Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Richi Anggraeni
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26550
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyadi
Abstrak :
Kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan tidak tepat waktu, tidak direncanakan atau diinginkan pada saat pembuahan. Kehamilan yang tidak diinginkan merugikan perempuan dan keluarga mereka melalui konsekuensi seperti aborsi yang tidak aman, perawatan prenatal tertunda, kesehatan mental ibu yang buruk, kualitas hubungan ibuanak berkurang, perkembangan yang buruk bagi anak-anak, kekerasan fisik dan kekerasan terhadap perempuan, peningkatan risiko berat badan lahir rendah juga sebagai peningkatan morbiditas ibu dan mortalitas. Apabila melihat potensi dampak yang ditimbulkan akibat kehamilan tidak diinginkan terhadap kehidupan ibu dan anak maka dibutuhkan analisis prediksi kehamilan tidak diinginkan pada Pasangan Usia Subur di Indonesia Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional (studi potong lintang) dengan menggunakan data Survei DKI tahun 2002,2007 dan 2012. Sampel yang digunakan adalah seluruh Pasangan Usia Subur yang diwawancarai dengan Daftar SDKI. Penelitian ini akan dianalisis menggunakan uji chi square dan analisis logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh umur ibu, umur menikah, jumlah anak, , penghasilan ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pemakaian kontrasepsi, kebebasan diri, kesamaan niat, aktifitas seks awal, jarak kehamilan, perilaku seksual tidak aman. Namun secara simultan yang menunjukkan tren perubahan adalah penghasilan ibu, jumlah anak, pekerjaan ibu, kebebasan diri, kegagalan kontrasepsi, dan jarak kehamilan. Kegagalan kontrasepsi merupakan variabel yang mempengaruhi secara dominan terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada Pasangan Usia Subur ......An unwanted pregnancy is pregnancy that is mistimed, unplanned or undesirable at the time of conception. It can harm women and their families as its consequences; such as unsafe abortion, delayed prenatal care, poor mental health experienced by mothers, reduced quality of mother-child relationship, poor development for children, physical abuse and violence against women. Risk of low birth weight is also as an increase in maternal morbidity and mortality. Considering the potential impact of unwanted pregnancy to mothers’ and children life, it is necessary to analyze a prediction on unwanted pregnancies of childbearing age couples in Indonesia. Type of this research employed by the researcher was analytical descriptive with cross sectional study design using survey data of 2002-2007 and 2012. The samples used were all women in child-bearing age interviewed with SDKI List. This research would be analyzed using chi square test and logistic analysis. The result showed influences of mothers’ age, age of marriage, number of children, mothers’ income, mothers’ education, mothers’ job, contraception use, self-freedom, similarity of intention, early sex activity, pregnancy spacing, unsafe sexual behavior. But influences simultaneously showing trend of change were: income of mothers, number of children, mothers’ job, self-freedom, contraceptive failure, and pregnancy spacing. The failure of contraception was a variable that predominantly affects occurrence of unwanted pregnancies experienced by childbearing age couples.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Yusran
Abstrak :
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tercatat 3 - 6 kali lebih tinggi daripada AKI di negara-negara ASEAN yaitu lebih kurang 390/100.000 kelahiran hidup. Penyebab AKI selain yang bersifat klinis juga diduga karena 3 keterlambatan yaitu terlambat mengenali bahaya dan mengambil keputusan merujuk (Ease 1); terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (fase 2); dan terlambat memperoleh pertolongan yang memadai di fasilitas kesehatan (fase 3), Keterlambatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial budaya antara lain adalah bahwa profil "calon almarhumah ibu" memiliki ciri kurang disayang suami (studi kasus kematian ibu di Jateng tahun 1985 dan di Jabar tahun 1995 dalam Depkes 1998). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran pengetahuan, persepsi dan perilaku suami dalam menjaga kesehatan kehamilan istrinya dan diketahuinya gambaran pengetahuan, persepsi dan perilaku suami dalam menjaga persalinan istrinya.

Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan metode crosss sectional survey dengan analisa deskriptif. Populasi adalah seluruh suami pasangan usia subur (suami yang istrinya berusia 15-45 tahun) yang masih mempunyai balita, Sampel diambil secara random dengan jumlah responden minimal 40 orang di Desa Putatnutug, Kecamatan Parung yang mewakili daerah pedesaan dan 40 orang di Desa Padasuka, Kecamatan Ciomas sebagai daerah yang mewakili perkotaan.

Dari penelitian ini diketahui peran suami dalam menjaga kesehatan kehamilan dan persalinan telah cukup disadari oleh suami baik yang berdomisili di desa maupun di kota di Kabupaten Bogor. Peran tersebut disadari sebagai tanggung jawab suami untuk menjaga keseiamatan dan kesejahteraan keluarganya yaitu istri dan anak. Walaupun peran tersebut telah disadari, namun dari penelitian ini masih terlihat rendahnya pengetahuan suami, terutama di desa, terhadap tanda bahaya kehamilan dan kondisi ibu hamil risiko tinggi. Rendahnya pengetahuan suami tampaknya mempengaruhi sikap terhadap keinginan punya anak pada kondisi ibu risiko tinggi.

Dari penelitian ini juga terungkap masih kurang sesuainya beberapa sikap terhadap upaya menjaga kesehatan, yaitu pengetahuan suami terhadap perlunya antenatal care (ANC) bagi ibu hamil terlihat tinggi namun masih ada sikap "keberatan" bila ibu hamil mendapat ANC; juga masih ada ibu hamil yang tidak melakukan ANC. Hal lain, suami di pedesaan lebih memilih "dukun" sebagai penolong persalinan dan "rumah sendiri" sebagai tempat persalinan karena alasan kebiasaan setempat dan biaya. Juga terlihat masih kurang konsisten antara sikap dan tindakan suami di desa dimana suami menganggap "mencuci baju" sebagai pekerjaan rumah tangga yang berat bagi ibu hamil namun membiarkan saja istrinya mencuci baju pada kehamilan terakhir. Beberapa tindakan suami, terutama suami di desa, tercatat kurang aktif yaitu suami di pedesaan cenderung menyerahkan keputusan (apakah akan disuntik TT atau tidak; minum TTD atau tidak) pada istri karena menganggap istri lebih tabu yang dibutuhkannya. Suami di pedesaan juga jarang yang mengantarkan istrinya periksa hamil karena pemeriksaan kehamilan oleh bidan desa dilakukan di posyandu yang cukup dekat dari tempat tinggal ibu hamil tersebut. Sebaliknya dalam persentase yang relatif kecil (5-10%) suami (baik desa maupun kota) merasa perlu "memaksa" istri minum TTD atau suntik TT demi kebaikan ibu dan janinnya.

Seluruh suami kota dan 90% suami desa menyatakan bersedia segera membawa istri ke tempat rujukan bila saat persalinan terjadi kesulitan; sementara 7,5% suami desa menyatakan akan berpikir-pikir dulu karena masalah biaya. Biaya persalinan tampaknya menjadi masalah bagi suami pedesaan yang mayoritas bekerja di sektor informal; sementara hal sebaliknya yang terjadi pada suami kota yang mayoritas bekerja sebagai pegawai negeri atau swasta.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Sabatini
Abstrak :
ABSTRAK
Kehamilan tidak diinginkan memiliki akibat risiko tinggi bagi ibu dan berkontribusi 11% terhadap angka kematian ibu. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, kehamilan tidak diinginkan meningkat menjadi 19,7% dari 16,8% di tahun 2002-2003. Diperlukan pengetahuan alat kontrasepsi modern yang lengkap untuk meningkatkan pemakaian kontrasepsi sehingga dapat menurunkan kehamilan tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan alat kontrasepsi modern dengan kehamilan tidak diinginkan. Penelitian dilakukan pada 1920 wanita hamil dan 484 pasangan usia subur (PUS) sebagai sampel. Sampel PUS merupakan bagian dari sampel wanita, yang pada saat survei, suaminya turut diwawancari. Odds Ratio (OR) diperoleh dengan analisis regresi logistik setelah dilakukan kontrol terhadap umur, umur pertama menikah, pendidikan, tempat tinggal, jumlah anak, paparan informasi alat kontrasepsi dari media massa, petugas KB atau tenaga kesehatan, riwayat pemakaian alat kontrasepsi, dan riwayat aborsi. Diperoleh hasil bahwa pengetahuan alat kontrasepsi modern pada wanita saja tidak berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan. Sedangkan pengetahuan alat kontrasepsi modern berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan pada istri dengan OR 0,37 (95%CI 0,266-0,523), suami dengan OR 0,7 (95%CI 0,430-1,184) dan pasangan dengan OR 0,29 (95%CI 0,151-0,572). Artinya alat kontrasepsi yang diketahui bersama oleh kedua pasangan, istri bersama suami, akan semakin menurunkan risiko terjadinya kehamilan tidak diinginkan.
