Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beckwith, Burnham Putnam
New York: Columbia University Press, 1955
338.522 BEC m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Slamet Antono
Abstrak :
Transmigrasi adalah salah satu upaya pemerintah untuk membuat agar persebaran penduduk Indonesia merata. Untuk itu dicarilah lahan-lahan potensial yang bisa dipakai untuk areal pemukiman dan usaha tani bagi para transmigran. Tetapi daerah potensial dan subur itu makin lama makin sulit ditemukan. Daerah marginal pasang surut Sumatera Selatan merupakan salah satu alternatif yang dipilih untuk dijadikan pemukiman transmigran. Dalam suasana Orde Baru di mana korupsi merebak ke segala bidang kehidupan, muncul suatu pertanyaan bagaimana masyarakat yang biasa hidup bertani di daerah subur pada lahan kering dengan sistem pengairan irigasi dapat mempertahankan eksistensinya pada lahan basah pasang surut? Dalam antropologi pertanyaan seperti itu bisa dijawab melalui studi adaptasi manusia dengan lingkungannya. Studi adaptasi, (Bennet, 1976; Geertz, 1976; Fox, 1996; Steward, 1955; Rappaport, 1984; Wolf, 1983) banyak memperbincangkan bagaimana manusia menyesuaikan diri bila kondisi lingkungannya berubah. Melalui pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian etnografi, terbukti bahwa setelah mempelajari lingkungan fisik dan sosial, penduduk perlahan-lahan merubah sistem bertani yang sudah biasa dilakukan selama di Jawa dengan sistem baru yang cocok dengan kondisi pasang surut. Meninggalkan cara lama dan memilih cara baru adalah bentuk strategi yang dipilih oleh penduduk. Penduduk juga merubah, merombak tanaman yang tidak lagi memiliki nilai ekonomis. Penduduk yang kreatif memelihara sapi yang hasilnya bisa digunakan untuk membangun atau memperbaiki rumahnya. Tidak semua transmigran mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya, artinya mereka tidak mampu mengolah dan memanfaatkan lingkungannya untuk mendukung kehidupannya. Pulang ke daerah asal adalah salah satu alternatif yang dipilih oleh penduduk yang tidak berhasil. Merantau adalah pilihan lain selain pulang ke Jawa. Jumlah perantau di desa ini mencapai sekitar 40% tersebar ke berbagai daerah dan berbagai jenis pekerjaan termasuk sebagai buruh tani dan menyewa lahan pertanian. Merantau adalah salah satu bentuk strategi yang dipilih penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya para perantau memperluas radius eksploitasi lingkungannya. Banyaknya transmigran yang gagal dalam mengolah tanah karena biaya produksi yang tinggi pada gilirannya membuat kita bertanya pada kejujuran studi kelayakan dan kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan transmigrasi terutama dalam persiapan, penempatan dan pengelolaannya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Miriawati
Abstrak :
ABSTRAK Lapangan minyak atau gas marginal adalah lapangan yang keekonomiannya marginal, artinya rate of return dari lapangan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Minimum Atractive Rate of Return pengusaha. Hal ini disebabkan karena melemahnya harga minyak internasional dan gas serta biaya total produksi yang tinggi. Rate of return digunakan sebagai standar indikator ekonomi untuk menilai keekonomian suatu usulan lapangan. Lapangan marginal dapat menjadi menarik untuk dikembangkan apabila keekonomiannya diperbaiki. Perbaikan keekonomian ini dapat dilakukan dengan merubah besaran-besaran yang mempengaruhi keekonomian tersebut, salah satunya melalui pemberian kebijakan insentif. Penelitian ini menetapkan sebuah model paket insentif untuk pengembangan lapangan minyak dan gas dengan keuntungan marginal. Model disusun berdasarkan variabel eksogen dan endogen yang mempengaruhi hasil keluaran sistem. Melalui analisa sensitivitas telah dapat dilihat pengaruh perubahan rate of return kontraktor terhadap perubahan variabel eksogen contractor share, kredit investasi, Domestic Market Obligation (DMO), dan First Tranche Petroleum (FTP). Berdasarkan penelitian ini telah diperoleh beberapa alternatif usulan paket insentif untuk lapangan minyak pada kondisi harga minyak internasional sebesar 14 US$/Barel; 16 US$/Barel, dan 18 US$/Barel serta biaya total produksi sebesar 7 US$/Barel dan 8 US$/Barel. Sedangkan lapangan gas pada kondisi harga jual 2.0 US$/MMBTU; 2.5 US$/MMBTU dan 3.0 US$/MMBTU serta biaya total produksi sebesar 1.0 US$/MSCF dan 1.2 US$/MSCF. Hasil perhitungan model pada beberapa alternatif paket insentif telah memberikan kenaikan rate of return kontraktor dari 15% sampai 20%, sesuai dengan rata-rata rate of return kontraktor yang beroperasi di Indonesia. Dengan demikian dapat menggairahkan kembali investasi eksplorasi dan produksi migas di Indonesia pada wilayah bagi hasil produksi-konvensional.
