Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Walangitan, Vemmy Rialianty Jeane
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26683
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Mustika Ratu
Abstrak :

Banyak remaja putri mengalami perbedaan pemahaman tentang pengetahuan dan praktik menstruasi dan masalah gangguan menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan dan praktik mengenai menstruasi dan permasalahannya pada remaja perempuan. Studi deskriptif dengan desain cross-sectional telah dilakukan pada penelitian ini kepada 393 remaja perempuan berusia 12-18 tahun di Kecamatan Ciracas dengan menggunakan teknik convinence sampling. Instrumen yang digunakan ialah instrumen karakteristik demografi, pengetahuan tentang menstruasi, serta praktik saat menstruasi yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan studi literatur. Pengambilan data dilakukan secara online dan analisis data menggunakan software SPSS IBM Versi 23. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik remaja berada di usia rata-rata 15.81, rata-rata menarche 12.39, sedang menjalani SMA (69%), beragama islam (95.4%), dan mendapat informasi menstruasi dari ibu dan saudara perempuan (62.3%). Hasil analisis univariat ditemukan bahwa sebagian besar remaja memiliki pengetahuan umum menstruasi yang baik. Dismenorea merupakan gangguan yang mayoritas diketahui (76.6%) dan upaya perawatan diri diketahui paling banyak dengan beristirahat yang cukup (80.4%). Sebanyak 41.5% remaja tidak mengetahui dampak dari gangguan menstruasi. Praktik saat menstruasi yang dilakukan oleh remaja mayoritas baik (66.2%) dan sisanya buruk. Praktik melakukan aktivitas fisik dan melacak siklus menstruasi jarang dilakukan oleh kebanyakan remaja. Hasil penelitian ini menyarankan agar perawat bersama dengan pihak sekolah maupun orangtua, dapat  memberikan edukasi serta program mengenai menstruasi yang dapat membantu para remaja perempuan dalam menjalani menstruasi yang sehat, nyaman, dan terhindar dari kesalahpahaman informasi yang mungkin bisa terjadi.


Knowledge and practice regarding menstruation often results in differences understanding among adolescent girls. This study aims to get an overview of knowledge and practices regarding menstruation and its problems among adolescent girls. A descriptive study with a cross-sectional design was conducted in this study of 393 adolescent girls, aged 12-18 years in Ciracas Subdistrict by using convinence sampling. The instrument used was a demographic characteristics, knowledge about menstruation, and menstrual practices developed by researchers based on literature studies. Data collection was done online and analyzed using SPSS Version 23. The results of this study showed adolescents were in the average age of 15.81, the average menarche were 12.39, were in high school (69%), Muslim (95.4% ), and get menstrual information from mothers and sisters (62.3%). The results of the univariate analysis found that most teenagers had good general knowledge of menstruation. Dysmenorrhoea is the most known of menstrual disorders (76.6%) and self-care strategy are known most with adequate rest (80.4%). 41.5% of adolescents do not know the effects of menstrual disorders. The practice during menstruation carried out by the majority of teenagers is good (66.2%) and the rest is bad. The practice of doing physical activity and tracking the menstrual cycle is rarely practiced by most teenagers. The results of this study suggest that nurses, together with the school and parents, can provide education and programs regarding menstruation that can help young women in serve menstruation that is healthy, comfortable, and avoid misunderstandings of information that might occur.

