Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
New York: Holt, Rinehart and Winston, 1972
301.31 ENV
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Alma Arief
Abstrak :
Pendidikan lingkungan sangat penting bagi para siswa. Hal ini dikarenakan pendidikan tersebut memberikan pengetahuan mengenai lingkungan hidup. Dari pengetahuan yang dimiliki para siswa mengenai masalah lingkungan hidup tersebut akan membentuk sikap serta perilaku mereka terhadap lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-harinya. Walaupun demikian, pendidikan lingkungan secara khusus tidak diajarkan dalam kurikulum di tingkat SMA, namun masalah lingkungan telah diajarkan secara tersebar dalam berbagai mata ajaran. Hal ini terlihat dalam Pendidikan Agama, PMP, Bahasa Inggris dan berbagai mata ajaran lainnya.
Secara teoritis pendidikan lingkungan telah diperoleh selama 11 tahun yaitu dari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Tingkat Pertama ini akan mempengaruhi aspek pengetahuan, perasaan dan perilaku mereka. Pada jenjang SMA ini pendidikan lingkungan sudah bersifat mendalam, luas baik secara teoritis maupun praktis Namun demikian dalam menyerap pelajaran di sekolah responden yang terdiri dari siswa SMA 8 dan siswa SMA 38 mengalami perbedaan. Umumnya 62,50 % siswa SMA 8 sangat tahu terhadap masalah lingkungan. Hal ini berbeda dengan siswa SMA 38 yang hanya 31,30 % sangat tahu masalah lingkungan. Rata-rata responden sangat tanggap terhadap lingkungan (61,87 %-). Sedangkan perilaku mereka dalam keterlibatan terhadap masalah lingkungan khususnya kebersihan cukup baik.
Respon mereka terhadap masalah lingkungan.seperti melihat tetangga membuang sampah di sembarang tempat mayoritas responden (51,9 % ) hanya mendiamkan (26,3 %). Nampak disini bahwa respon mereka masih sangat kurang untuk menanggapi persoalan diatas.
Walaupun demikian kesadaran mereka untuk membayar restribusi sampah, tindakan mereka dalam membantu bencana alam, tindakan untuk tidak mencorat-coret di tembok sudah memiliki tanggapan yang cukup baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagaian besar responden memiliki pola perilaku positif terhadap masalah-masalah lingkungan.
Mengenai tingkat pemahaman dan sikap mereka terhadap lingkungan tidak terdapat korelasi. Demikian juga tingkat pemahaman terhadap perilaku untuk taraf signifikan 1 % tidak ada korelasi. Namun dalam masalah sikap siswa dengan pola perilakunya dalam menghadapi masalah lingkungan terdapat korelasi.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Adi Surjosatyo
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhann akan, adanya energi alternatif semakin lama semakin mendesak. Hal ini diketahui dengan terus meningkatnya harga bahan bakar minyak dari waktu ke waktu. Indonesia sebagai salah satu penghasil minyak bumi mempunyai potensi besar dalam memanfaatkan LPG untuk kendaraan bermotor. LPG mengandung banyak keuntungan antara lain murah harganya, menghasilkan emisi gas relatif bersih serta mempunyai nilai oktan yang tinggii. Penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan untuk mengetahui aspek kinerja LPG terhadap motor Otto.
Terdapat penurunan daya sebesar 28% pada titk optimal pada putaran yang lebih rendah pada saat motor Otto menggunakan LPG.
Sedangkan kebutuhan bahan bakar spesifik berdasarkan besaran volumetrik (1kWh) terhadap pemakaian Premium lebih boros kira-kira 20.15%.
