Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cubitt, Sean
London : Macmillan, 1993
302. 234 CUB v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Damopolii, M.G. Korompot
Abstrak :
Penelitian mengenai peranan bahan pandang dengar khususnya overhead projector/transparansi sebagai media komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar telah dilakukan di Sekolah Menengah Laboratorium IKIP Jakarta dan Jakarta International School dengan tujuan untuk memperoleh gambaran sejauh mana bahan pandang dengar khususnya OHP/transparansi digunakan di kedua sekolah tersebut. Penelitian dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara, serta pendekatan dengan pimpinan dan petugas bahan pandang dengar, guru dan murid meliputi pengadaan koleksi, jenis koleksi, pencatatan/pengkatalogan, penyimpanan, pemeliharaan, peminjaman dan pemanfaatannya dalam kegiatan belajar mengajar. Pemakaian media pandang dengar dalam pendidikan memperbesar efisiensi dan efektifitas belajar serta menyegarkan suasana kelas. OHP paling banyak digunakan karena cocok untuk hampir semua mata pelajaran, mudah penanganannya dan tidak mahal. Agar tidak ketinggalan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka: 1. Perpustakaan sekolah perlu mengembangkan perpustakaannya menjadi pusat media (MEDIA CENTRE). 2. Pemerintah melalui Pusat Pembinaan Perpustakaan perlu meningkatkan usahanya dengan pengadaan media pandang dengar dan menambah anggaran rutin untuk pengembangan perpustakaan sekolah.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S15470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Lucyana
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang evaluasi melalui pemanfaatan koleksi audiovisual yang berupa kaset video, kaset audio, CD Audio, CD-ROM, dan bahan grafts (flash cards, permainan, dan poster kanji) di perpustakaan Pusat Kebudayaan Jepang - The Japan Foundation. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana pemanfaatan koleksi audiovisual yang didukung oleh pendapat pemakainya mengenai fasilitas layanan dan koleksi audiovisual serta kendala yang dihadapi perpustakaan dalam layanan tersebut. Pengumpulan data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner pada pemakai perpustakaan JF yang sedang memanfaatkan atau meminjam koleksi audiovisual pada saat penelitian dilakukan. Untuk menunjang data-data tersebut dilakukan wawancara dengan staf perpustakaan, observasi pada layanan audiovisual, dan studi bibliografis/ dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan koleksi audiovisual di perpustakaan Pusat Kebudayaan Jepang - The Japan Foundation dapat dikatakan masih kurang dan belum optimal karena frekuensi pemanfaatan koleksi audiovisual pars pemakainya masih kurang dan masih ada koleksi yang belum dimanfaatkan secara optimal yaitu koleksi CD-ROM dan bahan grafis. Para pemakai audiovisual umumnya tidak mengalami hambatan yang berarti saat memanfaatkan koleksi tersebut karena perpustakaan JF sudah dapat memberikan layanan audiovisual yang cukup baik dengan berbagai faktor pendukungnya. Sementara itu, kendala yang dihadapi perpustakaan adalah kurangnya staf yang menyebabkan pengawasan terhadap masalah yang timbul dalam layanan audiovisual belum dilakukan secara optimal serta ruang audiovisual dan anggaran yang terbatas. Ruang audiovisual yang terbatas menimbulkan masalah dalam hal penempatan jika ada penambahan fasilitas atau perlengkapan audiovisual lainnya. Terbatasnya dana membuat pengadaan koleksi audiovisual menjadi kurang teratur sehingga koleksi menjadi kurang berkembang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kusumayasti
Abstrak :
Setiap saat dalam kehidupan manusia selalu terdapat pertambahan ilmu dan pengetahuan, sehingga dalam persaingan yang semakin ketat, manusia berlomba untuk memperoleh informasi dengan cepat dan tepat. Perkembangan ilmu dan pengetahuan menyebabkan semakin banyak terciptanya alat-alat canggih yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan informasi tersebut, seperti terciptanya bahan audio visual, antara lain slide, kaset audio, kaset video, mikrofilm, dan mikrofish. Bahan audio visual tersebut pada dasarnya dimaksudkan untuk mempermudah kehidupan manusia, baik sebagai sarana penyampaian informasi, pendidikan, dokumentasi, dan hiburan. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan terhadap fungsi bahan audio visual, terbukti bahwa bahan tersebut bermanfaat dalam bidang pendidikan. Perpustakaan yaag dikenal sebagai pusat informasi dan berfungsi pula sebagai sarana belajar, dokumentasi dan rekreasi, menyadari peranan bahan audio visual. Walaupun demikian, belum semua perpustakaan mengkoleksi bahan audio visual. