Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Qoyyim
"RSI Siti Fatimah tetah bemiri sejak 13 tahun yang laiu aan sampai saat
ini belum mempenihatkan perkembangan sebagai sebuah rumah sakit yang
maju.
Tiiantara sekian banyak kenaala yang dinadapi mmah same adalah
bahwa RSI Siti Fatimah belum mempunyai Wsi dan Misi. Dan rendahnya Nilai
BOR (Bed Occupancy Rate) sebesar 17,3 % pada tahun 1998. Oleh karena
itu diperlukan perencanaan SU3[&QiS agar RSI Siti Fatimah dapat berkembang
ban bersaing dengan rumah sakit lain.
Bntuk dapat menyusun rencana strategis Rumah Sakit Islam SFU
Fatimah, dilakukan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penyusunan rencana
strategis ini melalui tahap awal masukan (Input) terdiri dari analisa faktor ekstemal dan internal RSI Siti Fatimah yang dilakukan dengan CDM petugas
struktural dan fungsional RSI Siti Fatimah.
Kemudian tahap analis (matching) dengan martiks TOWS dan matriks
Intemal-Ekstemal (IE)- Dilanjutkan dengan tahap pengembilan keputusan
(decision stage) menggunakan matriks perencanaan stzategis kuanlitatif
(QSPM).
Dari hasil penelitian, pemilihan altematif strategi berdasarkan matriks
TOWS didapatkan hasil pada keadaan kedua yaitu Intemal fix-it Quadrant dan
dengan matriks IE pasisi RSI Siti Fatimah pada sel ke 5 yaitu Hold and
Maintain. Sehingga dengan mempertimbangkan kedua posisi diaias, strategi
yang dianjurkan dan dipilih adalah penguatan dan pengembangan produk.
Penenman ina menyimpuIkan banwa Rs: sin Fauman memenukan was dan
misi, dan strategi penguatan intemal dengan penguatan dan pengembangan
produk_
Sedangkan saran yang dianjurkan adaiah pengukuhkan rumusan Visi
dan Misi dan mengaplikasikan hasil penelitian rencana strategis ini.

Abstract
Siti Fatimah Islamic Hospital Cirebon has Been built since 13 years ago.
How, this hospital has not show any signiticant devetoped. It is because of the
Siti Fatlmah Islamic Hospital Cirebon hasn't gotten the right vision and mission.
Ever since, its Bed Occupancy Rate (BOR) in 1998 was only 17,3 %_ Hence a
strategic planning is necesarry_ in order that Siti Fatimah Islamic Hospital
should developed and competed with other hospitals.
ln order to design a strategic plan of Siti Fatimah islamic Hospital Cirebon
(RSI Siti Fatimah Cirebon) a study with qualitative and quantitative analyses is
done. The compilation of strategy is through an initial input stage which consists of intemal and extemal environmental analyses of Siti Fatimah Islamic
Hospital Cirebon using Consensus Decision Making (CDM) among the
stnrctural and fungtional staffs of Siti Fatimah Islamic Hospital Cirebon.
Then analysis step (Matching) using TOWS and Intemal Extemal (IE)
matrices. tt is followed by decision stage using quantity strategic plan matrix
(QSPM).
The result study, based on the TOWS matrix shows that the result is in
the second quadrant means intemal tix-it. And using internal-extemal the
position of Siti Fatimah Islamic Hospital in the 5 th (the Fifth) means Hold and
maintain. Therefore, considering the both position above, so the strategic
choosen recommended are enhancement and product development
The study concludes that the Siti Fatimah Islamic Hospital has to arrage
vision and mission the intemal fix-it strategic by enhancement and product
development
Meanwhile it is suggested to realise the vision and meission and apply
the result study of this strategic plan."
