Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Saya di besarkan bersama tiga saudara kandung , satu laki-laki dan dua perempuan oleh orang tua yang keras dan berdisiplin tinggi dalam mendidik anak-anaknya......
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Nadira
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara penerimaan diri dan kecemasan menghadapi masa depan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk mengukur penerimaan diri digunakan Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) yang dikembangkan oleh Chamberlain dan Haaga (2001), sementara itu untuk kecemasan menghadapi masa depan digunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Zalenksi (1996) yaitu Future Attitude Scale (FAS). Partisipan dalam penelitian ini adalah 101 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Teknik analisis data menggunakan pearson correlation untuk menjawab masalah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara penerimaan diri dan kecemasan menghadapi masa depan (r = -0,419). ......This research aim to find correlation between future anxiety and selfacceptance among Faculty of Psychology of Universitas Indonesia student. Unconditional Self-Acceptance Questionnaire developed by Chamberlain and Haaga (2001) was used to measure self-acceptance, while Future Attitude Scale developed by Zaleksi (1996) was used to measure future anxiety. Participants in this research were 101 students of Faculty of Psychology of Universitas Indonesia. Pearson correlation analysis technique was used to answer the research problem. The result showed that there was a negative significant correlation between self-acceptance and future anxiety (r = -0,419).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Etty Adistambha
2007
T34201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hannibal
Abstrak :
ABSTRAK
Rancangan Program Dzikir Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pemuda Tangerang? (83 halaman + xiii halaman, 5 Tabel, 8 Gambar dan Lampiran) Untuk terciptanya pcmbinaan di Lapas khususnya pcmbinaan kepribadian sebagai pembinaan tahap awal, diperlukan sikap penerimaan diri narapidana dalam menerirna kenyataan peristiwa hukum yang dialaminya. Dengan penerimaan diri tersebut diharapkan sikap mereka menjadi ikhlas dan mau berperan aktif dalam pembinaan di Lapas. Program dzikir yang ditawarkan adalah dzil-:ir dengan metode Tareqat Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN). Kegiatan dzikir ini menjadi stimulus bempa informasi baru dalam bentuk keyakinan atas nilai-nilai kcbesaran Allah SWT yang harus ditaali dan dipatuhi sebagai penentu atas segala masalah yang teljiadi agar tercipta keseimbangan pada elemen kognisi narapidana sehingga merubah sikap menarik diri menjadi menerima masalahnya dengan ikhlas dan mau mentaati dan mematuhi segala apa yang menjadi kewajibannya, termasuk berperan aktif dalam pembinaan di Lapas.
2007
T34067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Etty Adistambha
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada gambaran penerimaan diri pada penyandang tuna netra yang berusia dewasa muda dimana secara lebih lanjut ingin melihat mengenai dinamika seorang penyandang tuna netra dalam melalui tahapan penerimaan diri, karakteristik penerimaan diri yang dimiliki oleh seorang penyandang tuna netra serta faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada seorang penyandang tuna netra. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari 3 orang laki-laki penyandang tuna netra yang berada dalam rentang usia dewasa muda. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan analisis dilakukan dengan mereduksi data dan transformasi data mentah yang muncul dari catatan tertulis maupun rekaman di lapangan serta penarikan kesimpulan dari data mentah. Dari analisis terhadap hasil wawancara, disimpulkan bahwa : 1) Dua orang subyek sudah berhasil mencapai tahap syukur, sedangkan satu orang subyek masih berada dalam tahap tawar menawar (bargaining) 2) Dua orang subyek memiliki karakteristik yang menunjang penerimaan diri dan kecacatannya, sedangkan satu orang subyek belum memiliki karakteristik yang menunjang penerimaan dirinya. 3) Dua orang subyek memiliki faktor-faktor yang menunjang penerimaan diri, sedangkan satu orang subyek tidak memiliki faktor yang menunjang penerimaan diri. Penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih memperhatikan formulasi pertanyaan agar lebih mudah dipahami oleh subyek, terutama untuk pertanyaan yang bersifat konseptual. Selain itu, disarankan pula untuk membedakan antara penyandang tuna netra sejak lahir dengan penyandang tuna netra dalam peijalanan hidupnya.
