Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
Rina Juliani
"Penelitian ini bertujuan menguji harmonious passion dan obsessive passion sebagai proses psikologis yang menjembatani pengaruh task significance terhadap kinerja. Dengan menggunakan Self Determination Theory SDT untuk menjelaskan efek mediasi tersebut, pegawai yang memandang pekerjaannya memiliki dampak bagi hidup orang lain cenderung memiliki kinerja yang baik. Data diperoleh dari tenaga kesehatan yang bekerja di organisasi pemerintah di Indonesia N=434 dan analisis data menggunakan program PROCESS macro dari Hayes 2013 . Hasil analisis data menunjukkan task significance berhubungan positif dan signifikan dengan harmonious passion dan obsessive passion, harmonious passion berhubungan positif dan signifikan dengan kinerja, namun obsessive passion tidak ditemukan berhubungan dengan kinerja. Selanjutnya, harmonious passion memediasi secara full hubungan task significance dan kinerja, sedangkan obsessive passion tidak memediasi hubungan tersebut.
This study aims to examined harmonious passion and obsessive passion as underlying psychological process influencing the effect of task significance on performance. Using self determination theory SDT to explaining the mediation effect, employees with high levels of task significance were more likely to have good performance. Data were collected from healthcare workers in Indonesia government organization N 434 , and were analyzed using Hayes PROCESS macro on SPSS. Result showed that task significance was found to be positively and significantly associated with harmonious passion and obsessive passion. Harmonious passion is positively and significantly correlated with performance, but obsessive passion was not found to be associated with performance. Furthermore, harmonious passion fully mediated the effect of task significance on performance, but obsessive passion did not mediate the relationship."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48473
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sihombing, Yosephine Stefani Martanella
"Penilitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji reliabilitas dan validasi dari alat ukur grit yang baru. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah grit scale yang baru, original grit scale, self-control, dan passion. Alat ukur yang baru digunakan terhadap 142 murid dari dari University of Queensland. Ada korelasi positif yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan original grit scale, dan korelasi positif yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan self-control, yang mengindikasikan bahwa alat ukur grit yang baru adalah valid. Namun kami tidak menemukan korelasi yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan passion. Alat ukur grit yang baru memiliki reliabilitas yang baik, dan item discrimination indices yang konsisten. Penelitian selanjutnya dapat memperbaiki item dengan item discrimination indices yang rendah, dan menggunakan alat ukur ini di populasi yang berbeda.
This study aim to test the reliability and validity of the new grit scale. We gave the new grit scale, along with three other scales: the original grit scale, self-control, and passion. The new scale was tested in 142 students of University of Queensland. We found a positive significant correlation between our new grit scale with the original grit scale, and a positive significant correlation between our new grit scale and self-control, indicating the validity of our new grit scale. However, we failed to find a significant correlation between the new grit scale and passion. Our new grit scale has a good reliability, and the item discrimination indices are consistent. Future improvements should be made regarding the items with low item discrimination indices, and testing the scale to different sample populations. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Anggraeni Asha Haryanto
"Entrepreneur dengan passion dianggap lebih sukses dibandingkan yang tidak memilikinya (Baum & Locke, 2004; Cardon, Zietsma, Saparito, Matherne, & Davis, 2005; Moses, 2001). Dengan adanya passion dapat memberikan individu rasa senang dan kesanggupan untuk melakukan sesuatu yang mereka sukai secara sepenuh hati. Dengan adanya entrepreneurial passion, entrepreneur dapat menghadapi kesulitan-kesulitan yang mereka temukan selama menjalani bisnis (Bird, 1969). Dengan entrepreneurial passion tersebut dapat mengantarkan mereka untuk bisa mempertahankan bisnisnya dalam jangka panjang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh dari entrepreneurial passion terhadap entrepreneurial behavior. Entrepreneurial passion (EP) akan diukur melalui dimensi EP for inventing, EP for founding, dan EP for developing. Lalu, entrepreneurial behavior akan diukur menggunakan dimensi business planning, financing the new firm, dan interaction with the external environment. Total responden valid yang didapatkan berjumlah 107 responden dengan kriteria mahasiswa Universitas Indonesia berstatus aktif dan sedang memiliki bisnis saat data penelitian ini diambil. Hasil analisis terhadap data yang didapatkan dari responden tersebut menunjukkan bahwa entrepreneurial passion berpengaruh secara positif yang signifikan terhadap entrepreneurial behavior.
