Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soediyono Reksoprayitno
Yogyakarta: Liberty , 1985
339.5 SOE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wakarmamu, Thobby
Abstrak :
Bidang pariwisata mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional kita baik sebagai sumber penghasil devisa maupun sebagai sumber kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Terpilihnya sektor pariwisata sebagai salah satu alternatif sumber devisa negara, menuntut konsekuensi adanya perencanaan yang lebih matang. Perencanaan pariwisata tidak dimaksudkan untuk merusak lingkungan hidup tetapi justru harus direncanakan dan dilaksanakan ke arah tata lingkungan yang mendukung kepada pembangunan berlanjut, adalah pembangunan obyek-obyek wisata dan daya tarik wisata yang hidup dalam masyarakat tetapi selalu berorientasi kepada kelestarian nilai dan kualitas lingkungan hidup yang ada di masyarakat. Dalam kenyataannya terdapat.banyak kendala yang pada suatu saat dapat menjadi picu merosotnya keberhasilan program pemerintah yang dicapai. Kendala ini nampak terutama pada ketergantungan sepenuhnya pada program pemerintah pusat; kemampuan daya tampung sarana pariwisata yang masih belum memadai; promosi yang belum cukup mampu bersaing dalam pasar internasional dan kekurangmampuan tenaga manajerial dalam pengelolaan dan pemanfaatan wisata tertentu untuk menciptakan citra produk wisata Irian Jaya yang lebih positif. Berdasarkan kerangka permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kebijakan-kebijakan pemerintah tentang pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan produk-produk wisata di Kabupaten Daerah Tingkat II Biak Numfor. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa kebijakan dengan maksud untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menerangkan program kepariwisataan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Dari informasi yang diperoleh di lapangan setelah dikaji secara lebih teliti diperoleh gambaran bahwa belum ada kerja sama antara semua pelaku pariwisata, dalam arti bahwa masing-masing pelaku berjalan menurut program/target yang ditentukan sendiri. Padahal terpilihnya sektor pariwisata (yang berwawasan lingkungan) sebagai salah satu alternatif sumber devisa negara dalam menunjang program pembangunan berlanjut menuntut konsektivensi adanya perencanaan dan kerjasama yang lebih matang antar semua instansif departemen dan lembaga/organisasi pariwisata terkait. Rencana ini harus disusun dalam program kepariwisataan terpadu yaitu dengan melakukan promosi pariwisata secara terpadu yaitu dengan mencurahkan kegiatannya pada pusat-pusat pasar wisata baik di dalam maupun di luar negeri; meningkatkan aksesibilitas ke obyek dan juga daya tarik wisata di seluruh pelosok daerah Irian Jaya serta melakukan koordinasi dan kerjasama yang sebaik-baiknya dengan departemen, lembaga pemerintah, Pemerintah Daerah, Usaha Swasta Nasional serta organisasi masyarakat lainnya dalam rangka persiapan dan penyelenggaraan kepariwisataan di bumi Irian Jaya. Sebagai suatu program dan kegiatan besar yang menyangkut harkat bangsa dan negara sangat diperlukan penanganan dan pengelolaan secara serius, terarah dan efektif. Lingkungan hidup sebagai titik tolak pemikiran pengembangan dan, pembangunan kepariwisataan yang menjamin kelestarian kehidupan alami, bio-geografis, harus terus diupayakan demi menjamin daya tarik pesona wisata. Oleh sebab itu atraksi alam, sejarah dan budaya yang berada di tangan berbagai departemen pemerintah pusat dan daerah perlu dilakukan upaya-upaya keharmonisan dan koordinasi dari pihak aparat pemerintah guna pemanfaatan sebaik-baiknya demi kepentingan nasional dan pariwisata. Dengan kata lain, demi mencapai tujuan yang ditetapkan secara nasional yaitu untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan tanpa mengorbankan nilai-nilai lingkungan hidup perlu disusun suatu kebijaksanaan strategi daerah agar nilai tambah dari segi sosial ekonomi dan sosial budaya dapat dicapai. Keberhasilan ini hanya dapat dilakukan bila secara operasional telah terjadi suatu mekanisme koordinasi yang dapat saling mendukung dan diatur dalam suatu peraturan permanen karena berbagai elemen kegiatan kepariwisataan ke obyek wisata berdaya tarik mutlak disatu padukan secara proses yang beruntun, suatu proses antara masukan, transformasi dan keluaran dan mungkin berulang dari awal sainpai akhir perjalanan - wisata.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davidson, Paul
New York: Harper & Row, 1964
330.156 DAV a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asril Ebab
Abstrak :
Proyek konstruksi yang bersifat multikomplek, berlangsung sekali lewat dalam waktu yang terbatas, banyak mengandung unsur ketidak pastian sehingga sering terjadi kegagalan dalam mewujudkan tujuan proyek yang telah ditetapkan. Penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi resiko-resiko yang harus diperhitungkan pada tahap penawaran baik faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menentukan estimasi biaya proyek maupun faktor-faktor pelaksanaan yang dapat mempengaruhi biaya akhir proyek.

