Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathia Rahmi Zaen
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru bertujuan untuk memahami peran dan tanggung jawab Apoteker di Puskesmas sebagai fasilitas PPK tingkat I. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP serta pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Kecamatan Johar Baru telah sesuai dengan Permenkes No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Sedangkan tugas khusus yang dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat rasional di Puskesmas Kecamatan Johar Baru berdasarkan indikator peresepan. Kata Kunci : Apoteker, Puskesmas, Pelayanan Kefarmasian, PORTugas Umum : xii 43 halaman, 4 lampiranTugas Khusus : v 27 halaman, 3 lampiranDaftar Acuan Tugas Umum : 10 2000-2015 Daftar Acuan Tugas Khusus : 6 2000-2015
ABSTRACT
Pharmacist Internship at Public Health Centre Kecamatan Johar Baru aims to understand the role and responsibilities of Pharmacist in Public Health Centre. Managerial activities of pharmaceutical products, medical devices, and single use medical tools, and also clinical pharmaceutical cares at Health Centre Kecamatan Johar Baru are appropiate to Regulation of Ministry of Health No.30 2014. Meanwhile, the purpose of spesific asignment is evaluating the rasionality of medicine treatment using prescription indicators. Keywords Pharmacist, Public Health Centre, Pharmaceutical Cares, PORGeneral Asignment xii 43 pages, 4 appendicesSpesific Asignment v 27 pages, 3 appendicesBibliography of General Asignment 10 2000 2015 Bibliography of Spesific Asignment 6 2000 2015
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Theresa
Abstrak :
Puskesmas merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berfokus pada pelayanan atau upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Dalam rangka upaya pembangunan kesehatan, puskesmas diharapkan untuk menerapkan kegiatan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) dan Penggunaan Obat Rasional (POR) yang merupakan salah satu implementasi dari Rencana Aksi Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian tahun 2020-2024 oleh Direktorat Pelayanan Kefarmasian. Salah satu capaian dari kegiatan ini meliputi gambaran terkait pola penggunaan obat pada suatu kasus atau suatu waktu tertentu misalnya untuk mencegah timbulnya Anti-Microbial Resistance (AMR) akibat adanya penggunaan antibiotik yang tidak rasional sehingga upaya dalam POR ini masih terus ditingkatkan. Oleh karena itu, pembuatan tugas khusus PKPA ini dilakukan berkaitan dengan evaluasi penggunaan obat (EPO) yang dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif untuk melihat profil penggunaan obat rasional (POR) di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada periode Januari – Juni 2021 yang diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas. Penelitian ini dilakukan terkait Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD serta DU90%, dan kualitatif untuk menilai Penggunaan Obat Rasional (POR). Berdasarkan pengamatan dan pengerjaan laporan tugas khusus Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Kalideres diperoleh bahwa profil penggunaan 5 obat teratas pada pasien di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada periode Januari – Juni 2021 adalah Kaptopril tab 25 mg, Metformin tab 500 mg, Vitamin C tab 50 mg, Parasetamol tab 500 mg, dan Omeprazol kapsul 20 mg dengan penggunaan obat yang sudah rasional dengan target capaian kinerja POR > 70%. ......Public Health Centre is a first-level health service facility that focuses on promotive and preventive services or efforts in its working area. In the framework of health development efforts, Public Health Centre are expected to implement Drug Use Evaluation and Rational Drug Use activities which are one of the implementations of the Action Plan for Pharmaceutical Service Improvement Activities 2020-2024 by the Directorate of Pharmaceutical Services. One of the achievements of this activity includes an overview regarding the pattern of drug use in a particular case or at a certain time, for example to prevent the emergence of Anti-Microbial Resistance (AMR) due to irrational use of antibiotics so that efforts in this Rational Drug Use are still being improved. Therefore, the creation of this apothecary internship special task was carried out in relation to the evaluation of drug use which was carried out quantitatively