Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irawan Prayoga
"Tesis ini membahas tenlang studi strukturasi lerhadap musik indie di Jakarta. Secara khusus, penelitian ini melihat struktur dominasi induslri musik major label dan bagaimana produksi/rcproduksi sistem nilai pada musik indie tersebut_ Pcnclilian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivis kritis. Dengan menggunakan pendekatan sosiokulluml, penelitian ini memakai teori strukturasi Anthony Giddens. Hasil penelitian menemukan bahwa sistem nilai yang dibangun oleh musik indie merupakan suatu relasi oposisi terhadap sistem nilai musik major label. Sistem nilai pamungkas milik musik indie yang tidak dapat disentuh oleh kapitalis adalah free culture."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33844
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusufa Islam Armyando
"Kemajuan teknologi membawa perubahan dalam industri musik, baik dari sisi konsumen dan produsen. Konsumen kini memiliki akses terhadap musik yang sangat luas dengan layanan on-demand music streaming yang turut membentuk perilaku mereka. Produsen juga dapat memproduksi musik lebih mudah dengan bantuan digital audio workstation. Kemudahan yang dibawa oleh transformasi digital ini memungkinkan musisi independen untuk mencapai pasar yang semakin tersegmentasi. Penggemar dari kelompok musik pun akan muncul dan berkemungkinan besar untuk membentuk brand community mereka masing-masing. Perwujudan brand community tersebut dapat ditemui dalam skena musik indie di Indonesia, dalam hal ini adalah Kelelawar sebagai brand community penyuka kelompok musik .Feast. Penelitian ini mengungkap proses pembentukan brand community “Kelelawar” dan praktik mereka sebagai brand community. Praktik ini meliput ritual moshing, pembelian mechandise, berkumpul bersama, sampai pembuatan konten media sosial.

Technological advancement bring a change into the music industry. That applies on consumer and producer side. Consumers nowadays have a wide access into music with help of on-demand music streaming services. The producers also could produce music easier with the help of digital audio workstation. The easiness that bought with the digital transformation enable independent musician to reach more segmented market. The fans of those music groups will emerge and could make their own brand community. The embodiment of that brand community can be found on Indonesia’s indie music scene. This research take Kelelawar as that embodiment as .Feast’s brand community. This research uncover the building process of “Kelelawar” brand community and their practices as a brand community. The practices includes moshing ritual, merchandise buying, get together, until making social media content.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riomanadona Mayastiardy Putra
"Konstruksi identitas musisi independent atau yang lebih dikenal dengan musisi indie, merupakan bentuk idealisme seorang musisi yang ingin menciptakan musik dengan gaya bermusik mereka sendiri. Gaya bermusik yang khas ini kemudian dituangkan dalam bentuk karya musik, yang memilki banyak unsur dari karya-karya gabungan para idola dari sang musisi tersebut. Seringkali karya-karya musisi indie berbeda dengan pakem musik pop pada umumnya. Idealisme yang bebas nilai ekonomi serta memiliki filosofi untuk menciptakan kenyamanan untuk diri sendiri merupakan bentuk ekspresi diri, menjadi identitas dari musisi indie. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana identitas sebagai seorang musisi indie terinternalisasi terhadap jenis musik yang mereka ciptakan, bagaimana pula musisi tersebut melakukan pertimbangan dan penilaian terhadap musik yang menginspirasinya (objektivasi), dan bagaimana musisi tersebut menerima pengalaman sebagai bentuk eksternalisasi identitas sebagai seorang musisi indie. Dengan menggunakan pisau analisis teori konstruksi realitas sosial yang dicetuskan Berger dan Luckman, serta didukung dengan konsep identitas, media sosial, dan musik indie, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan paradigma konstruktivisme. Penggalian data yang dilakukan berdasarkan wawancara mendalam dengan para musisi yang berpartisipasi pada akun YouTube Sounds From The Corner. Pada Hasil penelitian ini menggambarkan internalisasi dari keluarga, teman-teman sekolah, peer group yang berjalan beriringan dengan terpaan dari media. Disini peneliti menemukan bahwa proses eksternalisasi yang terjadi secara berulang di media sosial, ternyata mempercepat konstruksi identitas diri mereka sebagai musisi indie.

