeliharaan alat medis sudah disosialisasikan dengan baik, fungsi manajemen pemeliharaan sudah berjalan dengan baik. Secara umum dapat disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam sistem pemeliharaan alat kesehatan di Unit Pemeliharaan Alat Kesehatan RS X Jakarta Timur yang terkait sumber daya manusia, anggaran, suku cadang dan bahan baku. Tetapi dari segi kebijakan dan dan evaluasi pemeliharaan alat kesehatan sudah berjalan dengan baik. Dengan demikian dapat direkomendasikan bahwa untuk peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik perlu adanya penambahan sumber daya manusia bidang elektromedis, anggaran, bahan baku, suku cadang dan sarana prasarana lainnya. ......One factor that is quite important in the provision of health services is health equipment. Without the support of good and safe health equipment, quality and excellent health services will not be achieved. The use of medical devices in health services needs to be controlled in a good maintenance system. The purpose of the study was to analyze the health equipment maintenance system at X Hospital, East Jakarta, the type of research was descriptive qualitative with a case study approach design. The research was conducted at X East Jakarta Hospital in September - October 2023. The research subjects were health workers. Data collection techniques were carried out by observation, in-depth interviews and document review. Data were obtained from informants using qualitative analysis and then research conclusions were drawn. The results showed that there was still a lack of human resources that were not in accordance with the Regulation of the Minister of Health and the Head of the State Personnel Agency Number 28 of 2013 concerning Functional Position of Electromedical Technician, the amount of funds allocated for daily activities of medical device maintenance was still insufficient, the raw materials provided were not fully in accordance with the needs, the equipment and facilities for the procurement of medical devices were inadequate, the policies related to the maintenance of medical devices had been well socialized, the management function of medical device maintenance had been well socialized, the maintenance management function has been running well. In general, it can be concluded that there are still some shortcomings in the medical device maintenance system at the Medical Device Maintenance Unit of East Jakarta X Hospital related to human resources, budget, spare parts and raw materials. But in terms of policy and and evaluation of medical device maintenance has been going well. Thus it can be recommended that to improve better health services it is necessary to increase human resources in the field of electromedicine, budget, raw materials, spare parts and other infrastructure facilities. Keywords: excellent health services, medical device, medical device maintenance management system.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Gunawan
Abstrak :
Saat ini, banyak perusahaan yang memandang pemeliharaan sebagai fungsi terakhir yang dapat dikontrol dimana mereka mempunyai pe|uang untuk menurunkan biaya produksi. Karena itu. banyak prusahaan saat ini berusaha menerapkan strategi dan taktik pemeliharaan seperti TPM (Totai Productive Maintenance), RCM (Reliability Centered Maintenance), Predictive Maintenance dan CMMS (Computerized Maintenance Management System) untuk menekan biaya pemeliharaan. Jika strategi dan taktik yang disebutkan di atas ingin diterapkan secara sukses, maka pemeliharaan tidak dapat dipandang sebagai sebuah sumber biaya yang sederhana tetapi harus dilihat sebagai sebuah investasi. Dalam perkembangannya saat ini, CMMS Iebih berkembang dan banyak diminati oieh perusahaan dibandingkan strategi dan taktik yang lain. Maka pada skripsi ini penuiis berusaha untuk membuat sebuah Sistem |nfom'|asi Manajemen Pemeliharaan yang merupakan sebuah CMMS untuk perusahaan dengan skaia menengah ke bawah. Sebuah CMMS adalah sebuah program perangkat Iunak komputer yang dikembangkan untuk membantu dalam perancanaan, manajemen dan prosedur administritif yang dibutuhkan untuk menciptakan fasilitas pemeliharaan yang efektif. CMMS juga berarti sebuah cara untuk membagi informasi secara efektif diantara pekerja dan manajemen, dan bagian pemeliharaan dan bagian operasi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setriani
Abstrak :
Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, terutama dengan kemajuan teknologi dan informasi yang sangat cepat, tekanan untuk melaksanakan perbaikan terus-menerus sangat besar untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Ditinjau dan proses internal, perusahaan harus dapat meningkatkan produktivitasnya dengan menjalankan proses produksi secara efektif, ensien dan dengan biaya yang seminimal mungkin. Berkalian dengan produktivitas, di sinilah aktivitas pemeliharaan memainkan peranan yang penting. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi harus didukung oleh adanya pemeliharaan yang maksimum untuk menjamin mesin/peralatan bersebut tetap berfungsi sesuai kapasitasnya. Apabila ditinjau lebih Ianjut, kegiatan pemeliharaan sebenarnya merupakan kegiatan yang berkaitan erat dengan jaminan penetapan janji yang telah dikeluarkan produsen kepada konsumennya. Di sini dapat kita lihat pentingnya fungsi pemeliharaan dalam proses bisnis perusahaan. Unluk itu pendelinlsian misi dan tujuan-tujuan strategis dari departemen pemeliharaan harus selaras dan mendukung pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Kemudian yang harus diperhatikan adalah bagaimana menerjemahkan misi dan tujuan-tujuan strategis itu ke dalam tujuan-tujuan operasional yang dapat dimengertj oleh orang-orang yang berlanggung jawab untuk melalesanakannya. Kebanyakan strategi hanyalah menjadi sebuah konsep yang sulit untuk diaplikasikan. Strategi bersifat top-down. Tetapi agar dapat benjalan dengan baik harus melibalkan semua tingkatan dalam organisasi. Disinilah kelebihan dari pendekatan Balanced Scorecard yang diperkenalkan Kaplan dan Norton yang mencoba mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif: Keuangan, Pelanggan, Proses Bisnis Internal serta Pembeiajaran dan Pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut merupakan uraian dan upaya penerjemahan misi dan strategi perusahaan dalam terminologi operasional. Sistem ini secara komprehensif menterjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi tujuan-tujuan beserta pengukurannya yang digunakan untuk mengkomunikasikan strategi bisnis perusahaan kepada seluruh level di perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dalam manajemen pemeliharaan, tujuan-tujuan perusahaan secara umum akan dijabarkan secara Iebih spesifik sesuai dengan tugas dan fungsi dari bagian pemeliharaan beserta indikator-indikatornya sehingga dapat dilakukan inisiatif-inisiatif yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohimin
Depok: D3 AKK FKM UI, 2001
362.1 ROH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>