Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thomas Yudhistia
"Salah satu indikasi keberadaan kondisi ekuilibrium dalam suatu pasar terletak pada keakuratan harga dari komoditi yang diperjualbelikan dalam mencerminkan segala informasi relevan yang ada. Dalam hubungan dengan pasar valuta asing, indikasi keberadaan ekuilibrium terletak pada keakuratan dari nilai tukar suatu mata uang dalam mencerminkan informasi yang ada dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Konsep ekuilibrium uncovered interest parity (ULP) mengandung pengertian dasar yang sama dengan konsep yang telah dibahas pada paragraf pertama. Syarat tercapainya ekuilibrium UIP adalah bahwa nilai tukar forward merupakan penduga yang tidak bias bagi nilai tukar spot di masa depan. Anti dari penduga yang tidak bias adalah bahwa nilai tukar forward mampu menduga besar nilai tukar spot yang terjadi di masa depan dengan jumlah dan besar kesalahan duga yang seimbang baik positif maupun negatif. Jika kondisi ini tercapai, maka dapat disimpulkan ada indikasi keberadaan kondisi efisiensi dalam pasar valuta asing yang bersangkutan. Metode pembuktian keberadaan kondisi efisiensi pasar valuta asing yang utama digunakan dalam skripsi ini adalah metode kointegrasi (cointegration method). Kombinasi linear antara variabel independen dan dependen dikatakan mempunyai sifat stasioner (terkointegrasi) apabila kedua variabel tersebut memiliki orde diferensial yang sama untuk mencapai stasioner. Dengan menggunakan unit root test dan nilai kritis Dickey-Fuller, dapat diketahui apakah variabel dependen dan independen memiliki orde diferensial yang sama. Metode ini digunakan oleh Dr. Imad A. Moosa dan Dr. Razzaque H. Bhatti dalam penelitiannya mengenai integrasi pasar uang Asia di tahun 1997 yang dimuat dalam International Economic Journal, volume 11, No. 1.. Variabel independen dalam perhitungan adalah nilai tukar forward yang sesuai dengan kondisi covered interest parity. Sedangkan variabel dependen adalah nilai tukar spot yang sebenarnya terjadi di masa depan yaitu pada jangka waktu yang sama dengan periode kontrak forward. Bahanbahan data empiris yang digunakan adalah data nilai tukar spot dari Baht, Peso, Ringgit, Rupiah dan Dollar Singapura terhadap U.S. Dollar, serta data tingkat suku bunga yang berlaku di negara-negara ASEAN tersebut. Perhitungan dan interpretasi data-data tersebut dilakukan dengan program statistik TSP dan SPSS. Hasil akhir menunjukkan, untuk Thailand dan Malaysia ada indikasi keberadaan efisiensi pasar valuta asing yang tercermin dari terkointegrasinya variabel independen dan dependen. Sedangkan untuk Singapura dan Filipina tidak ditemukan indikasi keberadaan efisiensi pasar valuta asing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
S19190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Khairani
"Penelitian ini berusaha meneliti efisiensi pasar valuta asing Indonesia setelah mereformasi rezim nilai tukarnya menjadi nilai tukar mengambang. Data nilai tukar yang digunakan untuk makalah ini adalah nilai tukar rupiah (Rp) terhadap dolar Amerika Serikat (USD), rupiah terhadap yen Jepang (JPY), dan rupiah terhadap won Korea Selatan (KRW) sejak Januari 2000 sampai dengan November 2012, dimana Indonesia pada 14 Agustus 1997 merubah rezim nilai tukarnya yang semula berupa rezim managed floating regime menjadi free floating regime. Penelitian ini menguji efisiensi pasar valuta asing bentuk lemah (weak form), dengan menggunakan Unit Root Test, dan regresi dengan pendekatan Efficient Market Hypothesis. Selain itu, penelitian ini juga mencoba menguji dengan menggunakan pendekatan paritas suku bunga baik terbuka maupun tertutup. Hasil yang di dapat bahwa pasar valuta asing Indonesia telah efisien bentuk lemah. Namun, jika ditinjau dengan pendekatan paritas suku bunga, pasar valuta asing Indonesia belum efisien.