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh masih adanya pendapat yang manyatakan bahwa sumber informasi itu adalah buku, cukup tingginya harga bahan audio visual beserta biaya perawatannya, dan belum banyaknya sarana bibliografi untuk bahan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah mengenai pengembangan koleksi bahan audio visual di perpustakaan. Topik tersebut dipilih untuk mengkaji bagaimana perpustakaan yang telah memasukan bahan audio visual dalam koleksinya dapat mengembangkan koleksi bahan audio visual meski pun, pada umumnya, banyak kendala yang dihadapi perpustakaan dalam menyediakan bahan tersebut. Bahan audio visual yang dibahas dibatasi pada kaset audio dan video. Perpustakaan yang dipilih adalah Perpustakaan Indonesia Australia Language Foundation (IALF) dipilih dengan pertimbangan bahwa perpustakaan tersebut merupakan salah satu dari sedikit perpustakaan yang ada di Indonesia yang telah menyediakan bahan audio visual bagi pemakainya, cukup lengkap, dimanfaatkan para pemakai perpustakaan, dan terus mengembangkan koleksinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kebijakan pengembangan koleksi bahan audio visual di Perpustakaan IALF sehingga dapat mengangkat kebijakan pengembangan koleksi bahan tersebut sebagai contoh, serta memberikan penekanan kepada prosedur pemilihan bahan audio visual, perkembangan koleksi bahan audio visual dalam empat tahun terakhir, dan pandangan umum pemakai Perpustakaan IALF mengenai koleksi bahan audio visual yang ada. Bentuk penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode ilmiah. Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data adalah dengan melakukan studi literatur, wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus ditujukan kepada pemakai perpustakaan guna memperoleh pandangan umum mereka terhadap koleksi bahan audio visual yang ada. Berdasarkan penelitian tersebut terlihat bahwa Perpustakaan IALF telah melakukan pengembangan koleksi bahan audio visual dengan cukup baik dan para pemakai merasa bangga dengan apa yang telah dilakukan IALF dalam menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar mereka.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S15273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widjantoro
Abstrak :
Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) sebagai salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia telah menayangkan siarannya kurang lebih 10 tahun sejak tanggal 23 Januari 1991. Pendidikan sebagai bagian dari namanya dan siaran yang diadakan menjadi suatu hal yang penting dan sangat disayangkan bila tidak tersampaikan kepada masyarakat dengan baik. Proses penyiaran yang cukup kompleks didukung oleh sarana dan prasarana yang baik, seperti video dan peralatan pendukungnya sebagai suatu hal yang penting, oleh karena itu agar proses penyiaran berlangsung dengan baik, dibutuhkan usaha pelestarian dan pengawetan video yang baik hingga tetap dapat dipakai selama mungkin. Pengoleksian video menjadi suatu keharusan di stasiun penyiaran karena saat ini stasiun penyiaran masih harus menggunakan video dalam menyiarkan segala acaranva. termasuk dalam hal ini yaitu stasiun penyiaran TPI. TPI sebagai stasiun televisi juga mempunyai perpustakaan yang bernama Pusat Dokumentasi dan Informasi (PUSDASI) yang bertugas untuk menyimpan. mengolah dan menemukan kembali koleksi video untuk mendukung penyiaran di stasiun tersebut. Dalam struktur organisasi TPI, perpustakaan tersebut berada di bawah unit Informasi dan Teknologi (IT). Perpustakaan ini dikelola oleh seorang pustakawan D3 dan 2 orang staf nya. Pengelolaan video di perpustakaan termasuk penyimpanan. perawatan dan pemakaiannya dibahas secara umum. Ada pun yang menjadi objek permasalahan adalah perpustakaan TPI. Pelestarian dan pengawetan video di perpustakaan yang direkomendasikan meliputi: (1) Perawatan suhu dan kelembaban yang rendah dan stabil; (2) Penghilangan debu dan cetakan-cetakan jari; (3) Pencegahan mechanical deformation (perubahan mekanis); (4) Pengaturan radiasi ultra violet dan cahaya; (5) Pengaturan medan magnetis (untuk pembawa magnetis); (6) Pemakaian peralatan replay yang dirawat dengan baik; (7) Penulis menambahkan 3 hal lain yaitu: (a) Antisipasi bencana; (b) Kerja sama; (c) Kebijakan. Secara umum pelestarian dan pengawetan koleksi video di perpustakaan TPI (PUSDASI) cukup baik karena telah mendukung dengan baik penyiaran TPI.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chitra Widyanti
Abstrak :
