Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitti Zarisma
"Penulisan ini berfokus terhadap masalah penyesuaian diri remaja bina asuh yang baru memasuki Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) terhadap aturan, kegiatan, teman dan pengasuh. Topik ini penting untuk karena remaja bina asuh yang belum berhasil menyesuaikan diri akan menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai LKSA. Penulisan dilakukan pada tahun 2021 pada masa pandemi COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan pustaka terhadap sumber literatur seperti jurnal, buku, dan penelitian terkait remaja yang melakukan penyesuaian diri di berbagai lembaga kesejahteraan sosial anak. Karya akhir ini menganalisis bagaimana penyesuaian diri dan perubahan perilaku serta faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian diri remaja bina asuh. Dari tujuh penelitian yang telah dianalisis, lima diantaranya menyatakan remaja dapat menyesuaikan diri dengan baik dan menunjukkan perubahan perilaku yaitu menaati peraturan dan kegiatan yang ada di LKSA, mampu berinteraksi dengan membangun hubungan yang harmonis dengan teman sebaya serta dapat menghormati pengasuhnya. Sedangkan dua penelitian menyatakan bahwa remaja bina asuh belum bisa menyesuaikan diri di LKSA dengan menunjukkan perilaku yang masih melanggar aturan dan tidak mengikuti kegiatan di LKSA. Hal tersebut disebabkan oleh faktor internal dan juga faktor eksternal yang memengaruhi remaja dalam menyesuaikan diri. Faktor internal terdiri dari karakteristik kepribadian, pengalaman mengatasi masalah dan kondisi emosi, inteligensi, konsep diri, self compassion. Adapun faktor eksternal-nya adalah jaringan dukungan pribadi yang terdiri dari dukungan keluarga dan teman sebaya, serta faktor sumber daya dan layanan

This research focuses on the problem of self-adjustment of adolescents to the rules, activities, friends and caregivers at the orphanages. This topic is important to analyze because adolescents who have not managed to adjust will show behavior which is not in accordance with orphanage’s norms and values. This study was conducted in 2021 during the COVID-19 pandemic. The research method used is literature review, where the writer analyzes various iteratures such as journals, books, and related reports to form a conclusion. This is done so that the authors can reach various data on how adolescents can make self- adjustments in various child social welfare institutions. First, the authors analyze how self-adjustment and changes in adolescent behavior while in social institutions. Then, the author analyzes what factors influence adolescent self-adjustment. Of the seven studies that have been analyzed, five of them stated that adolescents can adjust well and show behavioral changes, namely obeying the rules and activities in institution, being able to interact by building harmonious relationships with peers and being able to respect their caregivers. Meanwhile, two studies stated that adolescents have not been able to adjust with institution showing behavior that still violates the rules and does not participate in activities. This is caused by internal and external factors that affect adolescents in adjusting. Internal factors consist of personality characteristics, problem solving experience, intelligence, self concept, and self compassion. The external factor is a personal support network consisting of family and peer support, and resource and service factors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Ernestine Larasati
"Skripsi ini membahas aspek privasi dipanti asuhan dalam konteks hunian yang berbeda fasilitas dan sistem asuhannya, yakni hunian tipe rumah-rumah kecil atau cottages dan hunian berderet atau tipe asrama. Perbedaan terletak dalam pola huniannya. Pertanyaan yang muncul adalah apakah konsep privasi dapat dicapai individu yang berbeda berada dalam satu bentuk hunian yang berkelompok. Untuk itu, studi teori ini tentang privasi yang dapat menjelaskan baik kondisi privasi yang seklusif maupun dalam kondisi publik atau berkerumun (crowding).Tujuan studi ini adalah untuk mempelajari konsep privasi dalam aspek spasialitas - yakni konsep ruang privat bagi anak-anak remaja, di panti asuhan yang berbeda konsep dan bentuk arsitekturalnya.
Observasi dan wawancara dilakukan untuk memahami tercapainya privasi di kedua tipe hunian panti asuhan. Hasil ini menunjukkan bahwa proses ‘memprivatisasi’ ruang tidak hanya terjadi di ruang privat tetapi juga di ruang publik atau bersama. Hal iniditunjukkan oleh anak-anak remaja melalui personalisasi ruang dengan tanda-tanda tertentu di dalam ruang ataupun penempatan area dengan situasi tertentu.

