Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 7 Document(s) match with the query
cover
Puri Nindia Heryviani
"Tulisan ini membahas mengenai perwujudan arca di klenteng Da Bo Gong dan San Kwan Ta Tee yang berada di Jakarta. Pembahasan mengenai perwujudan arca ini dibahas dalam perspektif perjalanan hidup (life course). Pada klenteng Da Bo Gong hanya menggunakan arca yang ada di ruang pemujaan utama. Sedangkan pada klenteng San Kwan Ta Tee menggunakan arca yang ada di bangunan utama. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah (observasi), pengolahan data dengan mengklasifikasikannya menjadi tua, muda dan laki-laki, perempuan serta tahap terakhir penafsiran data. Hasil dari penelitian ini diketahui dari kedua klenteng memiliki berbagai macam tokoh Dewa-Dewi yang lebih banyak diwujdukan sebagai orang tua dibandingkan muda. Hal tersebut manusia yang bisa menjadi dewa apabila bersikap baik, memiliki kesucian hati dan ahli di bidang tertentu. Guna untuk menguasai bidang tertentu pasti memerlukan waktu. Perwujudan laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Hal tersebut dikarenaka pada masa Cina Kuno perempuan belum mempunyai banyak pengaruh, bahkan keberadaanya masih kurang diperhitungkan.

This paper discusses the embodiment of statues at the Da Bo Gong and San Kwan Ta Tee temples in Jakarta. The discussion about the embodiment of this statue is discussed in the perspective of a life course. At the Da Bo Gong temple, only the statues in the main worship room are used. Meanwhile, the San Kwan Ta Tee temple uses the statues in the main building. The method used in this study is (observation), data processing by classifying it into old, young and male, female and the last stage of data interpretation. The results of this study are known from the two pagodas have various kinds of gods and goddesses who are more manifested as old people than young. This is a human who can become a god if he is kind, has a pure heart and is an expert in certain fields. In order to master certain fields, it will take time. Embodiment of men more than women. This is because in Ancient China women did not have much influence, even their existence was still not taken into account. Keywords: Manifestation, Life Course, Statues, Gods"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Keberadaan naskah kuna di Bali sangat banyak dan tersebar di seluruh kabupaten di Bali. Keberadaan naskah-naskah ini memberikan informasi masa lampau pulau Bali dan perjalanannya hingga saat ini. Salah satu karya sastra yang paling populer di Bali adalah geguritan, yang di dalamnya dituliskan kisah perjalanan hidup seseorang alau kelompok. Geguritan Maselong ke Jembrana merupakan salah satu karya sastra yang berisikan tentang perjalanan keluarga raja Karangasem selama masa pembuangan di Jembrana. Dalam kisah geguritan ini terpetik niIai-nilai dan makna kehidupan seseorang dalam menjalani hidup yang penuh penderitaan yang dapat diambil hikmahnya sebagai cermin untuk bertindak pada masa sekarang dan tuntunan dalam merencanakan masa depan."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus Danantoro Darujati
"Skripsi ini membahas tentang busana dan perhiasan Siddharta yang terlihat di relief Lalitavistara, Candi Borobudur, yang kemudian diamati dengan menggunakan konsep perjalanan hidup. Selanjutnya, dilakukan pula perbandingan busana dan perhiasan dengan figur lain pada konteks yang sama. Berdasarkan perbandingan tersebut, akan terlihat persamaan dan perbedaan busana dan perhiasan pada konteks yang sama. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh perjalanan kehidupan terhadap busana dan perhiasan yang digunakan oleh Siddharta. Pengaruh tersebut merupakan salah satu rekonstruksi budaya Jawa Kuno, yang dilihat berdasarkan konsep perjalanan kehidupan.