and qualitatively to see the profile of rational drug use at the Kalideres Public Health Center in the period January - June 2021 which is expected to be used as an evaluation in improve health services in the their area. This research was conducted regarding the Evaluation of Drug Use quantitatively using the ATC/DDD method and DU90%, and qualitatively to assess Rational Drug Use. Based on observations, it was found that the profiles of the top 5 drug use in patients at the Kalideres Public Health Center in the period January - June 2021 are Captopril tab 25 mg, Metformin tab 500 mg , Vitamin C tab 50 mg, Paracetamol tab 500 mg, and Omeprazole capsule 20 mg with the use of drugs that are already rational with the target of Rational Drug Uses > 70%.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sopiyatul Marwa
Abstrak :
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar (lebih dari tiga kali sehari) dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus individu normal. Diare akut merupakan diare yang berlangsung selama 14 hari atau kurang, diare yang berlangsung lebih dari 30 hari disebut diare kronis serta diare yang berlangsung 15 sampai 30 hari disebut sebagai diare persisten. Diare merupakan suatu penyakit yang menjadi masalah di seluruh dunia baik negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia, karena angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) yang masih tinggi. Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi diare di Indonesia menurut diagnosis tenaga kesehatan untuk seluruh kelompok umur adalah 6,8% sedangkan pada balita sebanyak 11%. Pada penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, biasanya lebih sering menggunakan obat antibiotik. Antibiotik yang dipilih atau digunakan pada diare akut infeksius harus rasional. Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman, dan juga tidak ekonomis saat ini telah menjadi masalah dalam pelayanan kesehatan. Masalah ini dijumpai di unit-unit pelayanan kesehatan misalnya di Puskesmas. Pemberian antibiotik terhadap pasien Diare di Puskesmas Kecamatan Cengkareng berdasarkan himbauan dari Dinas Kesehatan haruslah berjumlah kurang dari 8% untuk mencegah resistensi antibiotik. ......Diarrhea is a disease characterized by an increase in the frequency of bowel movements (more than three times a day) and a decrease in the consistency of the stool discharge compared to the normal individual's bowel pattern. Acute diarrhea is diarrhea that lasts 14 days or less, diarrhea that lasts more than 30 days is called chronic diarrhea and diarrhea that lasts 15 to 30 days is called persistent diarrhea. Diarrhea is a disease that is a problem throughout the world in both developed and developing countries such as Indonesia, due to the high morbidity and mortality rates. Based on the 2018 Riskesdas the prevalence of diarrhea in Indonesia according to the diagnosis of health workers for all age groups is 6.8% while for toddlers it is 11%. In infectious diseases caused by bacteria, antibiotics are usually used more often. Antibiotics are selected or used in acute infectious diarrhea must be rational. The use of drugs that are inappropriate, ineffective, unsafe, and also uneconomical has now become a problem in health services. This problem is found in health service units, for example in the Puskesmas. Administration of antibiotics to Diarrhea patients at the Cengkareng Sub-District Health Center based on an appeal from the Health Office must amount to less than 8% to prevent antibiotic resistance.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Audina Putri
Abstrak :
ABSTRAK Praktek kerja profei di puskesmas kecamatan cipayung, Jakarta Timur periode Maret 2016 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika farmasi yang berlaku dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memahami dan memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek profesi dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktek profesi apoteker di puskesmas, memahami gambaran nyata tentang permasalahan praktek dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di puskesmas. Praktek kerja profesi dilakukan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu Rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Peminatan Obat (LPLPO), Penggunaan Obat Rasional (POR), PEnggunaan Obat Generik di Puskesmas Kecamatan Cipayung periode Januari-Februari 2016.