This thesis explains aspect of privacy in the orphanage in context of dwelling with different facilities and care systems, which are type of small houses or cottages and lined residential or dormitory type. The difference is in the pattern of that forms. The question is whether a concept of privacy can be achieved by different individuals in the form of residential groups. Therefore, theoretical studies are about privacy that can explain both seclusive private and in public or crowding conditions. The purpose of this study is to learn the concept of privacy in the aspect of spatiality - the concept of private space for teenagers, in the orphanage with different concepts and form of architectural.
Observation and interview are conducted to understand the achievement of privacy in both types of residential orphanage. The results show that the process of 'privatization' of space not only in the private but also in public or shared spaces. It is shown by teenagers through space personalization with certain signs in the room or placement of area in particular situation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deden Djuanda
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang proses pelayanan anak asuh pada Panti Sosial Asuhan Anak "Bayi Sehat" Muhammadiyah dan kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pelayanan tersebut. Penelitian ini dilatar belakangi oleh peran organisasi sosial yang menonjol dalam menangani permasalahan anak terlantar khususnya yang dilakukan oleh Yayasan Muhammadiyah. Berdasarkan konsistensi dan peran Muhammadiyah dalam ikut menangani permasalahan anak terlantar melalui pendirian panti-panti yang ada, maka penelitian mencoba mengkaji proses pelayanan yang dilakukan oleh salah satu panti yang bemaung dibawah Yayasan Muhammadiyah yaitu PSAA "Bayi Sehat " Bandung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai proses pelayanan yang dilakukan serta kendalakendalanya berdasarkan kebijakan yang sudah diterapkan oleh lembaga maupun berdasarkan praktek terbaik menurut perspektif proses pertolongan dalam pekerjaan sosial. Data-data tersebut diperoleh melalui pars informan melalui teknik penarikan non random sampling secara purposive yang meliputi pimpinan/staf, para pengasuh dan anak asuh yang ada. Untuk mengumpulkan data dari para informan peneliti menggunakan teknik wawancara tidak berstruktur (indepth interview), observasi dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pelayanan terhadap anak asuh yang dilakukan dalam panti mengacu pada apa yang telah digariskan dalam kebijakan lembaga dalam hal ini pedoman yang dibuat oleh PP Muhammadiyah, walaupun dalam beberapa hal masih perlu adanya penyempurnaan-penyempumaan sehingga pelayanan yang dilakukan lebih optimal. Sedangkan berdasarkan standar praktek pekerjaan sosial, maka tahapan yang dilakukan maupun prinsip-prinsip yang terkandung didalamnya pada dasarnya sudah terpenuhi walaupun pada beberapa aspek masih perlu peningkatan serta pada pelaksanannya terlihat adanya penyesuaian dengan keadaan maupun karakteristik anak asuh yang ada. Karakteristik yang menonjoI dimana anak asuh yang ada sebagian besar merupakan anak asuh yang berada di panti sejak bayi sehingga proses pelayanan memiliki karakteristik tersendiri dalam pelaksanaannya Keadaan tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap proses pelayanan yang dilakukan. Hat ini terlihat dalam proses rujukan, pembinaan maupun pemutusan pelayanan yang dilakukan sehingga menyebabkan munculnya sebagian kendala-kendala yang disebabkan karakteristik anak asuh tersebut antara lain identitas anak yang tidak jelas dan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap panti.
Upaya proses pelayanan juga terlihat dari upaya pemenuhan kebutuhan anak asuh yang meliputi kebutuhan jasmani/kesehatan, pendidikan, mental keagamaan dan sosial yang merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi sehingga dapat hidup secara wajar sebagaimana layaknya anak-anak dalam keluarga normal. Pada pelaksanaannya pembinaan yang dilakukan untuk balita lebih menekankan pada upaya perawatan jasmani dan kesehatan serta tumbuh kembang anak secara wajar. Kendala-kendala yang dihadapi menyangkut masalah internal yaitu berupa kondisi fisik, emosional dan intelektuaI anak serta masalah eksternal berupa kuantitas dan kualitas petugas.
