Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pradias Trisnawati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan kasus kontrol antara variabel dependen
yaitu penggunaan AKDR dan variabel independen yaitu faktor predisposisi antara
lain umur, pendidikan, jumlah anak, lama nikah, pengetahuan, sikap. Faktor
pemungki yaitu biaya pemakaian kontrasepsi, pengalaman efek samping akseptor.
Faktor penguat yaitu dukungan suami, peran media massa dan kunjungan petugas
keluarga berencana. Jumlah sampel penelitian 144, 48 pengguna AKDR sebagai
kasus dan 96 pemakai kontrasepsi non AKDR sebagai kontrol. Pengambilan data
dilakukan dengan kuisioner pada Maret-Mei 2011. Data dianalisis secara univariat
dan bivariat dengan uji t test untuk sikap, uji kolmogorov smirnov untuk lama
nikah, pengetahuan dan biaya kontrasepsi dan chi square untuk variabel yang lain.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur,
pendidikan, pengetahuan, sikap, biaya KB dan peran peran media massa dengan
penggunaan AKDR. Untuk itu diharapkan ditingkatkannya penyuluhan agar
terjadi juga peningkatan pengetahuan klien tentang AKDR dan terjadi
peningkatan cakupan panggunaan kontrasepsi AKDR.

ABSTRACT
The research was conducted with case-control design between the dependent
variable is the using of IUDs and the independent variables are predisposing
factors include age, education, number of children, length of marriage,
knowledge, attitudes. Enabling factor is the cost of contraceptive use, experience
side effects acceptor. Reinforcing factors the husband's support, the role of mass
media and visits to family planning officials. The number of 144 samples, as the
case of 48 IUD users and 96 non-IUD contraceptive users as controls. Data were
collected with a questionnaire in March to May 2011. Data were analyzed with
univariate and bivariate t test independent for the attitude test, Kolmogorov
Smirnov test for a long marriage, and the cost and knowledge of contraceptive and
chi square for the other variables. The results of bivariate analysis indicate that
there is a significant relationship between age, education, knowledge, attitudes,
the cost of family planning and the role of mass media role with IUD use. For that
expected for increased outreach to occur also increases the client's knowledge
about the IUD and an increase in coverage of contraceptive IUD."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Hendriek
"Pendahuluan
Kaki Diabetik merupakan penyebab utama amputasi ekstremitas non traumatik. Pengenalan dan manajemen awal terhadap faktor-faktor predisposisi amputasi dapat mencegah tindakan amputasi.
Metode
Kami mengumpulkan data klinis dan laboratorium, data komplikasi-komplikasi diabetes, dan data riwayat komorbiditas pada 242 pasien yang dirawat dengan permasalahan kaki diabetik untuk menilai faktor-faktor predisposisi amputasi. Kami membagi pasien-pasien ini menjadi 2 grup (amputasi dan tidak amputasi) dan melakukan anasisis komparatif menggunakan variabel faktor-faktor predisposisi amputasi pada kedua grup.
Hasil
Dari dua buah grup dibandingkan apakah terdapat hubungan yang signifikan dengan faktorfaktor predisposisi amputasi sebagai variabel independen.Secara analisis univariat didapatkan pada grup amputasi terdapat insidens yang lebih tinggi signifikan (p<0,05) pada faktor predisposisi sepsis, ketoasidosis, neuropati perifer dan iskemia diabetik. Didapatkan odds ratio 2,57 untuk sepsis (95% CI:1,44-4,60; P=0,001); 2,67 untuk ketoasidosis (95% CI:1,16-2,58;
P=0,018); 1,79 untuk iskemia diabetik (95% CI:0.970-3,37; P=0,041); dan 4,30 untuk neuropati perifer (95% CI:0.95-19,2; P=0,030).
Kesimpulan
Sepsis, ketoasidosis, neuropati perifer dan iskemia diabetik merupakan faktor-faktor predisposisi amputasi yang signifikan pada pasien-pasien kaki diabetik.
......Introduction
Diabetic foot is the main cause of nontraumatic lower extremity amputation. Early recognition and management of predisposing factors for amputation may prevent amputations.
Method
We collected clinical and laboratory data, details of diabetes complications and history of comorbidities in 242 patients who were admitted for management of diabetic foot to determine the predisposing factors of amputation in these patients. We devided these patients into two groups, those whose treatment included amputation and those who were treated conservatively
and carried out a comparative analysis of the variables in the two groups.