ABSTRACT Oil and gas marginal field can be categorized as a field, which the rate of return (ROR) is slightly lower than the minimum attractive rate of return (MARK). Low oil price in the international market and high production cost are the main factor that caused the ROR is slightly lower than MARR. Rate of return is used as economic indicator to determine the feasibility of oil and gas marginal field. With economic improvement, marginal field can be attractive for investment. Economic improvement can be done by modifying the main variables that influence the economic of oil field. One example of modifying variables is by offering incentive policy to the investor. This research developed a model of incentive package for oil and gas in marginal field. The model consist of exogenous variables and endogenous variables that influence the output of the system. With the sensitivity analysis the contractor rate of return changed by modifying main exogenous variables such as: contractor share, investment credit, Domestic Market Obligation (DMO), and First Tranche Petroleum (FTP). This research showed, that there are several incentive policy alternatives that can be offered to the investor. For the oil field, alternatives are computed, based on three different international oil price at $14/Barrel; $16/Barrel; $18/Barrel and the total production cost of $7/Barrel and $8/barrel. The gas field computation are based on the selling price at 2.0 US$/MMBTU; 2.5 US$/MMBTU; 3.0 US$/MMBTU and the total production cost of 1.0 US$/MSCF and 1.2 US$/MSCF. Computing the above numbers into a model will result an increase in Rate of Return of investor from 15% to 20%, which is the average of Rate of Return for an investment in Indonesia. With this recalculated Rate of Return, the production sharing contract of oil and gas exploration and production in conventional area in Indonesia can be very attractive to the investor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Dwi Prasetyo
Abstrak :
Pada masa lalu pengembangan wilayah eksplorasi migas tidak terlalu komplek, namun seiring perjalanan waktu cadangan reservoar yang tersisa memiliki tingkat kompleksitas tinggi dan dikategorikan marginal. Perlu upaya ekstra untuk dapat mengembangkan wilayah marginal menjadi proyek bernilai ekonomis. Lapangan X adalah ladang minyak berlilin marginal yang tidak memiliki kecukupan tekanan reservoar, sementara Y adalah lapangan gas kecil terletak tidak jauh dari X. Dalam penelitian ini penulis menyajikan skema pengembangan terintegrasi antara lapangan minyak marginal X dengan memanfaatkan produksi gas lapangan Y, untuk injeksi, gas angkat dan bahan bakar. Tahapan metodologi 1. menentukan parameter penyusun kerangka dasar, 2. merangkai menjadi beberapa konfigurasi, 3. kajian teknis, 4. kajian ekonomi. Hasil yang belum optimal mendorong dilakukannya rekayasa teknik, yaitu integrasi dengan ladang gas Y. Opsi tunggal terpilih disimulasikan terhadap parameter sensitifitas untuk mengetahui titik kritis operasi. 