Sumber-sumber faktor resiko tersebut dikelompokan sesuai dengan karakteristiknya berdasarkan studi literatur dan jurnal jurnal yang ada. Resiko-resiko yang dibahas dalam tulisan ini adalah resiko-resiko yang disebabkan oleh faktor-faktor di luar kendali kontraktor (uncontrollable factors) yang dikelompokan kedalam faktor-faktor sumber resiko yang mempengaruhi estimasi biaya ( estimated cost), total biaya ( final cost ), faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrak dan sumber-sumber resiko dibawah kendali kontraktor (controllable) yang dikelompokan kedalam faktor-faktor penyebab terjadinya non-excusable delay ( NED ).

Data-data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada para manajer yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Data-data tersebut diolah dengan bantuan program statistik SPSS 9.5 dan simulasi sumber resiko dengan teknik Monte Carlo. Metoda statistik dan probabilistik berhasil mengidentifikasikan tingkat frekuensi kejadiannya, korelasi antar faktor-faktor sumber resiko tersebut secara sistematis. Hasil analisis data, didapatkan parameter sumber resiko antara lain, change order, kebutuhan akan pekerjaan. Analisis dengan menggunakan dummy variable telah mengidentifikasikan variabel tambahan yaitu pengalaman dengan proyek yang sejenis.
Pengaruh faktor-faktor resiko tersebut terbukti bermanfaat untuk meneliti base cost estimate sehingga berguna untuk menetapkan besarnya markup yang harus ditambahkan pada base cost estimate untuk mencegah terjadinya cost overrun pada pelaksanaan proyek. Analisis kontrak yang berlaku dengan kondisi pembayaran uang muka 10%, retensi 5% dan progres pekerjaan dibayar perbulan dalam rentang (range) probabilitas required rate of return (RRR) 12% - 36%, telah menghasilkan rentang (range) nilai markup sebesar 1.5% -- 4.4 % yang layak untuk menghindari terjadinya cost overrun bagi kontraktor. Sedangkan untuk kontrak tanpa uang muka dalam pelaksanaan proyek akan memerlukan nilai markup sebesar 2.3% - 7.1 %. Kedua kondisi kontrak tersebut, dapat digunakan sebagai pedoman oleh kontraktor untuk meningkatkan kinerja proyek dimasa mendatang.
2001
T1676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hudiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Karya akhir ini merupakan penclitian kembali fenomena underpricing pada penawaran umum saham perdana yang terjadi di Bursa Efek Jakarta. Beberapa penelitian sejenis telah dilakukan pada waktu sebelumnya, sebagaimana oleh Hanafi dan Husrian (1991), Hanafi (1997), Rufitialfian (1999), Daijono (2000), Herniawan (2000), serta Kusumaningtyas (2000).

Dalam berbagai literatur keuangan disebutkan bahwa harga penawaran perdana (offering price) pada penawaran umum saham perdana (IPO) Iebih rendah dan nilai wajarnya atau mengalami underpriced. Hal ini menyebabkan diperolehnya first-day abnormal return yang positif dan siginifikan bagi pembeli saham di pasar perdana dan menjual kembali saham tersebut di hari pertama atau kedua setelah diperdagangkan di pasar sekunder.

Karya akhir ini rnempunyai tiga tujuan utama, yaitu untuk mengetahui keberadaan dan besarnya underpricing saham perdana, perilaku saham perdana, serta menentukan variabel variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing. Kajian karya akhir ini juga ingin meneliti hubungan antara besaran underpricing dengan kondisi pasar modal Indonesia yang terpengaruh oleh krisis moneter yang mulal berdampak pada bulan Juil 1997. Penelitian mengambil sampel dari emiten-emiten yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta dad tahun 1996 sampai dengan 2000.