This thesis discusses about Siddharta’s fashion and jewelry seen in relief Lalitavistara, Borobudur Temple, which is then observed by using the concept of life course. Furthermore, also conducted a comparison of clothing with other figures in the same context. Based on these comparisons, it would appear the similarities and differences in clothing and jewelry in the same context. The results of this study show the influence of the life course of the clothing and jewelry that is used by Siddharta. That influence is one of the ancient Javanese cultural reconstruction, which is viewed by the concept of life course.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Krisdinanto, 1966-
Jakarta: Gramedia Pusaka Utama , 2013
920 NAN w (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mely Putri Kurniati Rosalina
"Tak sedikit orang yang sukses dalam hidup karena memiliki banyak pengalaman. Kebanyakan dari mereka mau belajar dari pengalaman-pengalaman yang sudah dilalui, terutama dari pengalaman pahit dan menyedihkan. Namun, mereka mampu bangkit dari keterpurukan tersebut dan membangun kehidupan yang lebih baik dari setiap bongkahan pengalaman pahit.
Di sisi lain, ada pula yang memilih berhenti dan tak melanjutkan perjuangan setelah menemui pengalaman pahit. Hal itulah yang membuat penting mempunyai dan belajar dari pengalaman yang sudah dilalui.
Pengalaman adalah sebuah perjalanan panjang. Kamu bisa belajar dari 26 cerita yang bisa dibaca dari arah mana saja yang memiliki insight luar biasa. Selamat membaca!"
Yosowilangun: CV. Biliknulis Karya Bersama, 2022
920.020 2 MEL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Santoso
"Pagi yang cerah di sebelah lstana Negara. Wajah Batavia tampak sumringah. Awan menampakkan wajah. Tiang Ivionas berdiri gagah. i\/lentari seolah tak jumawa. I\/lemberi cahaya benderang bagi bumi yang rindang. Ribut Jakarta seperti biasa. Manusia lalulalang tanpa kesudahan. Tapi jam seoiah berhenti di sudut ruangan. Di lantai sebelah gedung itu, Monumen Nasional, tampak kerap tersenyum menyapa. Orang Jakarta menyebutnya ’I\/Ionas’. lni lapangan terbuka, luas sekali di tengah ibukota Jakarta. Persis di depan lstana Negara. Monas itu simbol bentuk negara republik. Karena sepertijuga ada di Washington DC, Amerika. Sama juga dengan Menara Eiffel di Paris, Perancis. Simboi sebuah negara merdeka. Begitulah kira-kira. Kala lelaki itu menatap ke depan, Monas itu kelihatan. Karena ruangan kerjanya persis berada di seberangnya. Sebelah istana Negara. Lelaki itu berada di gedung Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pagi yang cerah itu, sesosok paruh baya tenang memeriksa perkara.Diadiam,seheningruangannya.Sibuktangannya memb0lak- baiik, memeriksa lembaran-lembaran perkara. Lelaki itu seorang Hakim Agung. Jabatannya Ketua Muda Bidang Tata Usaha Negara, Mahkamah Agung. Sosok itulah Supandi. Sederhana tanpa banyak basa basi."
Jakarta: Mahkamah, 2022
923.459 8 IRA b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Santoso
"Buku ini berisikan kisah inspirasi perjalanan hidup Supandi. Bocah kebon dari Deli, merupakan kisah nyata perjalanan anak manusia yang sukses dalam menembus jeratan kehidupan. Ditulis dengan gaya bahasa yang renyah, bukan sekedar buku biografi biasa. Sangat penting dibaca kaum muda dan tua, karena dipenuhi kisah inspirasi, nasehat kehidupan dan resep perjuangan dalam menjalankan kehidupan. Simaklah 'Bocah Kebon Dari Deli'.
Dikisahkan dalam buku itu, perjalanan Prof Supandi dalam mencari jejak leluhurnya dari tanah Deli ke tanah Jawa. Karena beliau dilahirkan di Deli, Sumatera Utara, pada masa perkebunan tembakau. Ternyata setelah diusut, leluhur Prof Supandi berasal dari Desa Tlutup, Juwana, Pati, Jawa Tengah yang bernama Ki Tirtoleksono."
Depok: Mahkamah, 2021
923.1 IRA b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library