Result
From the two groups we compared if there is significant relationship with the predisposing factors for amputation as independent variable. In univariat analysis we found higher incidence (p<0,05) of sepsis, ketoacidosis, peripheral neuropathy and diabetic ischemia on amputated group. Univariat adjusted odds ratios was 2,57 for sepsis (95% CI:1,44-4,60; P=0,001); 2,67 for
ketoacidosis (95% CI:1,16-2,58; P=0,018); 1,79 for diabetic ischemia (95% CI:0.970-3,37; P=0,041); and 4,30 for peripheral neuropathy (95% CI:0.95-19,2; P=0,030).
Conclusion
Sepsis, ketoacidosis, peripheral neuropathy and diabetic ischemia are significant predisposingfactors for amputation in patients hospitalized for diabetic foot lesions."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2103
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meda Permana
"Dewasa ini sistem kesehatan alternatif mengalami perkembangan yang ditandai dengan maraknya bermunculan tempat-tempat praktek pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif ini bermunculan saat masyarakat mulai memberikan perhatian yang lebih terhadap alternatif pengobatan yang biasanya hanya mengandalkan pihak-pihak rumah sakit dengan pengobatan modern dan konvensional. Pencarian dan penggunaan pengobatan alternatif ini berkaitan dengan keinginan untuk terlepas dari segala macam penyakit yang diderita sehingga memunculkan berbagai macam jenis metode pengobatan. Pencarian yang disertai penggunaan akan pengobatan alternatif ini sangat erat kaitannya dengan unsur-unsur sosial yang ada di masyarakat. Pencarian dan penggunaan pengobatan alternatif ini juga memiliki keterlekatan dengan pola pikir, sikap dan perilaku yang ada di masyarakat.
Tesis ini meneliti tentang faktor-faktor pemicu (predisposing factors), faktorfaktor pemungkin (Enabling factors) dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors) seseorang untuk memilih dan menggunakan pengobatan alternatif. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan disain deskriptif. Hasil penelitian menemukan adanya dominasi orang lain termasuk perilaku dan kebiasaan orang lain sebagai faktor penguat terhadap proses keseluruhan dari pengobatan alternatif yang dijalankan.
Hasil penelitian menemukan adanya faktor keyakinan akan pengobatan yang dijalani menjadi faktor pemicu seseorang dalam memilih dan menggunakan pengobatan alternatif selain pengetahuan, perilaku, persepsi serta nilai akan pengobatan alternatif tersebut. Penelitian ini juga menemukan adanya faktor keterampilan dari pengobat alternatif yang menjadi faktor pemungkin seseorang memilih dan menggunakan pengobatan alternatif selain ketersediaan tempat pengobatan, dan akses untuk mencapai tempat pengobatan alternatif tersebut.
Temuan lain dari penelitian ini adalah pengobatan alternatif dijadikan pokok pengobatan bila pengobatan konvensional dinilai tidak sanggup untuk mengobati penyakit yang diderita. Penelitian ini juga menemukan klasifikasi pengobatan alternatif berdasarkan keterampilan yang dimiliki oleh pengobatnya.
......Alternative medication is currently growing and available in many places in Indonesia. More people are aware of alternative medication instead of the modern medication such as treatment and services from hospitals or health clinics. Health seeking behaviour towards the alternative medication may appears as an effort to obtain more suitable ways to cure the diseases using combination of different treatments. This behavior is closely related to social aspect in the community and othe related aspects such as conceptual thinking, attitude and behaviour in the local community.
This study aims to explore people behaviour towards alternative medication by analysing the predisposing, enabling and reinforcing factors. This is a qualitative study using descriptive qualitative design.
Results of this study shows that external aspects such as domination of tradition and behaviour in the community are the reinforcing factors in practicing the alternative medication. Individual's believe in traditional medication for diseases treatment is the perdisposing factors in selecting and using the alternative medication besides other factors such as knowledge, parctice, perception and value of the alternative medication.
This study also found that traditional healer skill as the enabling factors in addition of availability and accessibility of alternative treatment facilities. The community believes that the alternative medication is a solution if the modern treatment does not cure the diseases. The result shows numerous treatments classification in alternative medication based on the healers' skill."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31900
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hananto Anggoro Wiryawan
"Latar belakang: Tatalaksana rekonstruksi pada pasien reseksi mandibula dengan hanya menggunakan rekonstruksi plat umum dilakukan dibeberapa rumah sakit di Indonesia. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pasca rekonstruksi mandibula dapat berupa ekspose plat, fraktur plat dan fistula.