Walaupun pelayanan yang dilakukan telah memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan anak asuh tetapi untuk lebih meningkatkan pelayanan yang diberikan, maka beberapa upaya perlu dilakukan yaitu dengan pelaksanaan proses monitoring yang lebih optimal dan mengacu pads rencana pelayanan yang tidak hanya terbatas pada pedoman secara umum, tetapi hendaknya tujuan baik antara maupun akhir ditentukan ukuran yang secara spesifik guna memantau perkembangan klien secara sistematis berdasarkan tujuan pembinaan itu sendiri serta efek intervensi yang dilakukan, dan dalam proses pembinaan sebagai bagian pelaksanaan rencana pemecahan masalah diperlukan keterlibatan para profesional yang lebih intensif sehingga peran pengasuh lebih terbantu dalam proses pembinaan anak asuh. Upaya ini dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas tenaga melalui pelatihan atau melibatkan tenaga profesional pemerintah untuk diperbantukan sehingga masalah kekurangan dana relatif bisa terpecahkan. Adapun dalam proses terminasi, terkait dengan kesiapan anak asuh maka pembinaan melalui pemberian keterampilan hendaknya diberi kesempatan untuk memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih luas sehingga memudahkan proses penyaluran dan terminasi. Dengan demikian maka tujuan proses pembinaan yang dilakukan dapat dicapai secara optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Rizki Pontania
"Penelitian ini membahas tentang program intervensi bercerita menggunakan flannelboard stories untuk meningkatkan pemahaman empati pada anak usia dini di Panti Asuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas bercerita menggunakan flannelboard stories dalam meningkatkan pemahaman empati pada anak usia dini di Panti Asuhan. Partisipan untuk penelitian ini terdiri dari 25 anak usia dini yang tinggal di Panti Asuhan X. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Empathy Scale for Children (ESC) yang berfungsi untuk mengukur tingkat pemahaman empati pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan disain penelitian eksperimental dengan bentuk one group pre-test post-test design.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan 2 related sample t-test, khususnya teknik Wilcoxon, didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan yang signifikan antara pre-test dan post-test 1 (Z= 4.318, p < 0.01) artinya terdapat peningkatan pemahaman empati anak setelah program intervensi dilakukan. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa bercerita menggunakan flannelboard stories terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman empati pada anak usia dini. Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak melakukan randomisasi dalam pengelompokan partisipan, evaluasi pada setiap akhir sesi sebaiknya dilakukan secara individu, validasi pemilihan alur cerita oleh ahli, dan ketidakhadiran observer ketika program intervensi berlangsung. 

This research presented an intervention program of storytelling using flannelboard stories to increase the understanding of empathy in early childhood in orphanage. The purpose of this research is to look at the effectiveness of storytelling using flannelboard stories to increase the understanding of empathy in early childhood in orphanage. The research`s respondents comprised of 25 children who live in the Orphanage X and were measured using Empathy Scale for Children (ESC) which is used to measure children`s understanding of empathy. The research design in this study was a group pre-test post-test design.
Based on the results of statistical tests using 2 related t-test samples, specifically the Wilcoxon technique, it was found that there was a significant increase between pre-test and post-test 1 (Z = 4,318, p <0.01). The results of this research analysis prove that storytelling using flannelboard stories is effective in increasing the understanding of empathy in early childhood in orphanage. Limitations of this study are lack of randomization in assigning the participant into groups, group evaluation at the end of each session, the storyline could have been assessed by experts prior to the research, and the absence of the observer during intervention program. 
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Rachmawati
"Peningkatan populasi lansia di perkotaan menyebabkan tingkat ketergantungan lansia terhadap populasi produktif meningkat khususnya pada munculnya masalah nyeri kronik. Terapi nonfarmakologi merupakan intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri, salah satunya adalah terapi pijat tangan. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah nyeri kronik menggunakan intervensi unggulan pijat tangan. Intervensi ini dilakukan tiga kali dalam seminggu selama lima minggu. Setiap kali intervensi, pemijatan dilakukan selama 16 menit. Nyeri kronik dikaji dengan menggunakan McGill Pain Questionnaire. Hasilnya adalah skor McGill Pain Questionnaire mengalami rerata penurunan satu tingkat yaitu dari nyeri berat skor=3 menjadi nyeri sedang skor=2 atau nyeri sedang menjadi nyeri ringan skor=1 atau bahkan tidak nyeri skor=0 . Selain itu, tanda-tanda vital-vital klien juga menurun dari sebelum pemijatan ke setelah pemijatan dan 30 menit setelah pemijatan. Oleh karena itu, pijat tangan ini diharapkan dapat menjadi alternatif intervensi yang dapat digunakan perawat untuk mengatasi masalah nyeri kronik pada lansia di panti.

