Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuti Aswani
"Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan yang menyatakan, bahwa sistem pemasyaralcatan diselcnggarakan dalam rangka membentuk warga binaan pemasyarakatan (narapidana) menjadi manusia seutuhnya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat maupun sebagai insan Tuhan. Untuk itu suasana yang kondusii tertib dan kesehatan jasmani dan psikologis yang terpelihara dari warga binaan pemasyarakatan merupakan sesuatu yang sangat bcrarti dan diharapkan oleh sebuah institusi lembaga pernasyarakatan di lingkungan Deparlcmen Hukum dan HAM RI.
Undang -- undang nomor 12 tahun 1995 telah menggariskan hak-hak yang dimiliki oleh warga binaan lembaga permasyarakatan, tanpa kecuali. Adapun hak-hak tarsebut antara lain mendapatkan pcrawatan, baik perawatan rohani maupun jamani. Selain itu UU HAM Nomor 39 Tahun 1999 juga mencantumkan tentang Hak untuk Hidup : Sctiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan taraf hidupnya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin scrta bcrhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Bunuh diri (suicide) di dalam lcmbaga pemasyarakatan dapat texjadi dan merupakan kasus yang paling fatal karcna mcrupakan gangguan psikologis yang paling berbahaya dan wargabinaan yang melakukan bunuh diri dapat menimbulkan kericuhan pada teman-teman sekamarnya maupxm orang-orang sekjtamya. Data yang diambil dari Dircktorat Jcndcral Pemasyarakatan tentang bunuh diri di dalam lembaga pemasyrakatan di seluruh Lndonmsia yang terlihat cenderung meningkat Pada tahun 2004 ada 19 kasus, tahun 2005 sebanyak 21 kasus, dan tahun 2006 dari Ianuari- Oktober sebanyak 17 kasus.
Berdasarkan kejadian diatas maka perlu upaya identiiikasi resiko bunuh did (suicide risk) tcrhadap warga binaan pcmasyarakatan oleh petugas kesehatan lembaga pemasyamkatan melalui pelatihan untuk mcningkatkan pemahaman dan kemampuannya dalam memberikan pelayanan pemcriksaan kcschatan fisik dan psikologis warga binaan schingga dapat dilakukan pcnoegahan bunuh diri warga binaan di lembaga pemasyarakatan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abbatt, Fred
Jakarta: EGC, 1998
610.7 ABB p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Evryanti
"Fasilitas kesehatan berisiko tinggi terhadap penyakit akibat kerja (PAK), klinik X pada petugas kesehatan dan petugas kebersihan ditemukan perilaku pekerja yang tidak aman seperti tidak mencuci tangan sebelum sebagai bagian dari universal precaution dan sesudah tindakan atau pada saat pemeriksaan sampel urin tidak menggunakan masker yang telah disediakan klinik.
Telitian ini juga menemukan beberapa risiko yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja seperti perilaku yang kurang aman saat menyuntik atau saat mengepel dan membersihkan kamar mandi petugas tidak menggunakan sepatu pelindung. Penelitian ini adalah cross sectional dengan metode pendekatan manajemen risiko AS/NZS 4360 : 2004.
Untuk mengurangi risiko K3 pada petugas kesehatan dan petugas kebersihan bukan hanya sekedar dari tersedianya SOP pekerjaan namun juga pengawasan dan dukungan pihak manjemen serta peningkatan pelatihan dalam pekerjaan sangat dibutuhkan.

Health facilities at high risk of occupational diseases, X clinics to health care workers and cleaning service found unsafe worker behaviors such as not washing hands before as part of the universal Precaution and after the action or upon examination of the urine sample did not use masks that have been provided by the clinic.
Result also found some of the risks that may cause accidents such as unsafe behavior when injected or when mopping and cleaning the bathroom attendant did not use protective footwear. This is a cross sectional study with the method of approach to risk management AS / NZS 4360: 2004.