Universitas Indonesia, 2000
T5986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianto Poerwodihardjo
"ABSTRAK
Tantangan bagi Garuda Indonesia di dalam menghadapi persaingan bisnis di dalam
industri airline baik di pasar domestik maupun internasional pada tahun-tahun mendatang
akan semakin berat. Hal tersebut dipengaruhi oleh cepatnya perubahan dan perkembangan
yang terjadi pada industri airline dewasa ini, terutama disebabkan karena industri airline di
hadapkan pada issue-issue penting seperti deregulasi, liberalisasi, privatisasi, multirateral
agreement dan strategi aliansi yang telah mendorong munculnya mega carrier yang
berskala global.
Bagi Garuda Indonesia, prospek usaha pada dunia bisnis penerbangan yang
dihadapai saat ini dan di masa yang akan datang, mempunyai potensi yang besar untuk
berkembang. Pasar yang ada di berbagai kawasan masih dapat ditumbuh kembangkan lebih
lanjut, diperkirakan pasar Garuda Indonesia tumbuh sebesar +/- 5.7% pertahun. Hal tersebut
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat baik di dalam negeri maupun di kawasan
Asia Pasifik. Namun demikian, tanpa persiapan yang matang serta penetapan strategi
korporasi yang terpadu secara menyeluruh, maka Garuda Indonesia bisa tenggelam justru
ditengah maraknya industri penerbangan dalam masa recovery setelah masa perang teluk
dewasa ini.
Meskipun kemungkinannya masih akan ada proteksi pemerintah yang dilakukan
untuk melindungi airline domestik termasuk Garuda Indonesia, akan tetapi di masa yang
akan datang tampaknya hal tersebut akan segera dilepaskan, mengingat adanya desakan
?open sky? baik melalui multilateral agrrement seperti GATT maupun bilateral agreement
yang semakin kuat, serta pertimbangan ekonomi bahwa sumbangan dunia bisnis
penerbangan kurang lebih hanya sebesar 7% dan perekonomian secara keseluruhan. Sebagai
contoh pembebasan proteksi tersebut adalah dengan dikeluarkannya PP-20 baru-baru ini,
yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi swasta asing (PMA) untuk mendirikan
perusahaan airline di Indonesia, serta adanya kerjasama antara Pemerinlah Indonesia dengan
Pemerintah Singapura di bidang pariwisata, yang telah membuka jalur penerbangan langsung
di beberapa kota di Indonesia dengan Singapura, baik oleh Singapore Airline maupun carrier
di Indonesia dan pemberian fifth freedom kepada Singapore Airline untuk penerbangan ke
Australia.
Oleh karena itu jalan satu-satunya bagi Garuda Indonesia adalah mempersiapkan diri
melalaui penetapan strategi secara menyeluruh dan terpadu termasuk penetapan strategi di
bidang keuangan seperti ?Cost Leadership? misalnya. Salah satu cara untuk unggul di bidang
cost leadership adalah dengan menekan alternatif investasi yang tepat dan berbiaya rendah.
Untuk itu dipenlukan satu strategi keuangan yang menyeluruh dan terkait dengan strategi
korporasi, disamping diperlukan juga cara perhitungan keuangan yang matang untuk setiap
investasi yang akan di lakukan dengan menggunakan model analisis dan proyeksi keuangan
atas dasar ?Fleet Plan? yang telah disepakati. Kendala utama yang di hadapi adalah justru
dalam pembuatan ?Fleet Plan? ¡tu sendiri yang masih banyak terpenganik path faktor-faktor
eksternal. Namun dernikian, path akhirnya kembali kepada komitmen top manajemen
Garuda yang alcan memutuskan bagaimanakah bentuk ?Fleet Plan? yang tepat.
Model analisis dan proyeksi keuangan yang di terapkan dalam karya akhir (thesis) ini
menggunakan analisis makro, yang di namakan ?Macro Spreadsheet Methodology
Diagram?. Model dimaksud merupakan penjabaran danipada model umum analisis pada
airline yang kompleks dan komprehensif kedalam bentuk diagram spreadsheet dengan
menggunakan bantuan software komputer Lotus for Window 4.01. Tehnik-tehnik yang
digunakan di dalam analisis tersebut, juga menggunakan tehnik ?capital budgeting? dan
metode easiblliçy study? yang sesuai dengan kriteria umum seperti ?Net Present Value?,
?Rate of Return? dan sebagainya khususnya yang cocok untuk airline.