2007
T37863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Khumaeroh
Abstrak :
Pasien dengan Gagal Ginjal Terminal (GGT) membutuhkan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis (HD). Untuk mencapai keberhasilan HD diperlukan kepatuhan pasien terhadap pembatasan cairan. Kepatuhan cairan dapat tercapai saat pasien mampu melakukan penyesuaian diri dengan penyakit GGT dan terapi HD. Penyesuaian diri pasien HD terhadap penyakit GGT dan pembatasan cairan dapat berhubungan dengan penerimaan diri. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan penerimaan diri dengan kepatuhan pembatasan cairan pasien HD. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan consecutive sampling pada 121 responden. Pengumpulan data dengan kuesioner kepatuhan cairan dan self acceptance scale serta studi dokumentasi. Analisis yang digunakan yaitu Chi-Square dan regresi logistic. Hasil penelitian didapatkan responden yang patuh terhadap pembatasan cairan sebanyak 79,3% dan penerimaan diri sebanyak 78,5%. Hasil analisis didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan kepatuhan cairan (p=0,024) namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan IDWG (p=0,154). Ada hubungan variabel konfonding lama menjalani HD dengan kepatuhan cairan (p=0,033), variabel konfonding adekuasi HD dengan IDWG (P= 0,011). Namun, pada variabel konfonding lainnya tidak terdapat hubungan signifikan dengan kepatuhan cairan, diantaranya adalah: usia, jenis kelamin, pendidikan dan komorbiditas. Selanjutnya pada analisis multivariat variabel yang paling dominan mempengaruhi kepatuhan cairan adalah penerimaan diri (p=0,006) setelah dikontrol variabel jenis kelamin dan lama menjalani HD serta mampu memprediksi sebesar 21% terhadap kepatuhan pembatasan cairan. Rekomendasi penelitian ini adalah perawat perlu mengidentifikasi serta melakukan upaya meningkatkan penerimaan diri pasien untuk meningkatkan kepatuhan cairan dengan intervensi seperti therapy reality dan terapi berpikir positif. Perawat harus lebih memperhatikan adekuasi HD dan berat badan kering pasien untuk menghindari peningkatan IDWG. Selain itu, rekomendasi untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan instrumen penelitian yang mampu melihat waktu yang dibutuhkan pasien HD untuk mencapai tahap acceptance serta melakukan analisis lanjutan pada hasil penelitian ini tentang kesenjangan hasil antara kepatuhan cairan yang tinggi berdasarkan kuesioner namun mayoritas responden pada IDWG berat. ......Patients with End Stage Renal Disease (ESRD) requires a renal replacement therapy in the form of hemodialysis (HD). To achieve success of HD requires patient compliance with fluid restrictions. Fluid adherence can be achieved when the patients is able to adjust to ESRD and HD therapy. Adjustment of patients HD to ESRD and fluid restriction can be related to self acceptance. This study aimed to identify the relationship between self acceptance and fluid adherence in ESRD patients undergoing HD. This study used cross sectional design with consecutive sampling of 121 respondents. Data collection used fluid adherence questionnaires, self acceptance scale and documentation studies. The analysis used chi square and logistic regression. The result showed that 79,3% of respondents had adherence to fluid restriction and 78,5% of them had self acceptance. The analysis result also showed there was a significant relationship between self acceptance and fluid adherence (p=0,024), but no significant relationship between self-acceptance and IDWG (p=0.154). There was significant relationship between confounding variable of the length of time undergoing HD and fluid adherence (p=0.033), adequacy HD and IDWG (p=0,011). However, other confounding variables were not significant relationship with fluid adherence, which were: age, gender, education, and comorbidities. Furthermore, the multivariat analysis found that self acceptance was the most dominant variable affecting fluid adherence (p=0.006) after controlling by variables of the sex and the length of time undergoing