Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roostiati Sutrisno Wanda
Abstrak :
Permenkes 1575 tahun 2005 menyatakan, bahwa Pusdiklat SDM Kesehatan bertanggung jawab mengkoordinasikan seluruh pelatihan yang ada, guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam menunjang terwujudnya sumber daya manusia kesehatan yang profesional. Selain itu dalam Kepmenkes No.725/Menkes/SK/V/ 2003, Pusdiklat SDM Kesehatan bertanggung jawab dalam akreditasi dan sertifikasi pelatihan kesehatan serta institusi diktat kesehatan. Pusdiklat SDM Kesehatan sebagai institusi diklat kesehatan dilengkapi dengan fasilitas penunjang diklat berupa tempat untuk penyelenggaraan pelatihan yaitu fasilitas akomodasi dan ruang belajar. Pemanfaatan fasilitas penunjang diklat ini tidak hanya diperuntukan oleh Pudiklat sendiri tetapi dapat untuk unit program kesehatan serta instansi-instansi lain. Oleh karena itu Pusdiklat SDM Kesehatan masuk dalam aturan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) seperti tertera dalam PP nomor 7 tahun 2006 tentang jenis dan tarif atas jenis PNBP yang berlaku pada Departemen Kesehatan, sehingga laporan pemanfaatan fasilitas diklat harus terekam dan dilaporkan. Pusdiklat SDM Kesehatan sebagai sebuah unit organisasi di jajaran Departeman Kesehatan tentunya bertujuan menjadi satu organisasi yang unggul di bidang pelatihan, sehingga segala informnasi yang berkaitan dengan kegiatan pelatihan tersedia. Tentunya informasi tentang pelatihan kesehatan diharapkan tersedia dan mudah didapat. Namun kenyataannya sampai saat ini tidak semua variabel tersedia datanya sehingga tidak dapat dikeluarkan infomaasinya, selain itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk memperolelmya. Penelitian pengembangan sistem informasi pemanfaatan fasilitas diklat di Pusdiklat SDM Kesehatan, menggunakan desalt" penelitian dengan pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah. Dengan Metode pendekatan sistem yang digunakan adalah system development life cycle yang meliputi beberapa tahapan yaitu entitas, langkah pengembangan sistem, langkah analisis sistem, langkah perancangan sistem dan pembuatan prototype. Sehingga menjadi kekuatan dalam Sistem Informasi Pemanfaatan Fasilitas Diklat. (SIMANFAS). Hasil analisis sistem dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada dalarn sistem yang sedang berjalan serta altematif solusi pada level input, proses dan output. SIMANFAS didesain untuk kemudahan input data dan otomasi proses pengolahannya menjadi informasi. Output yang dihasilkan berupa penjadwalan, laporan, tabulasi indikator pernanfaatan fasilitas diklat, dan grafik indikator pemanfaatan fasilitas diklat. Interpretasi lebih lanjut akan didapatkan trend pemanfaatan fasilitas diktat, sehingga dapat dilihat bulan apa saja pemakaian fasilitas penuh, jenis pengguna darimana saja yang banyak memakai fasilitas. Aplikasi SIMANFAS ini dapat menjadi alat manajemen dalam pengambilan keputusan, untuk pelayanan akomodasi, clan dapat memudahkan dalam perhitungan BOR dan SOR, untuk keperluan pelaporan Penerimaan Negara Bukan, Pajak (PNBP), serta laporan pemanfaatan fasilitas diklat. SIMANFAS ini diharapkan dapat dijadikan alat bagi pengelola institusi diklat kesehatan lainnya. ......The regulation of the health minister number 1575", in 2005 declared that the center of training and education for the health of human resource is responsible to coordinate all training in order to increase the human resource capacity to support realization of professional the health of human resource. Moreover, in the health ministry decision number 725"Ythe Health Minister/ SK/V/2003, center for training and education of health human resource is responsible in accrediting and certifying on the health training and the health institution of training and education. Center for training and education of health human resource as an institution of the health training and education is completed of supporting facilities for education and training such as the location to hold a training that is accommodation facility and study room. The utilization of supporting facility of training and education as not only for themselves but also for the health programme unit as for other institution. Nevertheless, center for training and education of health human resource is included in regulation of Non Taxes State Revenue (PNBP) as mentioned in PP Number 7 2006 about types and tariff of kinds of PNBP which occur in the health department, so the report of training and education facility utilization must be recorded and reported. Center for training and