This study sought to assess the efficiency of Indonesia's foreign exchange market after the reform of its exchange rate regime to a floating exchange rate. Data exchange rates used for this paper is the rupiah (IDR) against the U.S. dollar (USD), the rupiah against the Japanese yen (JPY), and the rupiah against the South Korean won (KRW) from January 2000 to November 2012, where Indonesia on August 14, 1997 to change its exchange rate regime which was originally a regime of managed floating regime became free floating regime. This study examined the efficiency of the foreign exchange market is weak form (weak form), by using the Unit Root Test, and regression to the Efficient Market Hypothesis approach. In addition, this study also attempted to examine the use of interest rate parity approach either open or closed. The result shows that the Indonesian foreign exchange market has been weak form efficient. However, if the review with interest rate parity approach, Indonesia's foreign exchange market has not been efficient."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Pribadi
"ABSTRACT
Skripsi ini menganalisa metode machine learning menggunakan Hidden
Markov Model (HMM), yang merupakan alat prediksi stochastic dan probabiliti
digunakan untuk mengevaluasi gerakan di dalam pasar valuta asing. Skripsi ini
membahas khususnya penerapan metode HMM di pasar valuta asing sebagai alat
untuk memprediksi pergerakan dan hasil dari nilai tukar di dalam pasar, kemudian
menganalisis data yang tersedia, dan akhirnya membuat keputusan berdasarkan
hasil yang diperoleh. Data yang digunakan adalah data harga penutupan pada
pasar valuta asing AUD/USD dalam dua jangka waktu yang berbeda, harga
penutupan per 1 jam dan per 15 menit, dan data yang digunakan diperoleh dari
beberapa sumber online. Analisis awal menunjukkan beberapa faktor eksternal
dapat mempengaruhi keakuratan hasil. Hasilnya mengindikasi, dengan tidak
memperhitungkan factor-faktor luar lainnya, akurasi yang lebih baik didapat
sewaktu menggunakan haraga penutupan jangka waktu yang lebih pendek.

ABSTRACT
This bachelor thesis analyses the method of machine learning using
Hidden Markov Model, which is a predictive stochastic and probability tool in
order to evaluate the movement inside the foreign exchange market. This paper
discusses particularly the application of HMM method in the forex (foreign
exchange) market, as the tool for forecasting the movement and the outcome of
the exchange rate inside the market, analyses them, and finally making a decision
basing on the obtained outcomes. The data used are the closing price of the
AUD/USD forex market in two different timeframes, per hour closing price and
per 15 minutes closing price, and was obtained from several online foreign
exchange sources. Initial analysis suggests several external factors may affect the
accuracy of the results. The results indicate, excluding any external factors, better
accuracy was obtained when shorter closing price timeframe was used."
2016
S64506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermojo Phaptosoegondho
"Ringkasan Eksekutif
PT. Iglas (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara dibawah pembinaan Departemen Perindustrian sebagai departemen teknis dan dikelompokkan kedalam jajaran Direktorat Jendral Aneka Industri, sejak akhir tahun 1986 telah merintis usaha-usaha memasarkan produkiiya kepasaran ekspor. Usaha-usaha tersebut ditunjang oleh kebijaksaan devaluasi nilai mata-uang Rupiah oleh Pemerrntah pada bulan September 1986 yang berdampak positif atas harga harga komoditi ekspor non-migas Indonesia, Oleh karena harga-harga produk manufakturing untuk tujuan ekspor makin kompetitif dipasaran internasional, sejak tahun 1987 ekspor produk P.T. Iglas telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan jumlah negara tujuan ekspor yang makin berkembang pula.
Dipandang dari segi finansial Perusahaan, peningkaan penerimaan devisa dan ekspor telah membantu memperkuat posisi likuiditas perusahaan. Posisi keuangan yang makin membaik selain diakibatkan oleh bertambahnya nilai penju alan, juga disebabkan oleh tingkat perolehan laba bersih. Hal ini juga disebabkan makin membaiknya penagihan piutang (?collection of debt?) keberhasilan ma najemen didalam menekan persediaan bahan-baku, suku-cadang, alat-alat pabrik dan persediaan barang-jadi, sehingga sejak tahun 1987 sampai pada laporan Kantor Akuntan Negara terakhir pada tahun 1990 Kinerja Tahunan P.T. Iglas telah memperoleh penilaian dan Departemen Keuangan yaitu penilaian tingkat kesehatan keuangan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 740/KMK.OO/1989 tanggal 28 Juni 1989, dan termasuk dalam kategori sebagai perusahaan yang "Sehat Sekali".