Penelitian mengenai peranan media audio visual dalam membantu bidang pendidikan yang telah dilakukan pada bulan November 1940 di perpustakaan IPPM, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan media audio visual dalam membantu siswa meningkatkan kemampuan belajarnya, dan sejauh mana peranan pustakawan dalam proses pengadaan (proses seleksi) media tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dengan pustakawan IPPM, riset perpustakaan dan menyebarkan kuesioner kepada responden yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media audio visual terbukti dapat membantu mahasiswa IPPM dalam meningkatkan kemampuan belajarnya, sedangkan media audio tidak. Peranan pustakawan IPPM dalam membantu menyediakan media tersebut cukup besar dan masih dapat ditingkatkan lagi. Agar media audio visual dapat berperan efektif dalam membantu mahasiswa IPPM meningkatkan kemampuan belajarnya, usaha-usaha yang perlu dipertimbangkan adalah proses seleksi media audio visual lebih ditingkatkan dengan memperhatikan isi media dan kesesuaian dengan mata kuliah yang diajarkan. Pengadaan ruangan khusus untuk koleksi audio visual. Penyediaan sarana temu kembali yang memadai untuk koleksi audio visual, misalnya katalog atau index. Pemberitahuan kepada pemakai bahwa perpustakaan IPPM memiliki koleksi audio visual. Pelayanan yang lebih ramah dari pustakawan yang bertugas.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yaniarrinita
Abstrak :
Penelitian mengenai pelestarian koleksi foto telah dilakukan di TEMPO, sebuah media massa cetak di Indonesia dan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang merupakan lembaga kearsipan nasional Indonesia, pada bulan Juli dan Agustus 2003 serta Januari 2004. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya peran foto yang dikoleksi Media Massa Cetak TEMPO dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai salah satu sumber informasi yang berguna baik bagi masyarakat umum maupun institusi itu sendiri, sehingga kelestarian bentuk fisik maupun informasi yang terkandung di dalamnya harus diupayakan agar tetap terpelihara dan terlindungi. Oleh karena itu masalah pelestarian koleksi foto di TEMPO maupun ANRI merupakan masalah utama yang akan dibahas di dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk medapatkan gambaran pelestarian koleksi foto yang bersifat preventif di TEMPO dan ANRI, yaitu kegiatan pemeliharaan dan perlindungan koleksi foto dari faktor-faktor penyebab kerusakan koleksi. Gambaran tersebut mencakup kendala-kendala yang dihadapi kedua institusi tersebut dalam upaya pemeliharaan dan perlindungan koleksi fotonya, hubungan persamaan dan perbedaan di antara keduanya, dan upaya pemeliharaan dan perlindungan koleksi foto yang sesuai dengan kaidah pelestarian koleksi foto dan keadaan di kedua tempat penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan pimpinan Dokumentasi Multimedia TEMPO dan pimpinan Seksi Penyimpanan Gambar Statik ANRI sebagai key informant, yaitu selaku pihak yang paling banyak mengetahui tentang koleksi foto di TEMPO dan ANRI. Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini sebagian besar bersifat kualitatif. Sebagai pelengkap sekaligus pembanding, digunakan juga data yang dikumpulkan melalui cara observasi dan studi kepustakaan. Teknik pencatatan data, analisis data dan penafsiran data dijelaskan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masalah pelestarian koleksi foto di TEMPO, tidak menjadi fokus utama di dalam tujuan Dokumentasi Multimedia TEMPO. Namun kelestarian koleksi foto tetap menjadi perhatian Dokumentasi Multimedia TEMPO dan digitalisasi koleksi negatif dan slide dilakukan untuk melestarikan informasi visual foto. Kendala yang dihadapi yaitu pemeliharaan informasi digital serta penambahan fasilitas penyimpanan untuk koleksi negatif dan slide di masa depan.. Sedangkan ANRI lebih menekankan pelestarian bentuk fisik arsip untuk jangka panjang. Sebagai lembaga kearsipan nasional yang berkewajiban melestarikan arsip-arsip yang dikoleksinya, ANRI mempunyai beberapa kekurangan dan kendala yang harus segera diatasi. Kendala yang dihadapinya sebagian besar bersifat manajerial. Dengan demikian upaya pemeliharaan dan perlindungan koleksi foto di ANRI maupun di TEMPO tentunya tidak sama karena adanya perbedaan sifat, tujuan, dan fungsi di kedua institusi tersebut. Namun keduanya sama-sama berupaya memelihara dan melindungi koleksi foto agar informasi yang terkandung di dalamnya dapat tetap bertahan dan terus digunakan.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S15345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library