Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teuku Muhammad Riefky Hasan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari implementasi atau penerapan sistem kliring tersentralisi melalui Central Counterparty Clearing House CCP pada produk Over-the-Counter OTC Derivatif terhadap risiko sistemik di negara-negara yang telah menerapkan sistem CCP pada produk OTC Derivatifnya. Negara-negara tersebut termasuk Brazil, Amerika Serikat, Meksiko, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Australia, Korea Selatan, China dan Hong Kong. Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan data panel selama kurang lebih tujuh tahun yaitu dari Juli 2009 hingga November 2016 menggunakan data harian. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan proses kliring melalui CCP pada produk OTC Derivatif secara signifikan mempengaruhi risiko sistemik di suatu negara dimana setelah adanya penerapan CCP pada produk OTC Derivatif risiko sistemik di negara tersebut menurun secara signifikan. Penelitian ini juga menemukan bahwa faktor dinamika pasar modal di suatu negara berpengaruh signifikan terhadap risiko sistemik di suatu negara.
ABSTRACT
This study aims to examine the impact of implementation of centralize clering system by Central Counterparty Clearing House CCP on Over the Counter OTC Derivatives product towards systemic risk in countries which implemented the system. These countries are Brazil, United States, Mexio, United Kingdom, France, Germany, Italy, Japan, Australia, South Korea, China and Hong Kong. This study uses panel data methodology, using annual data for a more than 7 years from July 2009 until November 2016 using daily basis data. The results of the study show that the implementation of CCP on OTC Derivatifs product significantly affects country rsquo s systemic risk which after the implementation of CCP on OTC Derivatifs product, country rsquo s systemick risk decrase significantly. This study also finds that dynamics of stock market factor significantly affect country rsquo s systemic risk.
2017
S66535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loll, Leo M.
Englewood Cliffs: Prentice-Hall, 1973
332.6 LOL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Crisselda Meglim
Abstrak :
ABSTRAK
Pasar industri farmasi obat bebas telah berkembang selama 10 tahun terakhir di Indonesia dan situasi ini diperkirakan akan terus berlanjut. Potensi peningkatan permintaan hingga 8,5% per tahun. Perusahaan harus tetap menerapkan langkah dan strategi inisiatif untuk mengembangkan produk baru agar tetap kompetitif. Penjadwalan pengembangan produk baru akan menghadapi berbagai risiko berbeda yang dapat mempengaruhi dan mengganggu waktu penyelesaian pada jadwal yang telah direncanakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko jadwal pengembangan produk baru di industri farmasi obat bebas sebagai referensi untuk mencegah kegagalan pada penjadwalan kegiatan sejenis. Studi ini menggabungkan metode Bayesian Network dan simulasi Monte Carlo untuk menyusun penilaian risiko terintegrasi yang berdampak pada target penyelesaian aktivitas pengembang produk. Ada 3 risiko utama yang teridentifikasi untuk diprioritaskan, yaitu keterlambatan proses pemilihan pemasok, implementasi proses yang tidak berkualitas, dan panjangnya waktu yang diperlukan importase bahan. Simulasi Monte Carlo iterasi 1000 menghasilkan kemungkinan terbesar pengembangan produk baru obat bebas ini akan selesai dalam 37 bulan dengan kemungkinan 15,5%. Total kemungkinan penyelesaian antara 35-37 bulan pada iterasi ini adalah 40,2%.
ABSTRACT
Market of over-the-counter pharmacy industry has been growing during the last 10 years in Indonesia and this situation is predicted to continue. The potential increase of demand is up to 8.5% per year. Manufacturer should keep their initiative action and strategy to develop a new product to stay competitive. New product development project faces different risks that could influence and interrupt completion at planned timeline. This study aims to construct project risk management of new product development in over-the-counter pharmacy industry as a reference to prevent identical failure in concurrent project. This study combines Bayesian Network and Monte Carlo simulation method to construct risk assessment for aggregated risk which impact on the completion target of the project. There are 3 major risks has been identified to be prioritized, which are delay in supplier selection, not qualified implementation process, and long lead time required for importation of materials. Monte Carlo Simulation under 1000 iteration results in most possible completeness of new product development within 37 months (15.5%). Total probability to complete within 35-37 months is 40.2%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Gitawati
Abstrak :
Household storage of pharmaceutical is world-widely practice, including in Indonesia. The purpose of this study was to obtain the pattern of medicine storage, the sources and reasons of medicine kept in households. A cross- sectional survey was conducted on October 2011, involving 250 adult household respondents, randomly selected from three subdistricts in North Jakarta, and have approved the written consents, and interviewed with structured questionnaire. Data were performed in univariate and bivariate analysis with chi square test. The majority of household (82%) stored drugs at home; analgesic-antipyretic nonsteroidal anti-inflammatory was the type of drugs kept by mostly (76.1%) of household. Out of 1001 stored drugs for- mulation encountered, about 31% were ethical drugs, mostly (64.8%) ob- tained from authorized pharmacies, purchased without prescription (71.9%), kept for future use (37.6%), and were leftover medicines (31.6%). Among the leftovers, 39.2% were ethical drugs including anti infective agents (31.5%). The leftover ethical medicines and anti infective agents could be indicated as inappropriate storage of pharmaceuticals and may lead to drug related problems.