Perolehan devisa Perusahaan sebagai hasil ekspor produknya, telah berhasil ditingkatkan lebih dan 30 kali selama jangka waktu 4 tahun, yaitu pada tahun 1986 diperoleh valuta asing sebesar USD 201,810.00 dan pada tahun 1990 mencapai nilai USD 6,128,840.00. Didalam tonase dan 948 ton menjadi 16,359 ton at.au meningkat sthesar lebih dari 17 kali.
Liputan negara-negara tujuan ekspor (yang merupakan pasar ekspor produk-produk P.T. ¡glas) semula hanya pada 2 negara di Timur Tengah melalui pedagang perantara dari Singapura. Namun pada tahun 1990 telah berhasil diliput lebih dari 20 negara tujuan mulai dari Fiji kepulauan Pacific, Asia Timur, Asean, Asia Barat, Afrika Timur dan Timur Tengah. Dengan langganan setempat pada umumnya telah diadakan hubungan dan negosiasi secara langsung tanpa melalui perantara kecuali untuk negara-negara Reunion, Mauritius, Madagaskar, Saudi Arabia, Oman, Bahrain, Abu Dhabi dan Kuwait.
Masalah yang akan dibahas dalam karya akhir ini adalah aspek pengem bangan usaha-usaha ekspor dan pemanfaatan atau penggunaan antara dana yang diperoleh dan kegiatan ekspor, dengan kewajiban pembiayaan kegiatan opera sional perusahaan berupa penyediaan dana untuk impor atas bahan-baku (soda ash), bahan penolong (chemicals), suku-cadang, dan cetakan (moulds).
Selama kurun waktu perolehan devisa sejak tahun 1986 - 1991 pemanfaa tannya adalah dengan cara menyeimbangkan atau menyesuaikan antara pendapa tan dan hasil ekspor dengan kewajiban membuka ataupun melunasi "Letter of Credit" atas impor dan bahan-bahan yang disebutkan diatas. Dengan kata lain Biro Keuangan (Treasury) dari waktu ke waktu selalu melakukan "matching" antara pendapatan dan kewajiban dari valuta asing Dalam hal diperoleh kelebihan dana, maka valuta asing yang tersisa dicairkan kedalam mata uang Rupiah untuk pembiayaan operasional perusahaan atau untuk disimpan didalam bentuk deposito berjangka.
Mengingat prospek ekspor produk perusahan dalam jangka waktu 5 - 10 tahun mendatang memberikan gambaran yang cerah, maka dapat diperkirakan bahwa perolehan valuta asing pull akan makin besar, sehingga penulis berpenda pat, bahwa cara atau metode pembelanjaan dan valuta asing yang diperoleh perlu dan dapat ditingkatkan sehingga memberikan manfaat dan keuntungan bagi peru sahaan. Untuk itu maka Perusahaan memerlukan 3 kebijakan pengelolaan valuta asing, yaitu:
1. Memberikan perlindungan/pengamanan terhadap gejolak fluktuasi nilai-tukar
2. Memanfaatkan tingkat bunga simpanan pada bank-bank didalam negeri.
3. Menekan suatu kombinasi yang optimal antara perolehan ekspor dan kewaji ban impor dengan melaksanakan ?foreign exchange hedging?.
Ketiga kebijaksanaan tersebut dapat dilaksanakan dengan sangat mudah, mengingat tersedianya berbagai fasilitas perbanican dan fasilitas lembaga-lembaga keuangan non-bank, demikian juga dengan tersedianya seperangkat produk produk perbankan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Edwin Suchranudin
"Tesis ini membahas persepsi pelaku pasar valuta asing yang merupakan aktor bukan negara dalam pasar keuangan global atas peristiwa internasional dan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (Amerika Serikat) selama bulan Juli 1997 sampai dengan Juni 1998.