To reduce the risk of K3 to health care workers and cleaning service is not just the availability of standard operating procedures but also the supervision of the work and support the iterative and an increase in job training is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Kusumawati Wulandari
"ABSTRAK
Konsep pelayanan kesehatan primer pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dikembangkan dengan penguatan pelayanan primer, salah satunya dengan
optimalisasi peran pelayanan primer sebagai gatekeeper dengan konsep managed
care. Pada konsep managed care, suksesnya sistem gatekeeper salah satunya
dinilai dari angka kunjungan dan angka rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan (FKTL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan
persepsi pengguna pelayanan terhadap pemanfaatan Puskesmas sebagai
gatekeeper di dua Puskesmas Kota Bekasi. Penelitian menggunakan desain cross
sectional dan pengumpulan data melalui pengisian 208 kuesioner pada pasien
peserta JKN di Dua Puskesmas Kota Bekasi dengan metode pengambilan sampel
secara stratified purposive sampling dimana sampel diambil dari Puskesmas
dengan nilai rujukan tertinggi dan Puskesmas dengan nilai rujukan terendah di
Kota Bekasi dengan jumlah sampel dibagi sama besar. Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata skor pemanfaatan Puskesmas sebagai gatekeeper adalah
52.25 (SD 4.87, 95% CI 51.58-52.92), namun angka rujukan masih tinggi di atas
15%. Pekerjaan, persepsi terhadap sikap petugas kesehatan, dan lama berobat
berhubungan dengan pemanfaatan Puskesmas sebagai gatekeeper. Persepsi
terhadap sikap petugas kesehatan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
pemanfaatan Puskesmas sebagai gatekeeper. Sikap petugas kesehatan
mempengaruhi pemanfaatan kembali layanan di Puskesmas dan mempengaruhi
pemanfaatan Puskesmas sebagai gatekeeper khususnya terkait continuity care.
Penerapan konsep gatekeeper dengan baik dapat meningkatkan pemanfaatan
Puskesmas dan menekan angka rujukan ke FKTL.

ABSTRACT
The concept of primary health care in the era of National Health Insurance (JKN)
is developed by strengthening primary health care which one of them is by
optimizing the role of primary health care as a gatekeeper with the concept of
managed care. In this concept of managed care, the success of the gatekeeper
system one of them is judged by the visits rates and referral rates to the Advanced
Level of Health Facilities (ALHF/Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut). This study
aims to determine the characteristics and perception of service users towards
utilization of public health centers (PHC/Puskesmas) as gatekeeper in two PHC in
City of Bekasi. This study used cross-sectional design and data collection by
filling up 208 questionnaires on patients of JKN participant in two health centers
in Bekasi with stratified purposive sampling methods where samples were taken
from the health center with the highest reference score and health center with the
lowest reference score in Bekasi with equally distributed samples. The results
showed an average score of utilization of Public Health Center (PHC) as a
gatekeeper: 52.25 (SD 4.87, 95% CI 51.58-52.92), but the referral rate is still high
above 15%. Jobs, perceptions of the health workers? attitudes, and treatment
duration are related to the utilization of PHC as a gatekeeper. Perceptions of the
health workers? attitude is the dominant factor affecting the utilization of PHC as
a gatekeeper. The health workers? attitude affects the repeated utilization services
in PHC and affects the utilization of PHC as a gatekeeper, especially for that is
related to care continuity. The proper application of gatekeeper concept can
increase the utilization of PHC and reduce the number of referrals to the
Advanced Level of Health Facilities (ALHF).
"
2016
T46007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Hanif
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kompetensi dengan kinerja petugas promosi kesehatan di Puskesmas se-Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan survey analitik cross sectional dengan metode peneltian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel semua variabel yaitukompetensi intelektual, kompetensi emosional dan kompetensi sosial berhubungan dengan kinerja petugas promosi kesehatan. Untuk pengaruh dari variabel kompetensi dengan kinerja, variabel yang sangat berpengaruh adalah kompetensi emosional. Hasil penelitian diharapkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang membuat kebijakan untuk meningkatkan kompetensi dari petugas promosi kesehatan dengan memberikan pelatihan, pembinaan petugas promkesenam bulan sekali atau setahun sekali dan petugas dan pimpinan puskesmas maudan mampu berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengajukan usulan diadakannya pendidikan dan latihan sehingga petugas promosi kesehatan terampil.

