Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA1909
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukardi
"Thesis ini membahas masalah diskrepansi kepuasan yang dicari (GS) dan kepuasan yang diperoleh (GO) responden atas tayangan film hiburan di TVRI, RCTI, TPI, SCTV, ANTEVE, INDOSIAR terhadap pelajar SMA Negeri di Kodya Pekanbaru - Riau. Sebagai kerangka teori digunakan model uses and gratifications dengan pokok bahasan pada diskrepansi antara Gratification Sought (GS) dengan Gratification Obtained (GO), khususnya untuk aspek diversion (pengalihan) dan exictement (kesenangan). Yang dijadikan anggapan dasar dalam model uses and gratification adalah pemirsa sebagai individu berperan aktif dan bebas memilih media serta tayangan yang dianggap menguntungkan dan bersifat kepala batu. Persaingan dari stasiun televisi swasta dalam penayangan programnya juga mempengaruhi pemirsa untuk pemenuhan kepuasan,karena untuk publikasi programnya telah digunakan media cetak.
Penelitian bertujuan untuk menjelaskan GS sebelum menonton TV dan GO setalah menonton TV diantara responden, mencari diskrepansi GS dan GO dari sajian media televisi. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey,pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan daftar pertanyaan tertutup dan sebagaian kecil terbuka. Responden berjumlah 200, terdiri dari pria 71 dan wanita 123. Konsep khalayak secara individual memiliki kebebasan menentukan media televisi yang hendak ditonton dan berkepala batu dikalangan pelajar SMA Pekerbaru dapat diterima. Karena TVRI dan RCTI,SCTV,TPI,ANTV dan Indosiar sudah memupunyai spesifikasi penyiaran, sehingga khalayak dapat memilih tayangan yang menjadi kesenangannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Film nasional lebih disenangi oleh responden.2). Saran responden, perlu peningkatan mutu film nasional dalam bidang tehnik pembuatan, thema cerita, bintang pemerannya. 3). GS responden lebih banyak pada aspek "untuk mengisi waktu luang", mengatasi kesepian, mencari hiburan, dan mencari kesenangan. 4). Media TV yang paling banyak digunakan untuk mencari kepuasan adalah RCTI, SCTV dan Indosiar. 5). Kepuasan yang diperoleh (GO) dapat diperoleh dari RCTI, SCTV untuk mengatasi kesepian,mengisi waktu luang, mengurangi ketegangan, memperoleh kesenangan, dan memperoleh hiburan. 6). Dari TVRI dan TPI responden kurang dapat memperoleh kepuasan, dan dari ANTV serta Indosiar hanya beberapa aspek kepuasan yang diperoleh. Perbedaan GS dan GO terjadi pada TVRI, TPI dan ANTV, sedangkan pada RCTI, SCTV dan Indosiar tidak terjadi perbedaan, dengan demikian harapan untuk memperoleh kepuasan dengan menonton film hiburan dapat terpenuhi pada RCTI,' SCTV dan Indosiar untuk semua aspek Diversion (Pengalihan) dan exictemen (kesenangan)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Jebarus
"Industri pertelevisian di Indonesia berkembang semakin marak. Selain televisi swasta nasional maupun televisi publik, kini begitu banyak muncul televisi lokal. Meningkatnyajumlahstasiun televisi ini, tidakterlepas dari kebijakan pemerintah terutama UU Penyiaran yang turut mendukung perkembangan bisnis pertelevisian itu. Televisi tidak saja dilihat sebagai komunikator institusional dalam konteks Ilmu komunikasi tap! juga sebuah institusi bisnis yang turut mendapatkan keutungan yang besar. Sebagai institusi bisnis, televisi mampu meraup keuntungan yang sebesar- besarnya. Dengan demikian, kajian-kajian menyangkut ekonomi media peretelevisian menarik untuk disimak. Suatu hal yang tidak bisa disangkal, dalam rangka mendongkrak keuntungan yang besar, televisi mengobral berbagai acarayang mengandung kontroversi di mata khalayak."
2006
MUIN-XXXV-8-Agust2006-13
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Garin Nugroho
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1998
791.43 GAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Armando
"ABSTRAK
Penelitian ini berusaha mengkaji basis ekonomi eksternal dan internal dari perkembangan pertelevisian swasta yang secara pesat berkembang sekitar empat tahun terakhir ini di Indonesia. Studi ini menunjukkan bukti-bukti yang mengkonfirmasi thesis bahwa televisi swasta memberi kemungkinan luas bagi berlangsungnya dominasi budaya dan komunikasi yang pada gilirannya membawa pada dominasi ekonomi negara-negara maju, terutama Amerika Serikat, terhadap masyarakat Indonesia. Berbeda dengan stasiun televisi pemerintah, stasiun swasta- karena serangkaian karakteristiknya sebagai lembaga bisnis yang sangat tergantung pada iklan. Hampir-hampir secara kodrati menggantungkan dari pada impor program televisi di Barat.
Namun, studi ini juga menunjukkan bahwa lahirnya kebutuhan akan tv swasta bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba. Ia justru menjadi mata-rantai, penting (bila bukan terpenting) dari sebuah proses panjang sejak awal Orde Baru."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ishadi SK
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999
384.54 ISH d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Taftazani
"Kebijakan Direktif Television Without Frontiers merupakan fondasi kebijakan audiovisual Komunitas Eropa, terkait skema subsidi, distribusi produk, dan perlindungan terhadap anak di bawah umur. Globalisasi telah mengubah arah dan visi kebijakan sektoral. Sisi lain, dinamika politik dan budaya muncul pada tingkat Negara Nasional, terkait tahap implementasi kebijakan tersebut. Upaya perlindungan terhadap sektor pertelevisian kemudian dilakukan oleh pemerintah Prancis, dengan mengatur tatapenyiaran dan kuota acara televisi. Hal ini merepresentasikan peran Negara dalam perlindungan konten kultural terhadap kebijakan pada tingkat supranasional. Sebagai hasilnya, konsep ruang publik dalam pertelevisian berubah, terkait fungsinya dalam konteks globalisasi dan sebagai salah satu pilihan kebijakan Komunitas Eropa yang berdimensi sistem ekonomi neoliberalisme.

Television Without Frontiers Directive is a cornerstone of the European Community audiovisual policy, related to the subsidy schemes, the European product distribution, the advertising and the protection of minors. Globalization and the development of satellite had altered the direction and vision of the European Community sectoral policies. Inversely, political and cultural dynamics occurred at the National level, related to the implementation of the Directive. Efforts to protect television sector were carried out by the French government by setting up rules of broadcasting. It represents the government's role in the protection of cultural content or cultural exception vis à vis policy imposed by the European Community. As a result, the concept of public space in European television had shifted, related to its functions in the context of globalization and as policy choices of a neoliberalism dimension."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T31610
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library