Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Joice Polanida
"Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering memerlukan pengobatan ulang di rumah sakit. Tingginya tingkat readmission pada pasien gagal jantung sering terjadi karena keterlambatan dalam mengenal gejala, ketidakpatuhan terhadap diet dan pengobatan, kurangnya keterampilan dan pengetahuan dalam self care. Self care dapat mencegah terjadinya perburukan sehingga readmission tidak terjadi, selain itu self care juga berdampak terhadap kualitas hidup. Individu dalam melakukan self care dipengaruhi beberapa faktor dari dalam maupun luar individu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan karakteristik responden, status fungsional, komorbiditas, tingkat depresi, dukungan sosial, persepsi penyakit dengan self care pasien gagal jantung yang readmission. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan tehnik purposive sampling pada 93 responden pasien gagal jantung yang readmission di Ruang Rawat Inap dan Poliklinik Jantung RSUP Persahabatan. Hasil penelitian setelah dianalisis dengan Chi-square menunjukkan status perkawinan (p 0,028; α 0,05), pendidikan (p 0,018; α 0,05), komorbiditas (p 0,034; α 0,05), tingkat depresi(p 0,006; α 0,05), dukungan sosial (p 0,000; α 0,05), dan persepsi penyakit (p 0,002; α 0,05) memengaruhi self care responden secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah perlunya meningkatkan follow up setelah pasien pulang dan melibatkan keluarga dalam upaya self care.

Heart failure is the chronic diseases most often requires repeat treatment at the hospital. The high level of readmission patients heart failure often occurs due to delays in recognizing symptoms, noncompliance diet and treatment, lack of skills and knowledge self care. Self care can prevent deterioration so the readmission does not occur, besides it affects the quality of life. Individuals doing self care influenced by several factors from inside and outside. The purpose of this study to know the relationship of respondent characteristics, functional status, comorbidity, depression, social support, illness perception with self care patients heart failure readmission. The study used design cross sectional with purposive sampling technique in 93 patients heart failure readmission at Inpatient and Outpatient Care RSUP Persahabatan. The results this study after being analyzed by Chi square showed marital status (p 0,028; α 0.05), education (p 0,018; α 0,05), comorbidity (p 0,034; α 0,05), depression (p 0,006; α 0,05), social support (p 0,000; α 0,05), and illness perception (p 0,002; α 0,05) significantly influenced self care. The conclusions this study need to improve follow up after the patient returns home and involves the family effort to self care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apitri
"Seksualitas adalah kebutuhan dasar sepanjang hayat baik sehat maupun sakit Fungsi seksual yang baik menjadi indikator pencapaian kualitas hidupyang optimal. Penyakit gagal jantung mengubah fungsi seksual dan mempengaruhi kualitas hidup yang optimal. Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah menggambarkan hubungan fungsi seksual denga kualitas hidup pasien gagal jantung. Sampel penelitian ini pasien gagal jantung di poliklinik gagal jantung Rs Jantung Harapan Kita, Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan metode consecutive sampling yang melibatkan 444 responden.
Hasil penelitian dianalisa dengan uji spearman menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara fungsi seksual dengan kualitas hidup pada pasien gagal jantung laki-laki. pada perempuan ditemukan bahwa fungsi seksual tidak memepngaruhi kualiatas hidup. Rerata fungsi seksual laki-laki 46.33 dengan standar deviasi 7,50 dalam rentang kepercayaan 95 45.42-47.23 dan rerata fungsi seksual perempuan didapat 24.66 dengan standar deviasi 2.12 dalam rentang kepercayaan 95 24.34-24.97. fungsi seksual behubungan kuat dengan domain psikologi r=0.65.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan keperawatan. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan studi kualitatif mengenai fungsi seksual dengan kualitas hidup pasien gagal jantung.