Entrepreneurs with passion are considered more successful than those without it (Baum & Locke, 2004; Cardon, Zietsma, Saparito, Matherne, & Davis, 2005; Moses, 2001). Having passion can give individuals a sense of joy and the ability to do something they like wholeheartedly. With entrepreneurial passion, entrepreneurs can face the difficulties they encounter while running a business (Bird, 1969). This entrepreneurial passion can lead them to be able to maintain their business in the long term. This research aims to analyze the influence of entrepreneurial passion on entrepreneurial behavior. Entrepreneurial passion (EP) will be measured through the dimensions EP for inventing, EP for founding, and EP for developing. Then, entrepreneurial behavior will be measured using the dimensions of business planning, financing the new firm, and interaction with the external environment. The total number of valid respondents obtained was 107 respondents with the criteria being that students at the University of Indonesia had active status and were owning a business when the data for this research was taken. The results of the analysis of the data obtained from these respondents show that entrepreneurial passion has a significant positive effect on entrepreneurial behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sembiring, Selly Anita Br
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari harmonious passion dan obsessive passion terhadap kesejahteraan psikologis karyawan. Teori basic psychological needs satisfaction digunakan sebagai penjelas dinamika teori hubungan antar variabel. Individu dengan obsessive passion akan cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah, sebaliknya individu dengan harmonious passion akan memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Responden penelitian sebanyak 216 berasal dari beragam latar belakang bidang profesi. Hasil menunjukkan bahwa obsessive work passion berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan psikologis dan harmonious work passion berpengaruh positif terhadap kesejahteraan psikologis.
This study aims to investigate the effect of harmonious passion and obsessive passion on employee rsquo s psychological well being. Drawing from basic psychological needs satisfaction theory, harmonious passion would be positively related to psychological well being and obsessive passion would be negatively related to psychological well being. Respondens n 216 came from various vocational background. The results showed that obsessive passion negatively affected psychological well being and harmonious passion positively affected psychological well being. Furthermore, harmonious passion contributed unique variance on psychological well being over and above obsessive passion."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69262
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shafiya Areta
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah Program Intervensi "Work-Life Harmony" dapat membantu individu workaholic dengan meningkatkan Harmonious Passion dan menurunkan Obsessive Passion. Studi baseline melibatkan 217 orang untuk mengukur Workaholic, Harmonious Passion, dan Obsessive Passion. 20 partisipan mengikuti program intervensi, dengan pengukuran perubahan sebelum dan sesudah program. Hasil studi baseline menunjukkan Environmental Mastery berhubungan positif dengan Harmonious Passion dan Obsessive Passion. Kemudian, Obsessive Passion berhubungan positif dengan Working Excessively dan Working Compulsively. Intervensi menunjukkan penurunan Obsessive Passion yang signifikan (p<0.05) dan perubahan perilaku pada durasi lama bekerja pada 13 partisipan. Program intervensi "Work-Life Harmony" menunjukkan potensi dalam menurunkan workaholic dengan melihat penurunan durasi lama bekerja dan menurunkan Obsessive Passion. Hasil ini memberikan kontribusi penting pada pemahaman tentang motivasi kerja dan perilaku workaholic, serta menyediakan dasar untuk penelitian empiris lebih lanjut. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya intervensi yang ditargetkan dalam menciptakan keseimbangan kerja-hidup yang lebih baik, sehingga mengurangi dampak negatif dari workaholism terhadap individu dan lingkungan kerja mereka.