ABSTRACT
Unwanted pregnancy has high-risk consequences for mother and contributed 11% to maternal mortality. Based on Indonesia Demographic and Health Survey data in 2007, unwanted pregnancy has increased to 19,7% from 16,8% in 2002-2003. Required knowledge of various modern contraceptives method to increase usage, so unwanted pregnancy can be prevented. This study aims to determine the relationship between contraceptives knowledge with unwanted pregnancy in Indonesia. Samples of this study are 1920 pregnant women and 484 reproductive age couples. Reproductive age couples is a part of pregnant women sample, who at the time of survey, her husband also interviewed. Odds Ratio (OR) obtained by multivariate logistic regression analysis after the adjustment in age, age at first marriage, education, region, number of children, exposed of contraceptives information through mass media, family planning fieldworkers or health workers, ever use contraception, and abortion history. The result indicates that contraceptives knowledge did not significantly associated with unwanted pregnancy in women. While contraceptives knowledge associated with unwanted pregnancy in wives with OR 0,37 (95%CI 0,266-0,523), husband with OR 0,7 (95%CI 0,430-1,184), and couples with OR 0,29 (95%CI 0,151-0,572). The result means contraceptives which known by couples will further reduce the risk of unwanted pregnancy.
2012
T31058
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miske Ratnasari
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan populasi dan tingginya angka kematian ibu AKI terjadi secara global termasuk di Indonesia. Penggunaan kontrasepsi modern di wilayah perkotaan Indonesia lebih kecil dari pada di perdesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi suami istri , status dan otonomi wanita dengan penggunaan kontrasepsi modern pada pasangan usia subur di daerah perkotaan di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross sectional dan pengambilan sampel dengan teknik sampel jenuh. Hasil penelitian dengan chi square test didapatkan ada hubungan antara komunikasi suami istri diskusi 6 bulan terakhir p=0.017, OR=1.283 , diskusi 1 tahun terakhir p=0.043,OR=1.187 , persetujuan KB p=0.000, OR=2.117 , mengetahui jumlah anak yang diinginkan p=0.003,OR=0.664 , status wanita pendidikan p=0.000,OR=0.437 , pekerjaan p=0.000,OR=0.688 , perbedaan usia dengan pasangan p=0.038,OR=0.736 , keterpaparan media p=0.001,OR=0.774 , otonomi wanita sikap pada pemukulan istri p=0.008,OR=0.806 , mendapat izin mencari pengobatan p=0.048, OR=0.842 dengan penggunaan kontrasepsi modern pada pasangan usia subur di daerah perkotaan di Indonesia.