The aim of apothecary profession internship program at Cipayung District District Community Health Centers on March 2016 are to understand the role, duties and responsibilities in pharmaceutical care at Community Health Center in accordance with the provisions of legislations and ethics pharmacy that applies in community health, perceive and have knowledge, skill, behavior and attitude insight and experience real to do practice of a profession and pharmaceutical care in Community Health Centers, look and study the development of strategies and practice of the profession of pharmacists at Community Health Centers, understand a real picture of the problems and work practices pharmaceutical in Community Health Centers and able to communicate and interact with other health workers working there. The apothecary profession internship program conducted during four weeks in a special assignment that is Recapitulation of LPLPO, POR, Generic Medicine Used Reports in Cipayung District Community Health Centers on January-February 2016.
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mirza Hardiansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dan Puskesmas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur. Kegiatan PKPA ini bertujuan agar mahasiswa profesi apoteker dapat melihat langsung kegiatan kefarmasian yang berlangsung dalam suatu puskesmas, mampu memahami peran, tugas dan tanggung jawab apoteker di puskesmas, serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas. Tugas khusus yang diberikan berjudul Rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Penggunaan Obat Rasional (POR), Penggunaan Obat Generik dan Data Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Kecamatan Ciracas Periode Bulan Januari-Februari 2016. Tugas khusus ini bertujuan untuk lebih memahami tentang peran dan tanggung jawab apoteker di puskesmas
ABSTRACT
Pharmacist Internship Program (PKPA) held in Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur and Puskesmas Kecamatan Ciracas, East Jakarta. PKPA activity is intended that students can see directly pharmacist activities that take place in a health center, able to understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in health centers, as well as having a vivid description of the problem and the work of pharmacy practice at the center. Special assignment given titled Summary of Reports and Use of Drug Demand Sheet (LPLPO), Rational Drug Use (POR), Use of Generic Drugs and Pharmaceutical Services Data In Puskesmas Kecamatan Ciracas Month Period January-February 2016. The aim of this special task to understand more about the role and responsibility of the pharmacist in the health centers.
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Misbahul Fitri Hanifah
Abstrak :
Penggunaan obat rasional (POR) apabila memenuhi kriteria tepat indikasi, tepat diagnosis, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian obat, tepat interval waktu pemberian obat, tepat lama pemberian obat, dan waspada efek samping. Penerapan POR akan menjamin bahwa pasien mendapatkan pengobatan yang bermutu. Selain itu, analisis POR juga dapat menekan angka resistensi antibiotik dan penggunaan injeksi yang tidak diperlukan. Untuk itu, dilakukan penelitian untuk mengevaluasi pelaksanaan POR di puskesmas Kelurahan Kramat Jati dengan perbandingan target indikator kinerja POR tahun 2019 yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasional retrospektif, yaitu dengan mengumpulkan data POR bulan Juli-September tahun 2022. Hasil evaluasi menunjukkan capaian kinerja POR di Puskesmas Kelurahan Kramat Jati pada bulan Juli sebesar 96,43%, bulan Agustus sebesar 93,40%, dan pada bulan September 90,54%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan obat di puskesmas Kelurahan Kramat Jati pada Juli-September 2022 dikatakan rasional. ......Rationality drugs use (RDU) meets the criteria of correct indication, correct diagnosis, correct selection of drug, correct dose, correct method of drug administration, correct time interval for drug administration, correct duration of drug administration, and alertness to side effects. Implementing RDU will ensure that patients receive quality treatment. Apart from that, RDU analysis can also reduce the rate of antibiotic resistance. For this reason, research was conducted to evaluate the implementation of RDU at the Kramat Jati Subdistrict Health Center by comparing the 2019 RDU performance indicator targets set by the Indonesian Ministry of Health. Data collection was carried out using a retrospective observational method, namely by collecting RDU data for July-September 2022. The evaluation results showed that the POR performance achievement at the Kramat Jati Subdistrict Health Center in July was 96.43%, in August it was 93.40%, and in in September 90.54%. This research concludes that the use of drugs at the Kramat Jati Subdistrict Health Center in July-September 2022 is said to be rational.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Afriyanti