Increasing the elderly population in urban areas leads to the degree of dependence of the elderly on the productive population increased especially in the emergence of chronic pain problems. Nonpharmacology therapy is a nursing intervention to treat pain, one of which is hand massage therapy. This final scientific work aims to analyze the nursing care of the elderly with chronic pain problems using superior interventions of hand massage. This intervention is done three times a week for five weeks. Each time the intervention, massage done for 16 minutes. Chronic pain is assessed using McGill Pain Questionnaire. The result is a score of McGill Pain Questionnaire experiencing a mean decrease of one level ie from severe pain score 3 to moderate pain score 2 or moderate pain to mild pain score 1 or even pain score 0. In addition, the client 39 s vital signs also decreased from before the massage to after the massage and 30 minutes after the massage. Therefore, this hand massage is expected to be an alternative intervention that nurses can use to overcome the problem of chronic pain in the elderly in the orphanage."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbullah
"Panti Sosial Asuhan Anak sebagai institusi pengganti fungsi keluarga diharapkan mampu memainkan peranannya dalam membina dan mengasuh anak-anak yang karena sesuatu dan lain hal mengalami kondisi keterlantaran. Salah satu kondisi kehidupan dalam panti yang mendukung atau menghambat perkembangan kepribadian anak adalah mutu pengasuhan yang diberikan oleh para pengasuh. Itulah yang melatarbelakngi penulis untuk melakukan kajian tentang praktik pengasuhan anak yang selama ini dilakukan di panti-panti sosial asuhan anak. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam pengkajian tersebut berangkat dari 7 (tujuh) prinsip pengasuhan anak, yaitu keakraban, kepedulian, kebebasan, kemandirian, kedisiplinan, kestabilan emosi, dan realistik.
Bertalian dengan itu, maka penelitian ini bertujuan memperoleh data yang berkaitan dengan penerapan prinsipprinsip pengasuhan tersebut dalam praktik pengasuhan anak, dan bagaimana tanggapan mengenai penerapan prinsip-prinsip pengasuhan tersebut, serta bagaimana kaitannya dengan perumusan dan pengembangan program pendidikan dan pelatihan. Sehingga dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penyusunan rencana dan prorgam pelatihan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM), khususnya pengelola dan pengasuh Panti-Panti Sosial Asuhan Anak.
Penelitian ini dilakukan pada enam buah panti sosial yang secara geografis dapat mewakili seluruh panti sosial yang ada di Kalimantan Selatan, yakni PSAA Budi Rahayu di Amuntai, Putera Harapan di Barabai, Budi Akhlaqul Karimah di Rantau, PSAA Puteri Harapan Ibu di Banjarmasin, Budi Mulia di Banjarbaru, dan Harapan Rita Tamban Barito Kuala, dengan jumlah responden sebanyak 30 orang pengasuh dan 90 orang anak asuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa prinsip-prinsip pengasuhan anak yang menjadi kerangka pemikiran dalam penelitian ini pada dasarnya telah dilaksanakan oleh para pengasuh di panti-panti sosial ini yang terimplementasi dalam beberapa bentuk perlakuan pengasuh terhadap anak-anak asuh. Hanya raja secara teoritis para pengasuh belum tahu atau bahkan sama sekali tidak tahu, bahwa yang mereka praktikkan selama ini adalah penerapan prinsip-prinsip pengasuhan dimaksud. Hal ini, mungkin saja disebabkan sebagian besar (46,67%) dari pengasuh belum pernah mengikuti diktat yang berkaitan dengan pengasuhan anak maupun pelayanan panti.
Berdasarkan pandangan pengasuh dan anak asuh terdapat kesenjangan dalam beberapa perlakuan yang diberikan oleh pengasuh kepada anak-anak asuh. Kesenjangan dimaksud adalah antara kenyataan yang diberikan oleh para pengasuh dengan kenyataan yang dirasakan dan dialami oleh anak-anak asuh. Kesenjangan dalam penerapan prinsip-prinsip tersebut, memerlukan adanya penyelarasan dan penyesuaian sehingga ada peningkatan wawasan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap prinsip-prinsip pengasuhan anak tersebut melalui 2 (dua) jenjang pelatihan bagi pengasuh panti, yakni pelatihan teknis tingkat dasar dan pelatihan teknis tingkat pengembangan, dengan muatan materi tentang profesi dan praktik pekerjaan sosial. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja pelayanan dan pengasuhan di Panti-Panti Sosial Asuhan Anak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T2518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Awwalisa Sarfinah
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat besaran kontribusi perceived social support terhadap subjective well-being pada remaja panti asuhan di Jakarta. Remaja panti asuhan dipilih karena mereka menghadapi kondisi kehidupan yang berbeda dengan remaja secara umum. Partisipan dalam penelitian ini adalah 130 remaja berusia 11 ndash; 21 tahun yang berasal dari 11 panti di Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan meminta partisipan untuk mengisi kuesioner perceived social support dan subjective well-being. Perceived social support diukur dengan menggunakan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support yang dikembangkan oleh Gregory D. Zimet 1988 . Subjective well-being diukur dengan menggunakan dua alat ukur yang berbeda. Alat ukur Satisfaction With Life Scale yang disusun oleh Ed Diener 1985 digunakan untuk mengukur komponen kognitif kepuasan hidup. Alat ukur Positive Affect and Negative Affect Schedule PANAS yang dikembangkan oleh Watson, Clark, Tellegan 1988 digunakan untuk mengukur afeksi positif dan negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceieved social support berkontribusi secara signifikan terhadap komponen afeksi positif subjective well-being R2 = 0,146, p = 0,000, namun tidak berkontribusi secara signifikan terhadap komponen kognitif kepuasan hidup subjective well-being R2 = 0,019, p = 0,328 dan terhadap komponen afeksi negatif subjective well-being R2 = 0,027, p = 0,478. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi perceived social support yang dimiliki oleh remaja panti asuhan, maka semakin tinggi juga afeksi positif subjective well-being yang dimilikinya.