ABSTRACT
The increasing population and high maternal mortality MMR occurs globally even in Indonesia. The use of modern contraception in urban areas of Indonesia is smaller than in rural areas. The purpose of this study is to determine the relationship of husband and wife communication, status and autonomy of women with the use of modern contraceptives in couples of child bearing age in urban areas in Indonesia. The design of this research is cross sectional and sampling with saturated sample technique. The results of the study with chi square test showed that there was a relationship between husband and wife communication discussion last 6 months p 0.017, OR 1.283 , last 1 year discussion p 0.043, OR 1.187 , FP approval p 0.000, OR P 0.000, OR 0.437 , employment p 0.000, OR 0.688 , age difference with spouse p 0.003, OR 0.664 P 0.038, OR 0.736 , media exposure p 0.001, OR 0.774 , women autonomy attitudes to wife beatings p 0.008, OR 0.806 , got treatment seeking permission p 0.048, OR 0.842 with the use of modern contraceptives in couples of child bearing age in urban areas of Indonesia.
2017
S67909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanta Ariella
Abstrak :
Obesitas ternyata memiliki dampak yang mengkhawatirkan bagi pasangan usia subur karena kelebihan berat badan dapat mengganggu kesuburan pada pria dan wanita secara individual. Tidak hanya obesitas, gaya hidup yang buruk juga dapat mempengaruhi kesuburan. Maka dilakukan penelitian menggunakan desain studi case control pada pasangan usia subur di Perumahan Citra Garden City Jakarta. Didapatkan hubungan yang bermakna antara obesitas dan kebiasaan merokok dengan status fertilitas dengan nilai oods ratio (OR) masing-masing 13,6 dan 10,0. Variabel lain yang diuji namun tidak menunjukkan hasil yang bermakna adalah kebiasaan konsumsi alkohol serta penyakit diabetes melitus. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan dalam besar sampel yang digunakan, kesalahan dalam mengukur atau bias informasi ketika mengukur karena sematamata hanya mengandalkan kejujuran responden.
Obesity has risk for reproductive couple because high weight can make infertility for men and women individually. Beside obesity, bad habits like cigarette smoking and drink alcohol, and Diabetes Mellitus related to fertility also. A case control study was conducted from April to Juni 2009. Analysis of the relation between obesity and another factor with fertility status was performed on 27 couples at Citra Garden City Jakarta. Obesity and cigarette smoking of the couple was found to be related to decreased fertility. Odds ratios were respectively 13.6 (95% confidence interval: 1.225, 151.045) and 10.0 (1.026, 97.5) for obesity couple and couple with more than exposed from cigarette smoking. No relationship remained between drink alcohol and Diabetes Mellitus with infertility. It maybe because not valid sample size and recall bias.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadewi
Abstrak :
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki Total Fertility Rate (TFR) tertinggi (4,2 anak) dan yang terendah adalah Provinsi Yogyakarta (1,8 anak). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan angka fertilitas total di kedua provinsi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berdasarkan sumber data sekunder berbagai survei meliputi Survei Demografi Kesehatan Indonesia (1991-2007); Survei Kesehatan Nasional dan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2003; dan Mini Survei tahun 2007 dan 2008. Metode kualitatif dilakukan dengan diskusi kelompok terarah pada wanita pasangan usia subur (PUS) dan wawancara mendalam dengan pengelola program di kabupaten/kota hingga ke desa/kelurahan. Ditemukan TFR di Yogyakarta sangat rendah dan sebaliknya di NTT sangat tinggi. Perbedaan TFR tersebut disebabkan oleh latar belakang demografi dan nondemografi seperti respons terhadap berbagai program penurunan fertilitas. Faktor budaya terhadap nilai anak berpengaruh besar terhadap jumlah anak yang ingin dimiliki. Tingkat pendidikan yang rendah berhubungan dengan faktor yang berpengaruh langsung terhadap pemakaian kontrasepsi, termasuk jenis kontrasepsi. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang rendah memicu tingginya kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi. Kesertaan ber-KB di NTT dan di Yogyakarta adalah 42,2% dan 66,9%. Wanita PUS yang keinginan ber-KB tidak terpenuhi masih tinggi di NTT (17,4%) dibandingkan dengan Yogyakarta (6,8%). ...... Province of Nusa Tenggara Timur (NTT) have a total fertility rate (TFR) to the highest (4,2 children) and the lowest is the Province of Yogyakarta (1,8 children). This research is to identify factors that associated with total fertility rate in both provinces. This study uses qualitative method from the Indonesia Demography and Health Surveys (from 1991 to 2007), National Health Survey and Household Health Survey (2003), and Family Planning Mini Surveys (2007 and 2008). The qualitative method were collected using focus group discussions with fertile couple and in-depth interviews with family planning fieldworkers in district to village . The research reveals that TFR of Yogyakarta is very low and NTT is very high. The differentiation of the TFR is due to the demographic and nondemographic background as well as the respond againts the program to decrease the fertility. Cultural factor is the important one againts the value of children that will be influenced to the number of children desired in one family. Low education will be directly related to the use of contraceptive including mix contraceptive. Low family planning services which triggers the high unmet need oc contraceprive. Family Planning participation in NTT is 42,2% and 66,9% in Yogyakarta. Women on childbearing age who wishes to use contraceptive but unmet need in NTT were still high (17,4%) compared with Yogyakarta (6,8%).