5. Optimasi manajemen resiko melalui lokakarya HAZID/ HAZOPS guna melihat dan memastikan sistem telah memiliki proteksi yang baik. Total investasi (USD) CAPEX 270 MM dan OPEX 340 MM, mampu menghasilkan pendapatan 1,068 MM, porsi Pemerintah 349 MM (33%), porsi Kontraktor 110 MM (10%), cost recovery 609 MM (57%), IRR 12.8% dan POT 3.8 tahun. Usulan proyek menguntungkan, biaya investasi dapat dikembalikan dalam 3.8 tahun dan terus menghasilkan aliran modal positif selama jangka waktu operasi. Kesimpulan bahwa pengembangan lapangan minyak marginal X dengan pengurasan sekunder, kontrol sumur permukaan dengan MFP, fasilitas sewa FPSO yang terintegrasi dengan lapangan gas Y adalah skema paling optimum yang mampu memberikan aliran dana dan finansial paling menarik bagi Pemerintah maupun Kontraktor. ......Pass decade, development to find oil and gas sources seem not complicated, but over the time remaining reserves become more difficult and could be categorized as marginal, required high effort to develop marginal field become an economical project. X is marginal waxy oil field which didnt have enough internal reservoir pressure. While Y is small gas reserve near to X. In this research, editor present integrated development scheme between marginal oil field X by utilizing gas production from Y for gas injection, gas lift and source of fuel. Methodology of research: 1. determining basic parameters of concept, 2. assembly into a number of configurations, 3. technical study, 4. economical study. Since the result was still not optimum, it encourage editor to create value added engineering by performing integrate development with gas Y field. Simulation of sensitivity on single option selected been performed to obtain critical points of operation. 5. Optimization of risk management thru HAZID/ HAZOPS workshop, shall be performed to see and to ensure designed system embedded with sufficient protection. Investment (USD) CAPEX 270 MM and OPEX 340 MM, could generate revenue 1,068 MM, Government portion 349 MM (33%), Contractor portion 110 MM (10%), cost recovery 609 MM (57%), IRR 12.8% and POT 3.8 years. Proposal is valuable, investment could be back within 3.8 years and will generate positive cash flow among time of operation. Development scheme of marginal oil field X with secondary drainage, wellhead with topsite MPF, facility with lease FPSO and integrated with field gas Y is the most optimum solution that could give the best cash flow and financial benefit for both Government and Contractor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Nugroho Hadi
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi bakteri lokal dari tanah marjinal dari KabupatenBanyumas dan untuk melihat tingkat pertumbuhannya pada media yang mengandung buprofezin 0 ppm, 5 ppm,10 ppm dan 15 ppm. Bakteri diisolasi dari empat sampel tanah dari tanah marginal Desa Srowot, Desa Karangrao,Desa Tanggeran, dan Desa Pagaralang di Kabupaten Banyumas. Populasi bakteri dan koloni makromorfologidiamati untuk menentukan koloni bakteri dominan. Bakteri dominan ditanam pada media NB selama 26 jam untukmelihat kurva pertumbuhan. Bakteri dengan kurva pertumbuhan terbaik kemudian diinkubasi pada media NB yangmengandung buprofezin 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, dan 15 ppm untuk melihat laju pertumbuhan selanjutnya. Variabelyang diamati adalah populasi bakteri tanah, karakter makromorfologi bakteri, laju pertumbuhan bakteri pada mediatanpa pestisida, dan laju pertumbuhan bakteri pada media mengandung buprofezin. Dalam penelitian ini, empatkoloni bakteri dominan, yaitu, SR2, KR1, TG4, dan PA11 diisolasi dari 26 koloni yang tumbuh pada media NAyang mengandung buprofezin 2 ppm. Pengamatan laju pertumbuhan pada media NB tanpa pestisida menunjukkankoloni SR2 memiliki laju pertumbuhan terbaik. Koloni SR2 yang ditumbuhkan pada media NB yang mengandungbuprofezin menunjukkan bahwa koloni dapat beradaptasi dan tumbuh pada konsentrasi buprofezin 5 ppm.Kata kunci: bakteri lahan marginal, Banyumas, buprofezin