education of health human resource as unit organization among the health department aims to be one out standing organization in training line, in order to supply all information related with training activity. Not only available those informations must be easy to achieve. In fact, until now those informations are still hard to obtain. The research of information system development of training and education facility utilization at the center of training and education for the health of human resource is using design with approach system to solve problem. The approach system method used is system development life cycle which covers some phases, those are entity, system development, system analysis, system design and prototype making. Until they all become the power in the System of Information of Training and Education facility Utilization (SIMANFAS). The result of system analysis can identify the recent problem in system and alternative solution on level input, process and output. SIIVIANFAS is designed to easy the data input and automatic process tabulation to become information. The result output are scheduling, report, training and education facility utilization indicator tabulation and also training and education facility utilization indicator graphic. The application SIMANFAS can be management tools in the decision making, not only for accommodation service but also to easy calculation BOR and SOR, this also for non taxes state revenue report, training and education facility utilization report. This SI:MAN-FAS is expected to be a medium for other health training and education institution organizer.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halim Sabri
Abstrak :
ABSTRAK
Fasilitas Pemerintah dalam skripsi ini adalah suatu paket bantuan berupa kredit keuangan, mesin-mesin dan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian dan Pemda DKI Jaya. Tujuan daripada bantuan ini dimaksudkan untuk mengembangkan usaha konveksi industri kecil di kelurahan Cipulir yang mengalami kesulitan di dalam pengembangan usahanya. Tujuan penelitian ini adalah mencoba mengetahui bagaimana pemanfaatan fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah kepada pengusaha industri kecil di keluruhan Cipulir. Di samping itu ingin pula diketahui bagaimana pendapat masyarakat dalam hal ini para pengusaha itu sendiri tentang bantuan tersebut, apakah sesuai dengan kebutuhan mereka. Data diperoleh melalui penelitian lapangan, yaitu wawancara dengan para pengusaha industri kecil di kelurarhan Cipulir yang menjadi responden dalam penelitian ini Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan penarikan sampel secara random sampling sederhana. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pemanfaatan fasilitas pemerintah kurang efektif di dalum menunjang peningkatan dan perluasan usaha konveksi mereka. Hal ini disebutkan karena jumlah kredit yang mereka terima terlalu kecil sehingga tidak mencapai kebutuhan yang diperlukan juga dirasakan penyebaran bantuan tersebut tidak merata dan masih banyuk pengusaha yang belum menerima fasilitas tersebut. Begitu juga untuk fasilitas berupa mesin-mesin, sebenarnya mereka membutuhkan jenis mesin obras bukan mesin biasa. Untuk mesin obras ini ternyata hanya sedikit saja yang menerimanya. Untuk pemberian fasilitas pendidikan maka program pendidikan yang diberikan seperti tentang konveksi, materi yang diberikan adalah materi yang sesuai untuk industri menengah ke atas, sedangkan industri kecil di sini belum mampu menerapkannya. Masalah motivasi pun merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan kepada kebutuhan mereka yang bersifat harian saja. Dari gambaran di atas sangat diharapkan uluran tangan pemerintah guna memberikan bantuan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan para pengusaha, baik berupa kredit keuangan, mesin-mesin dari jenis yang mereka perlukan dan juga program pendidikan konveksi yang, materinya mampu diterapkan dilingkugan industri kecil Cipulir.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudianto
Abstrak :
[ABSTRAK
