Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desmandrianto
"PT. MKM Il memililki enam jalur produksi (machining line) dan tiga jalur perakitan (assembly line). Keenam jalur produksi yaitu crank shaft, cylinder head cam shaft, conneciing rod cylinder block dan intake and exhaust manifold.
Kegiatan pemeliharaan yang terencana dengan baik dan benar akan dapat memperpanjang usia dari penggunaan mesin dan peralatan, sehingga perusahaan akan dapat merencanakan besarnya anggaran biaya untuk pemeliharaan dan juga dapat menekau besarnya biaya pengeluaran untuk perbaikan atau penggantian mesin secara tiba-tiba.
Dalam tugas akhir ini penulis merencanakan pemeliharaan pencegahan yang meliputi perencanaan anggaran dan perencanaan kerja perneliharaan pencegahan untuk mesin-mesin produksi pada jalur permesinan crank shaft cylinder head dan cam shaft.
Dari hasil perhitmgan yang dilakukan, diperoleh bahwa jumlah anggaran yang dibutuhkan sejumlah Rp 168,072,490.
Dalam pembagian waktu kerja dilakukan dengan memperhatikan periode waktu kerja dan posisi mesin pada tata letak mesin agar tiap pekerja tidak menghabiskan banyak waktu untuk berpindah dari satu mesin ke mesin lainnya. Hasil perhitungan untuk perencanaan kerja ini, didapat jumlah optimal empat pekerja dengan tingkat produktivitas 80.76 %. Hal ini berarti bahwa tiap pekerja mempunyai waktu kerja lebih banyak dari waktu menganggur.
"
1996
S36380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anung Harya Prabawa
"Dewasa ini industri tekstil memegang peranan yang penting dalam struktur indusutri di Indonesia. Selain menjadi penghasil devisa terbesar setelah produk kayu olahan, industri tekstil juga memberi andil yang besar bagi penyerapan tenaga kelja di Indonesia. Perkembangan industri tekstil di daerah-daerah juga memberi dampak yang positif terhadap pernerataan pembangunan dan pencegahan urbanisasi ke kota-kota besar.
Perkembangan industri tekstil tentunya akan memberi dampak persaingan yang semakin ketat antar perusahaan dalam memperebutkan pasar. Agar bisa bersaing, setiap perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat diterima oleh konsumen tepat pada waktuya, dengan biaya produksi seminimal mungkin. Untuk itu dibutuhkan kondisi mesin-mesin produksi yang prima sehingga kelangsungan produksi dapat terjaga. Kondisi ini hanya bisa dicapai dengan suatu kegiatan perneliharaan (maintenance) yang terencana dengan baik. Salah satu bentuk pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan pencegahan.
Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan pemeliharaan pencegahan pada mesin-mesin pemintal benang yang merupakan salah satu bagian dari mesin-mesin tekstil. Perencanaan yang dilakukan meliputi perencanaan kebutuhan dan biaya pekerja langsung, bahan langsung, dan biaya overhead. Perencanaan kebutuhan jumlah dan biaya pekenja langsung didasarkan pada pembagian beban kerja pemeliharaan rutin sampai dihasilkan oeban kelja yang merata dan eiisiensi pekerja yang serta dengan membuat peramalan beban kerja di luar kegiatan rutin atau beban kerja yang timbul sebagai tindak lanjut inspeksi. Perencanaan kehutuhan dan biaya bahan langsung didasarkan pada periode penggantiannya (untuk pelumas) dan penggunaan pola distribusi Poisson (untuk perencanaan suku cadang). Biaya overhead yang direncanakan terbagi menjadi tiga jenis yaitu: biaya pekerja tak langsung, bahan tak langsung dan depresiasi.
Dari hasil perencanaan ini didapatkan suatu kegiatan pemeliharaan yang lebih terarah, sistematis, dan terorganisir sehingga didapat biaya keseluruhan yang terendah (feast overall cost)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dwi Noor Ramadhania Sari
"ABSTRAK
Dalam menjaga pertumbuhan bisnis, operator perlu mempertahankan serta meningkatkan kualitas jaringannya. Kunci dari kualitas jaringan adalah dengan mempertahankan ketersediaan dan kehandalan jaringan, untuk itu operator melaksanakan aktivitas pemeliharaan BTS yang dimilikinya. Pada operator PT. XYZ sudah dilakukan aktivitas pemeliharaan, namun belum ada kesesuaian antara jadwal pemeliharaan BTS dengan frekuensi downtime yang menyebabkan besarnya biaya kerusakan yang harus dikeluarkan operator, sehingga hal ini menyebabkan meningkatnya kontribusi biaya pemeliharaan terhadap total biaya operasional. Dengan menerapkan strategi penjadwalan ulang pemeliharaan pencegahan preventive maintenance yang berbeda-beda pada setiap site berdasarkan minimal interval waktu downtime atau Mean Time Between Failure MTBF dari masing-masing site, maka biaya pemeliharaan dapat dihemat hingga 50 dari total biaya failure dengan nilai kehandalan jaringan reliability sesuai harapan, yaitu pada nilai di atas 90 .

ABSTRACT
Operators need to maintain and improve the network quality to sustain business growth. The keys of the network quality are availability and reliability network, therefore operator needs to do the maintenance activities of base stations. Operator PT. XYZ has been performed maintenance activities, but there is no compatibility between the maintenance schedule and the frequency of site downtime, so operator must spend more failure cost and the contribution of maintenance costs to the total operating costs will increase. By implementing a strategy of re scheduling preventive maintenance at each site based on a minimum interval of downtime or Mean Time Between Failure MTBF , the maintenance costs can be saved up to 50 of the total failure cost with network reliability as expected at value above 90 ."
2016
T46983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Agustino
"Pada industri beverages di zaman sekarang, optimasi penjadwalan produksi dan pemeliharaan pencegahan menjadi perhatian serius manajemen. Pengembangan model pemeliharaan pencegahan dan penjadwalan produksi diharapkan dapat mengurangi biaya operasional produksi. Model pemeliharaan pencegahan bertujuan untuk mengoptimalkan periodik penggantian penjepit botol pada mesin washer sehingga biaya lembur penggantian botol pecah dapat ditekan seminimal mungkin. Model penjadwalan produksi bertujuan untuk memenuhi permintaan distributor dengan penjadwalan produksi yang paling efisien. Model matematika yang digunakan pada pemeliharaan pencegahan adalah model matematika Non Linear, sedangkan model matematika yang digunakan pada penjadwalan produksi adalah model matematika Integer Linear Programming. Optimasi pemeliharaan pencegahan yang dilakukan dapat menghemat biaya 38,8%, sedangkan optimasi penjadwalan produksi yang dilakukan dapat memastikan jadwal produksi tidak menggunakan lembur lebih dari 2 jam setiap harinya.

In beverages industry at the moment, optimization of the production scheduling and preventive maintenance become main purpose of management. By developing preventive maintenance and production scheduling models, it?s expected to reduce the operational costs of production. Preventive maintenance model aims to optimize the periodic replacement of plastic insert in the bottle washer machine so the overtime costs of plastic insert replacement can be minimized. Production scheduling model aims to meet the demand for distributors with the most efficient production scheduling. Mathematical models used in preventive maintenance is a mathematical model of Integer Non-Linear Programming, while the mathematical model used in the production scheduling is a mathematical model of Integer Linear Programming. Optimization of preventive maintenance save the cost 38.8%, while the production scheduling optimization can be done to make sure every production scheduling don?t use more than 2 hours overtime every day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library