Universitas Jenderal Soedirman. Fakultas Pertanian, 2018
630 AGRIN 22:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Saphira Renati Hasan
Abstrak :
Untuk dapat memberikan value yang lebih baik (kepada konsumen secara terus menerus, maka perusahaan harus menyediakan produk yang memenuhi kualitas yang diinginkan pada saat yang tepat dan dengan harga yang kompetitif. Selain itu, perusahaan juga harus mampu menyediakan berbagai pilihan produk untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Perubahan jenis dan pola permintaan yang terjadi begitu cepat jugs harus segera diantisipasi oleh perusahaan, agar tidak tertinggal oleh pesaing. Keberhasilan perusahaan dalam mengantisipasi dinamika perubahan yang terjadi itu tergantung pada kemampuan perusahaan, salah satunya adalah kemampuan dalam penguasaan teknologi atau kapabilitas teknologi. Dengan demikian, jelaslah bahwa penguasaan kapabilitas teknologi sangat penting untuk meningkatkan daya saing. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana penguasaan teknologi pada perusahaan kecil-menengah bidang logam dan permesinan guna mendapatkan gambaran tentang bagaimana proses penguasaan kapabilitas teknologi, memodelkan dan menganalisis permasalahan yang ada dalam proses tersebut serta menganalisis kebijakan yang diperlukan. Model penguasaan kapabilitas teknologi dibuat berdasarkan teori-teori yang didapat dari studi literatur, dengan metoda pendekatan system thinking. Model ini kemudian disimulasikan dengan data hasil penelitian sebelumnya tentang penguasaan kapabilitas teknologi pada industri kecil-menengah bidang logam dan permesinan di Indonesia. Simulasi dilakukan dalarn berbagai kondisi faktor eksogen, kemudian hasilnya dibandingkan dan dianalisis. Validasi model dan simulasi dilakukan dengan expert judgment, karena data empirik dengan pola historis sulit didapatkan. Penelitian ini menghasilkan model penguasaan kapabilitas teknologi pada perusahaan kecil-menengah bidang logam dan permesinan. Setelah disimulasikan, terlihat bahwa pembelajaran dan kemandirian sangat menentukan penguasaan kapabilitas teknologi. Di Indonesia, salah satu kelemahan perusahaan kecil-menengah umumnya adalah masih tergantung pada permintaan dan perusahaan pembina dan kurangnya stimulus pembelajaran. Selama ini kebijakan pemerintah telah mampu meningkatkan performansi perusahaan, namun belum dapat merangsang kemandirian dan memotivasi belajar. Akibatnya bila tidak ada permintaan, maka kebanyakan perusahaan berhenti berproduksi dan tidak melakukan pembelajaran.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetukoadi Wiwid Pambudi
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini mengukur keterkaitan antara perbankan di Indonesia dengan perbankan di Asia Tenggara, Asia, Emerging Market, dan Dunia. Dengan menggunkan pendekatan marginal expected shortfall (MES), yang diperkenalkan Brownless dan Engle (2012), analisis dilakukan terhadap saham 9 bank di Indonesia dan indeks saham perbankan setiap kawasan yang diambil dari Datastream selama periode 2004-2014. Hasil menunjukan perbankan di Indonesia bersifat independen terhadap shock dari sistem perbankan di kawasan lain. Estimasi MES menunjukan krisis yang terjadi pada perbankan di Indonesia memiliki dampak yang jauh lebih besar terhadap bank-bank di Indonesia, dibaningankan apabila terjadi krisis pada perbankan di Asia Tenggara, Asia, Emerging Market, dan Dunia yang dampaknya relatif kecil.