Hasil penelitian menunjukan bahwa selama periode tahun 1996 sampai dengan tahun 2000, saham perdana mengalami derpricing sebesar 21 96% secara rata-rata dan siginifikan pada saat pertama kali perdagangan. Perhitungan tersebul menggunakan metode market adjusted abnormal return.

Penelitian juga mendapalkan fakta bahwa kondisi bursa yang terpengaruh oleh krisis moneter Juli 1997 mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat underpricing. Jika pada periode 1996 sampai dengan JuIi 1997 tingkat underpricing IPO yang terjadi sebesar 14,77%, maka pada periode Agustus 1997 sampai dengan 2000 tingkat underpricing meningkat tajam sebesar 109,07% menjadi 30,88%. Hal ini menyimpulkan bahwa semakin besar risiko investasi di pasar modal maka semakin besar pula tingkat underpricing IPO.

Perilaku saham perdana yang dapat dilihat dari pola CAAR menunjukan bahwa tingkat underpricing yang terbesar hanya terjadi pada hari pertama. Pada hari kedua, saham perdana mengalami koreksi yang signifikan. AAR yang diharapkan positif pada hari-hari berikutnya nampak tidak selalu terjadi. Yang terjadi adalah pola CAAR yang cenderung menurun meskij,un tidak besar dan signifikan. Pada bulan ketiga, saham perdana menunjukan pola yang menurun dan terjadi sampai akhir bulan ke enam. Lebih jauh lagi, penelitian yang mengkaji tiga variabel yang diduga berpengaruh penting terhadap tingkat underpricing menyimpulkan bahwa vaniabel kondisi bursa-lah yang mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat underpricing. Sedangkan vaniabel besaran ROE dan DER tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat underpricing.

Fenomena underpricing pada saham perdana menjadi hal yang menarik karena mempunyai implikasi yang luas. Bagi para akademisi hal ini dapat melemahkan teori hipotesa pasar modal yang efisien, khususnya bentuk setengah kuat (semi strong). Bagi para pelaku pasar modal, hal ini dapat dijadikan referensi untuk menyusun strategi yang tepat, bijaksana dan rasional dalam merespon peristiwa penawaran saham perdana di masa depan.
2002
T2393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maha, Eko Armando Sembiring
Abstrak :
Indonesia menghadapi permasalahan terkait produksi beras setiap tahun. Salah satu penyebab permasalahan tersebut yakni ketidakakuratan data produksi beras di Indonesia. Dampak dari permasalahan tersebut membuat distorsi kebijakan yang merugikan banyak pihak, baik petani, industri maupun konsumen. Berdasarkan data perhitungan terbaru BPS 2018, penelitian ini berupaya mengananalisis permintaan dan penawaran beras di Indonesia. Beberapa variabel yang digunakan yakni penawaran beras, harga beras, luas sawah, luas panen, volume impor beras, upah tenaga kerja, permintaan beras, jumlah penduduk, dan PDB per kapita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga beras dan luas panen berpengaruh positif terhadap penawaran beras. Harga beras dipengaruhi oleh jumlah penawaran beras dan HPP beras secara positif. Luas panen dipengaruhi oleh harga beras secara positif. Volume impor beras dipengaruhi nilai tukar Rupiah secara negatif. Permintaan beras dipengaruhi harga beras secara positif.
Indonesia faces problems related to rice production every year. One of the causes of these problems is an inaccuracy of rice production data in Indonesia. The impact of these problems makes policy distortions that causes loss to many parties, are farmers, industry and consumers. Based on the latest BPS 2018 data, this study seeks to analyze demand and supply of rice in Indonesia. Some variables are rice supply, rice price, rice field area, harvest area, rice import volume, labor wages, rice demand, population, and GDP per capita. The results showed that the variable price of rice and harvest area had a positive effect on rice supply. The price of rice is influenced by supply of rice and HPP positively. The area of rice fields is influenced by price of rice positively. The volume of rice imports is negatively affected by the Rupiah's exchange rate. The demand for rice is positively influenced by rice prices.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T51686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Listiyani
Abstrak :
[ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), suku bunga rata-rata kredit modal kerja, Non Performing Loan (NPL), dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mempengaruhi penawaran kredit Bank Perkreditan Rakyat dan pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), inflasi kawasan, dan suku bunga rata-rata kredit modal kerja mempengaruhi permintaan kredit Bank Perkreditan Rakyat. Penelitian ini menggunakan metode panel data dan menguji regresi dengan model random effect model atas kemungkinan perbedaan kawasan dan waktu. Studi membuktikan bahwa DPK, suku bunga rata-rata kredit modal kerja, NPL, dan PDRB secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penawaran kredit. Lalu, PDRB, inflasi kawasan, dan suku bunga rata-rata kredit modal kerja secara bersama-sama mempengaruhi permintaan kredit.
