Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bella Larasati
"ABSTRAK
Skripsi ini menginvestigasi
bagaimana gaya hidup dan faktor demografis
masyarakat Jakarta mempengaruhi persepsi nilai terhadap merek serta melihat
bagaimana persepsi ini mempengaruhi dorongan atau keinginan untuk membeli
produk Old dan New Luxury kategori pakaian dan alas kaki khususnya pada
kelompok umur 14 hingga 30 tahun atau yang biasa disebut dengan Generasi Y.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan design deskriptif. Hasil
penelitian memberi masukan kepada pengusaha produksi atau retail produk luxury
untuk menggali potensi pasar laki-laki, pasar Jakarta Selatan serta kelas
menengah."
2013
S54247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Amelia
"MUJI. Toko retail dari Jepang yang merupakan kasus yang menarik untuk dikaji yang memiliki indikasi berbenturan nilai antara nilai dari merk (brand value) dengan kebiasaan dan perilaku konsumen Indonesia. MUJI yang seharusnya merupakan barang yang murah namun berkualitas tinggi di negara negara asalnya, ternyata di Indonesia barang barang yang dijual di MUJI tergolong cukup mahal, tokonya pun hanya ada di mall-mall ternama, di jakarta seperti Grand Indonesia, Pondok Indah Mall, dsb.MUJI merupakan salah stau kasus marketing yang menarik dimana MUJI mengklaim merknya sebagai merk tanpa label. Analisis studi kasus MUJI terhadap konsumen dewasa muda indonesia akan menjabarkan dan mencari tahu customer perceived value yang diterima.

MUJI, a japanese retail store is one of unique examples of brand that competing with other brands in the market. MUJI, a brand with no brand, had a very different values from their (consumers) own values. In which indonesian consumers are more brand oriented, a product with a tag on it. In Indonesia, MUJI’s product is sell at a very high price for household products. It also only located only in major shopping malls like Grand Indonesia, Pondok Indah Mall, Plaza Indonesia, PVJ, etc. MUJI’s high end image in Indonesia is a marketing paradox along with its own values and philosophy : a brand with no brand. This study aims to investigate the customer perceived value, what the young adult indonesian consumers actually get from buying MUJI’s product from both sides brand perspective and consumer perspective. To gain consumer insight why MUJI was survive the indonesian market.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Cahyo Kusuma Wardana
"Dewasa ini, marak beredar pemberitaan mengenai dampak konsumsi minuman berkarbonasi jangka panjang di media online, Coca-Cola mencoba memotivasi konsumen dengan mengubah pendekatannya, agar konsumen tetap mengonsumsi Coca-Cola meski telah mengetahui dampak jangka panjangnya. Berbekal analisis konsumen mendalam terhadap pasar dan biaya pemasaran yang besar, Coca-Cola mencoba mengubah cara pandang negatif konsumen terhadap produknya. Permasalahan yang dibahas dalam jurnal ini adalah apa yang memotivasi konsumen untuk terus mengonsumsi Coca-Cola, serta apa yang dilakukan oleh pihak terkait untuk dapat mengantisipasi dampak dari tingginya konsumsi minuman berkarbonasi di Indonesia.
Tujuan penulisan jurnal ini adalah mengetahui jenis pemasaran apa yang digunakan Coca-Cola untuk memotivasi konsumen untuk terus mengonsumsi Coca-Cola, juga mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi dampak dari tingginya tingkat konsumsi minuman berkarbonasi di Indonesia. Jurnal ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan mampu membuka mata pembaca terhadap penerapan analisis konsumen dalam bisnis minuman berkarbonasi di Indonesia. Jurnal ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada pekerja di bidang komunikasi dapat mengembangkan cara-cara untuk dapat memotivasi dalam proses komunikasi.
Teori yang digunakan untuk menganalisa permasalahan tersebut adalah teori analisis konsumen dan teori pemasaran. Penulisan jurnal ini menggunakan metode deskriptif dan studi kepustakaan. Jurnal ini dalam penulisannya mengandalkan data sekunder yang diperoleh dari berbagai macam sumber sebagai referensi penulisan.
Hasil dari pembahasan jurnal ini adalah kolaborasi teknik analisis konsumen dengan pemasaran yang baik berhasil mengembalikan loyalitas konsumen Coca-Cola, serta tengah dilakukannya pengkajian mengenai pengenaan tarif cukai terhadap minuman berkarbonasi oleh pemerintah Indonesia untuk menanggulangi dampak dari tingginya angka konsumsi minuman berkarbonasi di Indonesia.