Tentang masalah lingkungan, ternyata emisi gas CO dari LPG jauh lebih rendah untuk putaran yang sama 2200 1/min sebesar 95.83%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Mentari Anakamiko
Abstrak :
Indonesia menjadi negara yang dikenal akan luas hutannya, salah satu penyumbang lahan hutan terbanyak berasal dari Provinsi Kalimantan Barat. Luasnya lahan hutan yang ada di Kalimantan Barat kemudian dialihfungsikan menjadi perkebunan sawit untuk kepentingan investasi dan pertumbuhan pendapatan ekonomi di Indonesia, dimana dalam setahun potensi pajak turunan produk sawit di Kalbar dapat mencapai Rp1,5 triliun. Adanya pendayagunaan lahan hutan menjadi perkebunan sawit ini berada di bawah kebijakan dan izin oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Namun, implementasi yang ada dari kebijakan alih fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan sawit di Kalimantan Barat justru dijalankan secara berlebihan dalam porsi pengurangan lahan hutan yang lebih besar. Hal ini kemudian berdampak buruk dan merugikan lingkungan di Kalimantan Barat. Dengan demikian, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana dampak pelanggaran dan kebijakan alih fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan sawit pada kerusakan lingkungan di Kalimantan Barat selama periode tahun 2017 sampai 2021 dengan menggunakan metode penelitian secara kualitatif. Adapun, hasil temuan permasalahan ini akan dianalisis menggunakan teori Decentralized Forest Management yang dibahas oleh Larson pada tahun 2003.
......Indonesia is a country known for its forest area, one of the largest contributors of forest land comes from the Province of West Kalimantan. The extent of forest land in West Kalimantan was then converted into oil palm plantations for investment purposes and economic income growth in Indonesia, where in a year the potential for palm oil product derivative taxes in West Kalimantan could reach IDR 1.5 trillion. The utilization of forest land into oil palm plantations is under policies and permits by the central government and regional governments. However, the existing implementation of the policy of converting forest land into oil palm plantations in West Kalimantan has actually been carried out excessively in a larger portion of forest land reduction. Then, has a bad impact and is detrimental to the environment in West Kalimantan. Thus, the authors conducted research to determine the impact of the policy on conversion of forest land to oil palm plantations on environmental damage in West Kalimantan during the period 2017 to 2021 using qualitative research methods. Later, the findings of this problem will be analyzed using the Decentralized Forest Management theory discussed by Larson in 2003.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alifya Puspadianty
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan membeli produk green skincare pada milenial dan generasi Z menggunakan pendekatan the theory of planned behavior dengan country of origin dan price sensitivity sebagai variabel moderasi nya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 389 responden yang merupakan responden berusia 17 - 40 tahun, berdomisili di Jabodetabek, Indonesia, dan pernah menggunakan skincare dalam 6 bulan terakhir. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) PLS dalam pengolahan data. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa: (1) Attitude memiliki pengaruh positif pada Purchase Intention; (2) Subjective Norm memiliki pengaruh positif pada Purchase Intention; (3) Perceived Behavioral Control memiliki pengaruh positif pada Purchase Intention; (4) Country of Origin yang positif tidak memiliki pengaruh signifikan dalam hubungan antara Attitude dan Purchase Intention; (5) Country of Origin yang positif memperkuat hubungan antara Subjective Norm dan Purchase Intention; (6) Country of Origin yang positif tidak memiliki pengaruh signifikan dalam hubungan antara Perceived Behavior Control dan Purchase Intention; (7) Price Sensitivity yang tinggi melemahkan hubungan antara Attitude dan Purchase Intention; (8) Price Sensitivity yang tinggi melemahkan hubungan antara Subjective Norm dan Purchase Intention; (9) Price Sensitivity yang tinggi tidak memiliki pengaruh signifikan dalam hubungan antara Perceived Behavior Control dan Purchase Intention.
......This study aims to determine the factors that influence the desire to buy green skincare products for millennials and generation Z using the theory of planned behavior approach with country of origin and price sensitivity as moderating variables. The sample used in this study were 389 respondents who were respondents aged 17-40 years, domiciled in Jabodetabek, Indonesia, and had used skincare in the last 6 months. This research uses PLS Structural Equation Modeling (SEM) in data processing. The results of this study prove that: (1) Attitude has a positive effect on Purchase Intention; (2) Subjective Norm has a positive influence on Purchase Intention; (3) Perceived Behavioral Control has a positive effect on Purchase Intention; (4) Positive Country of Origin has no significant effect on the relationship between Attitude and Purchase Intention; (5) Positive Country of Origin strengthens the relationship between Subjective Norm and Purchase Intention; (6) Positive Country of Origin has no significant effect on the relationship between Perceived Behavior Control and Purchase Intention; (7) High Price Sensitivity weakens the relationship between Attitude and Purchase Intention; (8) High Price Sensitivity weakens the relationship between Subjective Norm and Purchase Intention; (9) High Price Sensitivity has no significant effect on the relationship between Perceived Behavior Control and Purchase Intention.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library