Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Binky Paramitha Iskandar
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T37951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilia Luthfi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suilyana Octavia Sewucipto
"ABSTRAK
Anak usia sekolah dasar (middle childhood) diharapkan memiliki kontrol diri
yang lebih baik dibandingkan pada tahap sebelumnya (early childhood)
(Santrock,2004). Dengan demikian, anak usia sekoiah dasar diharapkan mampu duduk
lebih lama dan tidak banyak beljalan selama pelajaran berlangsung di dalam kelas.
Namun pada kenyataannya banyak murid kelas satu yang belum mampu mengontrol
dirinya untuk duduk dalam Iebih lama.
Program modiiikasi perilaku ini dilakukan o!eh peneliti di dalam kelas dan
dimaksudkan untuk mengurangi perilaku berjalan-jalan kctika pelajaran berlangsung
atau yang biasa disebut ou1»of seal. Caranya adalah dcngan meningkatkan perilaku in-
seal pada murid kelas satu sckolah dasar. Reirwrcement diberikan pada perilaku in-seal
atau dengan kata lain memberikan reirybrcement pada perilnku our-of sew dengan
Frekuensi kemunculan yang rendah. Dalam program modifikasi perilaku, leknik ini
disebut scbagai Dgfizrerztial Reirwrce/nent of Low Roles (DRL) (Kazdin, 1984).
Frekuensi pcrilaku out-of seat dicatat baseline nya, berdasarkan baseline ditcntukan
target penumnan frekuensinya yaitu maksimal 4 perilaku our-ofseat dalam I0 menit.
Bila target dapat tercapai maka subyck diberi reinforcemenr. Reinforcement
menggunakan token berupa stiker bintang yang ditukarkan dengan back-up
reinforcemenz berupa makanan kecil, minuman atau kcgiatan yang disukai subyck. Satu pertemuan program merupakan durasi satu mata pelajaran yaitu 40 menit yang dibagi
menjadi interval 10 menit dan dibagi lagi menjadi interval 2 menit untuk
mempermudah dan mempertajam obscrvasi.
Pada tahap baseline yang terdiri dari 5 kali pertemuan, rata-rata perilaku out-of
seat muncul sebanyak 20 kali. Sedangkan pada tahap treatment yang tcrdiri dari 9 kali
pertemuan, rata-rata perilaku out-ofseat muncul sebanyak 11.9 kali Dengan demikian,
penurunan perilaku out-of seat selama program bcrlangsung mencapai 40.5%. Namun
perubahan perilaku ini belum dapat dipertahankan karena response maintenance tidak
terjadi. Response maintenance yang dimaksud adalah memprogram natural reinforcer
berupa pujian guru tiap kali melihat subyek sedang duduk ketika pelajaran berlangsung.

"
2006
T34120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Samantha
"Menunit Hallahan & Kaufmann (2006)asperger syndrome merupakansalah satu bentuk autisme namun dalam derajat yang ringan. Masalah utamadari merekaterletak dalam interaksi sosial. Attwood (2005) mengemukakan bahwaanakdengan asperger syndrome tampaknya tidak menyadari tata krama tak tertulisdalamkehidupan sosial.
Terdapat beragam teknik yang bisa digimakan untuk membantu individu autistik untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka. MenurutGray (dalam Fullerton, et.al, 1996), pemberian cerita sosial efektif untuk individu autistikyang memiliki kemampuan untuk memahami materi tertulis. Lalu, teknik prompt dan pemberian reward/merupakan salah satu strategi mengajarkan perilaku sosial yang biasa digunakan untuk mengajarkan individu penyandang autistik untuk memulai inter^si dengan tepat menurut Strain, Kohler& Goldstein (dalam Mash & Wolfe, 2005).
Intervensidalam penelitian ini mengimplementasikan perpaduan antara teknik pemberian cerita sosial dengan pelaksanaan rangkaian modifikasi perilaku (promptingreinforcement danfading) untuk remajadengan aspergersyndrome. Hasil dari intervensi ini menunjukkan bahwa pelaksanaan keduateknik tersebut cukup efektifdalam membantu remaja yang bersangkutan. Pemberian cerita sosial dapat membantu mengingatkan subjek akan tujuan dan sebabakibat dari aturan sosial yang berlaku pada kesehariannya, yaitu untuk meminta izin sebelum meminjam barang kepada orang lain. Lalu, subjek jugadapat meminta izin sebelum meminjam barangatau meminta sesuatu setelah diberikanprompt oleh significant others-nya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatharani Nadhira
"ABSTRAK
Anak-anak dengan autisme memiliki defisit pada kemampuan komunikasi dan interaksi sosialnya. Salah satu bentuk defisitnya bahkan tampak dalam kontak sosial sederhana yaitu kurangnya atau tidak adanya kontak mata, padahal kemampuan tersebut diketahui penting bagi anak untuk mengembangkan keterampilan lain yang lebih kompleks, seperti bahasa, kemampuan untuk memperhatikan (attending), bahkan dapat mempengaruhi edukasi dan pemahaman pelajaran anak. Penerapan prompting merupakan salah satu aplikasi modifikasi perilaku yang lazim digunakan untuk membentuk perilaku pada anak dengan autisme.
Penelitian ini bermaksud untuk melihat keberhasilan dari penerapan prompting untuk meningkatkan kontak mata pada anak laki-laki berusia 6 tahun dengan autisme. Hasil studi ini menunjukkan bahwa penerapan prompting dapat meningkatkan kontak mata anak dengan autism.