Nowadays, there are so many news about the impact of long-term consumption of carbonated beverages in online media, Coca-Cola tried to keep motivating the consumers by changing their approach, so that consumers will continue to consume Coca-Cola even though they are already know the impact of consuming it in long-term. With a deep consumer analysis and a huge marketing budget, Coca-Cola tried to change the negative perception of consumers towards their products. Problems examined in this paper is what motivates the consumers to continue consuming Coca-Cola, and what was done by the government to be able to anticipate the impact from the high consumption numbers of carbonated drinks in Indonesia.
This paper aims to find out what kind of marketing Coca-Cola used to motivate their consumers to continue consuming Coca-Cola, also know what is being done by the government to anticipate the impact from the high consumption numbers of carbonated drinks in Indonesia. This paper is expected to enrich the knowledge and being able to open the eyes of the reader to the application of consumer analysis in carbonated beverage business in Indonesia. The paper is also expected to provide input to the workers in the field of communication, they can develop another ways to motivate in the communication process.
Theories used in analyzing the problem are consumer analysis theory and marketing theory. . This paper is written in descriptive method and literature review based, which relies the secondary data collected by many sources as writing reference.
The results of this paper is a great collaboration between consumer analysis techniques and good marketing that successfully restore the Coca-Cola consumer’s loyalty, and also an assessment is being conducted regarding the imposition of excise rates, for carbonated beverages by the Indonesian government to mitigate the impact from the high consumption numbers of carbonated drinks in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Inggit Sekar Madu Siwi
"Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan internet sekarang ini, media sosial telah menjadi sarana komunikasi, sumber informasi, dan pemasaran merek yang strategis bagi perusahaan, salah satunya dengan digital influencer. Sebagai online opinion leader, opini dan rekomendasi digital influencer mampu mempengaruhi persepi para pengikutnya. Namun beberapa hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa tingkat popularitas digital influencer belum tentu sebanding dengan tingkat pengaruh yang dapat diberikan kepada pengikutnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perceived influence Tasya Farasya sebagai mega-influencer produk kosmetik Indonesia terhadap purchase intention pengikutnya pada produk kosmetik merek Maybelline melalui brand engagement in self-concept dan brand expected value sebagai variabel mediasi. Pendekatan penelitian kuantitatif dengan sampel sebanyak 220 orang melalui kuesioner online Gform dengan metode non probabilita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived influence berpengaruh positif secara langsung terhadap purchase intention; perceived influence berpengaruh positif terhadap purchase intention melalui brand engagement in self-concept dan brand expected value, serta brand engagement in self-concept berpengaruh positif terhadap brand expected value. Rekomendasi penelitian agar Maybelline mempertahankan penggunaan influencer yang memiliki keahlian di bidang produk kosmetik seperti Tasya Farasya serta meningkatkan pertimbangannya untuk memilih influencer yang memiliki kemampuan persuasif yang tinggi dalam mempengaruh persepsi pengikutnya.

Along with the development of communication technology and the internet nowdays, social media has become a means of communication, a source of information, and strategic brand marketing for companies, one of which is digital influencers. As an online opinion leader, digital influencers' opinions and recommendations are able to influence the perceptions of their followers. However, some previous research results state that the level of popularity of digital influencers is not necessarily proportional to the level of influence that can be given to their followers. Therefore, this research aims to analyze the effect of Tasya Farasya's perceived influence as a mega influencer on the purchase intention of Maybelline cosmetic products by her followers on Instagram through brand engagement in self-concept and brand expected value as a mediating variable. A quantitative research approach with a sample of 220 people through an online google form questionnaire with a non-probability method. The results shows that perceived influence had a direct positive effect on purchase intention; perceived influence has a positive effect on purchase intention through brand engagement in self-concept and brand expected value; and brand engagement in self-concept has a positive effect on brand expected value. This study recommends that Maybelline maintain the use of influencers who have expertise in cosmetic products such as Tasya Farasya and increase their consideration in choosing influencers who have high persuasive abilities in influencing the perceptions of their followers."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library