Tujuan: Tujuan penelitian ini akan mencari beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi tersebut.
Material dan metode: Penelitian ini merupakan studi retrospektif dari tahun 2012-2017 yang diambil dari rekam medis. Data tumor jinak mandibula (lokasi, ukuran, panjang), data sistemik pasien (riwayat merokok, diabetes, status gizi) dan data operasi (durasi, sistem plat rekonstruksi) dihubungkan dengan kejadian komplikasi yang dianalisis dengan menggunakan Kaplan Meier Survival Curve dan Cox Regresi Proportional Hazard.
Hasil: Terkumpul 69 data dengan prevalensi terjadinya komplikasi sebesar 21,73%(15/69) dengan rerata lama observasi 15,4 bulan. Terdapat pengaruh riwayat merokok (p=0,000) dan faktor usia (p=0,000) terhadap terjadinya komplikasi pasca pemasangan plat dengan hazard ratio riwayat merokok 9,19 dan faktor usia 10-20 tahun dibanding diatas 60 tahun sebesar 153,8. Angka survival plat pada pasien tidak merokok berada diatas 80% pada 2 tahun pertama, tahun ketiga 60% dan setelah itu dapat menurun hingga 20-40%.
Kesimpulan: Merokok dan faktor usia berpengaruh terhadap kejadian komplikasi pasca rekonstruksi mandibula. Jika memungkinkan, rekonstruksi mandibula hanya dengan plat rekonstruksi merupakan tindakan sementara, perlu dipertimbangkan penggunaan graft baik vascularized maupun non-vascularized.
......Background: Treatment of reconstruction in post-mandibular resection patients using only plate reconstruction is commonly performed in several hospitals in Indonesia. Some complications that can occur after reconstruction of the mandible can be expose plates, plate fractures and fistulas.
Aim: The purpose of this study will look for several factors that influence the occurrence of these complications.
Material and method: A retrospective study from 2012-2017 taken from medical records. Data on benign mandibular tumors (location, size, length), patient systemic data (smoking history, diabetes, nutritional status) and operating data (duration, reconstruction plate system) were associated with the incidence of complications, analyzed using Kaplan Meier Survival Curve and Cox Proportional Regression Hazard.
Result: Sixty-nine data with the prevalence of complications 21.73% (15/69) with an average observation time 15.4 months. There was an effect of smoking history (p = 0,000) and age factor (p = 0,000) on the occurrence of postoperative complications with hazard ratio of smoking history 9,19 and age factor 10-20 years compared to over 60 years is 153,8. The plate survival rate in patients who do not smoke is above 80% in the first 2 years, the third year is 60% and after that it can decrease by 20-40%.
Conclusion: Smoking and age factors influence the incidence of post-reconstruction mandibular complications. If possible, mandible reconstruction using a reconstruction plate is temporary procedure, it is necessary to consider the use of either vascularized or non-vascularized grafts."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Sari
"Tingginya angka kematian Ibu (AKI) berarti menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Angka kematian Ibu (AKI) yang tinggi dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar dan secara rutin sehingga mendapatkan hasil yang bermutu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor tahun 2015 dilihat dari faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendukung. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, paritas, ketersediaan buku KIA dan dukungan keluarga merupakan faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4. Kegiatan penyuluhan di Posyandu, pembentukan kelas Ibu hamil, menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat, kerjasama dengan lintas sektor untuk lebih meningkatkan cakupaan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 secara lengkap dan sesuai standar untuk Puskesmas.
......The high of maternal mortality rate (AKI) indicates poor quality of health services. This condition can be prevented with some activities, such as using appropriate standard and routine antenatal care.
The purpose of this study is to identify factors (predisposing, enabling and supporting) related to antenatal K4 care at Public Health Center of Caringin District, Bogor Regency in 2015. This study uses cross sectional design. Data was collected using instrument in form of questionnaire.