ABSTRACT
This study analyze the interconnectedness among Indonesia banking industry and banking industry in South East Asia, Asia, Emerging market, and World. Using marginal expected shortfall (MES) approach, which introduced by Brownless and Engle 2012, analysis conducted on stock of 9 banks and banking stock index in each region that taken from Datastream during 2004-2014. The result show that Indonesia banking system is relatively independent to shock in other region banking systems. The MES estimation results indicate crisis in Indonesian banking system has large impact to banks in Indonesia, compared if crisis experienced in South East Asian, Emerging Market, Asian, and World banking system that have relatively small impact, This study analyze the interconnectedness among Indonesia banking industry and banking industry in South East Asia, Asia, Emerging market, and World. Using marginal expected shortfall (MES) approach, which introduced by Brownless and Engle 2012, analysis conducted on stock of 9 banks and banking stock index in each region that taken from Datastream during 2004-2014. The result show that Indonesia banking system is relatively independent to shock in other region banking systems. The MES estimation results indicate crisis in Indonesian banking system has large impact to banks in Indonesia, compared if crisis experienced in South East Asian, Emerging Market, Asian, and World banking system that have relatively small impact]
2015
T43534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefri
Abstrak :
Belakangan ini di Cilincing banyak muncul kegiatan yang memanfaatkan ruang-ruang kota yang kosong tanpa fungsi dominan pada waktu-waktu tertentu. Mereka melakukan kegiatan yang berbeda dari fungsi lingkungan sekitar, mereka menciptakan ruang heterotopia. Salah satu bentuk heterotopia adalah ruang-ruang yang tercipta akibat adanya kegiatan yang dilakukan oleh mereka yang termasuk kelompok masyarakat yang dipinggirkan, termasuk yang dipinggirkan dalam memenuhi kebutuhan akan wisata. Saat ruang wisata heterotopia tercipta maka sebuah kebudayaan masyarakat kota yang baru akan tercipta. Kebudayaan ini memiliki potensi menciptakan konflik antara wisatawan jalanan tersebut dengan masyarakat lain yang memiliki kemampuan materi berwisata di ruang wisata-ruang wisata kota saat ini. Seperti menjawab kebutuhan masyarakat akan tempat wisata, Pemerintah DKI Jakarta sejak 2009 mencanangkan program wisata pesisir. Rumah si Pitung dan Masjid Al Alam yang terletak di Marunda adalah 2 tujuan wisata yang berada di Kecamatan Cilincing. Walaupun telah berjalan hingga 2 tahun namun ruang-ruang heterotopia pada jalan-jalan di sekitar wilayah Cilincing masih tetap muncul, sedangkan kawasan Marunda yang merupakan tujuan wisata hanya ramai dikunjungi wisatawan pada waktu-waktu tertentu. Berdasarkan fakta ini terlihat bahwa Marunda membutuhkan pengembangan yang akan menghidupkan perannya sebagai tujuan wisata bagi warga kota Jakarta, khususnya warga Cilincing yang sebagian berwisata dengan menciptakan ruang heterotopia di jalan-jalan. Dalam merancang kawasan Marunda ini maka hal pertama yang akan dilakukan adalah mencari satu konsep yang akan mengkaitkan antara ruang heterotopia, masyarakat marginal, Marunda, dan pesisir estuaria. Selanjutnya mencari preseden perancangan yang pernah dilakukan dengan kriteria : pesisir, wisata, dan dapat dikunjungi seluruh lapisan masyarakat, dari analisis preseden akan diketahui masalah-masalah perancangan yang muncul pada kawasan sejenis dan bagaimana solusi perancangan yang dihasilkan. Setelah memperoleh konsep, mengulas preseden selanjutnya adalah analisis kawasan Marunda secara ilmu Perancangan Perkotaan namun tetap mengacu pada hasil dari preseden. Pada bagian terakhir dari dua buku tesis ini akan dihasilkan Panduan Rancang Kota Kawasan Marunda. ......Lately in Cilincing many emerging activities that utilize the empty city space which have no dominant function at certain times. They do different activities in that surrounding environment, they create heterotopia space. One form of heterotopia is a space that created as a result of the activities carried out by those belonging to marginalized groups, including those who marginalized in needs for recreation place, a tourism space. When those new