This thesis aims to analyze the relationship of competence with the performance of health promotion officers at the Health Center of Tangerang City. This research use cross sectional analytic survey with quantitative research method. The results showed that the variables of all variables, namely intellectual competence, emotional competence and social competence related to the performance of health promotion officers. For the influence of competence variable with performance, highly influential variable is emotional competence. The result of the research is expected by Tangerang City Health Office to make policy to increase the competence of Health Promotion Officer by giving training, guidance of six monthly or once a year promotion officer and officer and leader of puskesmas willing and able to coordinate with health department to propose education and training skilled promotion. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deviana Putri Sadikin
"Latar belakang: Petugas kesehatan terdampak kesejahteraannya akibat pandemi COVID-19, padahal tuntutan pekerjaan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) petugas kesehatan pada gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia.
Metode: Penelitian deskriptif menggunakan data sekunder dari Survei Kebutuhan DKJPS Petugas Kesehatan di Indonesia pada Gelombang Kedua Pandemi COVID-19. Survei dilakukan tahun 2021, menargetkan petugas kesehatan di berbagai tingkatan pelayanan kesehatan untuk berpartisipasi secara sukarela. Data yang lengkap dianalisis untuk melihat proporsi karakteristik responden serta kebutuhan DKJPS-nya.
Hasil: Terdapat 577 responden yang dianalisis. Median usia responden 36 tahun (18-78 tahun), lama kerja 10 tahun (0-40 tahun), mayoritas perempuan, perawat, pendidikan terakhir D3/setara, bekerja di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut di Pulau Jawa, berdomisili di non ibu kota propinsi. Kebutuhan tertinggi adalah kejelasan etik dalam manajemen wabah yaitu perlindungan untuk petugas di fasilitas kesehatan (89,1%); informasi dan edukasi terkait standar manajemen kasus dan terduga COVID-19 serta transparansi dan penyediaan informasi yang spesifik (87,3%); pemeriksaan kesehatan bagi keluarga petugas (83,4%); menyampaikan keluhan pada profesional kesehatan (81,1%); dan layanan kesehatan jiwa berupa konseling (52,5%).
Kesimpulan: Kebutuhan petugas berupa kejelasan etik, informasi standar baru dalam bertugas, pemeriksaan dan akses ke layanan kesehatan. Konseling juga dibutuhkan oleh petugas selama masa pandemi.

Background: The COVID-19 pandemic has an impact on the mental health and psychosocial of health workers. These problems can cause the performance of health services to decline if not handled properly. Therefore, an assessment of the need for mental health and psychosocial support (MHPS) is needed, especially for health workers in the second wave of the pandemic in Indonesia.
Methods: A cross-sectional design study from a survey conducted from July 2021 to May 2022. 577 selected subjects were discussed for their demographic description and MHPS needs.
Results: The demographic characteristics were the median age of 36 years and 10 years of work, women, nurses, D3/equivalent, working on the island Java, non-provincial capital, Third Level Health Service Facility. The highest needs for ethical clarity in outbreak management are protection (89.1%); information and education related to standard management of cases and suspected COVID-19 as well as transparency and provision of specific information (87.3%); health checks for family (83.4%); submit complaints to health professionals (81.1%); mental health services of counseling (52.5%).
Conclusion: Health workers in the second wave of the pandemic still have a high need for MHPS. However, the need for mental health services is much lower than other aspects of needs.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Cahyani Sudarsono
"Mahasiswa FKUI sebagai calon petugas kesehatan yang nantinya menjadi panutan masyarakat, hendaknya menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pola hidup sehat. Berdasarkan pemikiran dilakukan observasi terhadap mahasiswa tingkat III FKUI untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang pola hidup sehat yang dijalaninya, yang diperiksa-silang dengan wawancara mengenai akivitas fisik dan harapan mahasiswa terhadap kemungkinan pengembangan fasilitas olahraga di lingkungan kampus Salemba. Pemantauan terhadap pola hidup sehat dilakukan dengan cara mahasiswa mengisi sendiri Kuesioner modifikasi Living Long and Healffifully - A Seff Test. Wawancara tentang aktivitas fisik dipandu dengan menggunakan kuesioner modifikasi Physical fitness Activity Question -National Health Interview Survey. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan Indeks Massa Tubuh serta pemeriksaan persen lemak tubuh menggunakan metoda skinfold calipersistem 3 titik (three-siteequations).