HD, which can predicted 21% to fluid adherence. Recommendations for this study are nurses need to identify and make efforts to increase patient self-acceptance to improve fluid compliance with interventions such as reality therapy and positive thinking therapy. Nurses should more attention to HD adequacy and dry weight of the patient to avoid an increase in IDWG. In addition, recommendations for further researchers are expected to use research instruments that are able to see the time needed for HD patients to reach the acceptance stage and carry out further analysis on the results of this study regarding the gap in results between high fluid adherence based on the questionnaire but the majority of respondents on the IDWG severe.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilsa Prisanty
Abstrak :
ABSTRAK
Masa dewasa merupakan tahap perkembangan manusia yang memiliki rentang terpanjang, Salah satu tugas perkembangan yang dianggap penting dalam masa ini adalah membina keluarga, yang tentunya diawali dengan pernikahan. Karena dianggap penting, maka tidaklah mengherankan bila kebanyakan masyarakat mengharapkan seorang individu yang sudah mencapai usia tertentu untuk menikah. Menurut Hogan (dalam Craig,1986) tugas perkembangan selalu dikaitkan dengan social clock, yaitu semacam waktu yang seolah-olah memberi tahu apakah seseorang itu lerlalu cepat atau lambat menyelesaikan tugas perkembangannya. Selain itu Hurlock (1980) mengemukakan bahwa terdapat ?bahaya? yang bersifat personal dan sosial pada mana dewasa yang berasal dari kegagalan dalam menyelesaikan atau menguasai tugas perkembangan, yang mengakibatkan individu tampak belum matang dibandingkan dengan individu lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bila seorang individu dewasa belum menjalani tugas perkembangannya sesuai dengan usia (social clock), maka ia akan cenderung mengalami masalah pribadi dan sosial.

Bila melihat gejala sosial yang ada saat ini, individu-individu yang belum menyelesaikan salah satu tugas perkembangan masa dewasa (menikah), walaupun sudah mencapai usia 30-aan semakin banyak jumlahnya. Terdapat kecenderungan di masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan wanita yang belum menikah dibandingan pria. Biasanya usia wanita yang sudah diangqap melewati adalah usia 30 tahun. Walaupun sudah terdapat kemajuan pola berpikir masyarakat seiring dengan meningkatnya pendidikan, tetap saja wanita yang tidak menikah belum dapat diterima sepenuhnya oleh masyarakat. Adanya anggapan-anggapan yang negatif mengenai wanita lajang (Stein, 1976, Papalia & Olds, 1992) menunjukkan bahwa masyarakat kurang menyetujui bila seorang wanita itu tidak menikah. Pkunas (1976) mengemukakan bahwa individu yang melajang sering mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri. Menurut Hurlock (1974) agar seseorang dapat memiliki penyesesuaian diri dan sosial yang baik,maka pertama-tama ia harus merasa nyaman terhadap dirinya sendiri dengan kata lain adanya penerimaan diri yang positif. Menurut Jahoda (1958) bila seseorang memiliki penerimaan diri yang baik berarti ia dapat menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada dirinya.

Dengan demikian berdasarkan uraian di atas, masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana penerimaan diri wanita lajang Indonesia yang bekerja ?. Penerimaan diri yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah penerimaan diri terhadap kemampuannya secara intelektual, karir, hubungan sosialnya, fisiknya dan status lajangnya. Karakteristik sampel yang diambil adalah wanita lajang usia 30 sampai 40 tahun, bekerja, pendidikan minimal SMU. Pengambilan subyek dilakukan dengan teknik accidental dan pengambilan data dilakukan dengan kuesioner.

Adapun hasil penelitian ini adalah wanita lajang yang bekerja memiliki penerimaan diri terhdapa aspek kemampuan, akrir, hubungan sosial, status lajang dan fisik yang cenderung positif. Dengan demikian artinya mereka dapat hidup dengan nyaman dan menerima segala kelebihan dan kekurangannya dalam aspek-aspek kehidupannya tersebut.