This study examined the effectiveness of a Work-Life Harmony Intervention Program in reducing workaholic behavior by enhancing Harmonious Passion and diminishing Obsessive Passion. A baseline study involving 217 participants assessed their levels of Workaholic, Harmonious Passion, and Obsessive Passion. Subsequently, 20 participants engaged in the intervention program, with pre- and post-intervention measurements conducted. The baseline study revealed a positive correlation between Environmental Mastery and both Harmonious Passion and Obsessive Passion. Additionally, Obsessive Passion was positively associated with Working Excessively and Working Compulsively. The intervention resulted in a significant decrease in Obsessive Passion (p < 0.05) and a behavioral change in work duration for 13 participants. The Work-Life Harmony Intervention Program demonstrated potential in reducing workaholic behavior by lowering work duration and Obsessive Passion. These findings contribute significantly to understanding work motivation and workaholic behavior, laying the groundwork for further empirical research. The results emphasize the importance of targeted interventions in promoting better work-life balance, thereby mitigating the negative consequences of workaholism on individuals and their work environments."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Everd Nandya Prasetya
"Dari berbagai penelitian yang meneliti hubungan antara work passion, hubungan antara Harmonious Work Passion HWP dan Obsessive Work Passion OWP dengan kinerja masih terlihat kurang konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efek moderasi Job Resources pada hubungan antara dua jenis work passion terhadap kinerja dengan menggunakan data sebanyak 321 karyawan dari berbagai perusahaan di Indonesia. Sesuai dengan hipotesis, hasil menunjukkan bahwa HWP, OWP, dan interaksi OWP dengan Job Resources JR berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja; sebaliknya, bertolak belakang dengan hipotesis, hasil menunjukkan interaksi HWP dengan JR berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kinerja. Implikasi terhadap penelitian passion-performance dan praktik manajemen terdapat di bagian diskusi.
Despite many studies that examines work passion, the relationship between Harmonious Work Passion HWP and Obsessive Work Passion OWP and job performance are still inconsistent. Using samples from 321 employees from multiple companies in Indonesia, this study aims to examine the moderating effect of Job Resources on work passion performance relationship. As we predict, results show that HWP, OWP, and interaction between OWP and Job Resources JR significantly and positively affect job performance and contrary to our prediction, interaction between HWP and JR significantly and negatively affect job performance. Implication for passion performance and management practices are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48219
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Duckworth, Angela
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018
158.1 DUC g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ismarli Muis
"Keputusan untuk menjadi wirausahawan didasari oleh dua alasan, yaitu atas dasar opportunity atau necessity. Umumnya, penelitian menunjukkan bahwa peluang keberhasilan wirausahawan opportunity lebih baik daripada wirausahawan necessity, namun penelitian-penelitian tersebut belum memberikan hasil yang konklusif. Fakta juga menunjukkan bahwa terdapat individu yang memulai berwirausaha atas dasar keterdesakan ekonomi, namun dapat menunjukkan keberhasilan dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya. Disertasi ini mengajukan argumen bahwa wirausahawan necessity juga memiliki peluang berhasil yang sama dengan wirausahawan opportunity. Dengan menggunakan kuesioner, faktor identitas wirausaha, entrepreneurial passion, pengenalan peluang, dan pengambilan risiko diuji pada kelompok wirausahawan necessity dan opportunity yang telah menunjukkan keberhasilan dalam aktivitas bisnisnya. Ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari keempat faktor tersebut pada wirausahawan necessity dan opportunity. Hasil penelitian mendukung argumen. Kondisi opportunity dan necessity hanya merupakan titik awal dalam memulai berwirausaha, kategorisasi ini seharusnya tidak dijadikan pembeda dalam memprediksi keberhasilan wirausaha individu. Lebih lanjut, cara kedua kelompok wirausahawan untuk mencapai keberhasilan memiliki dinamika sendiri-sendiri. Faktor kunci untuk memiliki kemampuan pengambilan risiko yang baik pada wirausahawan opportunity adalah entrepreneurial passion, sedangkan pada wirausahawan necessity adalah pengenalan peluang secara diciptakan.