Peran penting Pasar Tradisional dalam perekonomian daerah, mendorong adanya upaya untuk meningkatkan kinerja pasar melalui program revitalisasi pasar tradisional. Program revitalisasi pasar tradisional direalisasikan melalui pembangunan pasar tradisional baru dan/atau memperbaiki fisik pasar tradisional yang ada, mengadakan pelatihan manajemen pengelolaan pasar, dan pendampingan terhadap pengelola, konsumen, serta sosialisasi revitalisasi pasar tradisional. Namun dalam perkembangannya pelaksanaan dari program revitalisasi menyisakan banyak permasalahan seperti rendahnya jumlah pembeli. Dalam penelitian ini fokus utamanya adalah menjawab pertanyaan mengapa pemanfaatan fasilitas di pasar Panggungrejo dan pasar Pucangsawit begitu rendah. Dengan menggunakan metode survei melalui teknik penyebaran kuisioner dan interview secara mendalam (dept interview), dan kemudian dilakukan analisis secara deskriptif maka diperoleh hasil bahwa rendahnya pemanfaatan fasilitas pasar disebabkan oleh faktor lokasi pasar yang tidak strategis, rendahnya jumlah pembeli, kondisi usaha, dan pengelolaan pasar yang kurang baik.;The important role of traditional markets in the regional economy, encourage their efforts to improve the performance of the market through the traditional market revitalization program. Traditional market revitalization program is realized through the development of new markets and improve the physical traditional markets, management training markets, and assistance to managers, consumers and dissemination of traditional market revitalization. But in its development, implementation of revitalization program leaves a lot of problem such as low of buyer. In this study the main focus is to answer the question of why the use of facilities in Panggungrejo and Pucangsawit markets so low. By using the survey method through quetionnaires and interview techniques in depth, and then conducted a descriptive analysis of the obtained results that the low utilization factor of the market caused by the lack of strategic market location, the low number of buyers, bussiness condition, and management of unfavorable market;The important role of traditional markets in the regional economy, encourage their efforts to improve the performance of the market through the traditional market revitalization program. Traditional market revitalization program is realized through the development of new markets and improve the physical traditional markets, management training markets, and assistance to managers, consumers and dissemination of traditional market revitalization. But in its development, implementation of revitalization program leaves a lot of problem such as low of buyer. In this study the main focus is to answer the question of why the use of facilities in Panggungrejo and Pucangsawit markets so low. By using the survey method through quetionnaires and interview techniques in depth, and then conducted a descriptive analysis of the obtained results that the low utilization factor of the market caused by the lack of strategic market location, the low number of buyers, bussiness condition, and management of unfavorable market, The important role of traditional markets in the regional economy, encourage their efforts to improve the performance of the market through the traditional market revitalization program. Traditional market revitalization program is realized through the development of new markets and improve the physical traditional markets, management training markets, and assistance to managers, consumers and dissemination of traditional market revitalization. But in its development, implementation of revitalization program leaves a lot of problem such as low of buyer. In this study the main focus is to answer the question of why the use of facilities in Panggungrejo and Pucangsawit markets so low. By using the survey method through quetionnaires and interview techniques in depth, and then conducted a descriptive analysis of the obtained results that the low utilization factor of the market caused by the lack of strategic market location, the low number of buyers, bussiness condition, and management of unfavorable market]
2015
T43000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Widiyastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Di seluruh dunia, kemalian bayi bam lahir (neonatus) merupakan 36% kematian anak di bawah usia lima tahun. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, angka kematian neonatus Indonesia adalah 18 kemalian per 1000 kelahiran hidup, tertinggi se-Asia Tenggara Dengan kemajuan teknologi kedokteran saat ini, morbiditas maupun mortalitas pada bayi baru lahir yang disertai penyulit dapai ditekan. Unit perinatologi mempakan fasilitas yang terbilang baru di Iingkungan RS Tugu Ibu dimana tingkat pemanfaatanya masih tergolong rendah. Berdasarkan data rekarn medis tahun 2007, BOR unit perinatologi adalah 37,l6%. Agar dapat memaksimalkan pemanfaatan fasilitas perinatologi ini, terlebih dahulu perlu diketahui karakteristik pasien- pasiennya. Penelitian ini berlujuan untuk mengelahui hubungan karakteristik pasien dengan