1997
S2288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Afifa Annrust Fatina
Abstrak :
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan glukosa darah dalam tubuh akibat gangguan insulin. Penderita diabetes melitus membutuhkan perawatan jangka panjang yang konsisten dan diikuti dengan ancaman komplikasi serius. Sehingga, penerimaan diri merupakan komponen penting yang penting. Penerimaan diri semakin dibutuhkan selama masa pandemi COVID-19.. Oleh karena itu, diperlukan tindakan yang ekstra bagi penderita diabetes melitus dalam melakukan upaya pencegahan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerimaan diri dan upaya pencegahan COVID-19 pada penderita diabetes melitus. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan besar sampel 107 penderita diabetes melitus di Jakarta Timur menggunakan concecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Diabetes Acceptance Scale (DAS) dan instrumen terkait perilaku pencegahan COVID-19. Data akan dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji Fisher’s Exact Test. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan antara penerimaan diri dan upaya pencegahan COVID-19 pada penderita diabetes melitus dengan nilai P value 0.136 atau >0.05. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar, serta pemberian edukasi kepada penderita diabetes melitus terkait dengan penerimaan diri dan upaya pencegahan COVID-19. ......Diabetes mellitus is a chronic disease characterized by an increase in blood glucose in the body due to insulin disorders. Patients with diabetes mellitus require consistent long-term care and are followed by the threat of serious complications. So, self-acceptance is an important important component. Self-acceptance is increasingly needed during the COVID-19 pandemic. Therefore, extra measures are needed for people with diabetes mellitus in making efforts to prevent COVID-19. This study aims to determine the relationship between self-acceptance and efforts to prevent COVID-19 in people with diabetes mellitus. The design of this study was cross sectional with a sample size of 107 people with diabetes mellitus in East Jakarta using consecutive sampling. The instrument used is the Diabetes Acceptance Scale (DAS) and instruments related to COVID-19 prevention behavior. The data will be analyzed univariately and bivariately using the Fisher's Exact Test. This study found that there was no relationship between self-acceptance and efforts to prevent COVID-19 in people with diabetes mellitus with a P value of 0.136 or > 0.05. Future research is expected to use a larger sample, as well as provide education to people with diabetes mellitus related to self-acceptance and efforts to prevent COVID-19.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sumardi
Abstrak :
ABSTRAK
Bencana alam yang terjadi diIndonesia cukup tinggi salah satunya adalah banjir yang menimbulkan berbagai gangguan psikososial pada individu. Dampak psikososial akibat banjir yaitu terjadinya ansietas dan individu dalam menghadapi bencana cenderung mengalami kesedihan, marah serta menjadi stressor yang cukup berat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan penerimaan diri dengan tingkat ansietas pada individu yang tinggal di wilayah rawan bencana banjir. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 150 responden yang berasal dari Desa Semanan Kalideres Jakarta barat. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penerimaan diri dengan tingkat asnietas pada individu dewasa yang tinggal diwilayah rawan bencana banjir p value=0.000,?=0.05 . Penelitian ini merekomendasikan penerimaandiri perlu ditingkatkan pada individu, sebelum terjadi bencana melalui pendidikan kesehatan jiwa.
ABSTRACT
Natural disasters that occurred in Indonesia is high enough one of them is the flood that caused various psychosocial disorders in individuals. Psychosocial effects caused by flooding is the anxiety and the individual in the face of disasters likely to experience sadness, anger and become severe enough stressor. The purpose of this study to identify the relationship of self acceptance with the level of anxiety in individuals who live in areas prone to flood. This study used cross sectional design with a sample size of 150 respondents from the village semanan. The results showed an association between the level of self acceptance asnietas in adult individuals who live in areas prone to floods p value 0.000, 0.05 . The study recommends acceptance need to be increased in individuals, prior to the disaster through mental health education.
2017
T46947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>