Bahwa persepsi pelaku pasar valuta asing atas peristiwa internasional berdampak pada fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS didasarkan pada teori struktur finansial dari Susan Strange dan pendekatan sentimen pasar yang dikemukakan oleh George P. Hopper.
Metode yang dipergunakan untuk membahas tesis ini adalah deskriptif yang bertujuan membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta menganalisis hubungan antarfenomena yang diselidiki. Objek penelitiannya adalah persepsi pelaku pasar valuta asing dan peristiwa internasional dalam kurun waktu antara Juli 1997 sampai dengan Juni 1998.
Pembahasan dibagi ke dalam tiga kajian: kajian pertama yang menekankan hubungan antara persepsi pelaku pasar valuta asing dengan peristiwa yang berasal dari dalam negeri; kajian kedua membahas hubungan antara persepsi pelaku pasar valuta asing dengan peristiwa luar negeri; dan kajian ketiga yang berdasarkan pengujian statistik.
Analisis hubungan antara peristiwa dalam negeri dengan persepsi pelaku pasar valas memperlihatkan terdapat hubungan yang cukup nyata antara keduanya. Naik turunnya kurs rupiah terhadap dolar AS bisa dijelaskan oleh positif atau negatifnya persepsi pelaku pasar valuta asing atas peristiwa yang terjadi di dalam negeri.
Analisis hubungan antara peristiwa luar negeri dan persepsi pelaku pasar valas juga menunjukkan bahwa antara keduanya terdapat keterkaitan yang cukup nyata yang bisa menjelaskan terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Hasil pengujian statistik selama periode yang diamati menunjukkan bahwa walaupun korelasi antara peristiwa internasional baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri dengan persepsi pelaku pasar valuta asing kurang signifikan, dampak persepsi pelaku pasar valuta asing terhadap perubahan rupiah/dolar AS cukup signifikan yaitu sebesar 56,545%. Hasil ini membuktikan bahwa dampak persepsi pelaku pasar terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cukup nyata.
Ini membuktikan bahwa dalam struktur keuangan dunia yang merupakan gabungan antara sistem global dan sistem nasional, pelaku pasar yang memiliki dana dan beroperasi secara internasional dalam jual beli valuta asing memiliki power yang bisa menghambat dan mengurangi kewenangan pemerintah suatu negara dalam menjaga stabilitas nilai tukar mata uangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Widiana
"Tesis ini membahas struktur mikro pasar valuta asing menggunakan data transaksi harian perdagangan mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) terhadap Rupiah (IDR) selama periode Agustus sampai Oktober 2008. Komponen struktur mikro pasar valuta asing mencakup frekuensi dan volume perdagangan serta pergerakan harga, lmplikasi variabel struktur rnikro pasar pada rnanajemen risiko direfleksikan dalam perbandingan volatilitas komponen tersebut saat pasar dalam kondisi normal dan tidak normal melalui pendekatan Valut at Risk (VaR).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (I) volume perdagangan cenderung tinggi pada pembukaan dan penutupan pasar dan membentuk pola U-shaped, (2) volume perdagangan tinggi pada hari Selasa dan pada hari-hari berikutnya cenderung menurun hingga Jumat (3) volatilitas pada pasar tidak normal 4 sampai 5 kali dari pasar normal dan tidak berpola U-shaped, (4) pengendali pasar selama periode observasi didominasi oleh bank asing dan bank pemerintah.

This study focus on the microstructure of foreign exchange markets using a daily transaction data set from American Dollar (USD) against Indonesian Rupiah (IDR) in periods of August to October 2008. The microstructure of foreign exchange markets variables are trading frequency and volume behavior, and price changes. The implication of these variables to market risk management is reflected on its volatility comparison between normal markets and abnormal markets using Value at Risk approach.
The results show that (l) a U-shaped pattern in volume during trading day, that is, volume is highest at the beginning and the end ofthe trading day (2) the trading volume is different within and across days. This research provide of an inverted U-shaped in volume across days. Tuesday has the lowest volume, and on the next days until Friday, volume tends decrease, (3) the volatility of abnormal markets is 4 to 5 times than normal markets. The market makers are relatively denominated by foreign banks and goverment banks.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T21075
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library