ABSTRACT
The purpose of this study is to identify the impact of third party funds, average lending rate of working capital, non performing loan (NPL), and gross domestic regional products (GDRP) to affect credit supply of Rural Regional Bank and the affect of gross domestic regional product (GDRP), region?s inflation, and average lending rate of working capital affect the credit demand of Rural Regional Bank. This study using panel data method and regression with random effect model from model possibility of the region and time differences. The study proved that third party funds, average lending rate of working capital, NPL, and GDRP simultaneously having significant affect on the credit supply. Then GDRP, region?s inflation, and average lending rate of working capital simultaneously affect the credit demand.;The purpose of this study is to identify the impact of third party funds, average lending rate of working capital, non performing loan (NPL), and gross domestic regional products (GDRP) to affect credit supply of Rural Regional Bank and the affect of gross domestic regional product (GDRP), region?s inflation, and average lending rate of working capital affect the credit demand of Rural Regional Bank. This study using panel data method and regression with random effect model from model possibility of the region and time differences. The study proved that third party funds, average lending rate of working capital, NPL, and GDRP simultaneously having significant affect on the credit supply. Then GDRP, region?s inflation, and average lending rate of working capital simultaneously affect the credit demand.;The purpose of this study is to identify the impact of third party funds, average lending rate of working capital, non performing loan (NPL), and gross domestic regional products (GDRP) to affect credit supply of Rural Regional Bank and the affect of gross domestic regional product (GDRP), region?s inflation, and average lending rate of working capital affect the credit demand of Rural Regional Bank. This study using panel data method and regression with random effect model from model possibility of the region and time differences. The study proved that third party funds, average lending rate of working capital, NPL, and GDRP simultaneously having significant affect on the credit supply. Then GDRP, region?s inflation, and average lending rate of working capital simultaneously affect the credit demand.;The purpose of this study is to identify the impact of third party funds, average lending rate of working capital, non performing loan (NPL), and gross domestic regional products (GDRP) to affect credit supply of Rural Regional Bank and the affect of gross domestic regional product (GDRP), region?s inflation, and average lending rate of working capital affect the credit demand of Rural Regional Bank. This study using panel data method and regression with random effect model from model possibility of the region and time differences. The study proved that third party funds, average lending rate of working capital, NPL, and GDRP simultaneously having significant affect on the credit supply. Then GDRP, region?s inflation, and average lending rate of working capital simultaneously affect the credit demand., The purpose of this study is to identify the impact of third party funds, average lending rate of working capital, non performing loan (NPL), and gross domestic regional products (GDRP) to affect credit supply of Rural Regional Bank and the affect of gross domestic regional product (GDRP), region’s inflation, and average lending rate of working capital affect the credit demand of Rural Regional Bank. This study using panel data method and regression with random effect model from model possibility of the region and time differences. The study proved that third party funds, average lending rate of working capital, NPL, and GDRP simultaneously having significant affect on the credit supply. Then GDRP, region’s inflation, and average lending rate of working capital simultaneously affect the credit demand.]