Dari hasil perhitungan dengan model analisis dan proyeksi keuangan Garuda
Indonesia atas ?Fleet PIan? tahun 1994 - 2004, yang meliputi investasi pembeian 2 (dua)
pesawat 1.3747-400 dan 7 (tujuh) pesawat B737-400, 3er14 pcnycwaaan pcsawat (leasing)
yang dilakukan cperti pesawat Airbus300-600 dan MD-il, diperoleh hasil proyeksi
keuangan yang menyeluruh, baik berupa proyekai anis kas, proyeksi rugi laba, proyeksi
neraca dan proyeksi rasio keuangan. Di dalam proyeksi keuangan tersebut bila di ukur dati
evaluasi proyck dengan mcnggunakan Net Present Value, diperoich angka yang positif
sebesar USS 2472,749.OOE sehingga dapat dikatakan bahwa ?Fleet Plan? Garuda Indonesia
tahun 1994 - 2004 cukup byak dan feasible
Akan tetapi bila diukur dengan menggunakan analisis tasio, posisi keuangan Garuda
Indonesia pada tahun-tahun awal sarnpai dengan tahun 1999 dalam tingkat yang kurang
menguntungkan, hal tersebut disebabkan karena beban bunga dan depresiasi yang cukup
tinggi. Tingginya beban bunga dan depresiasi tersebut disebabkan karena tingginya biaya
investasi untuk pembeian sembilan buah pesawat baru yang mencapal USS 650 juta
Meskipun demikian, Dan segi financial exposure peneiimaan Garuda Indonesia yang multi
currency cukup membantu memperkuat posisi keuangan perusahaan, terutama didalam
rangka memenuhi kewajiban keungan kepada pihak-pihak lender di luar negeri.
Keuntungan lain dengan penerapan model analisis dan proyeksi keuangan ini adalah,
dapat diketahui pula mengenai proyeksi statistik produksi dan operasi Garuda Indonesia,
yang dapat di gunakan sebagal pedoman dalam penyusunan budgetlanggaran tahunan selama
periode proyeksi tersebut. Disamping itu dengan penerapan model analisis dan proyeksi
keuangan seperti ini, akan dapat di adakan simulasi terlebih dahulu sebingga diperoich alasan
yang kual untuk memilih ?Fleet Plan? dengan kondisi yang paling baik dengan komposisi fleet
yang menguntungkan.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Freddy David H.
"Karya akhir ini membahas perumusan strategi rantai pasokan dan perencanaan operasional dari PT. GM yang akan didirikan dalam bisnis distribusi buah-buahan alam Indonesia. PT. GM diharapkan mampu meletakkan landasan strategi rantai pasokan dan juga kemampuan manajerial atas operasi yang lebih optimal pada usaha pengolahan buah-buahan di Jawa Tengah. Penelitian ini akan merumuskan strategi dan desain rantai pasokan yang mengedepankan perspektif lean value stream serta perencanaan atas operasional perusahaan. Perencanaan strategi rantai pasokan dan operasional ini, sebagai bagian dari satu kesatuan dengan perencanaan stratejik serta keuangan, akan membentuk suatu business plan yang akan menjadi panduan dalam membentuk perusahaan baru tersebut.

