Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edinburgh: Churchill Livingstone, 2002
618.6 POS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jerryn Florensi Mangiri
"Masa nifas merupakan masa yang sangat rentan terhadap komplikasi dan penyumbang terbesar angka kematian ibu. Kepatuhan kunjungan nifas sangat penting untuk mendeteksi dini komplikasi. Namun, masih banyak ibu yang mengabaikan layanan postnatal. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dan kualitas postnatal care dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas.
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah responden 64 ibu di puskesmas wilayah Kota Depok. Penilaian kualitas layanan PNC menggunakan kuesioner kualitas postnatal, sedangkan untuk kepatuhan dari kunjungan nifas dalam rentang 4-9 setelah pulang rawat.
Hasil uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menunjukkan bahwa dari semua karakteristik demografi, hanya tingkat pendidikan yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas, sedangkan untuk kualitas layanan didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas postnatal care dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas. Perlu monitoring dan evaluasi terhadap layanan postnatal untuk meningkatkan kualitas sehingga dapat mencegah komplikasi pada masa nifas.

Postpartum or puerperium is a very vulnerable period for complications and it is the largest contributor to maternal mortality. Adherence to postpartum visits is essential for early detection of complications. However, many mothers was neglect to postnatal care PNC services. This study aims was to determine the relationship between demographic charactheristic and quality of postnatal care with postpartum compliance level.
Design of this reasearch is correlative analytic with cross sectional approach, with 64 respondents in puskesmas of Depok City area. Assessment of the quality of postnatal services using quality of postnatal questionnaires, while for adherence was assessed whether the mother came to puerperal visits in the 4 9 days range.
The result of bivariate analysis test using Spearman Rank test showed that of all demographic characteristics, only education level was related to postpartum compliance level, while for service quality it was found that there was no correlation between postnatal care quality and postpartum compliance level. Based on this research, monitoring and evaluation for postnatal care is necessary to improve postnatal care quality to prevent complications during childbirth
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St. Louis: Elsevier, 2005
618.920 1 ASS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Ambarsari
"ABSTRAK
Pijat oksitosin merupakan pijatan yang dilakukan sebagai teknik relaksasi untuk meningkatkan hormon oksitosin. Pijat oksitosin dilakukan pada area sepanjang tulang belakang sampai tulang costae kelima atau keenam, sehingga sistem saraf simpatis akan merangsang hipofisis untuk mensekresi oksitosin. Oksitosin pada ibu postnatal berperan dalam pengeluaran ASI. Berdasarkan pengkajian, klien usia 27 tahun dengan primipara, mengeluhkan kurangnya produksi ASI sehingga klien khawatir bayi akan kekurangan asupan. Metode studi kasus dengan melakukan intervensi pijat oksitosin selama tiga hari. Hasil analisis setelah dilakukan intervensi pijat oksitosin yaitu terjadi peningkatan produksi ASI yang dilihat dari jumlah keluarnya ASI, selain itu terjadi peningkatan produksi ASI dengan menggunakan parameter bertambahnya frekuensi Buang Air Kecil (BAK), frekuensi Buang Air Besar (BAB), durasi tidur setelah menyusu dan kepuasan bayi setelah menyusu.

ABSTRACT
Oxytocin massage is a massage that was done as a relaxation technique to increase the hormone oxytocin. Oxytocin massage was done in the area along the spine to the fifth or sixth, so the sympathetic nervous system will be carried by the pituitary to secrete oxytocin. Oxytocin in postnatal mothers joins breast milk. Based on the assessment, a 27 years old client with primipara, complained about the lack of milk production, the client was worried that the baby would be lacking in food. The method of the case study is by conducting oxytocin massage interventions for three days. The results of the analysis after the oxytocin massage intervention was carried out which increased the production of breast milk seen from the amount out of breast milk, moreover there was an increase in breast milk production using parameters that increased urination frequency, defecation frequency, sleep duration after breast feeding and infant satisfaction after breastfeeding."