2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Primadi
Abstrak :
Dalam mencapai tujuan dan sasaran dari tugas seorang insinyur pasti memiliki sistem manajemen operasi yang terorganisir dengan baik. Tujuan dari penulisan ini adalah Mendapatkan pengelolaan sistem manajemen operasi yang tepat sasaran. Upaya evaluasi manajemen operasi proyek pada unsur pengelolaan kontrak berupa membuat Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Analisa Teknis Satuan Pekerjaan, Daftar Kuantitas Harga, Metodologi dan Program Kerja. Upaya evaluasi Manajemen Proyek Memiliki sistem kerja terintegrasi melalui website. Memberikan solusi pada kegagalan struktur dengan cara pemadatan tanah dengan metode pelaksanaan vibro roller dan Dynamic Compaction. Kemudian stabilitas daya dukung tanah menambahkan lamestone, Subbase, dan Base Coarse. mengidentifikasi dan evaluasi dari keterlambatan pekerjaan dan ketidaktepatan perencanaan pengadaan material, tenaga, dan alat. Pembuatan master schedule dengan menambahkan faktor risiko didalamnya. Upaya evaluasi sertifikasi yaitu meregistrasi badan usaha sebagai jasa konstruksi terintegrasi sesuai dengan bidangnya sebagai kontraktor EPC design and build. Menambah tenaga ahli dan profesional struktur dan ME yang tersertifikasi oleh LPJK dan PII. Memiliki kerangka kerja perencanaan dan konstruksi yang tertuang pada prosedur pekerjaan. Meningkatkan pelatihan tenaga ahli dan profesional. ......In achieving the goals and objectives of an engineer must have well-organized operation management. The purpose of this paper is to get the management of operating management that is right on target. Efforts to evaluate project operations management in contract management are creating a Work Unit Price Analysis, Technical Analysis for Work Units, List of Price Quantities, Methodology, and Work Program. Project Management evaluation efforts Have an integrated work through the website. Providing solutions to structural failures through soil compaction using the Vibro roller implementation method and Dynamic Compaction. Then the stability of the bearing capacity of the soil adds limestone, Subbase, and Base Course. Identify and evaluate the delays in work and inaccuracies in planning the procurement of materials, personnel, and tools. Making a master schedule by adding risk factors to it. The certification evaluation effort is to register a business entity as an integrated construction service following its field as an EPC design and build contractor. Adding structural experts and professionals and ME certified by LPJK and PII. Have a planning and construction framework contained in work procedures. Improve the training of experts and professionals.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sinaga, Nurhayati
Abstrak :
Sumber utama pendanaan atau pembiayaan angkutan umum berasal dari penerimaan tarif. Tarif yang berlaku saat ini adalah tarif yang ditentukan pemerintah. Bagi operator, tarif tersebut tidak adil secara ekonomi karena tidak sebanding dengan biaya operasi yang relatif lebih besar dibandingkan tarif yang berlaku. Disamping itu biaya operasi kendaraan masih dibebani dengan berbagai pungutan legal (retribusi) dan illegal, sehingga tidak dapat mewujudkan struktur tarif yang realistis yang dapat memberi keuntungan kepada operator. Masalah tarif angkutan umum merupakan masalah penting yang melibatkan kepentingan berbagai pihak, seperti pengguna, operator dan regulator. Ada berbagai faktor penyebab kegagalan sistim tarif yang ada saat ini, seperti pendekatan yang tidak relevan, manajemen yang kurang baik dan komponen biaya yang tidak realistis. Dengan dasar permasalahan diatas, penelitian ini membahas suatu strategi penetapan tarif dengan pendekatan regulasi yang optimal, yaitu pendekatan yang dapat mengoptimalkan kepentingan ketiga pihak diatas, dengan mempertimbangkan skala ekonomi, kemampuan membayar (sensitivitas permintaan) dan lingkup ekonomi. Pendekatan ini merupakan basis dalam penentuan tarif. Oleh karena itu ada beberapa langkah atau tahapan yang dlakukan:
a. menentukan biaya rill bus kota
b. memperkirakan elastisitas permintaan
c. melakukan analisis tarif
d. melakukan simulasi. Hasil studi menunjukkan, dengan tarif yang berlaku sekarang (Rp.300), pengelolaan bus kota reguler dengan monopoli tidak menguntungkan secara ekonomi hingga load faktor 2. Oleh karena itu pengelolaannya sebaiknya dimonopoli pemerintah. Pengelolaan bus Patas Non AC dengan monopoli memberi keuntungan secara ekonomi pada load faktor minimal I. Oleh karena itu pengelolaannya dapat diserahkan kepada operator swasta dengan konsekuensi tarif tidak diatur pemerintah. Konsekuensinya pemerintah hams dapat menetapkan standar mutu pelayanan operator (quality licensing) yang tegas. Pengelolaan Patas AC memberi keuntungan pada load faktor minimal 0,6. Oleh karena itu , pengelolaan bus Patas AC sebagian dapat diserahkan kepada swasta dengan quality licensing yang tegas dari pemerintah. Sebagian lagi dikelola pemerintah untuk mensubsidi pengelolaan bus reguler. Biaya operasi bus dengan pengelolaan secara bersama (economies of scope) lebih murah. dibandingkan dengan pengelolaan secara terpisah. Dengan model pengelolaan seperti ini dapat terjadi subsidi silang antar pelayanan. Dari basil penelitian, maka dasar penetapan tarif adalah :
- tingkat pelayanan atau load faktor,
- sensivitas atau elastisitas permintaan. Penetapan tarif tersebut hams dikendalikan lewat peraturan atau regulasi dari pemerintah, seperti adanya standar mutu pelayanan operator (quality licensing).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>