 

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ayu Anggraeni
Abstrak :
Masih buruknya praktik Manajemen Higiene Menstruasi (MHM) remaja perempuan melatarbelakangi penelitian dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik MHM pada siswi di SMAN A dan B Jakarta tahun 2016. Pengumpulan data menggunakan self-report questionnaire pada 210 siswi. Hasil penelitian menunjukkan 45,2% siswi memiliki praktik MHM baik. Berdasarkan uji chi-square, terdapat hubungan antara faktor predisposisi (pengetahuan dengan nilai p= 0,004 dan sikap dengan nilai p= 0,003), faktor pemungkin (sarana sanitasi dan higiene dengan nilai p= 0,003 dan tempat sekolah dengan nilai p= 0,049), dan faktor penguat (paparan informasi dengan nilai p= 0,005) dengan praktik MHM. ......Still poor Menstrual Hygiene Management (MHM) practices of female adolescents is behind the research background with cross sectional study design. The purpose of this study was to determine the factors associated with MHM practices of female students at A and B SHS East Jakarta in 2016. The data was collected using a self-report questionnaire in 210 students. The results showed 45.2% female students have good MHM practice. Based on the chi-square test, there is a relationship between predisposing factor (knowledge with p value= 0.004 and attitude with p value= 0.003), enabling factor (sanitation and hygiene with p value= 0.003 and a school with p value= 0,049), and reinforcing factor (information exposure with p value= 0.005) with MHM practice.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia D. Elvira
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
618.172 SYL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vevie Herawati
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang gangguan menstruasi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan menstruasi pada siswi kelas X dan XI SMA Negeri 5 Kota Bekasi Tahun 2013. Penelitian kuantitatif dengan disain cross sectional, pengumpulan data secara angket dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan, faktor yang berhubungan dengan tindakan untuk mengatasi gangguan menstruasi pada siswi kelas X dan XI SMA Negeri 5 Kota Bekasi Tahun 2013 adalah anjuran/dorongan. Responden yang mendapatkan anjuran/dorongan mempunyai peluang hampir 5 kali untuk melakukan tindakan mengatasi gangguan menstruasi dibandingkan yang tidak mendapatkan anjuran atau dorongan. ......This thesis discusses menstrual disorders and factors associated to the actions taken to overcome menstrual disorders in X and XI grade schoolgirl at SMAN 5 Bekasi in 2013. Quantitative research with cross sectional design, data collection questionnaire using questionnaires. The results showed that factors associated with actions taken to overcome menstrual disorders in X and XI grade schoolgirl at SMAN 5 Bekasi in 2013 was cues to action (the advice / encouragement). Respondents who received the advice / encouragement have opportunities almost 5 times to take action to overcome menstrual disorders than those who did not receive advice or encouragement.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Nabila
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku higiene menstruasi pada siswi SMP Negeri 141 Jakarta tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross-sectional menggunakan data primer yang dilakukan di SMP Negeri 141 Jakarta pada Juni 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 201 responden. Perilaku higiene menstruasi sebagai variabel dependen, sedangkan pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana higiene menstruasi di sekolah, keterpaparan informasi mengenai menstruasi, dukungan guru, dan dukungan teman sebaya sebagai variabel independen. Data berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode daring yang diisi sendiri oleh reponden dan dianalisis dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil proporsi tertinggi terdapat pada kelompok siswi yang memiliki perilaku higiene menstruasi buruk sebesar 82,6%, pengetahuan yang rendah sebesar 95,5%, sikap negatif sebesar 50,7%, ketersediaan sarana higiene mentruasi di sekolah lengkap sebesar 79,1%, kurang terpapar informasi mengenai menstruasi sebesar 92,5%, kurang dukungan guru sebesar 62,2%, dan cukup dukungan teman sebaya sebesar 79,1%. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku higiene menstruasi. Hasil penelitian menyarankan untuk menjalin kemitraan antara sekolah dengan fasilitas kesehatan setempat untuk memberikan promosi kesehatan dengan metode penyuluhan dan konseling yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. ......This study aims to determine the factors associated to menstrual hygiene behaviors among female students at SMP Negeri 141 Jakarta in 2020. This research is a quantitative study with cross-sectional methods by primary data which is conducted at SMP Negeri 141 Jakarta in June 2020 with a total sample of 201 respondents. Menstrual hygiene behaviors is the dependent variable, while knowledge, attitudes, availability of menstrual hygiene facilities at school, information exposure about menstruation, teacher support, and peer support are the independent variables. The data used is the results of self-administered online questionnaires and analyzed by chi-square test. Based on analysis, it is found that the highest proportion in the group of students who had bad menstrual hygiene behaviors is 82,6%, low knowledge 95,5%, negative attitudes 50,7%, the availability of complete menstrual hygiene facilities at school 79,1%, lack of information exposure about menstruation 92,5%, lack of teacher support 62,2%, and enough of peer support 79,1%. There is a significant relationship between knowledge and attitude with menstrual hygiene behaviors. The results of the study suggest to establish partnerships between schools and local health facilities to provide health promotion in the form of lecture and counseling conducted by health workers.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Astuti