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maryuni
Abstrak :
Salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah melalui pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) bagi Pasangan Usia Subur (PUS). Diperlukan upaya strategis dalam rangka menurunkan AKI dan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan angka kelangsungan berKB salah satunya seperti yang tertuang dalam RPJMN 2010-2014 yaitu melalui penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Tingkat pemakaian MKJP saat ini baru mencapai 10,6 persen sementara target nasional sebesar 12,9 persen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penggunaan MKJP pada PUS di Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur tahun 2014.Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pola penggunaan kontrasepsi di Kabupaten Tuban belum sesuai dengan Pola Rasional Penggunaan Kontrasepsi yang dicanangkan oleh BKKBN. Pengetahuan tentang MKJP pada kelompok wanita PUS relative lebih baik dibanding dengan PUS Pria, hal ini disebabkan rendahnya informasi tentang MKJP terutama bagi PUS pria. kontrasepsi yang paling praktis menurut informan adalah jenis MKJP. Bagi PUS yang saat ini masih menggunakan non MKJP takut untuk beralih ke MKJP karena adanya rumor yang berkembang di masyarakat serta larangan dari suami. Disarankan ke semua tenaga kesehatan lebih memotivasi PUS untuk menggunakan MKJP, meningkatkan pemberian KIE kepada PUS tentang MKJP, peningkatan partisipasi pria untuk lebih mendorong pasangannya menggunakan MKJP serta meningkatkan jumlah Petugas Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB) di tiap Kabupaten agar dapat meningkatkan cakupan MKJP. ...... One of the Government's efforts in controlling the rate of growth of the population and lower the mortality rate is through the implementation of a program for couples of fertile Age is family planning. Strategic efforts needed in an attempt tocontrolling the rate of growth of the population, lower the mortality rate and to increase the number of continuity use contraception one of them, as stated in the RPJMN 2010-2014 through the use of Long-term Contraceptive Methods. The level of discharging Long-term Contraceptive Methods currently new achieve 10 .6 percent while the national target of 12.9 percent. This Research is aimed to know the behavior of the use of Long-term Contraceptive Methods on Productive-age in pairs at district of Tuban in East Java on 2014. This research is the kind of research qualitative. The result showed using patterns of contraception in the district of Tuban not according to rational use contraception pattern that proclaimed by BKKBN. The knowledge of Long-term Contraceptive Methods woman in the reproductive-age couple relatively better than man it is caused by the lack of information about of Long-Term Contraceptive Methods especially for man in the productive-age couple, the most practical birth control according to the informants is a type of Long-Term Contraceptive Methods. For man in the productive-age couple who currently use of short-term contraceptive methods afraid to switch to Long-term Contraceptive Methods, because of the rumors that develops in social norms and prohibition of a husband. Suggested all health workers to more motivate on Productive-age couple to use of Longterm Contraceptive Methods, Increase the provision of KIE to all Productive-age couple about Long-term Contraceptive Methods, increased participation of man to further encourage her partner to use Long-term Contraceptive Methods and increase the number of family planning extension officers in each district to increase the coverage of Long-term Contraceptive Methods.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia', 2014
T42230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library