The results of this study showed that knowledge, parity, availability of KIA books and family support are factors related to antenatal care K4. This study gives some recommendations to improve quality of antenatal care K4 at caringin district, which are: counseling at Posyandu, establish class for pregnant women, and involving leader community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Bethari Anjani
"Early psychosis merupakan kondisi mental seseorang yang ditandai dengan mendengar suara-suara, perubahan perilaku dan emosi, serta mempercayai hal-hal yang tidak dapat dipercaya.Salah satu tanda dan gejala dari early psychosis yaitu perubahan emosi.Perubahan emosi meliputi perilaku kekerasan.Perilaku kekerasan merupakan perilaku individu yang berupa tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan.Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan resiko perilaku kekerasan pada klien yaitu kegagalan dalam masalah percintaan.
Faktor presipitasi disebabkan karena tekanan dari lingkungan yang menyebabkan individu tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi.Tindakan keperawatan yang dilakukan dalam mengatasi resiko perilaku kekerasan yaitu dengan melakukan latihan fisik.Salah satu dari latihan fisik yaitu teknik memukul bantal. Tujuan dari teknik memukul bantal yaitu klien mampu menyalurkan perasaan marah dengan cara yang tepat.Kata kunci: early psychosis, perilaku kekerasan, resiko perilaku kekerasan, faktor presipitasi, faktor predisposisi, teknik memukul bantal.
......
Early psychosis is a person's mental state characterized by hearing voices, behavioral and emotional changes, and trusting things that can not be trusted. One of the signs and symptoms of early psychosis is emotional change. Emotional changes include violent behavior. Violent behavior is the behavior of individuals in the form of acts of self-harm, others, and the environment. Predisposing factors that can cause the risk of violent behavior is a failure in the problem of romance.
Precipitation factor is caused by pressure from the environment that causes the individual is not able to overcome the problems encountered. Nursing actions undertaken in overcoming the risk of violent behavior is by doing physical exercise. One of the physical exercises is the technique of hitting the pillow. The purpose of the technique to hit the pillow is that the client is able to channel feelings of anger in the right way. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Miranda Elizabeth, Author
"Penelitian ini membahas peran yang dilakukan oleh pegiat lingkungan di RW 08 (Kampung Banjarsari) dibantu ahli di bidang teknis yang berasal dari Yayasan Kirai dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Penelitian ini juga membahas perihal yang melatarbelakangi peran pegiat lingkungan dan ahli di bidang teknis dari Yayasan Kirai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peran yang dilaksanakan oleh pegiat lingkungan dan juga ahli di bidang teknis dari Yayasan Kirai merupakan peran sebagai community worker. Selain itu, keberadaan intervensi CSI-UNESCO terdahulu, adanya rasa kepedulian akan lingkungan, rasa kekeluargaan, menjadi faktor predisposisi dari peran yang dilakukan oleh community worker.
......This research describes the roles of community worker and predisposing factors as antecedents which are supporting the roles are done by an environmental activist who assisted by an expert from Kirai Foundation on community-based waste management in Cilandak Barat, South Jakarta. This research uses qualitative method by means of case study. The result shows that the environmental activist? roles that is assisted by the expert from Kirai Foundation can be concluded as the roles of community worker. Besides, the past story of social intervention from CSI-UNESCO division, respect of nature feeling, and neighborhood are predisposing factors in the role of community worker."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Swisari
"Upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan neonatal merupakan suatu program prioritas pada prinsipnya diutamakan pada peningkatan pelayanan Antenatal disemua fasilitas pelayanan dengan kualitas yang baik serta jangkauan pelayanan yang maksimal, peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, peningkatan deteksi dini risiko tinggi oleh tenaga kesehatan, peningkatan pelayanan neonatal dengan kualitas yang baik. Hal tersebut harus ditunjang oleh kualitas kinerja dari tenaga kesehatan, terutama tenaga bidan. Cakupan persalinan oleh tenaga bidan di kota serang 54,8%, cakupan K1 64,4% cakupan K4 54,5%. Cakupan KN1 62,2%, cakupan KN2 58,5% dan masih berada dibawah target nasional. Kualitas kinerja bidan dapat dipengaruhi oleh faktor predisposing (umur, lama bekerja,status kepegawaian, status pernikahan, pengetahuan, pendidikan) faktor enabling (pelatihan, sarana), faktor Reinforcing (supervisi, Dukungan Pimpinan, dukungan masyarakat). Penelitian ini bertujuan diperolehnya informasi mengenai karakteristik dan kualitas kinerja bidan dalam pelayanan kesehatan ibu dan neonatal di Kota Serang Tahun 2009. Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah survei analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. populasi adalah seluruh Bidan di Puskesmas di Kota Serang.