ABSTRACT
Children with autism experience deficit in social communication and interaction. One of the deficit that is visible even in basic social contact is lack of eye contact. Eye contact is known to be important for children to develop another skill that is more complex, like language, attending skills, and might influence education and understanding of subjects. Prompting is one of the basic procedure in behavior modification known to help improve children with autism, especially in improving eye contact.
Thus, this study is interested to see how the application of shaping to improve eye contact in a 6 years old boy with autism, will work. The result showed that the application prompting did improve eye contact in a child with autism.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alfa Restu Mardhika
"ABSTRAK
Banyak anak penyandang disabilitas intelektual ringan mengalami masalah dalam
berinteraksi sosial di sekolah. Berdasarkan hal itu, keterampilan sosial merupakan hal yang
penting bagi anak disabilitas intelektual ringan untuk dapat berkembang di sekolah inklusi.
Salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial pada anak disabilitas
intelektual ringan adalah dengan pendekatan modifikasi perilaku, terutama menggunakan
modeling. Dalam melakukan suatu modifikasi perilaku juga patut dipertimbangkan
pemberian penguatan terhadap perilaku baru yang muncul. Salah satu teknik penguatan yang
efektif untuk mengajarkan individu disabilitas intelektual ringan ialah melalui token
economy. Dalam rangka mengetahui efektivitas program dengan menggunakan modeling dan
token economy dalam meningkatkan keterampilan sosial pada penyandang disabilitas
intelektual ringan, maka peneliti merancang suatu program dengan menggunakan teknik
modifikasi perilaku melalui model simbolik (film kartun) dan penerapan token economy
sebagai penguatan perilaku. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain kasus tunggal tipe A-B-A. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan sosial pada subjek saat sebelum dan sesudah pemberian program.

Abstract
A lot of children with mild mental retardation experience social interaction issue in their
school. Therefore, social skills become very important for children with mild mental
retardation to develop in the inclusive school. One method that effectively enhancing social
skills children with mild mental retardation is through behavior modification approach,
especially through modeling. In exercising behavior modification, need to amplify for any
new behaviors emerge. On e of amplification method which effectively teaches children with
mild mental retardation is through token economy. In terms to know the modeling and token
economy program effectiveness in enhancing social skills of children with mild mental
retardation, the researcher design a program with behavior modification technique through
model approach (cartoon short film) and token economy application as behavior amplifier.
The research is using single case type A-B-A design. Research result shows there is an
enhancement in social skills on subject after the program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Bunga Parmawati
"Gangguan pendengaran pada anak tuna rungu yang terjadi sebelum masa perkembangan bahasa (prelingual) dan tergolong parah (profound) menimbulkan masalah dalam proses akademis dan komunikasi sehari-hari. Oleh karena itu, intervensi untuk meningkatkan kosakata anak tuna rungu sebagai dasar perkembangan bahasa penting untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan efektivitas pendekatan modifikasi perilaku dengan teknik fading dan token economy untuk meningkatkan kosakata siswa tuna rungu prelingual profound.
Program intervensi diadaptasi dari Morris (1985) untuk mengajarkan nama-nama obyek dan kegiatan. Teknik fading dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pemberian stimulus berupa gambar dan prompt tulisan, lalu gambar dan prompt sebagian tulisan, kemudian gambar tanpa prompt tulisan. Setiap kali berhasil menulis dengan tepat, subyek diberikan token yang nantinya dapat ditukarkan dengan reinforcer.
Penelitian dilakukan terhadap seorang anak tuna rungu prelingual profound, laki-laki, berusia 13 tahun, duduk di kelas 5 SD inklusi, memiliki kecerdasan non-verbal rata-rata, dan kosakata yang sangat terbatas. Dengan desain penelitian single-subject tipe ABA single-factor, peningkatan kosakata dilihat dari perbandingan antara hasil tes sebelum dan setelah intervensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan modifikasi perilaku dengan teknik fading dan token economy efektif untuk meningkatkan kosakata siswa tuna rungu prelingual profound. Subyek mampu memahami serta memproduksi secara tertulis sebesar 87,5% dari delapan nama obyek dan 100% dari delapan nama kegiatan yang diberikan dalam intervensi.