pemanfaatan fasilitas perinatologi di RS Tugu Ibu Depok tahun 2007. Rancangan penelitian ini adalah studi potong Iintang dengan pendekatan kuantitalif. Lokasi penelitian adalah unit perinatologi RS Tugu lbu, dan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2008. Data yang di gunakan adalah data sekunder yang diperoieh dari buku register pasien perinalologi selama tahun 2007 dengan jumlah sampel sebanyak 96. Daftar cocok (check list) digunakan sebagai instrumen pengumpul data. Variabel independen dalam penelilian ini lerdiri dari faklor predisposisi (umur, jenis kelamin, berat badan dan riwayal asal bayi serta tempat tinggal orang lua), Faktor enabling (jenis pembiayaan) dan faktor (lama hari rawat dan lindak Ianjut). Sebagai variabel dependen adalah pemanfaatan fasilitas perinalologi (inkubator, alat fototerapi, ifgfizs pump. nasal canule dan nnsogaslric lube). Dala kemudian dianalisa secara mivariat, bivariat (menggunakan uji Kai Kuadral) dan multivarial (uji regresi logislik). Dari hasil penelitian didapalkan 25% pasien meunanfaalkan fasilitas perinatologi selama menjalani perawatan.Didapatkan hubungan yang bermakna anlara variabel umur, berai badan, riwayat asal, lama hari rawat dan tindak lanjut dengan pemanfaatan fasilitas perinalologi. Sedangkan variabel tindak lanjut mempakan faktor dominan dalam pemanfaatan fasilitas perinalologi di RS Tugu Ibu tahun 2007. Saran yang dapat diberikan berkaitan penelitian ini adalah menetapkan suatu kriteria tertenlu bagi pasien yang akan dirawai di unit perinalologi dan mengembangkan unit perinatologi menjadi NICU (Neonami lntensive Care Unit).
ABSTRACT
Newborn mortality is 36% of under 5 children mortality over the world. Based on WI-IO?s report in 2005, the newborn mortality in Indonesia was I8 mortalities of l000 live birth, which were the highest in South East Asia The advance medical technology now days could reduce morbidity and mortality of` the newborn that?s had trouble around their conditions. Perinatology unit in Tugu Ibu Hospital was still underutilization. Based on medical report, Bed Occupancy Rate perinatology unit was 37,16% in 2007. In order to maximize it, the identification of patients characteristic was urgently needed. This study is to identify the relationship between patienfs characteristic and utilization ot? perinatology facilities in Tugu Ibu Hospital in 2007. The study is quantitative study with a cross sectional design. The location of this study is at pcrinatology unit in Tugu Ibu Hospital on March- May 2008. The subject is perinatology patient?s register book in 2007 as a secondary data and the sample is 96 data. Check list is used as an instrument of this study. Variables studied are consisting of predisposing factors (age, sex and weight of the newborn; parents address and referral history), enabling factors (type of financing) and need (length of Slay and outcome). As a dependent variables is utilization of perinatology facilities (incubator, phototheraphy device, infusion pump, nasal canule and nasogastric tube). Data are analyzed by univariate, bivariate (Chi?s square test) and multivariate (logistic regression test) analysis. lt was fotmd that 25% patients use perinatology facility during their treatment. The independent variables, which have significantly related to the utilization of perinatology facilities are: age, weight, referral history, length of stay and outcome. The multivariate analysis found that the dominant factor is outcome of the utilization of perinatology facilities in Tugu Ibu Hospital in 2007. Based on the study result, it is suggested that hospital must create a specific criterias for newborn whose need perinatoiogy treatment and up grade this unit become Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
2008
T31593
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Isa Ihyaroza
Abstrak :
Taman kota adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan kota dan dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Fasilitas yang berada di taman dapat mempengaruhi pola kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung. Dalam pemanfaatannya, pihak pengelola taman mempunyai rencana pemanfaatan akan fasilitas-fasilitas yang ada di taman. Taman Sepat merupakan taman kota yang dikelilingi oleh permukiman penduduk sehingga mayoritas pengunjung merupakan warga sekitar. Fasilitas yang berada di taman ini mendukung aktivitas untuk refreshing dan berolahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pola kegiatan pengunjung Taman Sepat berdasarkan rencana pemanfaatan yang disusun oleh pengelola taman. Penelitian