Abstrak :
ABSTRAK
Anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian. Rematri merupakan kelompok rentan. Selain kondisinya sedang dalam masa pertumbuhan juga risiko dari menstruasi yang dialaminya. Padahal rematri adalah calon ibu sehingga upaya dini intervensi gizi harus dilakukan. Program suplementasi TTD dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia serta meningkatkan status besi rematri meskipun tidak selalu berhasil karena berbagai faktor. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan dukungan guru sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan perubahan kadar Hb rematri penerima program. Penelitian ini dilakukan dengan design crossectional di 2 SMP penerima program di Kota Bekasi dengan sampel 175 rematri. Data perubahan kadar Hb diperoleh dari selisih pengukuran Hb sebelum dan setelah suplementasi TTD berjalan 10 minggu yang merupakan data sekunder (telah lolos etik). Data lainnya yaitu data dukungan sekolah, karakteristik rematri, pola konsumsi dan karakteristik Ibu diperoleh melalui wawancara pengisian kuisioner. Hasil penelitian mendapatkan bahwa suplementasi TTD efektif meningkatkan kadar Hb rematri (p= 0,005). Analisa regresi linear ganda mendapatkan hasil bahwa dukungan guru merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan perubahan kadar Hb. Hal ini membuktikan bahwa penuntasan intervensi gizi spesifik memerlukan upaya sensitif dari sektor non kesehatan. Sehingga disarankan meningkatkan kolaborasi lintas sektor dalam pelaksanaan program kesehatan khususnya program suplementasi TTD berbasis sekolah.
ABSTRACT
Anemia remains public health issue that needs attention. Adolescent girls are the vulnerable group. Besides in their growth period condition, also the risk of their menstruation. Though adolescent girls are mother candidates, early efforts of nutritional intervention should be implemented. Iron supplementation program is done to prevent and cope with anemia and increase iron status of adolescent girls, although not always work due to various factors. The objective of this study was to prove teacher support as the dominant factor associated with hemoglobin level changes of adolescent girls in this program. This research was conducted with cross-sectional design in two junior high schools beneficiaries program in Bekasi City with 175 adolescent girls subject. The changes of hemoglobin data was obtained from the difference of hemoglobin level before and after measurement by giving iron supplementation for 10 weeks, which were secondary data (ethics approved). Other data such as school support, characteristics of adolescent girls, consumption patterns and characteristics of mothers were obtained through interviewing based on questionnaire. The results of the study was Iron supplementation effectively increased hemoglobin levels of adolescent girls (p = 0.005). Multiple linear regression analysis found that teacher support was the dominant factor associated with changes in hemoglobin levels. This proves that completion of specific nutritional interventions requires sensitive efforts from the non-health sector. It is suggested to increase cross-sector collaboration in health program implementation especially school-based Iron supplementation program.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres dengan pola siklus menstruasi pada remaja di SMA Negeri 1 Batam. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel yang diteliti adalah seluruh remaja perempuan di kelas XI yang berjumlah 170 siswa. Data yang di kumpulkan berupa riwayat siklus menstruasi, tingkat stres, usia, usia menarche, status gizi, pola makan, aktivitas fisik, dan paparan asap rokok. Data ini dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, dan pengukuran antropometri untuk berat badan dan tinggi badan oleh petugas penelitian. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji Chi Square dan Cox Regression. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 87 responden 51,2 mengalami menstruasi tidak teratur dan terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan pola siklus menstruasi dimana p =0,001 p value. ......This study aimed to identify the association between stress and pattern of menstrual cycle on adolescent of SMA Negeri 1 Batam. This study used the cross sectional design. The observed sample in this study was all female student at the11th grader consisting 170 students. The collected data were menstrual history, stress level, age, menarche aged, nutritional status, dietary habit, physical activity, and exposure of cigarette smoke. These data were collected by using self administrated questionnaire and antropometric measurement for weight adn height by research members. This study used chi square test analysis and cox regression test analysis. This result of this study showed that there are 87 respondents 51,2 had irregular menstrual cycle and there is significant correlation between stress with menstrual cycle, with p 0,001 p value 0,05, after mutrivarite testobatined p 0,018 with Exp B 1,67, which has meaning that adolescent with moderate stress are have 1,67 times greater chance of experiencing irregular menstrual cycle patterns than adolescents with mild stress.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patria Pradana