A profound hearing impairment that happened before the development of language causes some problems within the academic process and daily communication. Therefore, an intervention to increase the deaf students vocabulary as the foundation of a language development is important. This research was conducted to examine the effectiveness of a behavior modification approach with fading and token economy techniques to increase the vocabulary of a student with prelingual profound deafness.
The intervention program was adapted from Morris (1985) to teach names of objects and activities. In the program, the subject was given three steps of fading, starting with a stimuli and a prompt in a form of a picture and its written name. Subsequently, the prompt was faded into only a certain part until it was entirely eliminated. Everytime the subject succeeded in writing the correct name, he was given a token which could be exchanged with a reinforcer.
Research was conducted on a male prelingual profound deaf student studying at a primary school with an inclusion program who has an average level of non verbal intelligence and lack of vocabulary. Using a single subject-ABA-single factor research design, the increase in vocabulary was determined by comparing the test results before and after the intervention.
Results indicated that a behavior modification approach with fading and token economy techniques is effective in order to increase the vocabulary of a student with prelingual profound deafness. Through writing, the subject was able to understand and produce 87,5% of the eight objects' names and 100% of the eight activities' names given during the intervention program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31756
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Dalam keluarga, ditemukan beberapa anak menunjukkan perilaku yang
menyimpang. Perilaku-perilaku tersebut ada yang masih dapat dikendalikan,
namun ada juga yang tidak dapat dikendalikan. Salah satu perilaku yang tidak
dapat dikendalikan adalah Attention Dejici! Hiperaciivigv Disorder (ADHD).
Anak ADHD menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak mampu memusatkan
perhatian, serta tidak mampu menahan dorongan dari dalam dirinya (Taylor,dalam Mulyono, 2003).
Membesarkan anak-anak yang penuh vitalitas dan sarat energi seperti
tersebut di atas, bagi kebanyakan orang tua bukanlah tugas yang mudah. Bagi
orang tua yang anaknya mengalami ADHD, tugas tersebut bisa sangat
melelahkan, menjengkelkan, bahkan sering kali menyebabkan keluarga terkucil
dari pergaulan.
Walaupun tidak mudah untuk menangani anak ADHD, namun mengingat
anak menghabiskan waktunya paling banyak bersama dengan orang tua, maka
keberhasilan program penanganan anak ADHD tidak lepas dari keterlibatan orang tua.
Untuk itulah penulis mencoba untuk menyusun suatu program bagi orang
tua dalam mengendalikan perilaku anak ADHD, baik dalam bidang akademik
maupun non akademik. Adapun teknik yang akan digunakan untuk
mengendalikan perilaku anak ADHD dalam progam ini adalah dengan teknik
modifikasi perilaku dan juga Discrete Trial Training dari Applied Behaviour
Analysis (ABA).
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi, baik
kepada subyek maupun orang tua. Setelah dilakukan analisa ringkah laku, maka
penulis mulai menyusun suatu program untuk mengendalikan perilaku subyek
pada saat menulis dan juga pada saat sedang ada tamu di rumah. Setelah program
dilaksanakan, evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui manfaat dan efektivitas
program yang telah disusun. Evaluasi terhadap program meliputi prosedur
pelaksanaan dan konsistensi pelaksanaannya serta hasil yang telah dicapai.
"
[Depok;Depok, Depok]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Windiyaningrum
"Anak tunagrahita dapat menjalani pekerjaan dengan sukses, namun mereka masih membutuhkan bantuan dalam mengatur pendapatan, yang meliputi kemampuan untuk budgeting dan banking skill (Browder & Grasso, 1999). Kemampuan ini merupakan bagian dari keterampilan hidup (life skill), yang perlu dikuasai agar siswa tunagrahita dapat berfungsi secara mandiri dalam kehidupan (Brolin dalam Goodship, 1990). Keterampilan untuk mengatur pendapatan dapat dilatihkan melalui kebiasaan menabung yang ditumbuhkan dengan modifikasi perilaku, yaitu dengan mengaplikasikan sejumlah prinsip belajar secara sistematis untuk membuat perubahan dalam diri seseorang dalam jangka waktu panjang (Martin & Pear, 2003). Pengajaran keterampilan hidup pada siswa tunagrahita perlu melibatkan pengalaman nyata atau Community based instruction (Crane, 2002), untuk memudahkan siswa tunagrahita dalam memahami perilaku yang diajarkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi kasus pada satu orang subyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas menabung efektif untuk meningkatkan keterampilan hidup pada subyek.

Mentally retarded students are able to successfully master certain vocational skills, yet they need assistance in managing their income particularly in budgeting and banking skills (Browder & Grasso, 1999). These are part of their life skills required by mentally retarded students to function independently in life (Brolin in Goodship, 1990). Financial management skills are trained by establishing saving habit through systematic learning principles application of behavior modification in order to create long term behavioral change (Martin & Pear, 2003). Teaching life skills to a mentally retarded student should involve real-life experience or adopt a community-based instruction (Crane, 2002), so the student can easily comprehend the newly-taught behavior. This
research was conducted using case study design in one particular subject. Result shows that saving activity is effective to enhance subject?s life skill."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T37594
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>