This research paper is conducted to investigate the contribution of perceived social support in subjective well being among the orphanage adolescents in Jakarta. The adolescent orphanages are selected because they have different living conditions with adolescents in general. The research subjects are 130 adolescents between 11 ndash 21 years old who lived in 11 orphanage in Jakarta. The data is collected by asking participants to fill out perceived social support and subjective well being questionnaires. Perceived social support was measured by Multiple Scale of Perceived Social Support constructed by Gregory D. Zimet 1988. Subjective well being was measured using two different instruments. Cognitive component life stastisfaction of subjective well being was measured by Satisfaction With Life Scale constructed by Ed Diener 1985. Affective component positive and negative affection was measured by Positive Affect and Negative Affect Schedule PANAS constructed by Watson, Clark, Tellegan 1988 . The result of this research showed that perceived social support has significantly contributed to positive affect component of subjective well being R2 0,146, p 0,000 but perceived social support has no significant contribution to cognitive component or life satisfaction R2 0,019, p 0, 0,328 and negative affect component of subjective well being R2 0,027, p 0,478. These results indicate that the higher perceived social support they feel, the higher positive affect of subjective well being they have."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Irawati Ismail
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetty Elitasari Tjipsastra
"Menimbang bahwa anak dan pemuda merupakan kekuatan yang mempunyai potensi besar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara, serta merupakan sumber tenaga kerja yang produktif di masa mendatang. Mereka merupakan modal pembangunan yang harus digarap dengan efektif dan efisien. Namun, kenyataan menunjukkan masih terdapat sejumlah besar anak-anak terlantar yang karena keadaan keterlantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya sehingga tidak mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan. Salah satu usaha pemerintah menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak terlantar adalah mendirikan panti sosial yang salah satunya adalah panti asuhan.
Mengingat bahwa panti asuhan dengan sistem asrama, di mana anak asuh dikelompokkan dalam jumlah besar dengan hanya satu atau beberapa petugas yang bertindak sebagai bapak/ibu pengaruh. Serta kurang intensif dan kurang merata pengawasan dan bimbingan yang diberikan kepada anak-anak. Kiranya hal tersebut mempengaruhi perkembangan anak asuh dan berdampak tertentu pada anak-anak panti asuhan, yang mungkin menyebabkan adanya perbedaan dari anak-anak yang diasuh dalam keluarga.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara anak-anak panti asuhan dan anak yang diasuh dalam keluarga dalam konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi belajar serta apakah terdapat hubungan antara konsep diri, motivasi berprestasi dengan prestasi belajar. Melalui kajian teoritis mengenai panti asuhan, masa remaja, konsep diri, motivasi berprestasi, pengaruh keluarga terhadap konsep diri dan motivasi berprestasi serta prestasi belajar, diajukan 6 hipotesis yang dijui pada 60 orang sampel yang terdiri dari 30 anak yatim piatu dan 30 anak yang diasuh dalam keluarga.
Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri, motivasi berprestasi serta prestasi belajar anak-anak panti asuhan dengan anak-anak yang diasuh dalam keluarga. Serta tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar, juga tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar serta tidak ada hubungan yang signifikan pula antara konsep diri, motivasi berprestasi dengan prestasi belajar.
Penemuan terpenting dari hasil penelitian ini adalah terdapatnya hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi dan hubungan yang signifikan pula antara inteligensi dengan prestasi belajar. Setelah hasil penelitian ini didiskusikan, tesis ini ditutup dengan saran-saran praktis bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang ini serta saran-saran praktis bagi para pengasuh anak/para orangtua mengenai pentingnya kebutuhan akan konsep diri yang positif agar seorang anak termotivasi berprestasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T9140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>