......The effort to improve maternal and neonatal health care is a priority program, principally focused on improving antenatal care services in all facilities with good quality and maximum service coverage, improving aid delivery by health personnel, improving early detection of high risk by health workers, improved neonatal care with good quality. This must be supported by quality performance of health workers, particularly midwifes. Coverage of deliveries by midwifes in the Serang City 54.8%, 64.4% coverage K1, K4 coverage 54.5%. KN1 coverage 62.2%, KN2 coverage 58.5% and is below the national target. Quality performance can be affected by the midwife predisposing factors (age, working time, employment status, marital status, knowledge, education) enabling factors (training, tools), reinforcing factors (supervision, leadership support, community support). This study aimed at obtaining information about the characteristics and performance quality of midwifes in maternal and neonatal health services in the city of Serang Year 2009. The research design was chosen in this research is quantitative analytical survey with cross sectional approach. Population is all the midwives at health centers in the city of Serang."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T30846
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"Gangguan sensori persepsi: halusinasi merupakan merupakan gejala positif dari skizofrenia yang timbul dari respon maladaptif. Faktor predisposisi terjadinya halusinasi dapat disebabkan oleh keluarga yang tidak harmonis, pemberian pola asuh yang tidak efektif, dan kegagalan dalam menjalankan tugas pekembangan. Faktor presipitasi berasal dari ketidakpatuhan mengkonsumsi obat, larangan orang tua untuk tidak keluar rumah, dan pemasungan. Tujuan laporan kasus untuk menyampaikan asuhan keperawatan gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran pada Tn. R yang berusia 24 tahun. Pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan model adaptasi stres menurut Stuart sebagai landasan dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa. Tindakan keperawatan yang dilakukan menggunakan pendekatan strategi pelaksanaan. Staretegi pelaksanaan yang dilakukan adalah mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, patuh minum obat, bercakap-cakap, dan membuat jadwal kegiatan. Alternatif pemecahan masalah menggunakan pendekatan strategi modifikasi perilaku. Strategi modifikasi perilaku sangat efektif dilakukan untuk membantu klien mengendalikan tanda dan gejala halusinasi pendengaran.

Perceptual sensory disorders: hallucinations are a positive symptom of schizophrenia arising from maladaptive responses. Predisposing factors of hallucinations can be caused by a family that is not harmonious, giving ineffective parenting, and failure in carrying out pekembangan tasks. Precipitation factors stem from non-adherence to taking drugs, prohibition of parents to not go out, and shelter. The purpose of case reports to convey nursing care perceptory sensory disorders: auditory hallucinations on Tn. R is 24 years old. Implementation of nursing care using Stuart 39;s adaptation of stress model approach as a foundation in doing mental nursing care. Nursing actions performed using the strategy implementation approach. Staretegi implementation is to teach how to control hallucinations by rebuking, obedient medication, conversation, and schedule activities. Alternative problem solving using behavior modification strategy approach. Behavior modification strategies are very effective to help clients control the signs and symptoms of auditory hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Handayani
"ABSTRAK
Prevalensi BB lebih (27%) dan obesitas (36%) crew di PT. X lebih tinggi dari
prevalensi nasional, menandakan terdapat masalah kesehatan pada PT. X. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui faktor risiko perilaku kesehatan yang
berkontribusi terhadap IMT. Desain penelitian ini adalah sequential dengan dua
tahap, tahap pertama menggunakan analisis kuantitatatif untuk melihat faktor
risiko perilaku kesehatan, tahap kedua dengan menggunakan content analysis
kualitatif untuk melihat predisposing, enabling, dan reinforcing factors yang
melatarbelakangi perilaku kesehatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat perbedaan faktor risiko yang melatarbelakangi crew pada kebiasaan
olahraga dan aktivitas fisik, pola makan dan keseimbangan energi, durasi tidur,
serta stres kerja.

ABSTRACT
Prevalence of overweight (27%) and obesity (36%) crew at PT. X are higher than
the national prevalence, indicating health problems. The objective was to
determine the health behavior risk factors that contribute to BMI. The study
design is sequential with two stages, the first using quantitative analysis to see
health behavior risk factors, the second using qualitative content analysis to see
the predisposing, enabling, and reinforcing factors behind the health behavior. The
results showed that there were differences in risk factors that led to crew on
exercise habits and physical activity, diet and energy balance, sleep duration, and
work stress."
2017
T48339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>