This thesis will analyze and formulate the supply chain strategy and operational planning of PT. GM, a newly formed company that will enter the business of Indonesian horticulture product distribution. PT GM is expected to serve as the vehicle to lay foundation of good supply chain management and good managerial capabilities over operation within the hortuculture product distribution business in Central Java (Jawa Tengah). This research will formulates the strategy and design of supply chain with lean value stream perspective, and also the operational planning for the new company. The supply chain strategy and operational planning, along with the strategic and financial planning, will be part of a complete business plan that will serve as a guidance to form this new company."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26544
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Faculty of Engineering Universitas Indonesia (FT-UI), 2009
001.42 UNI r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cassels, Andrew
London : WHO, 1995
362.104 258 4 CAS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Colombo [Ceylon]: Colombo Plan Bureau, 1960
338.961 4 COL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1986
R 915.981 3 UNI f II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Record, Matthew
Gloucester Road: Glorier International, 1999
R 650 REC g
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini Slamet
"Saat ini usaha bisnis perbankan sektor perorangan atau ritel telah memasuki era persaingan yang ketat, dimana hal ini menyebabkan bank dipaksa untuk memberikan pelayanan nasabah yang sebaik-baiknya. Tidak dapat disangkal bahwa ada beberapa insiden seperti bencana banjir, teror bom, sistem yang tidak berfungsi; yang dapat terjadi sewaktu waktu yang menyebabkan pelayanan nasabah tidak tersedia sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai suatu mekanisme kerja yang dapat mengantisipasi insiden tersebut untuk menjaga kelangsungan bisnis. Mekanisme kerja untuk menjaga kelangsungan bisnis ini disebut sebagai Business Continuity Plan.
Dalam laporan ini penulis melakukan penelusuran terhadap suatu metodologi daur hidup yang menjelaskan tahapan tahapan yang penting dalam penyusunan Business Continuity Plan. Hasilnya terdapat beberapa tahapan yakni: Tahapan identifikasi proses bisnis yang penting bagi perusahaan, Tahapan identifikasi ancaman terhadap proses bisnis tersebut, Tahapan identifikasi batas waktu maksimum untuk setiap proses bisnis sebelum perusahaan mendapat impact serius, Tahapan penentuan resources yang dibutuhkan oleh proses bisnis dalam rangka mempertahankan continuity of business, Tahapan cara penetapan mitigation strategy, containment dan recovery strategy untuk process owners dan diakhiri dengan Tahapan petunjuk pembentukan dan pemeliharaan dokumentasi Business Continuity Plan dimana juga ditentukan siapa yang sebaiknya bertanggung jawab atas pembaharuan dokumentasi tersebut.
Dengan adanya metodologi diatas, dimana ada tahapan analisa identifikasi proses bisnis yang penting dan apa saja jenis ancaman yang dapat berpengaruh atas kelangsungan proses bisnis tersebut, hal ini membuat perusahaan mengerti proses apa yang perlu dijaga kelangsungannya untuk menjaga kelangsungan bisnis secara keseluruhan. Karena metodologi bersifat daur hidup dan secara jelas ditentukan siapa yang sebaiknya bertanggung jawab atas pemeliharaan Business Continuity Plan; maka Business Continuity Plan akan selalu ditinjau ulang dan diperbaharui secara berkala. Contohnya jika ada pertambahan proses bisnis yang baru maka Business Continuity Plan juga akan diubah, sehingga jika bencana terjadi sewaktu waktu, maka perusahaan selalu siap menghadapinya.

Consumer Bank business in Indonesia currently is entering an era of tight competition. The current situation forces the banks to provide excellent service to its customers. Outstanding service is no longer an option but is already part of the effort for the business to survive. On the other side, we may anticipate unforeseen circumstances such as flood, terrorism, system malfunction that can affect the facilities and systems on which the banks rely to serve their customers to be unavailable, and as the consequences this will create interruption to the services. Having known this situation, banks should have a plan to keep the business running during contingency situation. This plan usually called as BUSINESS CONTINUITY PLAN.
In this report, we will learn a life cycle methodology to develop Business Continuity Plan which divided into several steps: first step is to identify critical business process, second step is to analyze the risk, third step is to determine target recovery time, fourth step is to identify resources needed during contingency, fifth step is to determine the mitigation, containment and recovery strategy and last step is to develop Business Continuity Plan documents, including the guideline and responsible person to maintain the plan.
The steps to analyze what are the critical business processes and what is the impact if the business is not running, will make the business understand which processes need to be sustained during disaster, and be able to respond the threat as necessary when it happened. The life cycle characteristic of the methodology that require Business Continuity Plan to be reviewed periodically will ensure that the plan is kept updated. For instance when there is a new business process then Business Continuity Plan will also be changed. Hence when the disaster happened, the business is always ready to respond."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>