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edina Noor Utami
"ABSTRAK
Depresi pasca melahirkan adalah salah satu gangguan afektif yang dialami ibudalam jangka waktu satu bulan hingga satu tahun pasca melahirkan. Prevalensigangguan ini bervariasi mulai dari 0,5% - 60%. Terdapat beberapa faktor yang didugameningkatkan resiko kemungkinan terkena depresi pasca melahirkan. Tingkatprevalensi dan faktor resiko merupakan hal yang dipengaruhi oleh budaya. Olehkarena itu penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat prevalensi dan faktor resikoyang terdapat di Jabodetabek. Pengukuran prevalensi dan faktor resiko dilakukandengan mengkorelasikan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan datademografi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan setting hospitalbased yang dilakukan di puskesmas Sukmajaya, Depok pada perempuan yang barumelahirkan dan memiliki bayi berusia satu bulan hingga satu tahun. Prevalensi diukurdengan hasil EPDS dan analisis faktor resiko dihitung dengan menggunakan tekniklogistic regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi depresi pascamelahirkan di Jabodetabek sebesar 45% dan faktor resiko yang dominan adalahpendidikan rendah dan suami yang tidak memberikan dukungan pengasuhan anak.

ABSTRACT
Postpartum depression is an affcctive disorder that occurs during approximateIy onemonth to one year after childbirth. Prevalence of this disorders starts from 0,5 % -60% with various risk factor depends on the culture. Therefore, this research need tobe conducted to examine prevalence and risk factor in Jabodetabek. Postpartumdepression is measured with correlation between EPDS and demographicquestionnaire. This research is a quantilative research. The settings of this research ishospital based settings that held on Puskesmas Sukmajaya, Depok. Samples of thisresearch are women with who had just given birth and has a baby with age betweenone month and one year. The result of this research is that prevalence of postpartumdepression is 45% and the significant risk factor are low education and unsupportivehusband."
2010
S3631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rice, Robyn
Missouri: Mosby, 1999
R 618.920 023 1 RIC h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Fajrina
"Latar Belakang: Gangguan pada odontogenesis dapat menyebabkan abnormalitas pada gigi seperti malformasi dan deformitas struktur gigi. Oleh karena itu, analisis tahapan odontogenesis secara spesifik perlu dilakukan untuk mengetahui patogenesis dari berbagai kelainan tersebut. Mencit strain C57BL/6 menjadi salah satu alternatif objek penelitian dalam mengamati berbagai kondisi normal maupun patologis pada jaringan gigi karena memiliki berbagai keunggulan, baik dari fisiologi jaringan yang mirip manusia maupun dari segi ekonomi. Namun, penelitian mengenai odontogenesis pada mencit strain C57BL/6 sampai sejauh ini masih sangat terbatas. Tujuan: Menganalisis tahap odontogenesis mencit strain C57BL/6 usia tiga hari postnatal. Metode: Pengamatan perkembangan gigi mencit strain C57BL/6 usia tiga hari dilakukan pada maksila dan mandibula kanan dan kiri melalui pembuatan preparat jaringan dengan potongan longitudinal (sagital) dan koronal (frontal). Pewarnaan jaringan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan Hematoksilin & Eosin (H&E) serta dilakukan pengamatan dan analisis preparat dengan mikroskop. Hasil: Pada maksila terlihat benih gigi insisif, molar pertama hingga tahap bell stage akhir, molar kedua, dan molar ketiga. Pada mandibula terlihat benih gigi insisif dan molar pertama hingga tahap bell stage akhir. Kesimpulan: Perkembangan gigi mencit strain C57BL/6 usia tiga hari postnatal dapat terlihat jelas pada potongan longitudinal dan koronal preparat maksila dan mandibula, sehingga mencit C57BL/6 usia tiga hari dapat dijadikan alternatif objek penelitian dalam menganalisis perkembangan struktur jaringan gigi, baik pada kondisi normal maupun patologis
Background: Odontogenesis is a sequential and intricate process, of which any disruption during odontogenesis potentially results in abnormalities of the teeth such as malformation and deformities in tissue structure. Therefore, a specific analysis of the odontogenesis stages is necessary to determine the pathogenesis of these various disorders. C57BL/6 mice become an alternative object of research in observing normal and pathological conditions in dental tissue because it has many advantages, both from the human-like tissue physiology and the economic point of view. However, research on the odontogenesis of C57BL/6 mice is still limited. Objective: Analyzing the odontogenesis of day three postnatal C57BL/6 mice. Methods:Observation of the teeth development of three-day-old C57BL/6 mice was performed on the right and left maxilla and mandible by histological preparations stained by Hematoxylin & Eosin. Results: The maxillary incisor, the first molar at the late bell stage, the second molar, and the third molar were observed in the maxilla. The first incisor and the first molar were observed at the late bell stage in the mandible. Conclusion: The development of the teeth of day three postnatal C57BL/6 mice can be observed clearly in the longitudinal and coronal sections of the maxillary and mandibular preparations. Hence the three-day-old C57BL/6 mice can be used as an alternative object of research in analyzing the development of dental tissue structure in both physiological and pathological conditions."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Setya Purwanti
"Latar belakang: Kematian bayi dua pertiga nya terjadi pada periode neonatal. Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kes*hatan ibu dan janinnya yang terdiri dari pemeriksaan kehamilan dan koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi dasar, serta mendidik dan memotivasi ibu hamil agar dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya. Perawatan neonatal yang memadai diperlukan selain perawatan antenatal dan pertolongan persalinan yang adekuat dalam upaya menurunkan kematian bayi karena infeksi pasca lahir seperti tetanus neonatorum dan sepsis, hipotermia dan asfiksia.