Subyek penelitian dipilih secara acak dari seluruh mahasiswa tingkat III FKUl. Enam puluh lima mahasiswa berhasil diambil datanya, terdiri dari 26 mahasiswa dan 39 mahasiswi. Hasil pengisian kuesioner Seff Test menunjukkan bahwa meskipun tidak ada mahasiswa yang masuk dalam kategori tertinggi (excellent), sebagian besar (89%) tergolong dalam kategori sangat baik (verygood). Meskipun demikian, jika ditinjau dari faktor aktivitas fisik, khususnya berdasarkan standar AGSM (American College of Sports Medicine), hanya 14% mahasiswa yang melaksanakan aktivitas fisik yang memadai. Hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) menunjukkan bahwa sebagian besar (59%) mahasiswa tergolong dalam berat badan normal (desirable/normoweight), 23% berat badan kurang (underweight) dan 9% obese tingkat I. Pada pengukuran persen lemak tubuh, diperoleh hasil sebagian besar (53%) tergolong optimal, 19% kurus (lean) dan 28% tergolong gemuk (slightly overfat dan fat).
Pada penelitian ini, hubungan antara kategori gaya hidup sehat dengan komposisi tubuh tidak menunjukkan kecenderungan yang jelas. Namun demikian berdasarkan rendahnya aktivitas fisik yang nyata, mahasiswa tingkat III FKUI pada saat ini sangat memerlukan penyelesaian untuk memperbaiki pola hidup sehat, khususnya dalam hal peningkatan aktivitas fisik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Yulianti Lani
"One of the Indonesian health problems is under 5-year child`s mortality still high. This highly mortality is caused by Pneumonia (10, 6/1000 children. The effort to decrease this problem is by enchanting Acute Respiratory Tract Infection (ARTI) service standard, which the health workers compliance to the Standard Operating Procedure (SOP) can be performed. The strategy to overcome this problem is by approaching the Quality Assurance.
The objective of this study is to get the description of staff level compliance to the standard operating procedure of the ARTI service at the Health centers. In the otherhand also to find the correlation of characteristic factors and the dominant factors to health workers compliance. This study was carried out on April until May 2001 at 7 Health Centers, where the Quality Assurance had already applied. The objects of this study were 35 health workers who conduct the ARTI health serviceman. This study was cross sectional, analyzing univariate, bivariate and also multivariate were used to find the distribution, correlation and the major factors.
The result showed that the proportion of the health workers compliance at those 7 Health Centers are still low, especially for the counseling activity. The bivariate analysis showed that there was a predominant factor, as knowledge, training and supervision significantly correlated to the compliance of the Health workers. Multivariate analysis showed us that the most dominant factor is Health training concerning to the ARTI. Supporting this effort, staff training is needed to improve the quality of the health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawati
"ABSTRAK
Infeksi nosokomial merupakan salah satu masalah di seluruh dunia karena dapat meningkatkan kematian. Tangan petugas kesehatan merupakan salah satu sumber penularan terbesar dari pasien ke pasien lainnya. Hand hygiene adalah salah satu tindakan yang sederhana dan efektif untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Hand hygiene dapat menurunkan infeksi nosokomial jika dilakukan dengan taat dan sesuai dengan rekomendasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketaatan petugas kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di ruangan perinatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Rancangan yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 84 orang petugas kesehatan (18 orang dokter dan 66 orang perawat) dengan kriteria dokter atau perawat yang memberikan perawatan langsung pada pasien. Pengukuran dilakukan dengan melakukan observasi praktik hand hygiene dengan 10 kesempatan untuk setiap orang dan kuesioner yang didukung oleh wawancara. Terdapat hubungan antara ketaatan dengan pengetahuan (p = 0,000; α ≤ 0,05), dan terdapat hubungan antara ketaatan dengan ketersediaan tenaga kerja di ruangan (p = 0,079; α ≤ 0,05). Implikasi keperawatan yang di rekomendasikan Bahwa perlu ditingkatkan pengawasan dan motivasi petugas kesehatan untuk melakukan hand hygiene sesuai dengan rekomendasi. Implikasi penelitian diharapkan adanya penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar, melibatkan orang lain sebagai peneliti dan menggunakan video.