Abstrak :
Tingginya prevalensi hipertensi di Indonesia telah lama menjadi perhatian khususnya dalam perannya sebagai faktor risiko berbagai penyakit sistemik. Pada berbagai penelitian ditunjukkan terdapat perbandingan positif antara tekanan darah dan kadar estradiol di dalam darah. Penelitian mengenai topik ini pada perempuan usia subur dengan gangguan menstruasi belum dijumpai pada penelusuran literatur ilmiah. Penelitian ini merupakan studi cross sectional komparatif pada perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami gangguan menstruasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan laboratorium serta kuesioner SCL-90 pada penelitian "Peranan Adiponektin terhadap Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan Hubungannya dengan Faktor Genetik, Endokrin, dan Metabolik". Variabel bebas yang diuji adalah gejala mental emosional, aktivitas fisik, obesitas, kadar kolesterol, status SOPK, serta status hipertensi. Berdasarkan analisis, didapatkan bahwa kadar estradiol pada perempuan dengan hipertensi sistolik memiliki median yang lebih tinggi (90,5: 32 - 190) dibandingkan dengan perempuan tanpa hipertensi (38: 10 - 231). Secara statistik, perbedaan tersebut bermakna dengan p = 0,020. Sementara itu, tidak terdapat perbedaan statistik yang bermakna kadar estradiol berdasarkan aktivitas fisik, kadar kolesterol, status gizi, gejala mental emosional, serta status SOPK pada perempuan dengan gangguan menstruasi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peranan hipertensi dalam perbedaan kadar estradiol pada perempuan dengan gangguan menstruasi. ...... The high prevalence of hypertension in Indonesia has long been a center of attention, specifically on it?s role on being one of the major risk factors of the occurence of many systemic complications. It?s high complicability and it's mortality rate has made myriads of studies concerning its prevention have been conducted. In most of the the studies, it is shown that there is a positive correlation between blood pressure and the estradiol levels. Studies concerning this issue are rarely conducted on women with abnormality in menstrual cycle. This study is an comparative cross-sectional study on women in reproductive age (15-45 years old) with abnormalities in menstrual cycle. The study is conducted using secondary data from the outcome from laboratory findings and interview instrument of SCL-90 from the study "Peranan Adiponektin terhadap Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan Hubungannya dengan Faktor Genetik, Endokrin, dan Metabolik". The independent variables used in thi study consist of mental and emotional symptoms, physical activity, obesity, total cholesterol levels, PCOS state, and hypertensive state. It is found that women with hypertensive blood pressure has more levels of estradiol (90,5: 32 - 190) than women without hypertension (38,0: 10 ? 231). Statistically, this difference made huge significance with p=0.020. Meanwhile, there are no significane differences on the independent variables shown in stress and mental state, physical activity, obesity, PCOS state and total cholesterol. It can be concluded that there is a positive correlation between hypertension state and estradiol levels.
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Thifal Ariqoh Iriandi
Abstrak :
Menarche merupakan proses terjadinya menstruasi yang pertama kali dialami oleh remaja. Remaja yang tidak memiliki kesiapan menghadapi menarche lebih rentan terhadap tekanan psikologis seperti depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche. Desain penelitian adalah cross-sectional terhadap 113 sampel di SMP Negeri, yang diambil dengan metode quota sampling. Data penelitian diuji menggunakan uji Independent sample t-test dan Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kesiapan remaja dalam menghadapi menarche adalah 58,4%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche dengan nilai OR 95% CI = 2,236. Namun, tidak ada hubungan antara usia menarche, sumber informasi, dan dukungan keluarga dengan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche. Hasil ini dapat menjadi dasar bagi pelayanan kesehatan terutama perawat untuk memberikan edukasi serta promosi kesehatan bagi remaja mengenai menarche baik melalui institusi pendidikan maupun melalui orang tua. ...... Menarche is a process of menstruation that happened for the first time in adolescents. Adolescents who do not have the readiness to face the menarche are more vulnerable to psychological distress such as depression. This study aimed to determine the factors related to adolescents readiness to face menarche. Its design was cross-sectional with 113 samples at Junior High School, using quota sampling method. The research data was tested by using Independent sampe t-test and Chi-square test. The result showed that the prevalence of readiness to face menarche in adolescent was 58,4%. The result showed that there is a relationship between knowledge and adolescents readiness to face menarche with OR 95% CI = 2.236. However, there is no relationship between the age of menarche, resources, and family support with adolescents readiness to face menarche. These results can be the basis for health care especially nurses to provide education and health promotion for adolescents about menarche either through educational institutions and/or through the parents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>