Tujuan: Diketahuinya kelangsungan hidup bayi selama 28 hari serta perbedaan kelangsungan hidup bayi selama 28 hari berdasarkan kunjungan ANC dan perawatan postnatal.
Metode: Desain kohort retrospektif dengan memanfaatkan data SDKJ tahun 20022003 berjumlah 13.240 sampel. Analisis data univariat, bivariat dan multivariat dengan interaksi.
Hasil dan Diskusi: Kelangsungan hidup bayi pada periode neonatal probabilitasnya secara keseluruhan sebesar 98,75% ; probabilitas kelangsungan hidup bayi pada periode neonatal berdasarkan kunjungan ANC yang baik sebesar 99,47% ; probabilitas kelangsungan hidup bayi pada periode neonatal berdasarkan perawatan postnatal yang baik sebesar 98,79% ; sedangkan probabilitas kelangsungan hidup bayi pada periode neonatal berdasarkan kunjungan ANC dan perawatan postnatal yang baik sebesar 98,15%.
Kesimpulan dan Saran: Meningkatkan kunjungan ANC dan perawatan postnatal karena akan memberikan probabilitas kelangsungan hidup bayi yang besar. Serta peningkatan jumlah dan kualitas serta pemerataan penempatan tenaga kesehatan dan juga meningkatxan akses masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Background: Two third of infant mortality are occurred in neonatal period. Antenatal service is a service which is given to pregnant women periodically to maintain and improve the health status of pregnant women and their fetus. Antenatal service consist of checking the pregnancy and correcting any deviation found in the pregnancy, also giving health education and motivating the mother to keep on caring themselves and prepare for the delivery. Beside adequate antenatal care and delivery attendance, adequate neonatal care is also needed as part of effort to decrease neonatal mortality due to post-natal infection such as tetanus neonatorum and sepsis, hypothermia and asphyxia.
Aims: To identity the neonatal survival and the difference of neonatal survival based on ANC visit and postnatal care.
Design: Retrospective cohort design using DHS data in 2002-2003 which is consist of 13,240 samples.
Methodology: The data are analyzed using univariate, bivariate, and multivariate with interaction.
Results: The probability of infant survival in neonatal period is 98.75%; the probability of infant survival in neonatal period based on ANC visit is 99.47%; the probability of infant survival in neonatal period based on postnatal care is 98.79%; whereas the probability of infant survival in neonatal period based on ANC visit and posinatal care is 98.15%.