Sexuality is basic need throughout life no matter healthy or sick. Good sexual function becomes an indicator of achievement of optimal quality of life. Heart failure disease alters sexual function and affects the optimal quality of life. The purpose of this quantitative study is to describe the relationship of sexual function premises quality of life of patients with heart failure. sample of this study is patient with heart failure in heart failure clinic Rs Jantung Harapan Kita, with cross sectional Design and consecutive sampling method that involving 444 respondents.
The results were analyzed by spearman test showed a significant relationship between sexual function with quality of life in men heart failure respondents. in women respondents it was found that sexual function does not affect the quality of life. The mean male sexual function was 46.33 with a standard deviation of 7.50 in the 95 confidence range 45.42 47.23 and the mean female sexual function was 24.66 with the standard deviation of 2.12 in the 95 confidence range 24.34 24.97. sexual function is strongly associated with the psychological domain r 0.65.
This study is expected to be useful for the development in nursing science. The next research is expected to conduct a qualitative study on the sexual function with the quality of life of patients with heart failure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osty Histry Kapahang
"Pendahuluan: Pasien dengan gagal jantung sangat rentan mengalami readmisi yang disebabkan oleh berbagai masalah seperti persepsi terhadap gejala, pengobatan, kepatuhan diet, dukungan sosial, kemampuan kognitif dan ekonomi dalam melaksanakan perawatan diri, persepsi penyakit dan akses ke perawatan kesehatan. Perawatan paliatif kardiovaskular khususnya pada pasien gagal jantung bertujuan agar pasien dan keluarga mendapatkan ketenangan dan merasakan suasana aman baik secara fisik, psikososial, spiritual, dan permasalahan lainnya, serta membuat pasien dan keluarga memiliki pemahaman yang sama dengan perspektif medis. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman keluarga pasien gagal jantung yang mendapatkan perawatan paliatif. 
Metode: Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini yaitu keluarga pasien gagal jantung yang memiliki pengalaman mendapatkan perawatan paliatif, mampu berkomunikasi dengan baik dan jelas, serta bersedia untuk menjadi partisipan dengan memberikan persetujuan melalui informed consent. 
Hasil: Tema-tema yang teridentifikasi dalam pelelitian ini yaitu: (1) Keluarga mengenali keluhan fisik pasien gagal jantung yang mendapatkan perawatan paliatif, (2) Dukungan keluarga dalam perawatan pasien gagal jantung yang mendapatkan perawatan paliatif, (3) Alasan mendapatkan perawatan paliatif, (4) Persepsi keluarga terhadap perawatan paliatif. 
Kesimpulan: Keluarga memainkan peran penting dalam perawatan pasien gagal jantung yang mendapatkan perawatan paliatif dalam mendampingi pasien selama perawatan di rumah sakit hingga perawatan selanjutnya ketika pulang kerumah. Dengan adanya dukungan dari tim perawatan paliatif dalam bentuk pendampingan bagi pasien dan keluarga, mampu memberikan dampak positif serta meningkatkan kualitas hidup. Sehingga dibutuhkan tim perawatan paliatif khususnya perawat kardiovaskular yang professional yang dapat memenuhi kebutuhan pasien gagal jantung beserta keluarga dalam memberikan layanan perawatan paliatif yang berkualitas di Indonesia.

Introduction: Patients with heart failure are very susceptible to readmission caused by various problems such as perception of symptoms, medication, dietary compliance, social support, cognitive and economic abilities in carrying out self-care, perception of illness and access to health care. Cardio palliative care, especially for patients with heart failure, aims to make patients and families feel calm and feel a safe atmosphere both physically, psychosocially, spiritually, and other problems, as well as to make patients and families have the same understanding from a medical perspective. Therefore, this study aims to explore the experiences of families of heart failure patients receiving palliative care.
Method: This research uses a qualitative research type with a descriptive phenomenological approach. Participants in this study were families of heart failure patients who had experience in receiving palliative care, were able to communicate well and clearly, and were willing to become participants by giving informed consent.
Results: The themes identified in this research were: (1) Families recognize the physical complaints of heart failure patients who receive palliative care, (2) Family support in caring for heart failure patients receiving palliative care, (3) Reasons for receiving palliative care, (4) Family perceptions of palliative care. Conclusion: The family plays an important role in the care of heart failure patients who receive palliative care in accompanying patients during treatment at the hospital until further care when they return home. With the support of the palliative care team in the form of assistance for patients and families, it can have a positive impact and improve the quality of life. So that a palliative care team is needed, especially professional cardiovascular nurses who can meet the needs of heart failure patients and their families in providing quality palliative care services in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library