Penyimpanan obat di rumah tangga banyak dilakukan oleh masyarakat, na- mun tidak banyak informasi bagaimana obat disimpan dan digunakan oleh rumah tangga di Indonesia. Penelitian ini bertujuan memperoleh data pola obat di rumah tangga, sumber mendapatkannya, dan alasan obat disimpan. Survei potong-lintang dilakukan pada Oktober 2011, melibatkan secara acak 250 responden rumah tangga dewasa dari tiga kecamatan di Jakarta Utara yang dipilih purposif dan bersedia diwawancarai dengan menan- datangani informed consent. Kuesioner terstruktur digunakan untuk mem- peroleh data obat. Dilakukan analisis data univariat dan bivariat dengan uji kai kuadrat. Mayoritas responden (82%) menyimpan obat, dengan jenis obat terbanyak analgesik-antipiretik dan anti-inflamasi nonsteroid (76,1%). Dari 1001 produk obat yang disimpan, 31% adalah obat etikal. Sebagian besar obat tersebut (64,8%) diperoleh dari apotek, dibeli tanpa resep dok- ter (71,9%), dan sengaja disimpan untuk persediaan jika sakit (37,6%) ser- ta merupakan obat sisa resep (31,6%). Diantara obat sisa resep, sejumlah 39,2% adalah obat etikal, diantaranya termasuk anti-infeksi (31,5%). Adanya penyimpanan obat sisa resep berupa obat etikal dan anti-infeksi menggambarkan penyimpanan obat yang irasional dan dapat memicu masalah terkait obat termasuk risiko terjadinya medication error.
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Diva Mahastra Putri
Abstrak :
Latar Belakang Di masa pandemi COVID-19, terjadi peningkatan suatu isu kesehatan yaitu swamedikasi obat bebas di kalangan masyarakat. Hal ini dikaitkan dengan persepsi sehat yang dimiliki oleh setiap individu sehingga memicu perilaku swamedikasi. Hingga saat ini, belum diketahui hubungan antara persepsi kesehatan umum dengan swamedikasi obat bebas pada subjek pasca COVID-19. Metode Di masa pandemi COVID-19, terjadi peningkatan suatu isu kesehatan yaitu swamedikasi obat bebas di kalangan masyarakat. Hal ini dikaitkan dengan persepsi sehat yang dapat diukur menggunakan The Short Form 36 Health Survei Questionnaire (SF-36) dan dimiliki oleh setiap individu sehingga memicu perilaku swamedikasi. Hingga saat ini, belum diketahui hubungan antara persepsi kesehatan umum dengan swamedikasi obat bebas pada subjek pasca COVID-19. Hasil Sebagian besar persepsi kesehatan umum pada subjek pasca COVID-19 di Kelurahan Panjunan, Cirebon adalah baik. Pada penelitian ini diketahui proporsi responden pasca COVID-19 yang pernah melakukan swamedikasi obat bebas selama 6 bulan terakhir adalah 61 responden (71,8%). Analisis antara persepsi kesehatan umum dan perilaku swamedikasi obat bebas subjek pasca COVID-19 di Kelurahan Panjunan Cirebon dan sekitarnya dengan Uji Fisher yang menunjukkan nilai p=0,029 (OR 5,647; 95% CI 0,693- 45,973) yang menunjukkan adanya hubungan signifikan. Kesimpulan Terdapat hubungan signifikan antara persepsi kesehatan umum dan perilaku swamedikasi obat bebas subjek pasca COVID-19 di Kelurahan Panjunan Cirebon dan sekitarnya dengan Uji Fisher yang menunjukkan nilai p=0,029 (OR 5,647; 95% CI 0,693-45,973). Alasan utama responden melakukan swamedikasi adalah karena hemat waktu. ......Introduction During the COVID-19 pandemic, an increasing of a health issue is detected which causes an increasing of self-medication behavior of over-the-counter drugs among the public. This is associated with the decreased quality of life in post COVID-19 patients which can be measured by The Short Form 36 Health Survei Questionnaire (SF-36) about the perception of health that each individual has, thus triggering self-medication behavior. Until now, there is no known relationship between general health perceptions and over- the-counter drug self-medication in post-COVID-19 subjects. Method This research was conducted by collecting samples using consecutive sampling method and cross-sectional methods with 85 respondents which fulfilled the inclusion criterias in Panjunan Village, Cirebon, and surrounding areas. Results In this study, it was found that the proportion of post-COVID-19 respondents who had self-medicated over-the-counter medications during the last 6 months was 61 respondents (71.8%). Analysis of general health perceptions and over-the-counter self-medication behavior of post-COVID-19 subjects in Panjunan Village Cirebon and its surroundings with Fisher's test showing a p value = 0.029 (OR 5.647; 95% CI 0.693-45.973) which indicates a significant relationship. Overall, the general health perceptions in Panjunan Village, Cirebon and its surroundings is good. Conclusion There is a significant relationship between general health perceptions and self-medication behavior of the post-COVID-19 subjects in Panjunan Village, Cirebon and its surroundings with the Fisher Test showing a value of p=0.029 (OR 5.647; 95% CI 0.693- 45.973). The main reason respondents carry out self-medication is because it saves time.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library