ini menggunakan pendeketan kuantitatif dan menggunakan metode observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Penelitian memakai dua jenis analisis data yaitu analisis kuantitatif deskriptif dan analisis keruangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aktivitas active angagement cenderung dilakukan pada tempat yang luas dan juga yang sudah difasilitasi oleh pihak pengelola. Aktivitas active engagement paling banyak dilakukan pada pagi hari dan weekend. Aktivitas passive engagement dilakukan pada tempat duduk yang tersedia di taman untuk melakukan aktivitas ini. Aktivitas passive angagement dilakukan terutama pada sore hari. Ketika seluruh tempat duduk terpakai oleh pengunjung yang akan duduk pada ruang terbuka. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua ruang kegiatan dimanfaatkan sesuai dengan rencana pemanfaatannya.  Pengecualian dapat terjadi apa bila semua tempat telah digunakan.  Hal ini mendorong pengunjung untuk memanfaatkan ruang-ruang kosong walaupun tidak sesuai dengan rencana pemanfaatan yang telah ditetapkan Hal ini terjadi terutama untuk aktivitas active. ......The city park is a park located in the urban environment on a large scale and can anticipate the impacts caused by urban development, enjoyed by all city residents. Facilities in the park can influence the activity patterns of visitors. In its utilization, the park management has a utilization plan for the existing facilities. Taman Sepat is an urban park surrounded by residential areas, so the majority of visitors are local residents. The facilities in this park support activities for refreshment and exercise. This study aims to analyze the activity patterns of Taman Sepat visitors based on the utilization plan prepared by the park management. The research uses a quantitative approach and employs observation and interviews to collect the necessary data. The study uses two types of data analysis, namely descriptive quantitative analysis and spatial analysis. The results of this study show that active engagement activities tend to be carried out in spacious areas and those already facilitated by the park management. Most active engagement activities are conducted in the morning and on weekends. Passive engagement activities are carried out in the available seating areas in the park. Passive engagement activities are mainly carried out in the afternoon when all the seats are occupied by visitors who want to sit in open spaces. The conclusion of this study indicates that all activity spaces are utilized according to their utilization plan. Exceptions may occur when all spaces are already in use, encouraging visitors to use empty spaces even if it does not align with the established utilization plan, especially for active activities.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadet Dewi Kusuma Harimurti Kunde
Abstrak :
Persalinan di fasilitas kesehatan menekan risiko kematian ibu. Kebijakan Kementerian Kesehatan, persalinan harus ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Sehingga perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan. Disain penelitian potong lintang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dengan mewawancarai responden saat kunjungan rumah menggunakan kuesioner. Populasi ibu hamil di Kabupaten Fakfak. Sampel ibu hamil di wilayah Puskesmas terpilih. Uji statistik analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian ada hubungan signifikan antara pendidikan, pengetahuan, status ekonomi dan persepsi dengan pengambilan keputusan memilih tempat persalinan. Faktor paling berpengaruh adalah pendidikan dan persepsi. Disarankan meningkatkan pemanfaatan fasilitas kesehatan sebagai tempat persalinan. Delivery at a health facility. Ministry of Health policy, delivery should be assisted by health personnel in health facilities. It is necessary to factor factors related to the decision to choose where to go. Cross sectional design using a quantitative approach. Data collection by interviewing respondents while visiting the home using questionnaires. Population of pregnant women in Fakfak District. Samples of pregnant women in the selected puskesmas area. Statistical test of univariate, bivariate and multivariate analysis. The results of the study there is a significant relationship between education, knowledge, economic status and perception with the decision of choosing the birthplace. The most moderate factors are education and perception. It is recommended to improve health facilities as a place of birth.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library