The decision to become an entrepreneur is based on two conditions, opportunity or necessity. Most studies support that opportunity entrepreneurs more likely to succeed than necessity entrepreneurs, however conclusive results have not been reached. The fact also shows that there are individuals who are successful in his business despite the forced conditions. This study argues that necessity entrepreneurs have the same chance of success as his counterpart. Using questionnaires, entrepreneurial identity, entrepreneurial passion, opportunity recognition and risk taking allegedly play a significant role in determining entrepreneurial success, tested on both groups that has shown success in business activities. It was found that there is no significant difference of these four factors between both groups. The results support the argument. The condition of opportunity and necessity is only a starting point in start up businesses, this categorization should not be a differentiator in predicting the entrepreneurial success. Further, the ways in which both groups of entrepreneurs achieve success seem to differ according to their own dynamics, with risk taking factor as criterion. The key factor for having a good risk taking ability in opportunity entrepreneurs is entrepreneurial passion, whereas in necessity entrepreneurs is created opportunities recognition."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
D2321
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Febrya Devitasari
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara work passion terhadap psychological well-being pada karyawan. Pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Psychological Well-Being Scale yang disusun oleh Ed Diener, Derrick W., Robert B., William T., Chu K., Dong-won C., dan Shigehiro O. 2009 dengan nilai reliabilitas sebesar .863. Pengukuran Work Passion menggunakan alat ukur Passion Scale yang dikembangkan oleh Vallerand dan Houlfort 2003 dengan nilai reliabilitas .702. Kuesioner kedua alat ukur ini diberikan kepada 93 karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa work passion memiliki hubungan yang positif signifikan r = .387, p < .01 dengan psychological well-being pada karyawan. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa berdasarkan data demografis, usia, lama bekerja, dan tingkat pendidikan tidak memiliki perbedaan mean yang signifikan pada kedua variabel. Sedangkan jenis kelamin memiliki perbedaan mean yang signifikan pada work passion dan tidak memiliki perbedaan mean yang signifikan pada psychological well-being.
This research intended to see the correlation between work passion toward psychological well being on employees. Psychological well being was measured by Psychological Well Being Scale by Ed Diener, Derrick W., Robert B., William T., Chu K., Dong won C., dan Shigehiro O. 2009 and has reliability coefficient .863. Measurement of work passion conducted with Passion Scale which is developed by Vallerand and Houlfort 2003 and has reliability coefficient .720. Both of this scale administrated to 93 employees. The result showed that work passion had positive significant effects with psychological well being on employees r .387, p .001 . This research also showed that according to demographical data of participants, both variabel didn rsquo t differ based on age, length of work, and educational level. While sex based on work passion had significant mean difference and no significant mean difference on psychological well being. "
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2017
S68495
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Widawati Hapsari
"Penelitian mengenai anteseden work passion masih jarang dilakukan, padahal passion memiliki dampak besar pada keluaran pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara person-organization fit dan work passion harmonious dan obsessive work passion dengan efek mediasi komitmen afektif. Data yang terkumpul sebanyak 180 responden, yang merupakan karyawan tetap yang bekerja di berbagai kota di Indonesia. Metode yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini adalah self-report, sedangkan analisis efek mediasi menggunakan PROCESS MACRO dari Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara person-organization fit dengan harmonious work passion dimediasi secara parsial oleh komitmen afektif. Sementara itu hubungan antara person organization fit dan obsessive work passion tidak dimediasi oleh komitmen afektif.
Previous studies showed that passion has significant impact on work related behavior, yet little scholarly work has addressed how passion is attained. The main purpose of the present study was to examine the mediation effects of affective commitment on person organization fit and work passion harmonious and obsessive work passion . Data were obtained from a sample of 180 full time worker from various private industries and state owned enterprises in Indonesia. The data was measured with self report, and the hypotheses were analyzed using PROCESS MACRO by Hayes. The result showed that affective commitment mediated partially the relationship between person organization fit and harmonious work passion. Meanwhile the affective commitment did not mediate the relationship between person organization fit and obsessive passion. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48085
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library