Conclusion: ANC visit and post natal care should be increased since they will increase the probability of neonatal survival. Quantity, quality and distribution of health workers should be improved, and the accessibility of health facilities towards the community should also be increased.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20928
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Fujiasih
"Kasus pasien dengan spektrum plasenta akreta terus meningkat setiap tahunnya yang berpotensi besar untuk memengaruhi kondisi fisik dan psikologis ibu, berhubungan dengan proses kehamilan dan persalinan yang dialami. Pengelolaan pasien dengan spektrum plasenta akreta masih berfokus pada penanganan pasien secara fisik dan belum banyak penelitian yang mengulas aspek psikologis. Pelayanan kesehatan sebaiknya dilakukan secara komprehensif sehingga diperlukan studi yang mendalam untuk memahami bagaimana pengalaman ibu yang mengalami spektrum plasenta akreta pada fase prenatal, intranatal, dan postnatal secara fisik maupun psikologis, serta pelayanan kesehatan yang diterima ibu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretatif dan menggunakan teknik analisa data analisis tematik. Penelitian ini mengidentifikasi tiga tema utama, yaitu pada fase antenatal diperoleh tema ‘perubahan setelah didiagnosa SPA’ dengan sub tema ‘perubahan aktivitas’, ‘perubahan emosional’, ‘perubahan pelayanan kesehatan’, serta ‘mengetahui risiko yang dihadapi dan ketidakpastian hasil’. Pada fase birth diperoleh tema ‘puncak penanganan SPA’ dengan sub tema ‘saatnya menghadapi dan menjalani operasi’, ‘takut akan kematian dan perpisahan’, ‘penanganan dengan penjelasan’, serta ‘pasrah dan berdoa’.  Pada fase postnatal diperoleh tema ‘kehidupan setelah operasi’ dengan sub tema ‘beradaptasi dengan kondisi setelah operasi’, ‘bersyukur sekaligus ada perasaan kehilangan’, ‘masih memerlukan perawatan lanjutan dan kontrol’, dan ‘dukungan suami saja tidak cukup’. Penelitian ini menunjukkan bahwa spektrum plasenta akreta berdampak secara fisik, psikologis, dan sosial ibu sepanjang fase antenatal, birth, dan postnatal sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan harus mampu mengkaji dan mengatasi aspek fisik, psikologis, dan sosial.

Cases of patients with placenta accreta spectrum continue to increase every year, which has great potential to affect the mother's physical and psychological condition, related to the pregnancy and childbirth process experienced. Management of patients with placenta accreta spectrum still focuses on physical treatment of the patient and there is not much research that reviews psychological aspects. Health services should be provided comprehensively so that in-depth studies are needed to understand the physical and psychological experiences of mothers who experience the placenta accreta spectrum in the prenatal, intranatal and postnatal phases, as well as the health services received by the mothers. This research uses a qualitative research design with an interpretive phenomenological approach and uses thematic analysis data analysis techniques. This research identified three main themes, namely in the antenatal phase the theme 'changes after being diagnosed with SPA' was obtained with sub themes 'changes in activities', 'emotional changes', 'changes in health services', and 'knowing the risks faced and uncertainty of results'. In the birth phase, the theme 'culmination of SPA treatment' was obtained with sub themes 'time to face and undergo surgery', 'fear of death and separation', 'handling with explanation', and 'surrender and pray'. In the postnatal phase, the theme 'life after surgery' was obtained with the sub-themes 'adapting to conditions after surgery', 'grateful and at the same time feeling lost', 'still needing further care and control', and 'husband's support alone is not enough'. This research shows that the spectrum of placenta accreta has a physical, psychological and social impact on the mother throughout the antenatal, birth and postnatal phases so that the health services provided must be able to assess and address physical, psychological and social aspects."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Salsabila
"Proses transisi kehidupan dan peran sosial baru pada ibu postpartum dapat disertai dengan ketidakpastian subjektif, ketidakamanan dan kecemasan yang menyebabkan terancamnya rasa aman. Rasa aman yang dirasakan oleh ibu postpartum akan terjamin apabila didukung dengan asuhan mengayomi dari tenaga kesehatan dan pasangan yang terangkum dalam konsep postnatal sense of security. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tingkat rasa aman yang dirasakan ibu nifas dan faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional survey yang melibatkan 108 ibu postpartum. Mereka dipilih dengan menggunakan metode stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah divalidasi dan diuji menggunakan Parents’ Postnatal Sense of Security (PPSS). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu postpartum berada dalam kategori PPSS rendah dengan rerata skor 56,71, dengan skor tertinggi oleh subdimensi perilaku memberdayakan dan skor terendah oleh subdimensi menyusui. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi PPSS pada ibu postpartum.

The transition process of life and new social roles in postpartum mothers can be accompanied by subjective uncertainty, insecurity and anxiety which causes a threatened sense of security. The sense of security felt by postpartum mothers will be guaranteed if supported by nurturing care from health workers and partners which is summarized in the concept of postnatal sense of security. This study aims to explore the level of security felt by postpartum women and the factors that influence it. This study used a cross-sectional survey approach involving 108 postpartum mothers. They were selected using stratified random sampling method. Data were collected through a validated questionnaire and tested using the Parents' Postnatal Sense of Security (PPSS). The results showed that the majority of postpartum mothers were in the low PPSS category with a mean score of 56.71, with the highest score by the empowering behavior subdimension and the lowest score by the breastfeeding subdimension. Further research needs to be done to find out the specific factors that affect PPSS in postpartum mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>