The identity construction of independent musicians or better known as indie musicians is a form of idealism for a musician who wants to create music with their own musical style. This distinctive musical style is then expressed in the form of musical works, which have many elements from the combined works of the musician's idols. Often the works of indie musicians differ from the standards of pop music in general. Idealism that is free from economic values and has a philosophy of creating comfort for oneself is a form of self-expression, this has become the identity of indie musicians. This study aims to determine how the identity as an indie musician is internalized to the type of music they create, how the musicians consider and assess the music that inspires them (objectivation), and how the musician accepts the experience as a form of externalization of identity as an indie musician. By using the analysis knife of social reality construction theory coined by Berger and Luckman, and supported by the concept of identity, social media, and indie music, this research is a qualitative research that uses the constructivism paradigm. Data mining was carried out based on in-depth interviews with participating musicians on the YouTube Sounds From The Corner account. The results of this study describe the internalization of family, school friends, peer groups that go hand in hand with exposure from the media. Here the researchers found that the externalization process that occurred repeatedly on social media actually accelerated the construction of their identity as indie musicians."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahransyah
"ABSTRAK
Penggunaan internet sebagai media promosi dan interaksi saat ini meningkat secara drastis, sama halnya dengan yang terjadi pada bentuk promosi dan interaksi terhadap karya musik. Salah satunya pengembangan musik independen yang bersifat bebas, mandiri, dan tidak bergantung dengan sebuah label musik. Namun kelemahan pengembangan musik independen adalah adanya keterbatasan dana untuk melakukan promosi albumnya di pasaran. Oleh sebab itu, banyak musisi indie yang menggunakan media internet sebagai media promosi karyanya, salah satunya melalui media sosial. Beberapa situs internet dan media sosial menyediakan layanan yang memungkinkan musisi indie untuk menyebarkan informasi dari karyanya kepada masyarakat dalam bentuk foto maupun video, salah satunya adalah Instagram. Dua Drum merupakan kelompok musik (band) independen yang memanfaatkan Instagram sebagai sarana promosi dan menjalin interaksi dengan para penggemarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana serta dampak dari promosi melalui Instagram yang dilakukan oleh Dua Drum terhadap karya mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah Dua Drum secara gencar membagikan konten musik dan aktif melibatkan penggemarnya yang membuat karya mereka semakin popular, sehingga penggunaan media sosial Instagram cukup efektif dalam meningkatkan popularitas nama dan karya maupun interaksi di antara musisi independen dengan para penggemarnya.

ABSTRACT
The use of the internet as a media for promotion and interaction is currently increasing drastically, as is the case with the forms of promotion and interaction with musical works. One of them is the development of independent music that is free, independent, and does not depend on a music label. However the weakness of independent music development is that there are limited funds to promote their albums on the market. Therefore, many independent musicians use internet media as a media for promoting their work, one of which is through social media. Some internet sites and social medias provide services that allow independent musicians to disseminate information of their work to the public in the form of photos and videos, one of which is Instagram. Dua Drum is an independent music group that uses Instagram as a means of promotion and interacts with its fans. The purpose of this study was to find out how and the impact of Instagram promotions carried out by Dua Drum on their work. The research method used is descriptive qualitative with data collection technique through observation. The results obtained from this study are that Dua Drum intensively distributes music content and actively engages fans who make their work more popular, so the use of Instagram is quite effective in increasing the popularity of names or musical works and interactions between independent musicians and their fans.

"
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jatmiko Adhi Ramadhan
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas bagaimana perjalanan karir Pas Band sebagai musisi
indie tahun 1993-1998. Pas Band adalah sebuah band yang mengusung genre rock
dengan membawa tema kritik sosial. Pas Band mengawali karir dengan merekam
lagu mereka sendiri (indie). Cara ini ditempuh karena perusahaan major label
pada umumnya menolak karakter musik Pas Band. Setelah proses rekaman
selesai, Pas Band mendistribusikan albumnya dengan sistem titip edar. Hasil
penjualan yang sangat tinggi didapatkan Pas Band, sehingga membuat PT.
Aquarius Musikindo tertarik mengkontrak Pas Band. Kesempatan ini langsung
diterima Pas Band, karena harapan mereka dalam bermusik yaitu menyampaikan
aspirasi dan kritik sosial mereka kepada masyarakat bisa terwujud. Prestasi Pas
Band dalam bermusik menjadikan mereka sebagai pelopor kemunculan musik
indie dalam industri musik Indonesia. Keberhasilan Pas Band dalam bermusik
melahirkan generasi-generasi baru dari musik indie. Idealisme mereka dalam
bermusik banyak ditiru dan mewarnai belantika musik Indonesia.

ABSTRACT
This research tries to explain the life of Pas Band as an indie musician 1993-1998.
Pas Band is a rock band with critic-toward-politic lyrics. Pas Band began their
career with recording their own song (indie). This method they take because
Major Labels cant accept their choice of lyrics, because -- according to the label --
it have no sell potentials. This denial made them go indie. After they produce their
first mini album "For Through The Sap" independently, PT. Aquarius Musikindo
offered them a contract. The success of their mini album moved Aquarius
Musikindo. Pas Band signed the contract, and hoped to publicize their critictoward-
politic lyrics. Another new indie band was formed here and there. That
showed a birth of a generation of indie musician."
2014
S54561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library