ABSTRACT
Nosocomial infection is one of the problem in the world which could increase of mortality rate. Health care workers hand are one source of disease transmittion from patient to another patient. Hand hygiene is the simplest, most effective measure for preventing nosocomial infections. Hand hygiene could reduce nosocomial infections if the health care workers adherence is high and appropriate with recommendation. This research is aimed to explore the health care workers adherence and factors that influence the adherence at the perinatology ward RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo in Jakarta. The design of this study was descriptive correlation with cross sectional approach. The sampel of this study were 84 health care workers (18 doctors and 66 nurses) who direct care to the patient. Hand hygiene adherence was measured by direct observation done by the researcher. This research found that there are a relationship between adherence and personal knowledge (p = 0,000; α ≤ 0,05), and there were relationship between adherence and avaibility of staffing in the ward (p = 0,079; α ≤ 0,05). The recommendation for nursing implication are improving controlling and motivation of health care workers to do hand hygiene with appropriate recommendation. For future research the usage of video as an observation tool is needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Darmayanti
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan penerimaan informasi KB dari petugas kesehatan, petugas lapangan keluarga berencana dan media terhadap keikutsertaan KB di perkotaan dan di pedesaan diantara kelompok wanita usia subur (WUS) di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data survey performance monitoring accountability2020 (PMA2020) dengan melibatkan 33 propinsi di seluruh Indonesia tahun 2015. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan analisis regresi logistik. Peneriman informasi KB tersebut berasal dari petugas kesehatan, petugas lapangan keluarga berencana, dan media. Informasi KB yang diterima dari petugas kesehatan secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan keikutsertaan KB baik di kota maupun di desa. WUS di perkotaan yang pernah mendapatkan informasi KB dari petugas kesehatan memiliki peluang untuk menggunakan kontrasepsi 2,4 kali (OR 2.4, 95%CI 1.18- 3.92; p-value 0.013) dibandingkan dengan yang tidak pernah mendapatkan informasi sedangkan di pedesaan memiliki peluang 2,3 kali (OR 2.3, 95%CI: 1.40- 3.67; p-value 0.0001) untuk menggunakan kontrasepsi. Informasi KB yang diterima dari PLKB dan media tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik baik di kota maupun di desa. Diharapkan BKKBN dapat membuat pelatihan kepada PLKB untuk meningkatkan perannya dalam mengubah sikap WUS terhadap pemakaian kontrasepsi serta meningkatkan kualitas dan kuantitas PLKB demi menghindari beban kerja yang seharusnya demi mensukseskan program KB. Kerjasama dengan Bagian Promosi Kesehatan untuk menciptakan iklan yang lebih menarik dan persuasif.

The purpose of this study was to analyze the relationship between the acceptance of healthworkers, community heathworker, and media against the participation of family planning in urban and rural from group of childbearing age women in Indonesia. With these objectives, this study used survey data performance monitoring accountability2020 (PMA2020) involving 33 provinces in Indonesia 2015. It was cross sectional using logistic regression analysis to determine the relationship of the information acceptance of family planning (FP) in urban and rural. FP information came from healthworkers, community healthworker, and the media. FP information received from healthworkers had a statistically significant association with the participation of family planning in both urban and rural. In Urban, women of childbearing age who received planning information from healthworkers have the opportunity to use contraception 2.4 times (OR 2.4, 95%CI 1.18 to 3.92; p-value 0.013) compared with who are not, whereas in the rural have a oppurtunity 2.3 times (OR 2.3, 95%CI: 1.40 to 3.67; p-value 0.0001) to use contraception compared with who are not. But both FP information were received from community healthworker and media had no significant association statistically in both urban and rural. Hopefully, by this result, BKKBN could improve knowledge and skill of community healtworkers by more training and supervision to enhance their role in changing women attitudes towards contraception use. Improve the quality and quantity of community healthworkers in order to avoid the over workload to achieve sucessfull of the family planning program. BKKBN with Health Promotion section make ads more attractive and persuasive.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>