Abstrak :
Pemerintah saat ini dituntut untuk memaksimalkan fasilitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sebagai upaya dalam pemenuhan hak kesehatan bagi setiap orang. Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah untuk urusan kesehatan yang unit kerjanya terbagi atas Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Salah satu struktur organisasi yang ada di Suku Dinas Kesehatan adalah seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK) yang di dalamnya mencakup sub seksi Farmasi, Makanan, dan Minuman yang membutuhkan peran Apoteker untuk melakukan tugasnya dengan optimal. Oleh sebab itu, calon Apoteker dituntut untuk mengetahui dan mendalami perannya di instansi kesehatan pemerintahan. Kegiatan Praktek Kerja Profesi di bidang pemerintahan dilakukan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrsi Jakarta Pusat serta salah satu Puskesmas di Jakarta Pusat yaitu Puskesmas Cempaka Putih. Materi yang diperoleh selama kegiatan PKPA yaitu terkait struktur organisasi, kegiatan Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal), pengelolaan obat, penyuluhan PIRT, rekapitulasi data Puskesmas, dan kegiatan pelayanan kefarmasian di Puskesmas Cempaka Putih. Tugas khusus yang diberikan yaitu melakukan data Laporan POR Puskesmas Kecamatan di Jakarta Pusat periode Februari 2016. Pelaksanaan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat memberikan wawasan baru mengenai tugas pokok dan fungsi instansi pemerintahan di bidang farmasi. ...... Government is currently required to maximize health care facilities provided to the public as an effort in fulfilling the right to health for everyone. Suku Dinas Kesehatan Kota is implementing the element of regional autonomy for health affairs who work unit consisting Suku Dinas Kesehatan Kota of Central Jakarta, North Jakarta, West Jakarta, South Jakarta and East Jakarta Administrations. One of the existing organizational structure is sexy Health Resources (SDK) which include subsections Pharmaceutical, Food and Beverage that requires the pharmacist to perform their duties optimally. Therefore, prospective pharmacists are required to know and explore its role in government health institutions. Profession internship in the field of governance is done in Suku Dinas Kesehatan Kota of Central Jakarta Administration and a health center in central Jakarta, Puskesmas Cempaka Putih. The material obtained during profession internship activities are related to the organizational structure, Development Supervision and Control (Binwasdal), medication management, counseling PIRT, data summary health center and pharmacy services at the health center activities of Cempaka Putih. Special task given that perform data Reports POR District Health Clinics in Central Jakarta in February 2016. Implementation of the this profession internship provides new insights regarding the duties and functions of government authorities in the field of pharmacy.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Garnis Fithawati
Abstrak :
Pengobatan umum akibat bakteri Helicobacter pylori dengan amoksisilin trihidrat yang dikonsumsi secara oral dan berulang kurang efektif. Hal ini dikarenakan amoksisilin trihidrat memiliki waktu yang singkat dalam lambung. Enkapsulasi amoksisilin trihidrat ke dalam matriks sistem penghantar obat mengapung dapat mengatasi masalah tersebut. Pada penelitian ini, amoksisilin trihidrat dienkapsulasi ke dalam matriks hidrogel Semi-IPN kitosan metil selulosa sebagai sistem penghantar obat mengapung dengan adanya penambahan agen pembentuk pori 20 KHCO3. Metode loading obat dilakukan secara in situ loading dan post loading. Metode loading obat in situ loading memberikan hasil efisiensi penjeratan dan persen disolusi lebih tinggi dibanding proses post loading. Efisiensi dan persen disolusi in situ loading yang didapatkan adalah 100 dan 92,70 secara berurutan. Sedangkan Efisiensi dan persen disolusi post loading adalah 98,7 dan 90,42 secara berurutan. Studi mekanisme disolusi obat dilakukan dengan pendekatan kinetika membuktikan bahwa baik in situ loading maupun post loading adalah difusi dan degradasi dengan nilai n berturut-turut 0,4913 dan 0,4602. Hasil tersebut didukung dengan adanya karakterisasi menggunakan mikroskop optik yang dilanjutkan dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy SEM . Pada hasil mikroskop optik pada kedua metode loading terlihat bahwa permukaan hidrogel semakin kasar. Dan hasil SEM pada kedua metode loading terihat bahwa terbentuknya pori yang memanjang setelah dilakukan uji disolusi.