tourism space created a new urban cultural also born. This new culture has the potential to create conflicts between tourist street with other people who have the material ability for travel to tourist space city at this time. Such as answering the needs of the community will be a tourist, The Jakarta administration since 2009 launched a program of coastal tourism. House of Pitung and Masjid Al Alam which located in Marunda are 2 tourist destination in the Cilincing. Although it has roled up to 2 years but the spaces heterotopia in the streets around the area Cilincing persists, while the Marunda area which is the only tourist destination visited by tourists at certain times. Based on this fact shows that Marunda need a development that will revive his role as a tourist destination for city residents, particularly people who partly create space travel with heterotopia in the streets. In designing this Marunda area so the first thing to do is look for one that will relate the concept of heterotopia space, marginal communities, Marunda, and coastal estuaries. Next look for precedents design ever undertaken by the criteria: the coast, tourism, and can be visited all levels of society, from the analysis of precedent will be known design problems that arise in similar areas and how the resulting design solutions. After getting the concept, further review is the analysis of precedent in science Marunda area of Urban Design and still refers to the outcome of the precedent. In the last part of this two Thesis books will be produced a Marunda Design Guidelines.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29839
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raphaeli, Steffi
Abstrak :
Latar Belakang: Mahkota tiruan penuh metal porselen masih sering digunakan karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mahkota tiruan penuh all-porcelain yaitu mempunyai sifat mekanis metal dan sifat estetis porselen. Jenis base metal alloy yang sering digunakan adalah Nickel-Chromium dan Cobalt-chromium. Cobalt-chromium lebih disarankan digunakan sebagai coping mahkota tiruan penuh metal porselen karena mempunyai sifat biokompatibilitas yang baik pada pasien dengan alergi Nikel. Ketepatan tepi servikal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu mahkota tiruan penuh metal porselen dari faktor biologis. Tujuan: Untuk mengukur besarnya celah antara tepi servikal gigi subyek yang telah dipreparasi dengan tepi servikal mahkota tiruan penuh metal porselen dengan coping Co-Cr sebelum dan sesudah proses pembakaran porselen. Metode: Subjek adalah 16 pasien yang memerlukan perawatan dengan mahkota tiruan penuh metal porselen di RSKGM FKG Universitas Indonesia yang diambil secara consecutive sampling. Pengukuran celah tepi servikal marginal gap pada tiap mahkota tiruan penuh metal porselen dengan coping Co-Cr sebelum dan sesudah proses pembakaran porselen dilakukan pada empat titik, yaitu bukal, distal, mesial, palatal dengan mikroskop optik Olympus BX41 dengan perbesaran 50x. Hasil: Uji statistik diperoleh nilai p ...... Background: Metal porcelain crown is still commonly used because of the strength properties of the metal and the esthetic of the porcelain. Base metal alloys that used as copings of metal porcelain crowns are nickel chromium and cobalt chromium. Cobalt chromium is preferable because it has better biocompatibility for patients that have allergy to nickel. Marginal gap is one of the important factor that determine the success of a metal porcelain crowns. Objective: To measure the marginal gap between the cervical margin of the prepared tooth and the cervical margin of metal porcelain crown with Co Cr coping before and after porcelain firing. Method: The subjects are sixteen teeth that need to be treated with metal porcelain crowns at RSKGM Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia by using consecutive sampling method. Marginal gap of metal porcelain crowns with Co Cr coping, before and after porcelain firing are measured with the impression replica technique at four surfaces, buccal, mesial, distal palatal using optic microscope Olympus BX41 with a magnification of 50x. Result: Statistical analyses reveals that there is significant difference p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4   >>