Common treatment for Helicobacter pylori by repeated oral consumption of amoxicillin trihydrate is not effective. Amoxicillin trihydrate has a very short residence time in stomach which leads into its ineffectiveness. Residence time of amoxicillin trihydrate can be improved by encapsulating amoxicillin trihydrate into a floating drug delivery system. In this study, amoxicillin trihydrate is encapsulated into hydrogel semi IPN chitosan methyl cellulose matrix as a floating drug delivery system and then treated with 20 KHCO3 as pore forming agent. Drug loading process used are in situ loading and post loading. In situ loading process has higher efficiency percentage and dissolution percentage than post loading process. In situ loading process resulted 100 efficiency with 92,70 dissolution percentage. Post loading process resulted 98,7 efficiency with 90,42 dissolution percentage. Mechanism of drug dissolution study by kinetics approach showed both in situ loading process and post loading process are diffusion and degradation process n 0,4913 and n 0,4602 respectively. These results are supported by characterization data from optical microscope and scanning electron microscopy SEM . Data from optical microscope showed both loading process resulted in coarser hydrogel surface. Characterization using SEM showed elongated pores in both loading process after dissolution test.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hibban Arasy
Abstrak :
Penggunaan obat secara rasional sangat penting dalam mencapai layanan kesehatan yang berkualitas. Penggunaan obat yang tidak rasional dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti peningkatan angka kematian dan kesakitan akibat penyakit, timbulnya efek samping obat, biaya yang tinggi, dan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Oleh karena itu, praktik Penggunaan Obat Rasional (POR) di Puskesmas diharapkan dapat membantu pasien menggunakan obat dengan efektif, efisien, dan aman. Kementerian Kesehatan RI menetapkan parameter Penggunaan Obat Rasional (POR) dengan mengacu pada prevalensi penyakit tertentu, seperti penyakit ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik. Parameter POR yang ditetapkan adalah batas penggunaan antibiotik untuk kasus ISPA dan diare adalah 20% dan 8%. Penggunaan antibiotik yang berlebihan terhadap kasus yang belum terkonfirmasi bakteri dapat meningkatkan resistensi antibiotik di masa depan. Hasil evaluasi penggunaan obat rasional di Puskesmas Kelurahan Kramat Jati 1 pada bulan April 2023 menghasilkan persentase penggunaan antibiotik untuk ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik masing- masing sebesar 5% dimana hasil ini memenuhi syarat keberterimaan penggunaan antibiotik <20% untuk ISPA non-pneumonia dan <8% untuk diare non spesifik. ......The rational use of drugs is essential to achieve quality healthcare services. Irrational drug use can lead to various negative impacts, such as increased mortality and morbidity rates due to diseases, the emergence of drug side effects, high costs, and bacterial resistance to antibiotics. Therefore, the practice of Rational Drug Use (RDU) in Community Health Centers (Puskesmas) is expected to assist patients in using medications effectively, efficiently, and safely. The Indonesian Ministry of Health establishes parameters for Rational Drug Use (RDU) based on the prevalence of specific diseases, such as non-pneumonia acute respiratory infections (ISPA) and non-specific diarrhea. The set RDU parameters for ISPA and diarrhea cases are 20% and 8% of antibiotic use, respectively. Excessive antibiotic use for cases that have not been confirmed as bacterial infections can contribute to antibiotic resistance in the future. The evaluation result of rational drug use at Kelurahan Kramat Jati Community Health Care 1 in April 2023 shows that the percentage of antibiotic use for non-pneumonia ISPA and non-specific diarrhea is 5% each, meeting the acceptable criteria of antibiotic use <20% for non-pneumonia ISPA and <8% for non-specific diarrhea.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>